BAB I PENDAHULUAN. Moh Rifai, Konsep Perbankan Syariah, CV.Wicaksana, Semarang, 2002, hlm. 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan Indonesia menganut dual banking system, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Juni 2006, h Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dalam menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

ERFRITA NOUR MAYA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara praktik operasionalnya. Dalam beberapa penelitian dan kajian, ekonomi islam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankkan syariah di Indonesia pada saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal tersebut terlihat dengan semakin banyaknya bank-bank umum yang mulai beralih menjadi bank syariah dan hampir seluruh bank umum yang ada di Indonesia pada saat ini sudah mempunyai produk bank yang proses pengelolaan dananya berdasarkan prinsip syariah.1 Bank Islam atau yang sering disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW.2 Hampir dapat dipastikan bahwa pengelolaan dana Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah sudah dikenal sejak masa pra-islam. Di timur tengah, kemitraan bisnis dengan teknik mudharabah berjalan berdampingan dengan konsep pinjaman berbunga sebagai cara untuk membiayai aktivitas ekonomi. Ketika Islam datang, transaksi keuangan berbunga dilarang dan semua dana harus dikelola dengan sistem bagi hasil. Bahkan Nabi Muhammad SAW mempraktikkan prinsip mudharabah ketika ia bertindak sebagai mudharib (pengelola investasi) untuk Khadijah. Dan khalifah kedua, Umar bin Khattab menginvestasikan uang anak yatim kepada para saudagar yang berdagang di jalur perdagangan antara Madinah dan Irak. Kemitraan bisnis berdasarkan sistem bagi hasil sederhana semacam ini terus dipraktikkan selam berabad-abad tanpa perubahan bentuk sama sekali. Selama itu, konsep mudharabah tidak berkembang menjadi sarana untuk investasi berskala luas yang membutuhkan pengumpulan dana besar-besaran dari 1 Ahmad Supriyadi, S.Ag. M.Hum., Bank Syariah Studi Praktik Perbankan Syariah dengan Pendekatan Hukum, Idea press, Yogyakarta, 2011, hlm. 15. 2 Moh Rifai, Konsep Perbankan Syariah, CV.Wicaksana, Semarang, 2002, hlm. 1. 1

2 banyak investor, meskipun mazhab Hanafi membolehkannya. Perkembangan ke arah baru terjadi ketika muncul berbagai lembaga keuangan Islam.3 Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional Hubungan Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh lembaga Studi IlmuIlmu Kemasyarakatan dan yayasan Bhinneka Tunggal Ika.4 Keberadaaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia sebenarnya telah muncul sejak tahun 1992, sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Namun dalam kurun waktu lebih dari 6 tahun perkembangannya tidak sepesat bank-bank yang beroperasi secara konvensional. Baru setelah diluncurkan dual banking system melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, perkembangan bank syariah terlihat cukup signifikan.5 Dasar pemikiran terbentuknya Bank Islam bersumber dari adanya larangan riba di dalam al-quran diantaranya sebagai berikut: 3 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek, PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2007, hlm. 13-14. 4 Ahmad Supriyadi, Op.Cit, hlm. 15-16. 5 Margaretha Tri Utami, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Syariah, Journal Of Islamic Business and Economics vol 2 no. 2, 2008, hlm. 28.

3 Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. 6 Pertumbuhan ekonomi Islam yang sangat pesat ini ditandai dengan berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah. Menurut UndangUndang Nomor 7 tahun 1992 pasal 1 butir 1, perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa pengertian perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.8 Dengan kata lain, bank dalam menjalankan aktivitasnya 6 berfungsi sebagai lembaga intermediasi (financial Al-Qur an, Q.S. Al-Baqoroh Ayat 275-276,Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al- Qur an Dan Terjemahnya, PT. Karya Taha Putra, Semarang, 1995, hlm. 69. 7 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992. 8 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

