PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KABUPATEN BANTUL. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Jurnal Kesehatan Kartika 27

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS Tri Novi Kurnia Wardani,S.ST,M.Kes

PERAN FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS. By. Karwati, SST

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Tugas dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

PROGRAM BIDAN DELIMA PENDEKATAN INOVATIF KUALITAS PELAYANAN BIDAN

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Z 2 α P Q n = d 2

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan.

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

Transkripsi:

PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KABUPATEN BANTUL Dheska Arthyka Palifiana, Sri Wulandari Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta dheska87@gmail.com Abstract Latar Belakang : Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan. Tujuan : Diketahuinya pada Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Bantul Metode Penelitian : Penelitian dilaksanakan di IBI Kabupaten Bantul, Populasi Penelitian 74 Bidan yang mempunyai BPM dan Sampel penelitian 30 Bidan Delima yang mempunyai BPM di Kabupaten Bantul. Jenis Penelitian Deskriptif Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Analisis uji statistik menggunakan Spearman Rank. Teknik Sampling dengan Purposive Sampling. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur bidan 41 tahun sebanyak 63,3%, pendidikan Bidan D-III sebanyak 53,5%, lama bidan dalam membuka BPM 5 tahun sebanyak 96,7%, pengetahuan bidan tentang pendokumentasian dalam kategori baik sebanyak 80 %, pendokumentasian dalam kategori 83,3 %. Tidak terdapat hubungan umur (0,871), Pendidikan (0,241), lama membuka BPM (0,663), pengetahuan (1,000) dengan (p> 0,05). Kesimpulan : pendokumentasian yang dilakukan bidan sebagian besar dalam kaetagori baik, tidak terdapat hubungan antara umur, pendidikan, lama membuka BPM, pengetahuan bidan dengan penerapan kebidanan. Kata Kunci :, Asuhan, Bidan Praktik Mandiri Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 39

1. PENDAHULUAN Menurut WHO sekitar 80% kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung obstetrik, seperti perdarahan, sepsis, abortus tidak aman, preeklampsia/eklampsia, distosia bahu dan partus macet, sedangkan sekitar 20 % akibat penyebab tidak langsung yaitu penyakit yang diperburuk oleh kehamilan atau persalinan. Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring & evaluasi serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan berkesinambungan. Bidan Delima melambangkan Pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi. Bidan Delima dibutuhkan dalam rangka: a) Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat; b) Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai provider, dari praktek yang tidak terstandar; c) Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan rencana strategis IBI; d) Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap; e) Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan citra IBI; f) Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan. Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. 1 Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan. 2 Selain sebagai pencatatan dan pelaporan, dokumentasi kebidanan juga digunakan sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. 3 Disamping itu, dokumentasi berperan sebagai pengumpul, penyimpan, dan desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu waktu terhadap sejumlah kejadian. Dengan kata lain, sebagai suatu keterangan baik tertulis maupun terekam, mengenai identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, segala diagnosis pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,serta pengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat. 4 Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 40

