INVENTARISASI SUMBER AIR BERSIH KABUPATEN BANYUMAS. Oleh: Puji Harsanto Chrisna Pudyawardhana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH / AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

4.1. PENGUMPULAN DATA

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIARAN PERS KPU KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS. Oleh *) Rian Destiningsih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PERMUKIMAN DALAM PEMENUHAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan

Pertemuan 3. PSDA! Indradi Wijatmiko

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

ANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II KETENTUAN UMUM

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN

PEMBAHASAN UMUM DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

BAB I PENDAHULUAN I-1

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

b. bahwa Ketentuan Pasal 3 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 114 Tahun 2003 tentang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

Sekapur Sirih. Purwokerto, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Ir. Suherijatno

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

Gubernur Jawa Barat;

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG. Di tulis oleh: Subki, ST

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

PROFIL SANITASI SAAT INI

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

PENELITIAN DEBIT DAN POTENSI AIR, SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MAGELANG

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

Transkripsi:

INVENTARISASI SUMBER AIR BERSIH KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Puji Harsanto Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Air bersih merupakan salah satu unsur penting bagi pengembangan wilayah di Kabupaten Banyumas, diantaranya untuk pertanian sebagai penunjang produksi pangan, pertambangan, industri, permukiman, sektor pariwisata, perikanan, dan bidang-bidang lainnya. Dalam rangka mewujudkan keterpaduan antara kegiatan penyediaan air bersih dan pengembangan wilayah sesuai dengan kondisi dan tuntutan yang dihadapi saat ini serta tantangan di masa datang, diperlukan adanya formulasi sistem penyediaan air bersih dalam bentuk inventarisasi sumber air bersih di daerah rawan air bersih di Kabupaten Banyumas. Hasil studi ini menyajikan data sumber air bersih, debit, cakupan, permasalahan sekaligus usulan penganganan masalah untuk 10 (sepuluh) desa yang di survei. Kata Kunci: Air bersih, inventarisasi, Banyumas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Studi Untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat, perlu disiapkan prasarana air bersih yang memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis di setiap kecamatan. Langkah awal yang dilaksanakan adalah melakukan identifikasi penyediaan dan pengelolaan sarana air bersih di Desa/ Kelurahan di Wilayah Kabupaten Banyumas. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan kegiatan ini adalah menginventarisasi sumber air bersih yang berada di Kabupaten Banyumas, berdasarkan kondisi terakhir dan karakter spesifik di wilayah Kabupaten Banyumas. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam implementasi sistem penyediaan air bersih, dalam rangka mendukung berbagai sektor pembangunan di Kabupaten Banyumas. Sasaran yang akan dicapai dari studi ini adalah untuk mengetahui kondisi sistem penyediaan air bersih yang ada saat ini yang mencakup: sumber air dan komponen sistem. Dengan demikian permasalahan dalam penyediaan prasarana dan sarana air bersih dapat diketahui dengan jelas, sehingga penyusunan program penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan lebih terarah sesuai dengan kondisi spesifik daerah tersebut. Dari studi ini diharapkan akan mendapat informasi mengenai kondisi sistem penyediaan air bersih yang ada saat ini dan rencana garis besar/ outline plan 19

