BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BUDAYA SEKOLAH EFEKTIF (Studi Etnografi Di SMA Negeri 1 Surakarta) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

KATA PENGANTAR. menengah.

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

bupati kepala daerah tingkat II tangerang noomor : 11 tahun 2000 tanggal 29 tergaubung dalam satu kedinasan ( Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang).

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada unsur proses, terutama unsur output atau lulusan sehingga dapat

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Unsur- unsur sosio- budaya tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SPMI dan ISO 9001:2008

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. 9001:2000. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 lahir

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

SELAYANG PANDANG PROFIL PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilandasi oleh suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal demi kemajuan masyarakat dan bangsa. Dengan bergulirnya reformasi yang diharapkan akan menuju terwujudnya masyarakat madani sampai sekarang belum menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan, serta peningkatan harkat dan martabat suatu bangsa pada saat ini belum ada kemajuan yang signifikan. Peningkatan kualitas pendidikan sangat menekankan pentingnya peranan sekolah sebagai pelaku dasar utama yang otonom serta peranan orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan, sekolah diberikan kepercayaan untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan (Umiarso, 2010: 18). Sejalan dengan pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) yang merupakan wadah/kerangkanya maka sekolah efektif merupakan isinya, dan secara inklusif elemen sekolah efektif meliputi input, proses serta output (Anonim, 2001:11). Dengan keyakinan tersebut, kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan guru,

2 melatih para guru, dan menyediakan dana operasional pendidikan secara memadai. Sekolah efektif (effective school) dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Mutu pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah efektif dan pengaruh dari suasana/iklim kondusif yang diciptakan di sekolah, proses pendidikan dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dilakukan secara harmonis sehingga mampu menciptakan situasi sekolah yang menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar dan memperdayakan peserta didik (Anonim, 2001: 26). Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan kebijakan yang dipakai oleh pemerintah dalam membangun pendidikan, yang selama ini lebih menekankan pada dimensi struktural dengan pendekatan input-output. Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input maka dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Proses pendidikan dengan pendekatan input-output yang bersifat makro tersebut kurang memperhatikan aspek yang bersifat mikro yaitu proses yang terjadi di sekolah terutama pada SMK PGRI 1 Pacitan. Dengan kata lain, dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberikan fokus secara luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi

3 keseluruhan sekolah seperti dikembangkannya pengelolaan sekolah yang efektif pada SMK PGRI 1 Pacitan. PPLP Dasmen PGRI merupakan satu wadah yang memiliki andil yang cukup besar dalam rangka melaksanakan pendidikan di masyarakat. SMK PGRI 1 Pacitan sebagai sekolah yang mengedepankan proses pembelajaran yang mengacu pada sistem yang memiliki tiga aspek pokok yang erat kaitanya dengan sekolah efektif yaitu input, proses serta output. Landasan utama dalam pengembangan sekolah efektif yang dilaksanakan pada SMK PGRI 1 Pacitan harus didasarkan serta mengacu pada program pemerintah yang menekankan kuantitas keberadaan sekolah kejuruan dibandingkan dengan sekolah umum, maka perlu mendapat perhatian serius tentang pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien agar mendapatkan kompetensi lulusan yang mampu dan berdaya guna bagi dunia usaha dan dunia industri. Dalam perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pendidikan pengajaran secara menyeluruh, banyak faktor dan masalah yang tercakup di dalamnya. Semua masalah dan faktor-faktor tersebut menyangkut masalah pembiayaan, perlengkapan sarana prasarana, perbaikan kurikulum, personalia dan hubungan dengan masyarakat. Proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah serta efektifitas sekolah merupakan program aksi untuk meningkatkan keefektifan sekolah secara konvensional dan senantiasa bertumpu pada kepemimpinan dan manajemen. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak hanya didukung oleh lengkapnya sarana dan prasarana,