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pada Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Bantul. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Variabel Penelitian ini adalah. Populasi penelitian adalah 74 Bidan yang mempunyai BPM (Bidan Praktik Mandiri) di Kabupaten Bantul dan sampel pada penelitian ini adalah 30 Bidan Delima yang mempunyai BPM di Kabupaten Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Juni s.d 12 Agustus 2016. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa kuisioner pertama yang berisi karakteristik meliputi umur bidan, pendidikan bidan, lama bidan membuka BPM, kuisioner kedua berisi pengetahuan bidan tentang pendokumentasian asuhan kebidanan, kuisioner ketiga berisi tentang penerapan asuhan kebidanan. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara menyebar kuisioner pada 30 Bidan Delima di Kabupaten Bantul yang sudah di pilih oleh peneliti sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis Spearman Rank. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat Umur Bidan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Bidan di Kabupaten Bantul Umur Frekuensi Persentase (%) < 41 tahun 11 36,7 41 tahun 19 63,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 1 sebagian besar umur bidan yaitu 41 tahun sebanyak 19 orang atau 63,3%. Sedangkan umur bidan < 41 tahun sebanyak 11 orang (36,7%). b. Analisis Univariat Pendidikan Bidan Tabel 2. Distribusi frekuensi Pendidikan Bidan di Kabupaten Bantul Pendidikan Frekuensi Persentase (%) D-I 4 13,3 D-III D-IV S2 16 7 3 53,3 23,3 10,0 Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 2 pendidikan bidan di Kabupaten Bantul yang terbanyak adalah D-III yaitu sebanyak 16 orang atau 53,3 %. Bidan yang bependidikan D-IV sebanyak 7 orang atau 23,3 %, berpendidikan D-I sebanyak 4 orang atau 13,3 %, sedangkan bidan yang berpendidikan S2 sebanyak 3 orang atau 10,0%. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar bidan di Kabupaten Bantul sudah berpendidikan minimal D-III bahkan sudah ada yang sampai jenjang magister sesuai dengan peraturan Ikatan Bidan Indonesia dan Pemerintah bahwa bidan harus berpendidikan minimal Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 41

D-III walaupun masih ada juga bidan yang masih berpendidikan D-I Bidan. Masih adanya Bidan yang berpendidikan D-I dikarenakan bidan tersebut masih menempuh studi sebagai mahasiswa D-III sehingga masih dikategorikan dalam pendidikan D-I. c. Analisis Univariat Lama Membuka BPM Tabel 3. Distribusi frekuensi Lama Membuka BPM Lama Membuka BPM Frekuensi Persentase (%) 5 tahun 29 96,7 < 5 tahun 1 3,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 3 sebagian besar bidan di Kabupaten Bantul membuka BPM selama 5 tahun sebanyak 29 bidan atau (96,7%) dan bidan yang membuka BPM < 5 tahun sebanyak 1 orang atau 3,3%. d. Analisis Univariat Pengetahuan Bidan tentang Pendokumentasian Tabel 4. Distribusi frekuensi Pengetahuan Bidan tentang Pendokumentasian Umur Pengetahuan Frekuensi Bidan Persentase (%) 24 80,0 Cukup 6 20,0 Jumlah 30 100 41 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa pengetahuan bidan tentang kebidanan dalam kategori baik sebanyak 24 orang atau 80 % sedangkan pengetahuan cukup sebanyak 6 orang atau 20 %. e. Analisis Univariat Tabel 5. Distribusi frekuensi Asuhan Frekuensi Persentase (%) 25 83,3 Kurang 5 16,7 Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa penerapan kebidanan yang dilakukan bidan di Kabupaten Bantul dalam kategori sebanyak 25 orang atau 83,3% dan kategori Kurang sebanyak 5 orang atau 16,7%. f. Analisis Bivariat Hubungan Umur Bidan dengan Tabel 1 Hubungan Umur Bidan dengan Pendokumentasian Kurang n % n % n % <41 Tahun 9 30,0 2 6,7 11 36,7 Tahun 16 53,3 3 10,0 19 36,5 Jumlah 79 76,0 25 24,0 104 100 Total p- value Tabel 1 diketahui sebagian besar responden berumur 41 tahun sebanyak 19 orang (36,5%) dengan penerapan 0,871 Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 42