pengembangan sistem untuk digunakan sebagai bahan masukan pemerintah daerah dalam penyusunan program-program pembangunan yang berkaitan dengan penyediaan dan peningkatan prasarana dan sarana air bersih di desa/ kecamatan dengan memperhatikan skala prioritas terhadap kebutuhan. 1.3. Lingkup Studi Lingkup studi adalah melakukan kegiatan identifikasi ketersediaan/ inventarisasi sumber air bersih untuk digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan programprogram pembangunan yang berkaitan dengan penyediaan dan peningkatan prasarana dan sarana air bersih. Dalam penyusunan studi tersebut, analisis dan evaluasi yang akan dilakukan adalah : 1) Melakukan survey lapangan untuk mendapat data yang berkaitan dengan sistem penyediaan air bersih yang ada dan kondisi fisik daerah. 2) Melakukan inventarisasi sistem penyediaan air bersih yang ada. 3) Melakukan penilaian terhadap sumber-sumber air yang terdapat di sekitar daerah studi yang mungkin dapat digunakan sebagai sumber air baku alternatif. 1.4. Lokasi Studi Penentuan lokasi studi ini didasarkan pada data cakupan ketersedian air yang dimabil dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Dinas Cipta Karya tahun 2002, yang besar cakupan ketersediaannya dibawah 35%. Dari batasan tersebut, setelah disesuaikan dengan data yang sudah diperbaharui oleh Dinas Pekerjaan Umum, teridentifikasi 10 kecamatan yang data air bersihnya belum diperbaharui. Dengan mengacu pada 10 kecamatan tersebut, diambil daerah/ desa pada masing-masing kecamatan yang mempunyai ketersedian air bersih terendah, sehingga ditetapkan lokasi yang akan dijadikan sampel studi adalah: Desa/ Kelurahan: Binangun (Kec. Banyumas), Beji (Kec. Kedungbanteng), Wlahar Wetan (Kec. Patikraja), Cikidang (Kec. Cilongok), Banteran (Kec. Sumbang), Sumpiuh (Banjarpenapen), Dermaji (Kec. Lumbir), Sibalung (Kec. Kemranjen), Cilangkap (Kec. Gumelar), dan Jambu (Kec. Wangon). II. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Pelaksanaan Upaya meningkatkan mutu pelayanan penyediaan air bersih, sebagaimana peningkatan mutu kehidupan dan penghidupannya, sangat perlu dilakukan secara terpadu meliputi aspek manusia, usaha, dan lingkungannya. Hal yang penting dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, selain pengadaan sistem penyediaan air bersih yang memadai; adalah untuk menciptakan iklim kehidupan yang kondusif dan sehat, secara Inventarisasi Sumber Air Bersih Kabupaten Banyumas 20

lingkungan, ekonomi, sosio-budaya, dan politik, yang menjamin berlanjutnya peningkatan kualitas kehidupan bagi semua orang, di mana semua orang dapat hidup secara lebih sejahtera. Ini berarti bahwa keterpaduan sosial, fungsional, kepedulian, keadilan, kemanusiaan, kebersamaan, kesehatan, keberlanjutan, keterbukaan, keterjangkauan dan kelestarian sumberdaya alam akan menjadi landasan pokok dalam penentuan kebijakan. Tahapan pelaksanaan studi terdiri dari identifikasi masalah, pengumpulan data, dan analisis data.. 2.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dimaksudkan untuk mempelajari kondisi masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan air bersih yang meliputi kecukupan kebutuhan air bersih dan sumber air bersih yang digunakan, serta sarana prasarana yang digunakan untuk mendapatkan air bersih tersebut. Identifikasi masalah dilakukan dengan wawancara langsung ke perangkat desa dan warga desa setempat. Wawancara tersebut dituangkan dalam bentuk kuisioner sebagai berikut : a) Identifikasi tentang permasalahan di lokasi yang berhubungan dengan air bersih dengan pertanyaan adalah sebagai berikut : - Apakah ada permasalahan tentang air bersih? - Apakah permasalahan tersebut terjadi sepanjang tahun? - Apakah permasalahan tersebut terjadi hanya pada saat musim kering? - Apakah sudah ada usaha penanganan untuk mengatasi permasalahan air bersih tersebut? Baik yang dilakukan penduduk sendiri atau instansi terkait. b) Identifikasi sumber air bersih: - Apakah ada sumber air bersih? - Diskripsi lokasi. - Apakah sumber air bersih tersebut aktif digunakan penduduk? - Fasilitas apa yang digunakan atau yang ada jika sumber air bersih itu dimanfaatkan penduduk? - Apakah sumber air bersih tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sumber atau di seluruh wilayah kelurahan? - Apakah sumber air bersih tersebut aktif sepanjang tahun atau aktif saat musim basah saja? 21