4 intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Undang-Undang terbaru mengenai perbankan syariah yaitu UndangUndang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 menyatakan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.9 Selain itu, memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system yaitu Pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Perkembangan Bank syariah yang sangat pesat sudah terlihat dari data statistik Bank Indonesia dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2013 yang sangat singnifikan, jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 76 Bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada akhir tahun 2013 jumlah bank umum syariah yaitu 11 bank sementara jumlah kantor menjadi 1942 dan unit usaha syariah mencapai 25 unit pada april 2013. Selain itu, peningkatan tersebut juga terjadi pada BPR syariah ditahun 2010 terdapat 150 unit dan di akhir tahun mencapai 160 unit dan 399 jumlah kantor BPRS.10 Selain pertumbuhan bank syariah yang sangat pesat yang dilihat dari banyaknya kantor yang semakin banyak, pertumbuhan tersebut juga dapat dilihat dari perkembangan asset bank syariah serta unit usaha syariah. Perkembangan Asset Perbankan Syariah berdasarkan laporan tahunan Bank Indonesia 2015. Data statistik perbankan syariah tersebut bank syariah selalu mengalami peningkatan aset yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Dari data laporan tersebut telihat pada tahun 2009 asset bank syariah mencapai 27.286 dalam milyar rupiah dan pada januari 2015 sebesar 143.746 dalam milyar rupiah sedangkan peningkatan asset Bank Muamalat Indonesia juga mengalami peningkatan dilihat dari tahun 2009 asset bank 9 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008. Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah 2013. http://www. bi.go.id/default.aspx. diakses pada tanggal 29 Maret 2016. 10

5 muamalat Indonesia sebesar 1.027.18 dalam milyar rupiah dan pada tahun 2015 sebesar 57.172.59 dalam milyar rupiah.11 Upaya pengembangan pasar perbankan syariah yang telah dilakukan BI dan pelaku industri yang tergabung dalam ib Campaign mampu memperbesar market share perbankan syariah dalam peta perbankan sehingga mencapai ± 4,8 persen per Oktober 2015, dengan jumlah rekening di perbankan syariah mencapai ± 12 juta rekening atau 9,2 persen dari total rekening perbankan nasional serta jumlah jaringan kantor mencapai 2.925 kantor. Sementara dalam memperoleh laba atau profitabilitas perbankkan tidak terlepas dari yang namanya risiko. Perbankan dalam kegiatannya selalu senantiasa berhadapan dengan berbagai risiko, dan harus diakui bahwa sesungguhnya industri perbankan adalah suatu industri yang erat kaitannya dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk kegiatan investasi, seperti perkreditan atau pembiayaan. Pembiayaan merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan bank sebagai indikator dalam penilaian tingkat kesehatan bank, karena pembiayaan merupakan aktiva produktif yang memberikan porsi penghasilan terbesar bagi bank. Setiap pembiayaan yang dilakukan oleh bank selalu mengandung suatu risiko, yakni risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan merupakan perbandingan antara saldo pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) dengan total pembiayaan yang disalurkan secara keseluruhan. Risiko pembiayaan ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas (keuntungan yang diperoleh) perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba. Risiko pembiayaan akan berdampak pada kelancaran dan kemampuan bank untuk memperoleh profitabilitas. Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan Bank syari ah yang beroperasi pertama di Indonesia. Penulis memilih Bank Muamalat Indonesia 11 Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah 2013 Asset Perbankan Syariah Indonesia. http:// www. bi.go.id. /Default.aspx, diakses pada tanggal 29 Maret 2016.

6 karena ketika krisis moneter melanda Indonesia (1997-1999) tingginya angka presentase kredit macet dan bunga deposito tinggi. Banyak bank di Indonesia yang mengalami likuidasi sedangkan Bank Muamalat mampu bertahan, ketika itu masih satu-satunya bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam. Tidak hanya itu, di tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Selain itu, Bank muamalat juga meraih penghargaan Internasional sebagai The Best Islamic Finance Bank in Indonesia dari Southeast Asia. Penghargaan ini merupakan penghargaan yang telah diterima Bank Muamalat untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2006, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013 dan 2014. Selain predikat tersebut, ditahun 2012 bank muamalat turut meraih penghargaan sebagai The Most Innovative Islamic Bank in The World. Dalam tujuh tahun terakhir (2006-2014) asset Bank Muamalat tumbuh hampir tiga kali lipat dari Rp 12,6 Triliun menjadi Rp 47,9 Triliun hingga semester I 2014.12 Pertumbuhan aset ini membawa dampak positif pada posisi market share Bank Muamalat dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Akan tetapi, suatu perbankan juga dapat mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. Suatu bank dikatakan mengalami kesulitan apabila berdasarkan penilaian Bank Indonesia kondisi usaha bank semakin memburuk, antara lain ditandai dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan rentabilitas serta pengelolaan bank yang tidak dilakukan berdasarkan prinsip kehati- hatian dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat.13 12 Bank Muamalat. http://www.muamalatbank.com/home/news/siaranpres/2265, diakses pada tanggal 29 Maret 2016. 13 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter Dan Perbankan Edisi Kelima, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, hlm. 201.