4 guru yang berkualitas ataupun input siswa yang baik, tetapi proses di sekolah sangat berperan terhadap peningkatan keefektifan sekolah (Anonim, 2003:10). Konsep manajemen sekolah merupakan sasaran yang harus dicapai, karena itu semua sumberdaya sekolah harus dikelola sedemikian rupa secara terarah dan terpadu sesuai dengan fungsi masing-masing dalam sekolah. Dengan demikian fungsi dari manajemen adalah melakukan (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, dan (4) pengawasan (Sudirman, 1996: 59). Dari keempat fungsi manajemen tersebut dapat dilakukan dalam memberdayakan sekolah efektif, terutama dalam menyusun perencanaan yang dilakukan oleh sekolah SMK PGRI 1 Pacitan terutama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana sekolah dan pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha. Fungsi perencanaan yang telah dijadikan pedoman dan mempersiapkan segala sesuatu yang dapat dijadikan kerangka kerja bagi sekolah dalam menentukan proses yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sehingga mempersempit kemungkinan timbulnya gangguan atau hambatan. Pengorganisasian yang dilakukan sekolah SMK PGRI 1 Pacitan disebutkan adanya usaha bersama dalam elemen-elemen sekolah untuk dapatnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manfaat pengorganisasian antara komponen di sekolah yang meliputi Kepala

5 Sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Kompetensi Keahlian, guru, staf tata usaha diketahui batas-batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antara komponen tersebut melakukan koordinasi sehingga tercapai sinkronisasi hubungan tugas masing-masing untuk mengetahui wewenang dan kewajibannya. Karena itu pengorganisasian yang dimaksud adalah menetapkan sistem organisasi yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka penetapan distribusi kerja, agar tujuan tersebut mudah direalisasikan. Dalam organisasi pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima oleh seluruh anggota sehingga hanya terdapat satu kesatuan arah yang dijabarkan dalam visi dan misi. (Arikunto, 2008: 11). Dalam manajemen sekolah pengarahan merupakan usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan tugas. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan untuk menekankan hal-hal yang perlu ditangani secara prosedur agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Pengarahan yang dilakukan oleh kepala sekolah memberikan petunjuk serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemberian sumbangan pemikiran demi peningkatan sekolah. Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik pada jalur pendidikan formal, nonformal maupun informal, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi.

6 Pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada masih belum menghasilkan sumber daya alam sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, meskipun kondisi yang ada sekarang bukan sepenuhnya kesalahan pendidikan. Dalam melakukan pengawasan pendidikan disebutkan sebagai kontrol yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan kerja yang sudah dilaksakanan dan tingkat efisiensi penggunaan komponen yang dilaksanakan dalam pendidikan. Manajemen berbasis sekolah (MBS) yang merupakan strategi dalam mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Jelasnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan teknik yang telah ditetapkan dalam perencanaan sudah cukup cocok dengan langkah penyampaian tujuan dengan mengurangi resiko yang sekecil-kecilnya (Lie, 2008: 14). Dengan demikian fungsi manajemen, pada SMK PGRI 1 Pacitan memberikan suatu wadah pendidikan yang sistematis terhadap proses berlangsungnya sekolah efektif yang berkembang dan dikembangkan di sekolah ini. SMK PGRI 1 Pacitan merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Pacitan yang dapat dikategorikan sebagai sekolah favorit. Hal ini dapat dilihat dari: 1. Tingkat kelulusan yang mencapai 100% pada tahun ajaran 2009/2010.

