PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

dokumen-dokumen yang mirip
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

IMPROVING THE COGNITIVE LEARNING ACHIEVEMENT OF CIVIC EDUCATION THOURGH TGT OF THE COOPERATIVE LEARNING MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

LINDA ROSETA RISTIYANI K

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL CARD SORT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VIII A SMP N 2 TEMON

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SISWA KELAS IV SD NEGERI DIWAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

MATCH THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNING RESULT USING INDEX CARD MATCH TECHNIQUE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

Key Words: map board media, social science learning achievement, ethnic and culture diversity in Indonesia

Siti Jaleha SMPN 3 Paringin, Jl. Paringin, Tanjung KM. 08 Dahai RT. 2, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan,

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.649 PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS APPLICATION OF MAKE A MATCH TYPE TO IMPROVE SOCIAL STUDIES LEARNING ACHIEVEMENT Oleh: desy noor argawati yula/psd/pgsd desynoorargawatiyula@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan tipe Make A Match untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD N 2 Sanden. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan soal tes dan lembar observasi.teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V dapat mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar IPS dari pra tindakan ke siklus I, yaitu dari 29 siswa, nilai rata-rata IPS adalah 68,10 dan berada pada kriteria (34,48%) setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai IPS meningkat menjadi 77,06 dan berada pada kriteria (68,96%). Pada siklus II rata-rata nilai IPS meningkat lagi menjadi 81,29 dan berada pada kriteri tinggi (82,75%). Kata kunci :prestasi belajar IPS, tipe Make A Match, Sekolah Dasar Abstract This study aims of implementing Make A Match type to improve learning achievement in the struggle for independence of social studies material in class V SD N 2 Sanden. This research was classroom action research. The subjects were 29 students of class V. Data collection techniques used in this research were test, observation, and documentation. Instruments used test and observation sheets. Data analysis techniques using quantitative and qualitative descriptive. The research result show that the learning achievements in Social Studies can increased after conducted with the Make A Match type. This is proven by an increase in learning achievements in Social Studies form pre action up into first cycle, from 29 students, the average score is 68,10 and on low criteria (34,48%) after conducted action against first cycle, average score increase 77,06 and on quite criteria (68,96%). Second cycle average score become 81,29 and on good criteria (82,75%). Keywords: learning achievement Social Studies, Make A Match-type, elementary school PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah. IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Kajian mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari unsur geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, politik pemerintahan, dan aspek psikologi sosial. Tujuan dari pendidikan IPS yaitu mendidik dan memberikan bekal kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan lingkungan agar dapat menjadi bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin Solihatin, 2009: 15) Pembelajaran IPS bukan hanya menerapkan ilmu teoritis saja melainkan juga mengajak siswa untuk mempelajari, menganalisis, mengkaji, dan menelaah gejala masalah sosial di masyarakat. IPS merupakan ilmu pengetahuan yang dapat berkembang dari waktu ke waktu.

