DESAIN MEKANISME PERENCANAAN AUDIT UNTUK MEMBENTUK REPOSITORI DATA DALAM MENDUKUNG MANAJEMEN PENGETAHUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tujuan Penelitian. Manfaat

TESIS ANALISA DAN DESAIN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

PROSES AUDIT. Titien S. Sukamto

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

Audit Sistem Informasi Layanan di Biro Administrasi Akademik pada Institut Informatika & Bisnis Darmajaya Menggunakan Cobit 4.1.

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (EMIS) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 PT TDM BANDARLAMPUNG

Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

PROTOTIP SELF ASSESSMENT AUDIT ISO 17799

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengukuran Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Framework Cobit 4.1 Dengan Pola Sinkronus

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Persyaratan Tenaga Kerja PKWT Information System Bank Indonesia Jenis Kualifikasi. Persyaratan

BAB I LANDASAN TEORI 1. Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah I. Objek Penelitian 1. Lingkung Tugas Akhir 2. Batasan Masalah

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti (audit evidence) dan

PEMBUATAN MODEL TATA KELOLA IT UNTUK PROSES AKADEMIK MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS : UNIVERSITAS XYZ)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

KAJIAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI STUDI KASUS: SUKU DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JAKARTA SELATAN

USULAN PENELITIAN KEMITRAAN

TATA KELOLA TI. Oleh: Tantri Hidayati S, S.Kom., M.Kom

Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP)

PEMBUATAN PANDUAN AUDIT MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN ITIL (STUDI KASUS DI BPK RI) Yaomi Awalishoum Istiqlal, SE Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom.

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Untuk Proses Pengelolaan Data Pada Perguruan Tinggi XYZ Untuk Meningkatkan Daya Saing Bisnis Perguruan Tinggi

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

Penerapan Teknologi Informasi pada sebuah organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN FUNGSIONALITAS DAN INTEGRASI BISNIS PROSES PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT

BAB I PENDAHULUAN. Pada era ini perguruan tinggi sangat berperan penting dalam. merupakan tempat dimana mahasiswa dapat menimba ilmu dan tempat untuk

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PERANGKAT LUNAK MONITORING PROYEK STUDI KASUS PT. SMOOETS TEKNOLOGI OUTSOURCING BANDUNG

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

Kendali dan Audit Sistem Informasi. Catatan: diolah dari berbagai sumber Oleh: mardhani riasetiawan

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dipaparkan Oleh: Nafi Feridian. Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro ITS Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

ABSTRAK. Kata Kunci: APO13 Manage Security, COBIT 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama perkembangan internet. Dengan adanya internet dapat

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SIPMB MENGGUNAKAN MATURITY MODEL PROSES MENGELOLA DATA (DS11)

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

Muhammad Bagir S.E., M.T.I

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

Audit Tata Kelola Pelayanan Sistem Informasi pada RSUD Benyamin Guluh Kolaka

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

DESAIN MEKANISME PERENCANAAN AUDIT UNTUK MEMBENTUK REPOSITORI DATA DALAM MENDUKUNG MANAJEMEN PENGETAHUAN Pratomo Hadi 1), Ahmad Affandi 2), Daniel Oranova S 3) 1) Teknik Elektro Telematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Tlp.+62 (031) 5947843; 5922938 Fax. +62 (031) 5933228; 5947843 ext. 315 2) Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 3) Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Audit teknologi informasi (audit TI) merupakan suatu kegiatan yang cukup penting untuk mengendalikan resiko yang ada terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi. Untuk melakukan audit TI dibutuhkan pengetahuan yang cukup terutama untuk menyusun tahapan dari program audit yang akan dilakukan. Walaupun saat ini sudah banyak referensi, standar maupun praktik terbaik (best practice) yang mudah diperoleh tetapi masih cukup sulit bagi auditor TI terutama auditor pemula untuk dapat melakukan kegiatan audit TI secara efektif dan berkualitas. Dokumentasi langkah-langkah audit yang pernah dilakukan sebelumnya akan sangat membatu auditor dalam melakukan perencanaan audit. Fokus dari penelitian ini adalah membuat kerangka kerja mekanisme perencanaan audit dalam suatu sistem sehingga pengetahuan dalam bentuk pengalaman pelaksanaan audit akan terekam membentuk repositori data yang mendukung manajemen pengetahuan. Penelitian ini diawali dengan studi tentang permasalahan yang dihadapi oleh auditor dalam melakukan perencanaan audit teknologi informasi, mengidentifikasi pengetahuanpengetahuan yang dibutuhkan, kemudian dilakukan analisa untuk membuat kerangka kerja mekanisme perencanaan audit dalam suatu sistem. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah desain sistem yang mengelola pengetahuan-pengetahuan terkait sehingga dapat membantu auditor dalam melakukan kegiatan audit teknologi informasi. Kata kunci: Audit TI, Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Pengetahuan, Knowledge Management. PENDAHULUAN Audit teknologi informasi merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh dengan tujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal pada sistem desain dan efektifitas. Besarnya resiko atas implementasi teknologi informasi mendorong pentingnya dilakukan audit teknologi informasi.. Untuk melakukan audit teknologi informasi, sebenarnya tersedia beberapa perangkat (tools) maupun acuan yang dapat dijadikan referensi dalam melakukan audit. CobiT - Control Objectives for Information and Related Technology ( ISACA and ITGI, 1992) merupakan sebuah framework atau best practice untuk manajemen IT yang menyediakan pengukuran secara umum ( generally accepted measures), indikator ( indicators), proses ( process) dan pengendalian (control) kepada manajer IT, auditor dan pengguna IT untuk dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam hal pengembangan dan implementasi IT khususnya IT untuk pemerintahan (IT Governance). ISO/IEC (International Standard Organisation / International C-22-1