7 Berdasarkan ketentuan tersebut maka peneliti ingin menguji apakah pengaruh kredit bermasalah sangat besar kaitannya dengan keberlangsungan sebuah perbankan khususnya di PT Bank Muamalat Indonesia. Serta penulis tertarik untuk memberikan judul pada skripsi ini yaitu: Pengaruh Risiko Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas (Study Kasus di PT. Bank Muamalat Indonesia 2009-2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh risiko pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas di Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 2015. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh risiko pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas di PT. Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009-2015. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Dapat menambah pengetahuan dibidang keilmuwan maupun pengembangan ilmiah dari penulis maupun pembaca tentang rasio keuangan khususnya pembiayaan bermasalah serta kaitannya terhadap profitabilitas atau keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan. 2. Kegunaan praktis a. Bagi Praktisi Dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak manajemen terutama untuk melihat pengaruh risiko pembiayaan bermasalah dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Serta tambahan

8 informasi bagi pelaku atau pihak yang membutuhkan pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia. b. Bagi Akademik Sebagai referensi penelitian berikutnya terkait pembiayaan bermasalah pada bank syariah serta dokumentasi ilmiah yang bermanfaat untuk kegiatan akademik bagi pihak kampus. c. Bagi Peneliti Yang Akan Datang Dapat memberikan tambahan pengetahuan, umumnya mengenai dunia perbankan, khususnya mengenai risiko pembiayaan Bermasalah Terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama. E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini di batasi pada perhitungan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) dan Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Dalam penelitian ini data keuangan yang diperoleh dari website Bank Indonesia yaitu rasio keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia yang terhitung selama 7 tahun mulai tahun 2009 sampai tahun 2015. Gambaran tentang baik buruknya suatu perbankan syariah dapat dikenali melalui kinerjanya yang tergambar dalam laporan keuangan. Kinerja Bank Syariah inilah yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian kali ini, dimana peneliti bermaksud untuk mencari informasi dan mengumpulkan data dalam rangka mengukur seberapa besar pengaruh risiko pembiayaan terhadap profitabilitas Bank Muamalat. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Bank Syariah, salah satunya adalah Peraturan Bank Indonesia No.9/PB/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan analisis CAMELS, yaitu rasio kualitas asset (NPF) yang standar dan perhitungannya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

9 Berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian kuantitatif faktor kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul. Meskipun banyak aspek yang menarik untuk diteliti dalam perbankan syariah di Indonesia, namun karena keterbatasan waktu, biaya dan materi dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi. F. Penegasan Istilah 1. Secara Konseptual a. Risiko pembiayaan bermasalah diukur dengan Non Performing Financing (NPF). Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Aktiva produktif bermasalah yang dihitung secara gross, yaitu tidak dikurangi penyisihan penghapusan aktiva produktif.14 b. Profitabilitas menunjukkan efektivitas manajemen dalam mengunakan sumber daya (aktiva) selama periode operasi. Dengan kata lain, tingkat profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari kegiatan usahanya selama periode tertentu. Variabel profitabilitas ini diukur dengan Return On Asset (ROA). 15 2. Secara Operasional a. Risiko pembiayaan bermasalah atau NPF dirumuskan sebagai berikut : b. ROA dalam penelitian ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : 14 Veithzal Rivai dan Andria P Veithzal, Islamic financial managemen, PT.Raja grafindo persada, Jakarta, 2008, hlm. 485. 15 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.196.

10 G. Sistematika Penulisan Skripsi Adapun sistematika penulisan skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal Dalam bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, abstraksi, halaman daftar isi, halaman daftar tabel. 2. Bagian isi Bagian isi ini terdiri dari beberapa bab yaitu BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dari penelitian, batasan penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori dan hasil penelitian terdahulu. Bab ini juga mengungkapkan kerangka berfikir dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, tehnik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi hasil data penelitian, analisis data, hasil uji hipotesis, serta pembahasan.

11 BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran dan penutup. 3. Bagian akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan, dan lampiran-lampiran.