2.650 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-5 2016 Terdapat dua pendekatan untuk nilai di atas KKM (75), 19 siswa (65,52%) menyampaikan pembelajaran IPS, yaitu: 1) belum mencapai KKM yang ditetapkan. pendekatan terpadu untuk tingkat sekolah dasar Prestasi belajar yang rendah disebabkan karena dan SMP, 2) pendekatan struktural untuk pada proses pembelajaran guru belum tingkat SMA (Abdul Azis Wahab, 2012: 124). Pendekatan struktural yaitu pendekatan yang menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik menekankan pada satu disiplin ilmu. siswa. Hal tersebut menjadi faktor yang Berdasarkan pengertian dan tujuan dari membuat prestasi IPS siswa menjadi rendah. pembelajaran IPS, maka dibutuhkan suatu Guru mengatakan bahwa metode yang model pembelajaran untuk menjembatani paling tepat untuk menyampaikan mata tercapainya tujuan yang sesuai dengan masingmasing jenjang sekolah. pelajaran IPS adalah dengan metode ceramah. Guru menyampaikan penjelasan materi secara Jenjang sekolah dasar merupakan lisan kepada siswa. Guru menganggap dengan jenjang dimana seorang anak mendapatkan metode ceramah, siswa menjadi tenang selama pengetahuan dan keterampilan dasar yang pembelajaran berlangsung. Kurangnya melandasi jenjang pendidikan menegah. informasi yang didapat menyebabkan Penerapan pembelajaran IPS di jenjang sekolah minimnya pengetahuan guru mengenai gaya dasar tidak hanya berorientasi pada pembelajaran. pengembangan sosial tetapi juga berorientasi Meskipun pembelajaran sudah pada kemampuan berfikir kritis dan kecakapan melibatkan siswa namun guru masih dasar siswa yang berpihak pada kenyataan kehidupan sosial di masyarakat. Diperlukan mendominasi peran dalam proses pembelajaran. Guru belum menguasai keterampilan bertanya keterampilan guru dalam menyampaikan secara optimal. Selama proses pembelajaran pembelajaran dengan gaya yang menyenangkan berlangsung siswa hanya mendengarkan bagi siswa. Mengingat usia anak pada jenjang sekolah dasar merupakan usia operasional konkret, maka diperlukan sebuah metode mengajar dan media yang dapat menghidupkan suasana pembelajaran. penjelasan materi pelajaran. Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menyebabkan siswa kurang tertarik dan kurang termotivasi untuk belajar. Rendahnya pemahaman siswa dalam Berdasarkan hasil observasi yang menerima materi pembelajaran menyebabkan dilakukan di SD N 2 Sanden pada tanggal 30 berkurangnya minat siswa untuk mengikuti Oktober 2015, peneliti menemukan proses pembelajaran. Dalam hal ini, dibutuhkan permasalahan di kelas V dimana prestasi belajar IPS masih belum mencapai KKM yang ditetapkan. Nilai terendah 40, nilai tertinggi 85 dan nilai rata-rata 66,72. Data menunjukkan dari 29 siswa, 10 siswa (34,48%) mendapat keterampilan guru untuk menggunakan metode, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Seorang guru dituntut untuk dapat meyajikan pembelajaran secara menarik menggunakan metode yang sesuai dengan

Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.651 materi, model pembelajaran, dan media yang terutama kemampuan bekerja sama, menarik bagi siswa. Kedudukan guru sebagai kemampuan berinteraksi disamping fasilitator perlu memberikan berbagai alternatif belajar bagi siswa agar pembelajaran yang disampaikan menjadi bermakna. Sesuai dengan perkembangan anak-anak kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan menggunakan kartu. Selain mengajak siswa untuk dapat berpikir cepat, tipe pembelajaran ini juga mengajak siswa untuk pada masa bermain, maka diperlukan model melakukan aktivitas fisik ketika mencari pembelajaran yang dapat meningkatkan pasangan, sehingga siswa merasa senang motivasi anak-anak untuk belajar. Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya tidak berada jauh dari hal-hal tentang bermain. Banyak sekali model pembelajaran yang harus dengan permainan yang dilakukan. Langkah-langkah make a match menurut Miftahul Huda (2013: 252) adalah sebagai berikut: dikuasai oleh guru untuk dapat memvariasikan a. Guru menyampaikan materi dan pembelajaran agar menarik. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari di rumah. model pembelajaran yang akan digunakan. Dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan suatu model b. Siswa dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok A dan B kedua kelompok diminta untuk saling berhadapan. pembelajaran yang dapat menjadikan proses c. Langkah selanjutnya yaitu guru pembelajaran menjadi menyenangkan serta membagikan kartu pertanyaan kepada menjadikan siswa aktif yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. Salah satu model pembelajaran yang d. Guru menyuruh siswa untuk mencocokkan menyenangkan dan didalamnya terdapat kartu yang sudah dipegang kepada teman permainan adalah model pembelajaran yang lain. Sebelum permainan mencari kooperatif tipe Make A Match. Agus Suprijono pasangan dilakukan, guru terlebih dahulu (2011: 61) mengatakan bahwa model meyampaikan batasan waktu yang pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil diberikan. belajar berupa prestasi akademik, toleransi, e. Guru meminta siswa untuk mencari menerima keragaman, dan pengembangan pasangannya. Bagi siswa yang sudah keterampilan sosial. Nur Asma (2006: 12) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif menemukan pasangan kartu, maka wajib untuk melaporkan dirinya kepada guru. mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam suatu kelompok. Model f. Jika waktu yang diberikan sudah habis, guru akan memberitahukan kepada siswa bahwa waktu permainan sudah habis. adalah sebuah model pembelajaran yang Siswa yang tidak bisa menemukan mengutamakan penanaman kemampuan sosial

