Nadirah ABSTRAK. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Kooperatif tipe NHT, PKn

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN NO. 4 TONDO KEC.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS V SDN 1 BANGGA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Meningkatkan Hasil Blajar Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas III SDN 1 Laemanta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

Rustam Effendi dan Hendra

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

(Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) 2

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Kooperatif Tipe Stad Pada Kelas V SDN Inpres Toropot

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS V SDN 17 SAPAN KECAMATAN BATANG KAPAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh ABSTRAK. Kata-kata kunci: model pembelajaran NHT, hasil belajar, respon.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Abstrak. Kata Kunci: penelitian tindakan kelas (PTK); numbered head together (NHT); konsep mol, hasil belajar siswa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VI SDN No 1 Ogoamas II

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBER HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SDN 2 BORA KECAMATAN BIROMARU Nadirah ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek tindakan dan pengamatan utama yaitu peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di Kelas V SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru, melibatkan 25 orang siswa terdiri atas 15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 60% dan daya serap klasikal 61,6%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 96% dan daya serap klasikal 95,2%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan daya serap klasikal minimal 65%. Berdasarkan nilai ratarata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn di SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Kooperatif tipe NHT, PKn 1

2 IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES OF CIVICS LEARNING THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE NHT ( NUMBER HEADS TOGETHER) IN CLASS V SDN 2 BORA DISTRICT BIROMARU Nadirah ABSTRACT This research is a class act. Comprising some aspects of the action and the main observation is improving student learning outcomes using cooperative learning model NHT. The problem in this study is the low learning outcomes of students in Civics subject in Class V SDN 2 Bora District of Biromaru. The experiment was conducted at SDN 2 Bora District of Biromaru, involving 25 students consisting of 15 men and 10 women were enrolled in the academic year 2012/2013. The design of this research study Kemmis and Mc. Taggart consisting of two cycles. Where on each cycle of two meetings held in the classroom and each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The results showed that the cycle I gained 60 % classical completeness and classical absorption 61.6 %. In the second cycle of 96 % obtained by classical completeness and classical absorption of 95.2 %. This means learning the second cycle has met with success indicators of mastery learning classical value of at least 85 % and the absorption capacity of at least 65 % classical. Based on the average value of the classical absorption and completeness of classical learning in the learning activities of the second cycle, it can be concluded that the improvement of learning by using cooperative learning model to improve learning outcomes NHT fifth grade students in Civics subject in SDN 2 Bora District of Biromaru. Keywords : Student Learning Outcomes, Cooperative type NHT, Civics PENDAHULUAN Salah satu persoalan mendasar di sekolah adalah banyak siswa yang menganggap bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan, karena mereka harus duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran PKn, khususnya di sekolah dasar (SD) yang menganjurkan guru PKn perlu memahami dan mengembangkan berbagai model, keterampilan dan strategi dalam pembelajaran, sehingga dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dengan maksimal. Pembelajaran bisa dikatakan berjalan dan berhasil dengan baik bila guru mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat di dalam proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi.

3 Seorang guru PKn dituntut mampu dan terampil dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung dan menciptakan pembelajaran siswa aktif guna mendorong keberasilan belajar siswa. Pembelajaran siswa yang aktif serta menciptakan suasana belajar yang sehat dan menyenangkan, perlu membutuhkan profesionalisme seorang guru. Guru harus mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam merancang suatu pembelajaran dan cara mengajarkannya kepada siswa. Pembelajaran siswa aktif dalam hal ini adalah pembelajaran yang dapat mewujudkan keaktifan peserta didik dalam suatu pembelajaran. Selama ini di SDN 2 Bora guru mengajar hanya menggunakan model ceramah dan mendikte, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan menjadikan siswa kurang termotivasi untuk belajar sehingga menyebabkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada mata pelajaran PKn adalah 59,67 pada semester I tahun 2012/2013. Berdasarkan data tersebut bahwa pembelajaran PKn di kelas V masih sangat jauh tingkat keberhasilannya, olehnya itu penulis berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian guna meningkatkan hasil belajar PKn di kelas V SDN 2 Bora dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together). Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah apakah dengan penerapan Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran PKn di SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V melalui penerapkan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) di SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. Pengertian hasil belajar juga dikemukakan oleh Sunarto (2006: 6) hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai oleh siswa pada bidang studi tertentu dengan menggunakan tes atau evaluasi sebagai alat pengukur keterampilan. Mappa (2012:35) menyatakan bahwa: "hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa pada bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat pengukuran keberhasilannya". Sudjana (2005:13) membagi tiga macam hasil belajar yakni: "(1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum". Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Menurut Slavin dalam Isjoni (2010:15) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dalam kelompok kecil terdiri 4-6 orang, siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang heterogen. Tujuan

