BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dengan kasus atau metode yang akn diteliti. Pemanfaatan metode multilayer

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

METODOLOGI PENELITIAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

Presentasi Tugas Akhir

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN METODE BACK PROPAGATION (Studi Kasus : RSU.

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI SISTEM IDENTIFIKASI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN METODE MULTILAYER PERCEPTRON (STUDY KASUS KECAMATAN BANGUNTAPAN)

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Nilai Key Lagu Nilai Key Key 0 C 1 C-Sharp (C#) 2 D. 3 E-Flat (E ) 4 E 5 F 6 F-Sharp (F#) 7 G.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Jaringan Syaraf Tiruan

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

1.1. Jaringan Syaraf Tiruan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS INDONESIA PERAMALAN KECEPATAN ANGIN JANGKA PENDEK UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas


APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus atau metode yang akn diteliti. Pemanfaatan metode multilayer perceptron sudah sering digunakan dalam berbagai bidang penelitian. Wibowo dan Wirakusuma (2013) menggunakan multilayer perceptron untuk mengenali huruf aksara jawa. Mardiana dkk (2013) membuat rancangan bangun robot menggunanakn electronic nose untuk mengenali bau gas menggunakan metode multilayer perceptron. Hidayatullah (2015) melakukan kajian komparasi antara metode support vector machine dengan metode multilayer perceptron untuk menentukan prediksi indeks saham sektor perbankan. Tujuannya adalah untuk membandingkan akurasi dari kedua metode tersebut mana yang lebih baik digunakan untuk menentuakn indeks saham sektor perbankan. Metode multilayer perceptron juga sangat bermanfaat dalam bidang kesehatan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yaitu oleh Setiadi (2012) menerapkan metode multilayer perceptron untuk deteksi dini penyakit diabetes. Dillak dan Bintiri (2012) tentang identifikasi fase retinopati diabetes menggunakan jaringan syaraf tiruan multilayer perceptron. 8

9 Rangkuman mengenai penelitian lain yang berhubungan dengan multilayer perceptron serta perbedaannya dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1. Perceptron Tabel 2.1 Data penelitian yang Berhubungan dengan Metode Multilayer No Penulis Bidang Metode Hasil 1 Madha Pendidikan Multilayer Hasil penelitian berupa Cristian Wibowo dan Perceptron aplikasi untuk mengenali pola tulisan tangan aksara Sandy jawa dengan tingkat Wirakusuma akurasi sebesar 56%. Hal tersebut disebabkan karena kemiripan bentuk pada huruf Ha, Na, dan Ka. Akan lebih baik jika dilakukan proses preprocessing terlebih dahulu. 2 I Dewa Gede Rai Mardiana, Oyas Wahyu Anggoro, dan Indah Soesanti 3 Taufik Hidayatullah Tekhnologi Perbankan Multilayer Perceptron Multilayer Perceptron dan Support Vector Machine Hasil Penelitian berupa robot yang dikendalikan oleh manusia dengan menggunakan remot untuk mengidentifikasi gas alcohol, bensin dan gas lain dengan tingkat akurasi mencapai 100%. Hasil penelitian bahwa kedua algoritma tersebut dapat diterapkan untuk memprediksi harga saham. Tidak diketahui berapa akurasi yang dihasilkan namun dijelaskan bahwa algoritma SVM lebih akurat dibandingkan MLP dalam prediksi harga saham.

10 No Penulis Bidang Metode Hasil 4 Ahmad setiadi Kesehatan Multilayer Perceptron Hasil penelitian ini adalah pengujian akurasi metode MLPdengan menggunakan metode pengujian Confusion Matrix dan Kurva ROC yang hasilnya adalah metode MLP baik untuk identifikasi penyakit diabetes militus 5 Rocky Yefrenes Dillak dan Martini Ganantowe Bintiri Kesehatan Multilayer Perceptron Hasil penelitian ini adalah klasifikasi terhadap citra retinopati diabetes pada kelas normal, NPDR, PDR dan ME dengan tingkat akurasi sebesar 90% 6 Jefry Zakaria Pratama Sosial Multilayer Perceptron Hasil penelitian ini adalah mengelompokkan keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraannya dan menentukan tingkat akurasi penggunaan aplikasi. 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan bisa dibayangkan seperti otak buatan di dalam cerita cerita fiksi ilmiah. Otak buatan ini dapat berpikir seperti manusia dan juga sepandai manusia dalam menyimpulkan sesuatu dari potongan potongan informasi yang diterima. Khayalan manusia tersebut mendorong para peneliti untuk mewujudkannya. Komputer diusahakan agar bisa berpikir sama seperti cara