2.652 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-5 2016 pasangannya diminta untuk berkumpul tersendiri. kepada siswa yang tidak mendapat pasangan; e) menggunakan model ini secara terus menerus g. Guru memanggil siswa untuk dapat menimbulkan kebosanan. Model mempresentasikan hasil pekerjaannya. pembelajaran kooperatif tipe make a match ini Teman yang lain memberikan tanggapan apakah pasangan kartu itu cocok atau tidak. digunakan peneliti untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS materi perjuangan h. Pada langkah terakhir guru memberikan mempertahankan kemerdekaan pada siswa konfirmasi tentang kebenaran dan kelas V SD Negeri 2 Sanden. Alasan peneliti kecocokan pertanyaan dan jawaban yang telah dikerjakan siswa. memilih model pembelajaran tersebut karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe i. Guru memanggil kelompok yang lain, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. Keunggulan dari model pembelajaran ini make a match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan interaksi sosial antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa pada diskusi kelompok, dapat membuat siswa aktif yaitu siswa dapat mengenal suatu konsep dengan cara mencari pasangan (Anita Lie, 2004: 55). Sedangkan menurut Mifathul Huda mengikuti pembelajaran, meningkatkan daya kreativitas siswa dengan mencari pasangan kartu, melatih rasa percaya diri siswa pada saat (2013: 253) kelebihan make a match diuraikan presentasi hasil diskusi, dan menambah sebagai berikut: a) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPS. Pada model aktivitas belajar siswa baik secara kognitif pembelajaran kooperatif tipe make a match maupun fisik; b) model ini akan membuat siswa terdapat permainan kartu untuk mencari merasa senang karena terdapat unsur pasangan yang dapat menarik perhatian siswa permainan; c) meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari materi pelajaran; d) melatih keberanian siswa untuk tampil menyampaikan presentasi di depan kelas; 5) efektif melatih kedisiplinan siswa menggunakan waktu untuk selama proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan usia siswa kelas V SD yang masih senang bermain. Melalui kegiatan yang terdapat di dalam model tersebut, diharapakan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran belajar. IPS materi perjuangan mempertahankan Sedangkan kelemahan menggunakan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri 2 model make a match adalah: a) membutuhkan Sanden. waktu yang banyak; b) pada awal penerapan model, terapat siswa yang masih malu-malu dengan pasangannya; c) jika guru tidak METODE PENELITIAN Jenis Penelitian mengarahkan dengan baik, akan banyak siswa Penelitian ini menggunakan desain yang kurang memperhatikan pada saat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian presentasi; d) guru harus berhati-hati dan bersikap bijak ketika memberikan hukuman Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu penelitian yang mencermati

Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.653 kegiatan belajar siswa dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan Dalam penelitian ini, peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut. berkolaborasi dengan guru kelas V di SD N 2 Sanden. Model penelitian yang digunakan yaitu model penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart. Pada model penelitian tersebut peneliti 1. Observasi pra tindakan, yaitu melalui pengamatan dan wawancara dengan guru untuk mencari data prestasi belajar IPS siswa kelas V SD N 2 Sanden. menggunakan dua siklus.setiap siklusnya 2. Perencanaan dimulai dari mengajukan terdiri dari proses perencanaan (planning), permohonan izin kepada kepala sekolah. pelaksanaan (acting) dan observasi (observing), Peneliti kemudian bersama guru dan refleksi (reflecting). melakukan penemuan masalah dan merancang kegiatan tindakan sebagai Tempat dan Waktu Penelitian berikut: Tempat penelitian dilakukan di SD a. Menemukan masalah di dalam kelas Negeri 2 Sanden, Kecamatan Sanden, setelah melakukan diskusi bersama guru Kabupaten Bantul. Adapun waktu penelitian dan siswa melalui observasi sekolah. dilaksanakan pada bulan April dan Mei, b. Merencanakan langkah-langkah semester genap tahun ajaran 2015/2016. pembuatan RPP sesuai dengan prinsip model pembelajaran kooperatif tipe Subjek dan Objek Penelitian Make A Match. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sanden, Sanden, Bantul, c. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, dan soal tes. Yogyakarta, tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 orang siswa, jumlah laki-laki 14 orang dan perempuan 15 orang. Alasan pelaksanaan tindakan di sekolah ini karena kurangnya penggunaan model pembelajaran 3. Pelaksanaan penelitian, yaitu pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Pada penelitian tindakan ini sebagai pelaksana adalah guru dan peneliti sebagai dan rendahnya prestasi belajar IPS siswa kelas pengamat. Pelaksana menyampaikan V SD Negeri 2 Sanden. pembelajaran berdasarkan RPP yang telah Objek dalam penelitian ini adalah disiapkan oleh peneliti. Selama proses peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mepertahankan pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu seorang pengamat mengamati siswa dan kemerdekaan menggunakan model guru di kelas. Setelah pembelajaran selesai. dilakukan evaluasi yang telah disiapkan oleh peneliti. 4. Adapun langkah-langkah pelaksanaan antara lain, (1) siswa mendengarkan