Electrotechnical Commission) juga menerbitkan sebuah acuan standar keamanan informasi yang diarahkan untuk mengembangkan dan memelihara standar keamanan dan praktek manajemen dalam organisasi untuk meningkatkan ketahanan ( reliability) bagi keamanan informasi dalam organisasi. Walaupun acuan referensi untuk audit TI banyak tersedia, tetapi masih cukup sulit bagi seorang auditor terutama bagi pemula untuk menyusun suatu program audit karena memang tidak ada standar yang pasti dalam pelaksanaan audit teknologi informasi. Permasalahan inilah yang menjadi perhatian yang kemudian diangkat dalam penelitian ini. Dengan mekanisme kerangka kerja yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan perencanaan dan pelaksanaan audit dapat menjadi lebih mudah. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain awal (prototype) sistem manajemen pengetahuan yang sesuai untuk mendukung kegiatan audit teknologi informasi serta mengetahui pengaruh sistem manajemen pengetahuan terhadap pengelolaan pengetahuan organisasi dengan studi kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) khususnya pada Biro Teknologi Informasi yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan audit teknologi informasi. Penelitian ini diawali dengan studi tentang permasalahan yang dihadapi oleh auditor dalam melakukan perencanaan audit teknologi informasi, mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan, kemudian dilakukan analisa untuk membuat kerangka kerja mekanisme perencanaan audit dalam suatu sistem sehingga pengetahuan dalam bentuk pengalaman pelaksanaan audit akan terekam membentuk repositori data yang mendukung manajemen pengetahuan Audit teknologi informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif serta dapat menggunakan sumber daya yang dimilik secara efisien (Weber, 2000). Hal yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan audit teknologi informasi adalah adanya resiko-resiko yang menyertai penerapan dan penggunaan teknologi informasi. Dalam melakukan audit teknologi informasi, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah (Chris Davis dkk, 2007) : 1. Perencanaan (Planning) 2. Investigasi lapangan dan dokumentasi (Fieldwork and documentation) 3. Pendalaman dan validasi potensial isu (Issue discovery and validation) 4. Membuat rekomendasi solusi (Solution development) 5. Membuat laporan audit (Report drafting and issuance) 6. Pemantauan tindak lanjut (Issue tracking) Dari beberapa tahapan tersebut, perencanaan audit merupakan tahapan yang sangat penting untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, arah serta apa yang harus dikerjakan dalam pelaksanaan audit Beberapa definisi yang dapat ditinjau untuk memberikan gambaran mengenai manajemen pengetahuan diantaranya adalah : 1. Manajemen pengetahuan didefinisikan sebagai proses menangkap dan menggunakan berbagai keahlian yang dimiliki, baik pengetahuan eksplisit maupun pengetahuan tacit (Awad dan Ghaziri, 2003). 2. Manajemen pengetahuan merupakan proses mengelola pengetahuan organisasi untuk menambah nilai bisnis dan mempertahankan daya saing melalui pembentukan, komunikasi dan aplikasi pengetahuan (Tiwana, 2002). 3. Manajemen pengetahuan merupakan aktivitas konversi pengetahuan untuk penciptaan pengetahuan (Nonaka & Takeuci, 1995). C-22-2