Pendidi kan pendoumentasian dalam kategori baik sebanyak 16 orang (53,3%) dan dalam kategori kurang baik sebanyak 3 orang (10,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diketahui nilai p value sebesar 0,871, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara umur bidan dengan penerapan kebidanan di wilayah Kabupaten Bantul. g. Analisis Bivariat Hubungan Pendidikan Bidan dengan Asuhan Tabel 2 Hubungan Pendidikan Bidan dengan Pendokumentasian Kurang n % n % n % 0 13,3 D-I 4 13,3 0,0 4 D-III 14 46,7 2 6,7 16 53,3 D-IV 4 13,3 3 10,0 7 23,3 S2 3 10,0 0 0,0 3 10,0 Jumlah 25 83,3 5 16,7 30 100 Asuhan Total p- value Tabel 2 diketahui sebagian besar responden berpendidikan D-III sebanyak 16 orang (53,3%) dengan penerapan pendokumentasian baik sebanyak 14 orang (46,7%) dan kategori kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diketahui nilai p value sebesar 0,241, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,241 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan bidan dengan penerapan kebidanan. h. Lama Membuka BPM dengan Tabel 3 Hubungan Lama Bidan Membuka BPM dengan Asuhan Lama Membu ka BPM 5 Tahun Kurang n % n % n % 24 80,0 5 16,7 29 96,7 < 5 1 3,3 0 0,0 1 3,3 Tahun Jumlah 25 83,3 5 16,7 30 100 Total p- value Tabel 3 diketahui sebagian besar lama bidan dalam membuka BPM 5 tahun sebanyak 29 orang (96,7%) dengan penerapan pendokumentasian dalam kategori baik sebanyak 24 orang (80,0%) dan kurang baik sebanyak 5 orang (16,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diketahui nilai p value sebesar 0,663, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara lama membuka BPM dengan penerapan kebidanan 0,663 Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 43

Pengeta huan i. Pengetahuan Bidan dengan Tabel 4 Hubungan Pengetahuan Bidan dengan Kurang n % n % n % 20 66,7 13,3 24 80,0 4 Cukup 5 16,7 1 3,3 6 20,0 Jumlah 25 83,3 5 16,7 30 100 Total p- val ue 1,0 00 Tabel 4 diketahui sebagian besar pengetahuan bidan tentang pendokumentasian adalah baik sebanyak 24 orang (96,7%) dengan dalam kategori baik sebanyak 20 orang (66,7%) dan kurang baik sebanyak 4 orang (13,3%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diketahui nilai p value sebesar 1,000, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan bidan tentang pendokumentasian dengan asuhan kebidanan PEMBAHASAN a. Umur Perilaku manusia dalam penelitian ini adalah peran bidan dalam penerapan kebidanan yang merupakan suatu kegiatan atau aktifitas yang ada pada diri manusia (Notoadmodjo, 2010). Sesuai dengan Mubarak (2009) menyebutkan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek psikologis maupun mental, tahap berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Hal ini akan mempengaruhi keaktifan atau partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan. b. Pendidikan Hasil analisis karakteristik pendidikan diketahui sebagian besar responden berpendidikan D-III (53,3%). Tingkat pendidikan bidan yang sebagian besar sudah D-III sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan pemerintah bahwa bidan harus berpendidikan minimal D-III. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh responden akan berpengaruh pada pola pikir seseorang dalam memandang sesuatu. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi pola pikirnya akan semakin baik dan mudah dalam menerima konsep baru yang dianggap menguntungkan bagi dirinya. Tingkat pendidikan bidan tentu saja akan berpengaruh dalam kebidanan. c. Lama Membuka BPM Hasil analisis data penelitian didapatkan sebagian besar bidan telah lama membuka BPM ( 5 tahun) sebanyak 96,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa responden sudah banyak memiliki pengalaman karena sudah lama membuka BPM. Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 44

Menurut Widiastuti (2009) bahwa seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas dan keterampilan seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan bidan, semakin lama seseorang membuka BPM dan menangani pasien maka keterampilan dalam melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan akan semakin baik (Pramitasari, 2014). d. Pengetahuan Bidan tentang Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang kebidanan sebagian besar dalam kategori baik 80%. Hal ini menunjukkan bahwa bidan mempunyai pengetahuan yang baik tentang pendokumentasian asuhan kebidanan, sehingga harapannya bidan dapat seminimal mungkin terhindar dari tuntutan hukum apabila ada ketidak sengajaan dalam menangani pasien dikarenakan sudah mempunyai dokumentasi yang lengkap. Sebaliknya apabila pengetahuan bidan tentang kebidanan kurang maka akan mempengaruhi bidan dalam mendokumentasikan pelayanan yang sudah diberikan kepada pasien (Nurdiana, 2009). e. Asuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kebidanan yang dilakukan oleh bidan dalam kategori baik yaitu sebanyak 83,3% sedangkan dalam kategori kurang baik sebanyak 16,7%. Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Wildan, 2012). Hubungan Umur Bidan dengan Asuhan pada Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Bantul Hasil analisis data penelitian menggunakan uji Spearman Rank didapat nilai p = 0,871 ( p > 0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya diketahui tidak terdapat hubungan antara umur bidan dengan penerapan kebidanan. Dapat diartikan bahwa umur seorang bidan tidak menentukan seberapa patuh bidan tersebut melakukan kebidanan. Kemungkinan besar hubungan antara usia dan kinerja merupakan isu yang makin penting selama dasa warsa yang akan datang, sekurang-kurangnya karena tiga alasan yaitu ada keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia, realita bahwa angkatan kerja menua, tetapi berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur bidan dengan penerapan kebidanan hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 45