2.654 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-5 2016 penjelasan guru mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran tipe Make A menggunakan model pembelajaran Make A Match. Match, (2)siswa membentuk menjadi 2 6. Refleksi dilakukan dengan berdiskusi kelompok besar dengan bimbingan guru. bersama guru tentang kendala yang Kemudian kelompok dibagi lagi menjadi 2 yaitu pertama sebagai pemegang kartu soal dihadapi dan merencanakan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya atau dan kedua sebagai pemegang kartu memberhentikan tindakan. jawaban, (3) guru menyiapkan beberapa kartu soal dan jawaban yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Setiap siswa Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data memegang satu buah kartu, (4) siswa Teknik pengumpulan data yang mencari pasangan kartu yang cocok dengan digunakan adalah observasi, tes, dan pasangannya. Artinya, siswa yang dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mendapat kartu soal maka harus mencari mengamati jalannya proses pembelajaran siswa yang mendapat kartu jawaban. Demikian juga sebaliknya, (5) pasangan yang dapat mencocokkan kartu sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan mencatatnya dalam batas waktu diberi poin, (6) setiap lembar observasi checklist. Anak kelompok mempresentasikan hasil diskusi. menggunakan kartu nama untuk menghindari (7) kelompok yang paling banyak terjadinya kesalahan pencatatan data. Tes mendapatkan poin menerima penghargaan sebagai kelompok terbaik. digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Tes dalam 5. Observasi/Pengamatan dilaksanakan penelitian ini diberikan pada setiap pertemuan bersamaan dengan proses pembelajaran. di akhir pembelajaran yang berupa soal Kegiatan yang dilakukan yaitu evaluasi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan hasil tindakan yang mendokumentasikan proses pembelajaran yang disengaja maupun tidak disengaja, situasi tempat, dan kendala yang dihadapi. Semua hal tersebut dicatat agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan dilakukan pada saat pembelajaran berupa gambar. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS materi perjuangan refleksi. Rencana kegiatan mempertahankan kemerdekaan pada siswa observasi/pengamatan yang akan dilakukan sebagai berikut: melakukan pengamatan kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam kelas V SD N 2 Sanden. Berdasarkan indikator tersebut peneliti bersama guru melaksanakan penilaian dengan menggunakan penskoran yang pembelajaran IPS materi tentang kemudian dikriteriakan kedalam presentase perjuangan mepertahankan kemerdekaan siswa yang lulus KKM.

Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.655 Teknik Analisis Data pembelajaran IPS materi perjuangan Penelitian tindakan kelas ini mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif menggunakan model pembelajaran kooperatif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.data tipe Make A Match dalam meningkatkan kuantitatif berupa prestasi belajar dapat prestasi belajar siswa kelas V pada pertemuan dianalisis menggunakan teknik analisis setiap siklus. Rumus untuk menghitung hasil deskriptif kuantitatif dengan menentukan mean atau rata-rata. observasi menurut Suharsimi Arikunto (2002: 183) sebagai berikut: Berikut merupakan rumus untuk Nilai = x 100 % menghitung rata-rata kelas menurut Zainal Aqib, dkk (2009 : 40). Keterangan: Indikator Keberhasilan X= rata-rata (mean) x =jumlah nilai siswa ƩN = jumlah siswa Selain menghitung rata-rata prestasi belajar, kemudian menghitung presentase siswa yang lulus KKM. Dengan demikian akan diketahui peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Untuk menghitung presentase ketuntasan KKM siswa menurut Zainal Aqib, dkk (2009 : 205) adalah sebagai berikut : P = x 100 % Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 246) hasil dari data tersebut diinterpretasikan ke dalam empat tingkatan, yaitu: a. Pencapaian 76%-100% = kategori tinggi b. Pencapaian 56%-75% = kategori cukup c. Pencapaian 40%-55% = kategori kurang d. Pencapaian <40% = kategori rendah Data kualitatif diperoleh melalui analisis lembar observasi pada saat Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 1. Sebanyak >75% siswa kelas V SD Negeri 2 Sanden mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 75 dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 2. Terdapat peningkatan pada kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan menggunakan model kooperatif tipe Make A Match. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data kemampuan awal diperoleh melalui kegiatan pra tindakan pada pembelajaran IPS kelas V SD N 2 Sanden. Berdasarkan kegiatan sebelum tindakan diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai IPS siswa kelas V adalah 68,10 sehingga berada pada kriteria rendah, oleh sebab itu, perlu suatu