4. Manajemen pengetahuan merupakan proses sistematik untuk menemukan, memilih, mengorganisasi, menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu sehingga para pengguna informasi mampu memanfaatkan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik, untuk kemudian menginstitusionalkan menjadi pengetahuan organisasi (Tjakraatmadja dan Lantu, 2006). Sistem manajemen pengetahuan adalah sebuah sistem (umumnya berbasis teknologi informasi) untuk membantu pengelolaan pengetahuan dalam organisasi yang mendukung proses-proses pengelolaan pengetahuan seperti proses penciptaan ( creation), proses penangkapan ( capture), proses pengorganisasian ( organize), proses penyimpanan ( storage) serta proses penyaluran (transfer) atau proses penyebarluasan (dissemination) METODE Pada penelitian ini dilakukan analisa terhadap permasalahan-permasalahan yang ada terkait dengan audit teknologi informasi, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rancangan desain sistem. Desain rancangan merupakan hasil observasi yang dihimpun dari auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang terkait dengan kegiatan audit teknologi informasi yang dipadukan dengan beberapa data-data sekunder sebagai pendukung. Pada gambar 1 dijelaskan tentang diagram alur metodologi untuk membuat desain rancangan sistem manajemen pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini Analisa Permasalahan Melakukan eksplorasi terhadap responden yang terkait langsung dengan audit TI. Analisa dan Identifikasi Pengetahuan Identifikasi pengetahuan yang dibutuhkan oleh auditor serta cara memperoleh pengetahuan tersebut. Memetakkan kebutuhan pengetahuan Membuat Rancangan Sistem Analisa data yang diperoleh pada tahap sebelumnya kemudian membuat kriteria desain sistem Membuat rancangan sistem berdasarkan kriteria yang telah dibuat Membuat Prototip Sistem Pembangunan prototip perangkat lunak berdasarkan rancangan desain yang telah dibuat. Gambar 1 Diagram alur metodologi untuk membuat desain rancangan sistem C-22-3

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan terhadap 32 responden yang terkait langsung dengan audit TI, diperoleh data bahwa 50% responden mengaku sering mengalami kesulitan dalam melakukan perencanaan kegiatan audit TI atau penyusunan program audit TI serta mengalami kesulitan dalam memperoleh, memahami dan menerapkan pengetahuanpengetahuan yang diperlukan. Data yang diperoleh dari pendapat responden atas permasalahan audit seperti pada tabel 1. Terkait dengan pengetahuan dari pengalaman auditor, 78.12% responden menyatakan tidak dapat memperoleh dokumentasi atas pengalaman audit yang pernah dilakukan dalam organisasinya dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa pengetahuan atas pengalaman audit cukup tersedia dan terdokumentasi Tabel 1 Pendapat responden atas permasalahan audit No Permasalahan/Pendapat Responden Jumlah Prosentase (%) 1 Mengalami kesulitan dalam melakukan perencanaan kegiatan audit TI atau penyusunan program audit TI : a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 2 Mengalami kesulitan dalam memperoleh, memahami dan menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan (khususnya yang terkait dengan audit TI) a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 3 Pengetahuan yang berupa pengalaman auditor lain cukup tersedia, terdokumentasi dan mudah diperoleh dalam organisasi a. Tidak b. Kadang-kadang c. Iya 0 16 16 1 15 16 25 7 0 0 % 50% 50% 3.12% 46.88% 50% 78.12% 21.88% 0 % Berdasarkan hasil wawancara ( in-depth interview) kepada beberapa partisipan dari wakil responden, diperoleh hasil eksplorasi yang kemudian dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh auditor dalam melakukan kegiatan audit TI adalah : 1. Kesulitan dalam menyusun rencana kegiatan audit. 2. Kesulitan memilih/menerapkan standart yang digunakan dalam audit karena tidak ada standart yang baku terkait kegiatan audit TI. 3. Kesulitan memperoleh referensi dari pengalaman-pengalaman audit sebelumnya. 4. Kesulitan melakukan penilaian (assessment) di lapangan. Identifikasi pengetahuan yang dibutuhkan auditor TI berdasarkan hasil observasi seperti ditampilkan pada tabel 2. C-22-4