2.3. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan studi ini. Pengumpulan data primer dan sekunder merupakan mata rantai kegiatan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan pekerjaan studi ini. Kualitas hasil studi tidak terlepas dari kualitas data yang tersedia. Sebelum digunakan sebagai masukan dalam analisis, data yang terkumpul perlu diseleksi dan dikelola sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut maupun ditampilkan sebagai informasi. 2.4. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan kegiatan studi. Data-data sekunder yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : - Rencana pengembangan dan pengelolaan penyediaan air bersih yang telah dilakukan (jika ada). Data ini digunakan untuk melihat informasi awal tentang kondisi lokasi yang akan dilakukan penelitian. - Peta Administratif dan lokasi sumber air bersih. - Data kependudukan. 2.5. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengukuran langsung. Data ini meliputi hasil pengamatan, pencatatan, pengukuran tentang debit dan kualitas air. 2.5.1. Data Debit Debit adalah volume air yang melewati suatu tampang tiap satuan waktu. Pengukuran debit dilakukan dengan dua cara tergantung kondisi aliran pada sumber air bersih. Tipe aliran pada sumber air bersih ada dua yaitu : - aliran yang melewati saluran - aliran yang melewati pipa 2.5.2. Data Kualitas Air Kualitas air pada titik pengambilan sangat diperlukan guna menentukan kelayakan pakai untuk diolah menjadi air yang layak dikonsumsi. Syarat air bersih adalah sebagai berikut: Dikarenakan keterbatasan dana yang ada, pembatasan pengujian kualitas air hanya pada kualitas air secara fisik. Untuk menentukan kualitas air secara fisik adalah dengan cara mengamati warna air, mencium sampel air untuk mengetahui kualitas bau, sedangkan untuk pengujian rasa dilakukan dengan cara menanyakan langsung ke warga dan mencicipi sampel air. Inventarisasi Sumber Air Bersih Kabupaten Banyumas 22

Dengan melihat keterbatasan waktu dan dana yang tersedia, maka pelaksanaan survey dilaksanakan pada bulan Mei 2006, dalam kondisi transisi musim penghujan ke musim kemarau (kenyang air). Pengambilan data primer (data debit dan kualitas air) dilaksanakan satu kali pada tahap survey. Pencatatan, pengukuran dan pengamatan dilaksanakan 3 (tiga) kali pada masing-masing lokasi. III. ANALISA DATA 3.1. Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan per unit konsumsi. Analisis kebutuhan air dilakukan terhadap air yang digunakan untuk keperluan domestik. Kebutuhan air tersebut diprediksi dengan memperhatikan jumlah penduduk yang menggunakan sumber air bersih. Analisis kebutuhan air dalam perencanaan penyediaan air bersih ini dimaksudkan untuk memberikan informasi awal tentang kebutuhan air penduduk. Kebutuhan air untuk rumah tangga dihitung berdasarkan jumlah penduduk pada desa yang ditinjau. Analisa kebutuhan air bersih didasarkan pada jumlah penduduk yang akan menggunakan dengan asumsi kebutuhan volume air perkapita adalah 120 liter/orang/hari. 3.2. Ketersedian dan Kualitas Sumber Air Bersih Potensi ketersediaan air bersih didasarkan pada debit sumber air bersih hasil pengukuran di lapangan. Analisa ketersediaan yang dilakukan adalah analisa potensi ketersediaan air bersih jika air bersih tersebut dimanfaatkan secara maksimal. Volume produksi total perhari dari sumber air bersih tersebut adalah jumlah volume total yang dihasilkan dalam satu hari penuh. Hasil ketersediaan sumber air bersih adalah seperti ditunjukan pada Tabel 3.1. Dari hasil pengamatan dilapangan kualitas air secara fisik adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. 3.3. Pelayanan Sumber Air Bersih Potensi ketersediaan air bersih dihitung berdasarkan volume air yang dihasilkan oleh sumber air bersih dalam 1 hari dan kebutuhan air bersih penduduk adalah volume total kebutuhan penduduk dalam 1 hari dengan asumsi kebutuhan air bersih perorang adalah 120 liter/orang/hari. Dari hasil analisa potensi ketersediaan air bersih dan kebutuhan air bersih dari masing-masing desa diperoleh persentase jumlah penduduk yang mampu dilayani oleh sumber air bersih tersebut. Desa-desa yang seharusnya mampu terlayani oleh sumber air bersih dari desa tersebut adalah Desa Beji, Cikidang, Dermaji dan Wlahar Wetan. Selain dari desa tersebut potensi ketersediaan air bersih hanya mampu melayani sebagian penduduk saja. 23