4 pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dan mempersiapkan siswa agar memiliki sifat kepemimpinan. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif. Menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang akan diajukan adalah bahwa dengan penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Model Number Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata Pembelajaran PKn di SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. MODEL PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2005:6). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Keterangan 0 : pra tindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi A. : Siklus 1 B. : Siklus 2 Gambar 1: Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & McTaggart (Depdiknas,2005). Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V berjumlah 25 orang siswa, terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan minimal dua siklus di mana setiap siklus memiliki tahapan sebagai berikutt; 1) perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi.

5 Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif: 1. Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang materi mentaati dan menghargai keputusan bersama yang diajarkan yang terdiri dari hasil tugas siswa, hasil tes awal dan tes akhir. 2. Data kualitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Pemberian tes awal dan tes pada setiap akhir tindakan. Tes awal diberikan sebelum tindakan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman awal siswa pada pengenalan materi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia, sedangkan tes pada akhir tindakan dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2. Observasi Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Tujuannya untuk mengamati aktivitas guru (peneliti ) dan siswa, yang melakukan observasi atau observer adalah teman sejawat. 3. Catatan Lapangan Catatan ini bersifat lebih umum, yang menyangkut tempat penelitian, baik dari jumlah siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia pada lokasi penelitian dan hal-hal lain yang terjadi dalam proses pelaksanaan tindakan. Data kuntitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir Data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN 2 Bora). a. Persentase daya serap individu (DSI) = x 100% Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu > 65%. b. Ketuntasan Belajar secara Klasikal (KBK) = x 100%

6 Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika > 80% siswa yang telah tuntas. Adapun tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut: a. Mereduksi Data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. b. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. c. Verifikasi/Penyimpulan Penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase (Depdiknas, 2004: 37), yang dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase nilai rata-rata = x 100% >NR 90% sangat baik <NR 90% - 70% baik <NR 70% - 50% cukup <NR 50% - 30% kurang <NR 30% -10% sangat kurang Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila hasil belajar siswa Kelas V SDN 2 Bora selama proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap pelaksanaan tindakan.

7 1. Tahap pra tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: a. Mengkonfirmasi teman sejawat (Observer) dan memastikan kesediaannya mendampingi peneliti. b. Melakukan konsultasi ke dosen pembimbing untuk pemantapan pelaksanaan tindakan. c. Melaksanakan tes awal. 2. Tahap pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan secara bersiklus dan terdiri dari empat fase: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Adapun kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKN materi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama proses belajar mengajar di kelas. 3) Membuat lembar kegiatan dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran. 4) Menyiapkan tes akhir tindakan. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang diiaksanakan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c. Observasi Pada tahap ini diiaksanakan proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa maupun peneliti yang akan dilakukan oleh teman sejawat dari SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. d. Refleksi Pada tahap ini seluruh hasil dan data yang diperoleh dari beberapa sumber dianalisis dan direfleksikan, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil

8 belajar siswa pada materi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia di Kelas V SDN 2 Bora Kecamatan Sigi Biromaru. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN 1. Pra Tindakan Dalam tahap ini untuk menganalisis kemampuan awal siswa terhadap pelajaran PKn yang telah diajarkan, peneliti memberikan tes awal yaitu tes uraian mata pelajaran PKn sejumlah 5 soal. Adapun hasil analisis tes awal pra tindakan di tampilkan dalam bentuk tabel sebagaimana terlihat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Analis Tes Awal Pra Tindakan No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 8 (10 orang) 2 Skor terendah 0 (6 orang) 3 Jumlah siswa 25 orang 4 Banyaknya siswa yang tuntas 10 orang 5 Persentase daya serap klasikal 44% 6 Persentase ketuntasan belajar klasikal 40% Berdasarkan tabel analisis hasil tes awal siswa menunjukkan skor tertinggi 8 yang dicapai oleh sepuluh orang siswa dan skor terendah 0 yang diperoleh enam orang siswa. Dari 25 orang jumlah siswa hanya 10 orang yang dinyatakan tuntas secara individu sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal 40% dan setelah dirata-ratakan skor siswa secara keseluruhan diperoleh persentase daya serap klasikal 44%. Hasil yang diperoleh pada tes awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih sangat rendah sehingga peneliti akan melakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajara PKn di SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. 2. Siklus I Tindakan siklus I dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi guru disajikan dalam bentuk tabel aktivitas guru sebagaimana yang terlihat pada tabel 2. No Aspek yang dinilai Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Skor yang diperoleh 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator yang harus dicapai oleh siswa 2 2 Membagi siswa secara heterogen kedalam kelompok-kelompok belajar serta memberi nomor individu atau nomor kepala kepada siswa 3 3 Menjelaskan materi secara klasikal 3 4 Meminta siswa dalam kelompok untuk mendalami materi yang dipelajari dengan mencari di buku paket serta berdiskusi sesama teman 2 kelompok 5 Membimbing siswa selama belajar kelompok 2 6 Memberi kuis atau pertanyaan dengan memanggil nomor siswa terlebih dahulu 2 7 Memberi nilai kepada siswa 2 Jumlah skor yang diperoleh 16 Skor Maksimal 28 Persentase 57,14% Kategori Cukup 9 Hasil observasi aktivitas siswa No Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3. Aspek yang dinilai Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Skor yang diperoleh 1 Memperhatikan penjelasan guru tetang tujuan pembelajaran serta indikator yang haru dicapai 2 2 Mau menerima siapa saja yang menjadi teman dalam kelompoknya 2 3 Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari 3 4 Terlibat aktif dalam mendalami materi, serta mau berdiskusi dengan teman kelompoknya 3 5 Mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang jelas 2 6 Siap untuk menjawab kuis jika nomornya terpilih untuk menjawab 2 7 Membuat rangkuman hasil pembelajaran 3 Jumlah skor yang diperoleh 17 Skor Maksimal 28 Persentase 60,71% Kategori Cukup

Analisis Hasil Belajar Siswa Pada akhir tindakan dilaksanakan tes akhir tindakan satu kali pertemuan, adapun analisis hasil tes belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4.4 Analisis Hasil Belajar Siswa No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 10 (4 orang) 2 Skor terendah 2 ( 7 orang) 3 Jumlah siswa 25 orang 4 Banyaknya siswa yang tuntas 15 orang 5 Persentase daya serap klasikal 61,6% 6 Persentase ketuntasan belajar klasikal 60% 10 Berdasarkan tabel analisis hasil tes siklus I siswa menunjukkan skor tertinggi 10 yang dicapai oleh empat orang siswa dan skor terendah 2 yang diperoleh tujuh orang siswa. Dari 25 orang jumlah siswa hanya 15 orang yang dinyatakan tuntas secara individu sehingga presentase ketuntasan belajar klasikal 60% dan setelah dirata-ratakan skor siswa secara keseluruhan diperoleh persentase daya serap klasikal adalah 61,6%. Hasil yang diperoleh pada tes evaluasi siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sudah meningkat atau telah mencapai standar ketuntasan minimal (KKM) 65%. Walaupun daya serap klasikal telah tercapai namun penelitian ini belum dikatakan berhasil jika masih ada indikator yang belum tercapai. Indikator ketuntasan yang diperoleh pada siklus I 56,75%, perolehan ini belum mencapai standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80% sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 3. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan mengikuti tahap penelitian tindakan kelas, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil Observasi Aktivitas Guru Adapun hasil observasi pada proses pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang dinilai 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator yang harus dicapai oleh siswa 2 Membagi siswa secara heterogen kedalam kelompok-kelompok belajar serta memberi nomor individu atau nomor kepala kepada siswa Skor yang diperoleh 4 4