Tabel 2 Tabel identifikasi pengetahuan Pengetahuan Sumber Keterangan Pengetahuan yang terkait COBIT, ISO 17799, ITIL dengan standard, kerangka Pengalaman audit kerja ( framework), praktek terbaik (best practice) sebelumnya Pengetahuan yang terkait Dokumen instansi, dengan regulasi Dokumen audit sebelumnya Pengetahuan yang terkait Referensi standart, dengan prosedur dan teknik Referensi dari pengalaman audit audit sebelumnya lain Pengetahuan yang terkait dengan kompetensi auditor Pengetahuan teknis tentang sistem dan teknologi informasi Pengetahuan yang terkait dengan pemecahan masalah (problem solving) Diperoleh melalui internet, dari pengalaman auditor lain Diperoleh melalui instansi, internet Diperoleh melalui pelatihan, internet, diskusi dengan auditor Pengalaman Diperoleh melalui pelatihan, diskusi Latar belakang Diperoleh melalui pendidikan pendidikan, buku, artikel, formal, buku, artikel, diskusi pengalaman Pengalaman audit Diperoleh melalui diskusi sebelumnya dengan auditor lain Dari analisa pengenalan masalah serta identifikasi pengetahuan pada pembahasan sebelumnya, dapat dirumuskan kriteria-kriteria yang dapat dijadikan dasar dalam perancangan sistem untuk mendukung kegiatan audit TI. Kriteria-kriteria tersebut adalah : a. Sistem dapat membantu auditor dalam menyusun program audit TI b. Sistem dapat menyediakan referensi-referensi terkait dengan audit TI baik yang bersumber dari praktek-praktek terbaik ( best practices), standard-standard audit yang telah dipublikasikan maupun dari pengalaman-pengalaman audit sebelumnya. c. Sistem dapat memandu auditor dalam melakukan penilaian di lapangan ( field assessment). d. Sistem dapat menghasilkan dokumentasi pengetahuan (eksplisit) dari pengalaman audit yang dilakukan. e. Sistem mendukung proses-proses untuk pengelolaan pengetahuan, diantaranya adalah : - Proses penciptaan pengetahuan dengan pembuatan, pengembangan maupun pembaharuan konten pengetahuan. Terkait dengan sumber pengetahuan yang telah diidentifikasi sebelumnya, maka sistem harus mendukung cara penciptaan pengetahuan dengan eksternalisasi dan kombinasi. Eksternalisasi yaitu membuat dokumentasi pengetahuan yang bersumber dari pengetahuan tacit, sedangkan kombinasi adalah merubah pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan eksplisit lainnya melalui penggabungan, kategorisasi, klasifikasi dan sintesa dari pengetahuan-pengetahuan eksplisit yang telah ada. - Proses penyimpanan, pengaturan serta pemanfaatan pengetahuan melalui pencarian dan penelusuran kembali pengetahuan. - Proses transfer pengetahuan. - Proses pemanfaatan pengetahuan. f. Sistem dapat menyediakan mekanisme tanya jawab antar auditor untuk berbagi pengetahuan terkait dengan pemecahan masalah (problem solving). C-22-5

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan, sistem di desain memiliki fiturfitur seperti yang digambarkan dengan diagram use case pada gambar 2 Sistem mempunyai 14 aktifitas (fitur) yang mencakup aktifitas yang terkait dengan pengguna ( sign up user, user login, pengelolaan user), aktifitas untuk mekanisme kerangka kerja audit (planning, fieldwork and documentation, issue discovery and validation, solution development, reporting, issue tracking), aktifitas pengelolaan pengetahuan (input, update, retrieve knowledge) serta aktifitas interaktif antar pengguna ( ask, answer question). Aktor utama dalam sistem ini adalah auditor, tetapi pengaturan pengguna dikelola oleh administrator. Struktur basisdata disesuaikan dengan taksonomi audit TI, referensi-referensi yang telah ada diklasifikasikan dan disimpan dalam struktur area/domain, control dan activity. Data-data hasil audit yang mengikuti tahapan-tahapan mekanisme audit dalam sistem ini otomatis akan tersimpan dalam repositori data sesuai dengan struktur yang telah didefinisikan. Sign Up User System User Management Audit Planning Administrator Fieldwork and Documentation Issue Discovery and Validation Solution Development Reporting Login Auditor Issue Tracking Input Knowledge Update Knowledge Retrieve Knowledge Ask Question Answer Question Gambar 2 Diagram use case sistem pengelolaan pengetahuan Prototip sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman php, web server menggunakan apache dan basis datanya menggunakan mysql. Fitur utama dari sistem ini adalah menyediakan mekanisme kerangka kerja audit dalam tahapan-tahapan yang terintegrasi untuk mendukung auditor dalam melakukan kegiatan audit. Disamping membantu auditor, C-22-6