2.656 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-5 2016 tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD N 2 Sanden. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus tindakan. Pada Siklus I, guru masih kurang jelas dalam menyampaikan langkahlangkah Make A Match dan belum adanya pemberia batasan waktu dalam permainan kartu, sehingga siswa masih kesulitan dalam mencari pasangan sesuai kartu yang dipegang. Dengan adanya beberapa masalah tersebut, mengakibatkan hasil tindakan yang diperoleh juga belum maksimal. Pada Siklus 1 diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa yaitu 77,06. Siswa yang mencapai KKM 20 sehingga pencapaian kriteria keberhasilan berada pada kriteria cukup (68,96%). Hasil tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan guru lebih maksimal dalam menyampaikan langkah-langkah Make A Match, adanya batasan waktu untuk memotivasi siswa melakukan kegiatan permainan kartu, penambahan gambar pada kartu Make A Match. Dengan perbaikan yang dilakukan tersebut siswa lebih optimal dalam berdiskusi dan mempunyai motivasi untuk bersaing dengan kelompok lain. Pada siklus II ini terlihat peningkatan yaitu nilai rata-rata menjadi 81,29 serta siswa yang mencapai KKM 24 sehingga pencapaian kriteria keberhasilan berada pada kriteria tinggi (82,75%). Peningkatan tersebut telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh data bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD N 2 Sanden.Tabel 1 berikut berisi tabel peningkatan hasil belajar kognitif PKnpada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Tabel 1.Peningkatan Prestasi Belajar IPS pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. No. Prestasi Belajar IPS Nilai Rata- Rata Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Presentase Kriteria Keberhasilan 1 Pra Tindakan 68,10 10 34,48% (rendah) 2 Siklus I 77,06 20 68,96% (cukup) 3 Siklus II 81,29 24 82,75% (tinggi) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui lebih jelas pada diagram di bawah ini: 85 80 75 70 65 60 Pra Tindakan Siklus I Gambar 1. Diagram Peningkatan Nilai Rata- Rata Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Peningkatan nilai rata-rata kelas dari pra tindakan, siklus I, siklus II terjadi secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada tiap siklus berhasil sampai mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Lebih jelasnya peningkatan keberhasilan belajar dari pra tindakan, siklus I, siklus II dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini: Siklus II

100% 80% 60% 40% 20% 0% Gambar 2. Diagram Kriteria Keberhasilan dari Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang terjadi dari mulai pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pra tindakan menunjukkan hasil rata-rata nilai mencapai 68,10 dan berada pada kriteria 34,48%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil rata-rata nilai meningkat menjadi 77,06 dan termasuk dalam kriteria 68,96%. Pada siklus II rata-rata nilai IPS meningkat lagi menjadi 81,29 berada pada kriteria tinggi dengan presentase sebesar 82,75% Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari hasil tindakan siklus I dan siklus II, pembelajaran IPS materi perjuangan mempertahakan kemerdekaan melalui model mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD N 2 Sanden. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan sudah tercapai, sehingga penelitian dihentikan. Pembahasan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Penelitian dengan menerapkan model dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.657 pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Penerapan model kooperatif tipe Make A Match dalam pembelajaran IPS materi perjuangan kemerdekaan bertujuan untuk meningkatkan presatsi belajar siswa. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Udin Syaefudin Sa ud (2013: 54) yang mengatakan bahwa pengelolaan kelas yang bervariatif akan membuat siswa lebih bersemangat dalam menuntut ilmu sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Pengelolaan kelas yang bervariatif dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Penggunaan kartu sebagai media permainan mencari pasangan dapat membuat siswa kelas V SD Negeri 2 Sanden lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Nilai rata-rata siswa dan presentase siswa yang mencapai KKM meningkat setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata IPS yang terdapat pada kegiatan pra tindakan diperoleh hasil hanya sebesar 68,10 dari 29 orang jumlah siswa. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM ( 75) sebanyak 10 orang dari 29 dengan presentase yaitu 34,48%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata IPS meningkat menjadi 77,06. Siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM sebanyak 20 orang dari 29 dengan presentase sebesar 68,96%. Nilai rata-rata IPS siswa meningkat lagi setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Hasil yang ditunjukkan pada siklus II yaitu nilai rata-rata mencapai 81,29. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 orang dari 29 dengan presentase sebesar 82,75%. Berdasarkan perolehan data tersebut, terbukti bahwa terjadi

