SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN. PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

BAGIAN I. Ringkasan Eksekutif

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

Oleh : KEPALA BIDANG PROGRAM DAN ANGGARAN PENELITIAN JL. RAYA ADIPURA KEL. KIMA ATAS, KEC. MAPANGET, MANADO

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. benua dan dua samudera mendorong terciptanya kekayaan alam yang luar biasa

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PERBENIHAN SE-SULAWESI TENGAH SELASA, 24 MEI 2011

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati dianggap sangat penting untuk kehidupan

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB I PENDAHULUAN. dan satwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut rilis terakhir dari

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

INDONESIA KERJA NYATA

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara RAPAT PEMBAHASAN TRAYEK BATAS KAWASAN HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI TETAP KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN)

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI

LAPORAN PENYELENGGARA DAN SAMBUTAN

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *)

Anoa (Bubalus sp.) Fauna endemik sulawesi Populasi menurun Status endangered species IUCN Appendix I CITES. Upaya konservasi. In-situ.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Makassar, 28 Februari 2017 Yth. Menteri Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

I. PENDAHULUAN. udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 165 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

Yang Kami hormati, Wates, 4 Maret Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi Kita sekalian. BUPATI KULONPROGO

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara SOSIALISASI GERAKAN NASIONAL KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR (GNKPA) Tanggal, 10 Maret 2011

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2014 DI SELURUH INDONESIA TANGGAL 10 AGUSTUS 2014

Bismillahirrahmanirrahim,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL KALIMANTAN

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Transkripsi:

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN RAPAT PEMBAHASAN ROAD MAP PUSAT KAJIAN ANOA DAN PEMBENTUKAN FORUM PEMERHATI ANOA Manado, 12 November 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yang saya hormati, 1. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem 2. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara 3. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi 4. Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati 5. Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6. Kepala Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia 7. Para Kepala UPT Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8. Para Akademisi 9. Para Pejabat Struktural dan Fungsional 10. Para Tamu Undangan dan Peserta Rapat yang berbahagia

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Syallom, Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga pada hari yang indah ini kita dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti kegiatan RAPAT PEMBAHASAN ROADMAP PUSAT KAJIAN DAN PEMBENTUKAN FORUM PEMERHATI ANOA yang diadakan oleh Balai Penelitian Kehutanan Manado bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Ekoregion Sulawesi Maluku, semoga Bapak/Ibu sekalian berada dalam keadaan sehat walafiat. Hadirin yang saya hormati, Saat ini negara tercinta kita Indonesia sedang diuji dengan kekeringan yang berkepanjangan (pengaruh El-Nino), sebagai dampaknya dibidang LHK adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang luas dan terjadi merata hampir di seluruh wilayah kepulauan. Kebakaran hutan dan lahan yang semula hanya terjadi di Sumatera dan Kalimantan, juga sudah terjadi hingga ke Sulawesi dan Papua, memusnahkan kawasan hutan dan lahan baik di tanah mineral maupun lahan gambut. Sebagai akibat kebakaran, jutaan hektar lahan dan hutan terdampak kebakaran (menurut LAPAN 2015, sekitar 2.089.911 ha) dan kerugian materil ditaksir sekitar Rp. 20 Trilyun. Di Provinsi Sulawesi Utara dampak kebakaran hutan dan lahan berupa asap sempat menyelimuti Bandara Sam Ratulangi, walaupun tidak menyebabkan penundaan keberangkatan dan kedatangan pesawat. Luas hutan dan lahan yang terbakar sekitar 40 ribuan Ha. Kebakaran di Sulawesi Utara dapat diatasi berkat kerja bahu membahu aparat lintas sektor yang tergabung dalam KARHUTLA Sulut serta bantuan pesawat pembom air dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagian besar penyebabnya karena aktivitas pembakaran untuk membersihkan lahan. Bapak, Ibu hadirin yang berbahagia Isu kebakaran hutan dan lahan menjadi isu yang krusial yang menjadi perhatian masyarakat di dalam negeri maupun dunia internasional. Kebakaran hutan dan lahan berdampak pada ekosistem, mengancam kelestarian flora dan fauna terutama jenis-

jenis endemik yang biasanya lebih rentan terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan habitatnya. Untuk meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dimasa yang akan datang, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah menyampaikan edaran kepada Para Gubernur dan Para Bupati/Walikota seluruh Indonesia yang isinya antara lain; 1) tidak ada ijin baru pembukaan lahan gambut, 2) akan ditetapkan zona lindung dan budidaya di hutan gambut serta 3) akan dilakukan penanaman pasca kebakaran. Oleh sebab itu berkaitan dengan rencana penanaman pasca kebakaran, apresiasi kami kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang telah mencanangkan Gerakan Sulut Menanam (GSM) pada tanggal 10 Nopember 2015 dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penanaman di lapangan pada minggu keempat bulan Nopember 2015 ini. Semoga gerakan semacam ini diikuti oelh pemerintah daerah lainnya diseluruh indonesia. Peserta Rapat yang berbahagia, Sulawesi merupakan pulau terbesar dan secara geologi paling kompleks di kawasan Wallacea yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Keanekaragaman ini dicirikan oleh tingkat endemisme yang tinggi pada flora maupun faunanya, salah satunya adalah Anoa. Anoa adalah spesies endemik di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Anoa bersama satwa endemik lain memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem hutan dengan cara membantu penyebaran beberapa jenis tumbuhan asli Sulawesi sehingga regenerasi hutan dapat berlangsung. Oleh karena itu keberadaan anoa sangat penting dalam menjaga kelangsungan hutan tropis di Sulawesi. Namun pada kenyataannya populasi spesies ini berada di ambang kepunahan akibat perburuan liar, fragmentasi dan berkurangnya luas habitat karena adanya peruntukan lain. Sesuai Peraturan Perundang-undangan Indonesia, Anoa sudah dilindungi sejak tahun 1931. Bahkan secara Internasional, Anoa dikategorikan Endangered Species atau satwa yang terancam punah dalam IUCN (International Union for Conservation