11 berpikir manusia. Caranya dalah dengan melakukan peniruan terhadap aktivitas aktivitas yang terjadi di dalam sebuah jaringan saraf biologis. Ketika manusia bepikir, aktivitas aktivitas yang terjadi adalah aktivitas mengingat, memahami, menyimpan dan memanggil kembali apa yang pernah dipelajari oleh otak. Sesungguhnya apa yang terjadi didalam otak manusia jauh lebih rumit dari apa yang telah didisebutkan di atas. Itulah sebabnya mengapa jaringan saraf tiruan dikatakan hanya mengambil ide dari jaringan saraf biologis. Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa jaringa saraf tiruan tidak di program untuk menghasilkan keluaran tertentu. Semua keluaran tertentu. Semua keluaran atau kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pada pengalamannya selama mengikuti proses pembelajaran. (Puspitaningrum, 2006) 2.2.2 Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan Dalam jaringan syaraf tiruan ada beberapa pendapat tentang arsitektur jaringan syaraf tiruan. Salah satu pendapat tersebut mengatakan bahwa arsitektur jaringan syaraf tiruan dibagi kedalam tiga macam arsitektur, yaitu : a. Jaringan Lapis Tunggal Jaringan yang memiliki arsitektur jenis ini hanya memiliki satu buah lapisan bobot koneksi. Jaringan lapisan tunggal terdiri dari unit unit input yang menerima sinyal dari dunia luar, dan unit unit output dimana kita bisa membaca respon dari jaringan syaraf tiruan tersebut.

12 Gambar 2.1 Jaringan Lapis Tunggal b. Jaringan Multilapis Merupakan jaringan dengan satu atau lebih lapisan tersembunyi. Multilayer ini memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan masalah bila dibandingkan dengan single layer, namun pelatihannya mungkin lebih rumit. Gambar 2.2 Jaringan Multilapis c. Jaringan Kompetitif Pada jaringan ini sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak menjadi aktif. 2.2.3 Algoritma dan Paradigma Pembelajaran Proses pembelajaran pada jaringan syaraf tiruan pada dasarnya menghasilkan suatu nilai yang mempengaruhi nilai bobot secara terus menerus selama proses berlangsung. (Muis, 2006) Proses pembelajaran sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

13 1. Algoritma Pembelajaran a. Hebbian b. Perceptron c. Delta d. Widrow Hoff e. Correlatiaon f. Winner take all g. Outstar 2. Paradigma Pembelajaran a. Pembelajaran terawasi Paradigma pembelajaran terawasi pada jaringan syaraf tiruan melibatkan tiga komponen utama yaitu : 1. Lingkungan : berupa vektor x dengan distribusi P(x) tidak diketahui. 2. Referensi : berupa nilai vektor target d untuk tiap vektor masukan x, pasangan vektor d dan x dihubungkan oleh fungsi g( ) yang juga tidak diketahui d=g(x). 3. Algoritma : memetakan masukan ke keluaran dalam bentuk fungsi o=f(x,w) dimana o adalah nilai kelauaran sebenarnya sebagai hasil tanggapan terhadap parameter x, sedangkan w adalah bobot jaringan syaraf ( w dapat dikatakan berupa pengetahuan hasil proses pembelajaran) b. Pembelajaran tidak terawasi

14 2.2.4 Multilayer Perceptron Jaringan saraf tiruan lapis banyak atau disebut multilayer perceptron merupakan pengembangan lebih lanjut dari perceptron lapis tunggal. Pembelajaran menggunakan algoritma delta yang disebut error backpropagation training algorithm, argument dimasukkan diumpamakan secara arah maju sedangkan proses pembelajaran selain melakukan perambatan arah maju juga memanfaatkan perambatan arah balik. Apabila hasil tidak sesuai dengan target maka bobot diperbaharui selama proses siklus pembelajaran hingga tercapai nilai kemelesetan minimum yang diharapkan atau keluaran sama dengan target. (Muis, 2006) 2.2.5 Fungsi Aktifasi Dalam backpropagation, fungsi aktifasi yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat yaitu : kontinyu, terdiferensial dengan mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. (Siang, 2005) Ada dua fungsi aktifasi yang paling memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga seringkali dipakai, yaitu : a. Fungsi Sigmoid Biner Fungsi sigmoid biner memiliki range (0,1) 1 ƒ(x) = dengan turunan ƒˈ(x) = ƒ(x) (1 - ƒ(x)) (2.1) 1 + e -x b. Fungsi Sigmoid Bipolar Fungsi sigmoid bipolar memiliki range (-1,1) 1 ƒ(x) (1 - ƒ(x)) ƒ(x) = - 1 dengan turunan ƒˈ(x) = (2.2) 1 + e -x 2