Sampai dengan saat survei dilakukan, sebagian besar sumber air bersih tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan sarana dan prasarana. Belum maksimalnya pemanfaatan sumber air bersih disebabkan dua hal penting, yaitu : 1. lokasi sumber air bersih tersebut sulit untuk dijangkau 2. secara topografi elevasi lokasi sumber air bersih berada di bawah elevasi permukiman sehingga penduduk tidak dapat mengambil air secara grafitasi dengan slang atau pipa. Selain dua hal tersebut dimungkinkan juga karena keterbatasan dana pemerintah (Desa) untuk membangun fasilitas umum air bersih yang layak untuk dimanfaatkan. Hal ini terlihat di beberapa lokasi sumber air bersih beberapa penduduk secara pribadi mengeluarkan dana untuk membuat sarana sederhana untuk dapat memanfaatkan sumber tersebut. Tidak ada data yang bisa diolah dari Desa Sibalung Kecamatan Kemranjen, karena tidak ada sumber air bersih yang berada di desa tersebut, mengingat wilayah tersebut sebagian besar terdiri dari rawa. Selama ini penduduk memanfaatkan air sungai untuk keperluan MCK, sementara untuk keperluan air minum, setiap tahunnya mengandalkan air bersih dari dropping Pemerintah Daerah. Selanjutnya potensi ketersediaan dan jumlah penduduk yang mampu dilayani oleh masingmasing sumber dapat dilihat pada Tabel 3.2. Inventarisasi Sumber Air Bersih Kabupaten Banyumas 24

No Nama Desa Tabel 3.1. Ketersediaan air bersih Nama Debit total Total produksi Sumber air bersih (liter/detik) per hari (liter) 1 Banjar Panepen Sikudhi 3.613 312169.401 Karang Aren 0.377 32581.006 2 Binangun Belik Kali pelas 1.732 149650.353 Belik Kali Bader 2.193 189500.957 Binangun 0.042 3613.759 Kali Beji 0.275 23718.887 3 Beji Kalimati 3.063 264641.680 Selajanji 7.680 663535.590 Kaliwadas 4.885 422021.558 4 Cilangkap Lembah Cinunclu 3.704 320018.811 Kalen Pucung 1.679 145076.260 5 Cikidang Belik Sampet 16.689 1441891.076 Belik Carim 0.524 45246.677 Urip 11.397 984700.763 Tuk Cikidang 4.866 420393.507 6 Dermaji Citunggul 0.054 4623.346 Cireang 0.205 17676.417 Wangsagati 1.599 138167.052 Karangsengon 1.162 370.869 Pangkalan 1.429 123471.410 Cipondok 0.714 61710.088 7 Jambu Kali Kele 1.166 780.085 Kali Tando 0.366 31660.510 8 Wlahar Wetan Taman Sari 1.140 98534.887 Nini Gowok 0.103 8904.931 9 Banteran Curah 0,509 43977,60 Taman 12,772 1103500,80 Klewung 4,735 409104,00 Jati 9,699 837993,60 10 Sibalung - - - Sumber : hasil suvei 25