of Nature and Natural Resources) Red List. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar menempatkan Anoa ke dalam Appendix I yang berarti satwa tersebut terancam dalam segala bentuk perdagangan internasional secara komersil. Bapak, Ibu yang berbahagia Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan Anoa dari kepunahan. Kementerian Kehutanan pada tahun 2010 telah menetapkan empat belas spesies terancam punah sebagai spesies prioritas utama konservasi. Khusus di Propinsi Sulawesi Utara telah ditetapkan empat satwa kunci untuk ditingkatkan populasinya yaitu: Anoa (Bubalus depressicornis dan Bubalus quarlesi), Babirusa (Babyrousa babyrussa), Maleo (Macrocephalon maleo) dan Yaki (Macaca nigra) yang merupakan satwa endemik Sulawesi. Pada tahun 2013 dikeluarkan Peraturan Menteri Kehutanan tahun 2013 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Anoa tahun 2013-2022. Dalam Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015-2019 yang berisi Arahan Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyebutkan bahwa Anoa menjadi salah satu prioritas satwa terancam punah (sesuai The IUCN Red List of Threatened Species) yang akan ditingkatkan populasinya sebesar 10% sesuai baseline oleh Ditjen KSDAE. Para Peserta Rapat yang saya hormati, Pada kesempatan ini saya ingin memberikan apresiasi kepada Balai Penelitian Kehutanan Manado yang telah menginisiasi kegiatan konservasi Anoa dengan mengembangkan pusat penelitian penangkaran Anoa Breeding Center yang telah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada bulan Februari 2015. Konservasi ex situ dalam bentuk penangkaran merupakan bentuk usaha nyata yang bertujuan untuk menyelamatkan populasi Anoa dari kepunahan.

Penangkaran anoa adalah kegiatan yang sangat menjanjikan untuk memperkuat kemandirian pangan. Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berhasil melakukan penelitian penangkaran satwa liar Rusa sebagai alternatif sumber pangan masyarakat, kura-kura leher ular dan beberapa satwa langka lainnya. Masih banyak satwa liar lain yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangbiakkan sebagai bahan pangan. Namun sifat liarnya yang agresif memerlukan penelitian yang lebih dalam tentang upaya domestikasi Anoa dari hewan liar menjadi hewan budidaya. Keberhasilan perkembangbiakan anoa di lembaga penangkaran diharapkan mampu meningkatkan populasi anoa baik itu di luar maupun di dalam habitat alaminya. Hadirin Peserta Rapat yang Berbahagia Sesuai kebijakan Direktorat Jenderal KSDAE, pembangunan KSDAE kedepan akan difokuskan pada pembangunan 12 Taman Nasional Model dan pembangunan 50 unit taman Sanctuary. Di Provinsi Sulawesi Utara telah ditetapkan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sebagai Taman Nasional Model. Secara endemik, anoa banyak terdapat di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Berdasarkan data IUCN Red List 2009 diperkirakan populasi Anoa di seluruh Sulawesi tidak lebih dari 5.000 individu. Penurunan jumlah populasi Anoa di habitat alam lebih besar disebabkan oleh perburuan liar, fragmentasi maupun berkurangnya luas habitat. Fragmentasi habitat dan penyempitan lahan hutan menyebabkan Anoa hidup dalam kantongkantong hutan yang tersisa. Sementara untuk mempertahankan variasi genetik dari berbagai ancaman termasuk perubahan lingkungan diperlukan populasi yang cukup besar. Hadirin dan Peserta Rapat yang saya hormati, Pertemuan kali ini bermaksud untuk mengajak para pihak pemerhati konservasi Anoa yang berasal dari berbagai latar belakang ilmu untuk duduk bersama dan berperan aktif memberikan saran dan masukan dalam penyusunan Road Map Pusat Kajian Anoa 2016-2036. Road Map ini akan menjadi pedoman dan arahan kegiatan penelitian dan pengembangan konservasi ex situ dan in situ sekaligus sebagai

sarana untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan yang akan dilakukan oleh Lembaga Penelitian, pemerhati anoa dan para stakeholder terkaitnya. Kegiatan penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan populasi Anoa dalam kurun waktu 20 tahun kedepan, yang akan dilakukan melalui pelaksanaan beberapa program kegiatan yaitu Breeding Center, Rehabilitasi dan Pelepasliaran (Release), Kerjasama dengan Lembaga Konservasi, Domestikasi dan Penyuluhan tentang Save Anoa. Selain itu, dalam rapat ini diharapkan dapat memutusakan suatu wadah pemerhati anoa. Hal in sebagai mandat tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Konservasi Anoa 2013-2022. Forum ini mengemban tugas utama dalam tukar menukar informasi data kekinian anoa di alam, program penyelamatan, penyuluhan serta untuk mengawal Implementasi Road Map Pusat Kajian Anoa 2016-2036. Hadirin yang saya hormati, Akhirnya dengan mengucapkan Bismillahir-rohmanirrohim, Rapat ini secara resmi saya nyatakan dibuka. Selamat berdiskusi dan berkarya, semoga pertemuan ini berlangsung dengan lancar sesuai harapan kita bersama. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Manado, 12 November 2015 Kepala Badan Litbang dan Inovasi Dr. Henry Bastaman, MES