mekanisme ini juga akan menghasilkan dokumen pelaksanaan audit yang disimpan menjadi pengetahuan eksplisit yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh auditor yang lain. Tahap perencanaan audit merupakan tahahapan yang cukup krusial dari semua tahapan dalam kegiatan audit TI. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mendefinisikan kegiatan audit, menentukan area/domain, control, activity, mendefinisikan level penilaian untuk resiko, dampak serta tingkat pengendaliannya. Diagran alur dari kegiatan ini seperti pada gambar 3. Dalam desain yang dirancang, sistem menyediakan referensi-referensi yang dibutuhkan baik dari referensi yang berlaku umum maupun dari pengalaman audit sebelumnya yang mempunyai kemiripan kasus. Hasil dari kegiatan ini juga akan di dokumentasikan oleh sistem menjadi data pengetahuan baru dalam repositori basisdata sehingga dapat menjadi referensi bagi auditor yang lain. Start A Open Audit Planning User Reference for Assessment setting No New Audit? Yes No Yes Select Assessment Create new Assessment level Audit Definition : - Audit Objective - Audit Scope - Executive Summary - Keyword Select Audit Project End Define Control With Reference? No Yes Define Area/Domain - Lookup for Reference - Select Control Define Control Define Activity A Gambar 3 Diagram alur mekanisme perencanaan audit KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat di ambil adalah bahwa sistem manajemen pengetahuan dapat didesain dan dibangun, disesuaikan dengan kriteria-kriteria untuk mendukung kegiatan audit TI. Dengan identifikasi yang jelas dari pengetahuan yang akan dikelola serta pemahaman atas pola mekanisme audit akan lebih memudahkan dalam menentukan kriteria sistem yang akan dibangun. Sistem manajemen pengetahuan untuk pengelolaan pengetahuan yang spesifik (dhi. audit TI) dapat diintegrasikan dengan aplikasi pendukungnya (dhi, aplikasi untuk mengelola kegiatan audit). Dengan mekanisme kerangka kerja yang berbasis sistem, perencanaan dan pelaksanaan audit TI dapat C-22-7

dilakukan dengan lebih efisien, serta dapat menghasilkan dokumen pengetahuan eksplisit atas pengalaman audit sehingga dapat menjadi referensi audit bagi auditor lainnya. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk membuat sistem menjadi lebih cerdas terutama pada sistem temu kembali pengetahuan ( knowledge retrieval) untuk lebih meningkatkan dukungan sistem terhadap auditor. Meningkatkan kemampuan sistem untuk bisa melakukan penilaian mandiri ( self assessment), dapat memberikan rekomendasi solusi atas resiko/dampak yang ditemukan sehingga audit TI yang berkualitas tidak harus dilakukan oleh auditor yang berpengalaman. Disamping itu juga dapat dilakukan penelitian atas dampak pengaruh sistem manajemen pengetahuan yang telah dirancang terhadap kinerja audior, dengan mengukur performasi auditor sebelum dan setelah diimplementasikannya sistem manajemen pengetahuan ini. DAFTAR PUSTAKA Amrit Tiwana (2000), The Knowledge Management Toolkit: Practical Techniques for Building A Knowledge Management System, Prentice-Hall, New Jersey, p. 4-101 Awad, M.A. ve Ghaziri, H.M. (2004). Knowledge Management. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Prentice Hall. Chris Davis, Mike Schiller, and Kevin Wheeler (2 007), IT Auditing Using Controls To Protect Information Asset, McGraw Hill, USA Nonaka, I., Takeuchi, H. (1995), The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create The Dynamics of Innovation, Oxford, Oxford University Press Ron Weber. (2000), Information System Controls and Audit, Prentice-Hall, USA Tjakraatmadja, J.H. dan D.C. Lantu. (2006), Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar, SBM ITB, Bandung. C-22-8