15 2.2.6 Algoritma pelatihan Backpropagation Metode Backpropagation merupakan metode yang sangat baik dalam menangani masalah pengenalan pola pola kompleks. Di dalam jaringan ini, setiap unit yang berada di lapisan input terhubung dengan setiap unit yang ada di lapisan tersembunyi. Hal serupa berlaku pula pada lapisan tersembunyi setiap unit yang ada di lapisan tersembunyi terhubung dengan setiap unit yang ada di lapisan output. Jaringan saraf tiruan Backpropagation terdiri dari banyak lapisan (Multilayer Neural Networks) (Muis, 2006). Pelatihan Backpropagation meliputi tiga fase. Fase pertama adalah fase maju, fase kedua adalah fase mundur dan fase ketiga adalah modifikasi bobot untuk menurunkan kesalahan yang terjadi. (Siang, 2005) Algoritma pelatihan untuk jaringan dengan satu layar tersembunyi (dengan fungsi aktifasi sigmoid biner) adalah sebagai berikut : 1. Langkah 0 : Inisialisasi semua bobot dengan bilangan acak kecil. 2. Langkah 1 : Jika kondisi penghentian belum terpenuhi lakukan langkah 2-9 Fase I Propagasi Maju 3. Langkah 2 : Untuk setiap pasang data pelatihan, lakukan langkah 3-8 4. Langkah 3 : Tiap unit masukan menerima sinyal dan meneruskannya ke unit tersembunyi di atasnya. 5. Langkah 4 : Hitung semua keluaran di unit tersembunyi zj (j=1,2,..,p) n z_netj = vjo+ i=1 xi vji (2.3) 1 zj = f (z_netj) = 1 + e -z_netj

16 Keterangan untuk formula 2.3 dan 2.4 : z adalah keluaran di unit tersembunyi v adalah bobot dari input layer ke hidden layer x adalah variabel input 6. Langkah 5: Hitung semua keluaran di unit yk (k=1,2,..,m) z_netk = wko+ p j=1 zj wkj (2.4) 1 yk = f (z_netk) = 1 + e -y_netk Keterangan untuk formula 2.5 dan 2.6 : z adalah keluaran di unit tersembunyi w adalah bobot dari hidden layer ke output layer x adalah variabel input Fase II Propagasi Mundur 7. Langkah 6 : Hitung faktor δ unit keluaran berdasarkan kesalahan di setiap unit keluaran yk (k=1,2,..,m) δk = (tk - yk) ƒˈ(y_netk) = (tk - yk) yk (1 - yk) (2.5) δk merupakan unit kesalahan yang akan dipakai dalam perubahan layar bobot di bawahnya (langkah 7). Hitung suku perubahan bobot wkj (yang akan dipakai nanti untuk merubah bobot wkj) dengan laju percepatan α Δwkj = α δk zj (2.6) k = 1,2,.,m ; j = 0,1,.,p 8. Langkah 7 : Hitung faktor δ unit tersembunyi berdasarkan kesalahan di setiap unit tersembunyi zj (j=1,2,..,p) m δ_netj = k=1 δk wkj (2.7)

17 Faktor δ unit tersembunyi : δj = δ_netj ƒˈ(z_netj) = δ_netj zj (1 zj) Hitung suku perubahan bobot vji (yang akan dipakai nanti untuk merubah bobot vji ) Δvji = α δj xi (2.8) j = 1,2,.,p ; i = 0,1,.,n Fase III Perubahan Bobot 9. Langkah 8 : Hitung semua perubahan bobot Perubahan bobot garis yang menuju ke unit keluaran : wkj(baru) = wkj(lama) + Δwkj (2.9) (k = 1,2,.,m ; j = 0,1,.,n) Perubahan bobot garis yang menuju ke unit tersembunyi : vji(baru) = vji(lama) + Δvji (2.10) (j = 1,2,.,p ; i = 0,1,.,n) 10. Setelah pelatihan selesai dilakukan, jaringan dapat dipakai untuk pengenalan pola. 2.2.7 Normalisasi Data Normalisasi data dilakukan untuk proses penskalaan nilai atribut dari data sehingga bisa jatuh pada range tertentu. Normalisasi data berguna terutama untuk klasifikasi algoritma pada jaringan saraf tiruan. Jika menggunakan jaringan saraf tiruan backpropagation normalisasi pada nilai input dapat mempercepat laju pembelajaran pada pelatihan jaringan. Karena normalisasi data mengubah nilai

18 atribut dari skala yang besar menjadi skala yang lebih kecil. (Han dan Kamber, 2006) Ada banyak metode pada normalisasi data, tiga diantaranya adalah min max normalization, z-score normalization dan decimal scalling. a. Min max normalization Metode min max merupakan metode normalisasi dengan melakukan transformasi linier terhadap data asli. v - min A vˈ= (new_maxa new_mina) + new_mina (2.11) max A - min A Keterangan : maxa dan mina adalah nilai maksimal dan minimal v adalah hasil normalisasi data new_maxa adalah batas maksimal yang diberikan new_mina adalah batas minimal yang diberikan b. Z score normalization Metode z score merupakan metode normalisasi yang berdasarkan mean (nilai rata - rata) dan standard deviation (deviasi standar) dari data. vˈ= v - Ā σ A (2.12) Keterangan : vˈ adalah data hasil normalisasi

19 v adalah data Ā adalah nilai rata rata dari data per kolom ΣA adalah nilai dari standar deviasi c. Decimal scalling Metode decimal scalling merupakan metode normalisasi dengan menggerakkan nilai decimal dari data kearah yang diinginkan new_data = Data (2.13) 10 ᶺ i Keterangan : new_data adalah data hasil normalisasi i adalah nilai scalling yang diinginkan