No Tabel 3.2. Ketersediaan dan potensi pelayanan sumber air bersih Desa Sumber Air Bersih Produksi per hari (liter) Total produksi per hari (liter) Σ penduduk yg dilayani (jiwa) Kebutuhan per hari (liter) Σ penduduk yang dilayani (%) 1 Banjar Panepen Sikudhi 312169,40 312169,40 2642 317040,00 98 Karang Aren 32581,01 32581,01 2146 257520,00 13 2 Binangun Belik Kali pelas 149650,35 Belik Kali Bader 189500,96 339151,31 2505 300600,00 Binangun 3613,76 3613,76 503 60360,00 6 Kali Beji 23718,89 23718,89 993 119160,00 20 3 Beji Kalimati 264641,68 264641,68 1298 155760,00 4 Cilangkap Selajanji 663535,59 1085557,15 2596 311520,00 Kaliwadas 422021,56 Lembah Cinunclu 320018,81 320018,81 865 103800,00 Kalen Pucung 145076,26 145076,26 2884 346080,00 42 5 Cikidang Belik Sampet 1441891,08 1441891,08 1488 178560,00 Belik Carim 45246,68 Urip 984700,76 Tuk Cikidang 420393,51 6 Dermaji Citunggul 4623,35 Pangkalan 123471,41 Cireang 17676,42 Wangsagati 138167,05 Karangsengon 370,87 Cipondok 61710,09 1450340,95 1323 158760,00 128094,76 2420 290400,00 317924,43 3351 402120,00 7 Jambu Kali Kele 780,09 780,09 2433 291960,00 35 Kali Tando 31660,51 31660,51 620 74400,00 43 Cakupan per desa (%) 8 Wlahar Wetan Taman Sari 98534,89 107439,82 3017 362040,00 Nini Gowok 8904,93 9 Banteran Curah 43977,60 43977,60 2744 329.280,00 13 Taman 1103500,80 Klewung 409104,00 Jati 837993,60 2350598,40 4116 493920,00 10 Sibalung - - - 5499 - - - Sumber : hasil survei dan analisis KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Dari hasil studi diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara keseluruhan dari sumber air bersih pada wilayah studi, kualitas airnya secara fisik bagus yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. 2. Wilayah atau desa yang dapat terpenuhi kebutuhan air bersih dari sumber air bersih setempat adalah Desa Beji, Cikidang, Dermaji, Wlahar Wetan dan Banteran 3. Wilayah atau desa yang belum dapat terpenuhi kebutuhan air bersih dari sumber air bersih setempat adalah Desa Banjar Penapen, Binangun, Cilangkap, dan Sibalung. 60 76 36 Inventarisasi Sumber Air Bersih Kabupaten Banyumas 26

4. Sampai saat ini pemanfaatan sumber air bersih belum dapat maksimal karena keterbatasan sarana yang ada pada masing-masing sumber air bersih. 5. Pemanfaatan sumber air bersih yang belum maksimalnya disebabkan oleh: - lokasi sumber air bersih tersebut sulit untuk dijangkau - secara totpografi elevasi lokasi sumber air bersih berada di bawah elevasi 1.2. Saran permukiman sehingga penduduk tidak dapat mengambil air secara gravitasi dengan slang atau pipa. Untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan detail maka konsultan memberi saran sebagai berikut : 1. Perlu diadakan kegiatan studi yang dilakukan pada saat musim kering, sehingga diperoleh data potensi sumber air bersih (debit) pada saat musim kering. 2. Perlu adanya pengujian kualitas air secara kimia dan biologis jika akan dilanjutkan pada pembangunan fisik untuk memastikan kualitas air secara keseluruhan. Daftar Pustaka Hamann, C.L., McEwen, J.B., Myers, A.G.. 1990, Water Quality and Treatment, American Water Works Association. McGraw-HilL pp. 157-187. Legono, D., 1999. Pengelolaan sumberdaya Air (Contoh kasus SWS Musi), Kursus singkat dan diskusi panel Pengelolaan Sumberdaya Air, 22-25 Maret 1999 di Yogyakarta. Saraswati, SP., 2000, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. Saraswati, SP., 2000, Unit Proses Air Limbah Domestik, Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta. 27