3 Menjelaskan materi secara klasikal 4 4 Meminta siswa dalam kelompok untuk mendalami materi yang dipelajari dengan mencari di buku paket serta berdiskusi sesama 3 teman kelompok 5 Membimbing siswa selama belajar kelompok 4 6 Memberi kuis atau pertanyaan dengan memanggil nomor siswa terlebih dahulu 4 7 Memberi nilai kepada siswa 4 Jumlah skor yang diperoleh 27 Skor Maksimal 28 Persentase 96,42% Kategori Sangat Baik 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa No Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 6. Aspek yang dinilai Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Skor yang diperoleh 1 Memperhatikan penjelasan guru tetang tujuan pembelajaran serta indikator yang haru dicapai 4 2 Mau menerima siapa saja yang menjadi teman dalam kelompoknya 3 3 Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari 3 4 Terlibat aktif dalam mendalami materi, serta mau berdiskusi dengan teman kelompoknya 4 5 Mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang jelas 4 6 Siap untuk menjawab kuis jika nomornya terpilih untuk menjawab 4 7 Membuat rangkuman hasil pembelajaran 4 Jumlah skor yang diperoleh 26 Skor Maksimal 28 Persentase 92,85% Kategori Sangat Baik Analisis Hasil Belajar Siswa Adapun analisis hasil tes belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Analisis Hasil Belajar Siswa No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 10 (20 orang) 2 Skor terendah 6 (1 orang) 3 Jumlah siswa 25 orang 4 Banyaknya siswa yang tuntas 24 orang 5 Persentase daya serap klasikal 95,2% 6 Persentase ketuntasan belajar klasikal 96%

12 Berdasarkan tabel analisis hasil tes siklus II siswa menunjukkan skor tertinggi 10 yang dicapai oleh dua puluh orang siswa dan skor terendah 6 yang diperoleh satu orang siswa. Dari 25 orang jumlah ada 24 orang siswa yang dinyatakan tuntas secara individu sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal 90% dan setelah dirata-ratakan skor siswa secara keseluruhan diperoleh persentase daya serap klasikal 95,2%. Hasil yang diperoleh pada tes evaluasi siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sudah meningkat atau telah mencapai standar ketuntasan minimal (KKM) 65%. Begitupun dengan presentase ketuntasan klasikal telah mencapai standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu (DSK) minimal 80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn di SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. PEMBAHASAN Pada siklus I, pembelajaran telah dilaksanakan dengan mengacu pada skenario pembelajaran dan rencana pembelajaran, namun terjadi kekurangan di dalamnya. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam KBM. Guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang antusias dalam belajar. Adanya kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, berdampak langsung pada aktivitas siswa, dimana siswa kurang bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, kurang memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru, kurang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, demikian pula pada saat dilaksanakannya diskusi, kemampuan siswa mengajukan dan menyanggah pertanyaan dinilai masih kurang bahkan kurang aktif dalam diskusi kelompok sejalan dengan Johnson dalam Rusman (2010:279) mengatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tidak semata-mata meminta siswa bekerja secara kelompok dengan cara mereka sendiri. Siswa yang bekerja dalam kelompok mungkin akan menunjukan hasil belajar yang rendah karena hanya beberapa siswa saja yang bekerja keras dalam menyelesaikan materi tugas sedangkan siswa yang lain bersikap pasif. Kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, mengakibatkan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Dari hasil tes pada siklus ini, nilai tertinggi 100 dan yang mencapai nilai tersebut hanya 4 orang, sedangkan nilai terendahnya 20 oleh 7 orang siswa. Pada siklus I ada 10 orang siswa yang nilainya tidak memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 65 dengan demikian pada siklus