7 2. Besarnya angka yang melanjutkan ke perguruan tinggi dan banyak diterimanya lulusan di lapangan kerja sesuai dengan Kompetensi keahlian yang dimiliki. 3. Banyaknya siswa dan guru yang berprestasi baik pada prestasi akademik dan non akademik pada lingkup kabupaten maupun regional. 4. Tepilihnya SMK PGRI 1 Pacitan sebagai salah satu sekolah percontohan di Jawa Timur. 5. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai (sarana olah raga, perpustakaan, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium akuntansi, laboratorium perkantoran, bengkel teknik komputer jaringan, ruang multimedia, koperasi sekolah dan ditunjang dengan lingkungan sekolah yang bersih serta rindang) Efektivitas dalam pengelolaan sekolah merupakan implementasi yang perencanaannya dijabarkan dalam Visi, Misi dan tujuan sekolah SMK PGRI 1 Pacitan. Semua sumber daya yang dimiliki sekolah dapat diorganisasikan secara langsung oleh kepala sekolah, yang selanjutnya dilaksanakan secara komprehensif oleh semua elemen sekolah dan pada akhirnya menghasilkan output yang laku terjual di masyarakat sesuai dengan program kompetensi yang dimiliki. Bagian manajemen strategi dan mutu terpadu dalam mengelola sekolah tidak terlepas dari strategi pengelolaan sistem pendidikan secara keseluruhan dan berorientasi kepada mutu. Dalam hal ini SMK PGRI 1 Pacitan merupakan sekolah kejuruan dan menghasilkan tenaga yang mampu berinteraksi dengan dunia kerja dan

8 dunia industri maka pengembangan pendidikan berorientasi pada Total Quality Management (TQM). Berdasarkan latar belakang tersebut dan memperhatikan bahwa efektititas yang dimiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki mata pelajaran yang mengutamakan keahlihan khusus seperti keahlian dalam bidang akuntansi, perkantoran, penjualan, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam menggerakkan pembangunan sekolah efektif, maka permasalahan yang dapat diungkap di SMK PGRI 1 Pacitan adalah bagaimana pengelolaan sekolah efektif yang diterapkan dalam lingkungan sekolah, dan proses kegiatan belajar mengajar serta banyaknya lulusan yang direkut menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang pengelolaan sekolah efektif di SMK PGRI 1 Pacitan. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan sekolah efektif di SMK PGRI 1 Pacitan. Adapun yang menjadi sub fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana ciri-ciri pengelolaan sekolah efektif yang dikembangkan di SMK PGRI 1 Pacitan? b. Bagaimana ciri-ciri pelaksanaan pengelolaan sekolah efektif yang berkembang di SMK PGRI 1 Pacitan?

9 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengelolaan sekolah efektif studi situs di SMK PGRI 1 Pacitan. Ada pun yang menjadi tujuan secara khusus dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui ciri-ciri pengelolaan sekolah efektif yang dikembangkan di SMK PGRI 1 Pacitan. b. Untuk mengetahui ciri-ciri pelaksanaan pengelolaan sekolah efektif yang berkembang di SMK PGRI 1 Pacitan. D. Manfaaat Penelitian Hasil akhir yang diharapkan dalam penelitian ini adalah diperolehnya diskripsi nyata di lapangan tentang pengelolaan sekolah efektif di SMK PGRI 1 Pacitan Kabupaten Pacitan, dan diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pengelolaan sekolah efektif. 2. Bagi warga sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan sebuah barometer bagi seluruh warga sekolah dalam pengelolaan dan melaksanakan sekolah efektif.

10 3. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber dalam pengembangan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek dalam pengelolaan sekolah efektif. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan, responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misitujuan sekolah secara efektif dan efesien. Pengertian efektif setiap orang memaknai yang berbeda-beda dalam kamus bahasa Indonesia 2. Menejamen Berbasis Sekolah (MBS) adalah suatu ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah. 3. Total Quality Managemant (TQM) merupakan pendekatan sistem secara menyeluruh dan merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara horizontal menembus fungsi yang melibatkan semua karyawan dalam suatu lembaga. 4. PPLP Dasmen PGRI merupakan perkumpulan dari lembaga PGRI terutama yang mengelola dan sekaligus penanggung jawab semua kegiatan pendidikan dasar dan menengah dalam lingkup PGRI.