2.658 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-5 2016 peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dengan pernyataan Nur Asma (2006: 12) materi perjuangan mempertahankan mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri 2 mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa Sanden menggunakan model pembelajaran bekerja sama dalam suatu kelompok. kooperatif tipe Make A Match. Hal tersebut didukung oleh pendapat Agus Suprijono (2011: Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model 61) yang menyatakan bahwa dengan dapat meningkatkan semangat kerjasama siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil belajar berupa prestasi dalam kelompok. Siswa kelas V menjadi lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran akademik, toleransi, menerima keragaman, dan IPS materi perjuangan mempertahankan pengembangan keterampilan sosial. kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran IPS materi Berdasarkan hasil observasi yang perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan pada siklus I dan siklus II, diperoleh Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sanden sudah berjalan cukup efektif. Siswa kesimpulan yaitu terjadi peningkatan kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif dan senang dalam IPS menggunakan Make A Match. Peningkatan mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dari tindakan siklus I, diperoleh hasil yang belum optimal. tersebut terjadi karena tindakan yang dilakukan pada siklus II bertolak dari refleksi yang terdapat pada siklus I. Sehingga kekurangan Dari observasi yang dilakukan terhadap yang terjadi pada siklus I telah ditutupi pada kegiatan guru, diperoleh hasil sebesar 42,5 siklus II. dengan presentase 70,83%. Terjadi peningkatan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SD kegiatan guru setelah dilakukan tindakan pada Negeri 2 Sanden dalam pembelajaran IPS siklus II. Hal tersebut dibuktikan dari data yang materi perjuangan mempertahankan diperoleh yaitu sebesar 48,5 dengan presentase kemerdekaan dengan menggunakan model 80,83%. Observasi yang dilakukan terhadap telah menunjukkan adanya peningkatan. Ketiga aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPS aspek dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Make A menunjukkan peningkatan meliputi prestasi Match menunjukkan hasil sebesar 1091,5 belajar, kegiatan guru, dan aktivitas siswa. Hal dengan presentase 62,72%. Dikarenakan ini dapat membuktikan bahwa model observasi yang dilakukan pada siklus I belum mencapai hasil optimal, maka selanjutnya mampu meningkatkan prestasi belajar IPS dilakukan tindakan pada siklus II. Pada siklus siswa kelas V materi perjuangan ke II observasi yang dilakukan terhadap mempertahankan kemerdekaan. aktivitas siswa menunjukkan hasil sebanyak 1405,5 dengan presentase 80,77%. Sesuai

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.659 model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penerapan model kooperatif tipe Make A Match terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sanden. Pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Make A Match dilakukan melalui permainan mencari pasangan kartu sebagai salah satu cara agar siswa menjadi aktif dan semangat dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,29. Peningkatan juga terdapat pada jumlah siswa yang mencapai nilai KKM ( 75) meningkat sebanyak 24 orang dengan presentase sebesar 82,75%. Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini dikarenakan guru menggunakan model dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga siswa menjadi aktif pada saat proses pembelajaran dan prestasi belajar meningkat. Saran Diperlukan kerjasama antar siswa dan guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran yang selanjutnya. Untuk sekolah, diperlukan adanya sarana dan prasarana yang dapat mendukung penggunaan DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Wahab. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning Teori & PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anita Lie. (2004). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Etin Solihatin. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Miftahul Huda. (2013). Model-Model Pengajaran & Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Nur Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Suharsini Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Udin Syaefudin Sa ud. (2013). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Zainal Aqib. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB, dan TK.