13 ini ada 10 orang siswa yang dinyatakan tidak tuntas. Sebagian siswa yang tidak tuntas secara tidak langsung mempengaruhi presentase ketuntasan belajar klasikal 60% yang masuk dalam kategori cukup, namun peneliti tidak hanya berhenti sampai disitu saja, meskipun pada siklus I masuk dalam kategori cukup peneliti harus tetap melakukan perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Sehingga dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus II, guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki segala kekurangan pada siklus I, seperti mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu dengan jelas. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan-partanyaan yang dapat membuka cakrawala berpikir siswa, sehingga pada siklus I siswa lebih siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, dan intensitas menjawab pertanyaan guru serta kemampuan siswa menjawab dan menyanggah pertanyaan pada saat diskusi meningkat, sehingga semua siswa aktif dalam diskusi. Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus II berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, dimana skor tertinggi mencapai nilai 100 oleh 20 orang siswa dan skor terendah 60 oleh 1 orang siswa. Meskipun masih ada siswa yang belum tuntas tetapi secara klasikal hasil yang diperoleh telah mencapai standar ketuntasan belajar klasikal yang berada dalam kategori sangat baik yaitu 96%. Pada siklus II semua aspek kegiatan guru dan kegiatan aktivitas siswa dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik dengan perolehan skor total pada aktivitas siswa diperoleh presentase 92,85% yang masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan presentase yang diperoleh guru yaitu 96,42%. Hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati (2009:37) yang menyatakan Aktivitas pembelajaran dengan tipe Number Heads Together dapat memainkan banyak peran dalam pengajaran sehingga pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa berintegrasi, selain itu memberikan motivasi terhadap siswa dengan hasil belajar yang rendah, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta penyimpanan materi lebih lama.

14 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan model koopertif tipe Number Heads Together pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Bora Kecamatan Biromaru. Hal ini berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, presentase ketuntasan belajar klasikal 60%, hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan dengan presentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 96%. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang diberikan peneliti sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together sebaiknya memperhatikan pembagian kelompok siswa agar dilakukan secara heterogen agar siswa dapat bekerja sama dengan baik dan saling membantu. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together sebaiknya diterapkan dalam KBM untuk meningkatkan hasil belajar siwa. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together tidak hanya dapat diterapkan untuk mata pelajaran PKn, melainkan dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi.2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Di akses pada tanggal 5 Mei 2013. Palu Arikunto. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. 2004. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta. Isjoni.2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. http:// www. inforppsilabus. Com / 2012/04/ kooperatif-nht.html. Di akses pada tanggal 4 Mei 2013. Palu Kagan Spenser dalam Anita Lie (2008:59).Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Jakarta: Rinka Cipta. Mappa. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo. Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.

15 Purwanto, M.N. 1998. Metodologi Pengajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra. Syaiuful Bahri Djamarah, 2006, Strategi Belajar Mengajar Jakarta : PT. RinekaCipta Sukartiningsih. 2005. Implementasi Model Advance Organizer dengan Peta Konsep dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas II SMP Negeri 1 Palu. Skripsi tidak Dipublikasikan. Palu: Universitas Tadulako. Soemantri. 1967. Pendidikan PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sunarto. 2006. Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gramedia Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:176). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT Spenser Kagan dalam Trianto. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Jakarta: Universitas Terbuka Trianto.2010. sintaks NHT.http://www.inforppsilabus.com/2012/04/kooperatif-nht.html. Di akses pada tanggal 4 Mei 2013. Palu Winatauptra. 1995. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka http://degk-dmbio.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html