kebidanan banyak dipengaruhi oleh faktor lain selain faktor umur. f. Hubungan Pendidikan Bidan dengan Hasil analisis data penelitian menggunakan uji Spearman Rank didapatkan nilai p = 0,241 ( p > 0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya diketahui tidak terdapat hubungan antara pendidikan bidan dengan penerapan asuhan kebidanan. Dapat diartikan bahwa pendidikan bidan tidak berhubungan dengan penerapan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (Wikipedia Indonesia, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Sri Subawa (2005) dengan judul Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Berdasarkan Tigkat Pendidikan dan Masa Kerja di Losari Hotel dan Rama Garden Hotel di Kuta Badung yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat pendidikan dengan prestasi kerja a = 5% (0,05) < nilai sig = 0,197. Berdasarkan hasil analisis penelitian bidan yang berpendidikan D-I bidan, D-III Bidan, D-IV Bidan maupun S2 Kesehatan mempunyai kesadaran yang cukup tinggi tentang pentingnya pendokumentasian asuhan kebidanan, dimana pendokumentasian dilakukan setiap bidan memberikan pelayanan kepada pasien. g. Hubungan Lama Membuka BPM dengan Hasil analisis data penelitian menggunakan uji Spearman Rank didapatkan nilai p = 0,663 (p > 0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya diketahui tidak terdapat hubungan antara lama membuka BPM dengan penerapan kebidanan. Dapat diartikan bahwa lamanya bidan membuka BPM tidak menentukan rajin maupun tidaknya bidan dalam melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Sri Subawa (2005) dengan judul Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Berdasarkan Tigkat Pendidikan dan Masa Kerja di Losari Hotel dan Rama Garden Hotel di Kuta Badung yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara masa kerja dengan prestasi kerja a = 5% (0,05) < nilai sig = 0,677. Berdasarkan hasil penelitian bidan yang sudah lama membuka BPM sebagian besar melakukan pendokumentasian dalam kategori baik. Bidan yang sudah lama membuka BPM dapat dikategorikan bidan senior dimana usia nyang sudah Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 46

bertambah sehingga pengalaman juga bertambah dan lebih memprioritaskan pendokumentasian dalam setiap tindakan yang sudah dilakukan. Berdasarkan analisis data, meskipun sebagian bidan yang sudah lama membuka BPM melakukan pendokumentasian dalam kategori baik, masih ada bidan yang sudah lama membuka BPM tetapi pendokumentasian asuhan kebidanan yang dilakukan masih dalam kategori kurang baik. Hal tersebut disebabkan karena bidan merasa sudah berpengalaman dalam menangani pasien sehingga pendokumentasian tidak dilakukan sesuai dengan teorinya. Sebagai contoh dalam pendokumentasian partograf yang harusnya diisi pada saat ibu memasuki kala 1 fase aktif (pembukaan 4) karena fungsi dari partograf itu sendiri adalah untuk memantau kemajuan persalinan. Tetapi pada kenyataannya di lapangan partograf diisi oleh bidan pada saat persalinan sudah berakhir atau memasuki kala IV. h. Hubungan Pengetahuan Bidan dengan Hasil analisis data penelitian menggunakan uji Spearman Rank didapatkan nilai p = 1,000 (p > 0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya diketahui tidak terdapat hubungan antara pengetahuan bidan tentang pendokumentasian dengan asuhan kebidanan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tidak menentukan apakah bidan tersebut rajin melakukan pendokumentasian atau tidak. Berdasarkan hasil analisis data, meskipun responden sudah berpengetahuan baik tetapi yang dilakukan msih tergolong dalam kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh bidan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan bidan akan bertambah apabila tidak hanya secara teori melainkan mengaplikasikan secara langsung, sehingga pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik. Menurut Sulistyorini (2015) bahwa seseorang dengan pengetahuan yang baik pernaj mengaplikasikan agar pengetahuan bertambah, aplikasi bisa dengan pelatihan, pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan seseorang. Pelatihan bidan tentang kebidanan yang terbaru bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan secara tehnis sekaligus dedikasi bagi bidan sehingga bidan dapat menerapkan ilmu dari pelatihan yang diperoleh. Pengetahuan bidan tentang pendokumentasian yang tergolong baik tetapi dalam Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 47

yang dilakukannya tergolong dalam kategori kurang baik bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu kurangnya kesadaran bidan untuk menerapkan teori yang sudah didapat. Sebagai contoh nyata, dalam pendokumentasian bidan seharusnya menggunakan bolpoint sehingga jika terjadi kesalahan bidan bisa melakukan pencoretan dan memberikan paraf disamping coretan tersebut, tetapi dalam kenyataan di lapangan ditemukan bahwa masih terdapat bidan yang menggunakan tipe x untuk menghapus tulisan yang salah tersebut. Berdasarkan hasil analisis dara penelitian sebagian besar bidan berpengetahuan baik dan melakukan pendokumentasian dalam kategori baik, sehingga bisa dilihat bahwa bidan sudah menyadari akan pentingnya pendokumentasian. Dengan pengetahuan yang baik diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan mencakup 6 tingkatan dan untuk bidan sebagai responden ini berdasarkan hasil yang telah berada pada tingkat yang ke enam yaitu evaluasi, dimana bidan telah mempu mengaplikasikan hal yang diketahuinya yaitu telah melakukan penerapan pendokumentasian dengan baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendidikan bidan di Kabupaten Bantul sebagian besar D-III. 2. pendokumentasian asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan di Kabupaten Bantul dalam kategori. 3. Tidak terdapat Hubungan Pendidikan Bidan dengan Asuhan pada Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Bantul. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan adalah: 1. Bagi Ikatan Bidan Indonesia Cabang Bantul Mengadakan seminar maupun workshop bagi bidan di Kabupaten Bantul tentang pendokumentasian asuhan kebidanan untuk meningkatkan kualitas bidan dalam melakukan pendokumentasian, dan lebih memantau atau memonitoring pendokumentasian yang dilakukan oleh bidan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Lebih menekankan kepada mahasiswa calon bidan sebagai pelaksana di lapangan mengenai manfaat dan fungsi dokumentasi kebidanan baik bagi bidan itu sendiri maupun bagi orang lain. 3. Bagi Bidan Pemilik BPM Lebih memperhatikan dalam hal pendokumentasian setiap tindakan yang dilakukan baik sendiri maupun oleh patner kerja dan mengutamakan pendokumentasian tentang pelayanan yang sudah diberikan Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 48

kepada pasien agar dapat mempunyai bukti otentik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk orang lain. DAFTAR PUSTAKA 1. Saminem. (2010). Dokumentasi Asuhan Konsep dan Praktik. Jakarta :EGC. 2. Bennet and Linda. (2005). Myles Textbook for Midwifery. UK: London. 3. Heryani. (2010). Buku Ajar Konsep. Jakarta :TIM. 4. Rukiyah, Yulianti. (2011). Konsep. Jakarta. 5. Depkes RI.(2004). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta 6. Mangkuji. (2013). Asuhan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC. Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No.1, Januari 2017 Page 49