BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai cara berhitung dan mengerjakan berbagai rumus, tetapi matematika merupakan pelajaran yang dapat membentuk kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif (Suherman, 2001:56). Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dalam (Permendiknas,No 68 tahun 2013) disebutkan berbagai pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika salah satunya ialah pemecahan masalah. Masalah merupakan situasi atau pertanyaan yang dihadapi seseorang individu atau kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan, algoritma, prosedur atau hukum yang dapat digunakan untuk menentukan jawabannya (Siswono, 2008 : 34). Dalam pembelajaran matematika, siswa dikatakan mampu memecahkan masalah matematika apabila ia memahami masalah yang ditemui serta memahami prosedur atau aturan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika terutama dalam pemecahan masalah yang melibatkan siswa untuk berpikir kreatif, dimana siswa diharapkan dapat mengemukakan ide ide baru yang kreatif dalam pemecahan masalah matematika. Pembelajaran matematika yang penuh dengan masalah tersebut akan mampu membentuk kemampuan berpikir kreatif siswa.
Munandar (2009: 31) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan seseorang dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Sementara itu, Ali dan Asrori (2009) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya - karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara cara berpikir divergen. Silver (1997:76) menyebutkan bahwa ada tiga karakteristik berpikir kreatif. Ketiga karakteristik tersebut yaitu : (1) kelancaran (fluency), mengacu pada sejumlah besar ide, gagasan, atau alternatif dalam memecahkan persoalan. Kelancaran menyiratkan pemahaman, tidak hanya mengingat sesuatu yang dipelajari. (2) keluwesan (flexibility), mengacu pada produksi gagasan yang menunjukkan berbagai kemungkinan. Keluwesan melibatkan kemampuan untuk melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda serta menggunakan banyak strategi atau pendekatan yang berbeda. (3) kebaruan (originality), mengacu pada solusi yang berbeda dalam suatu kelompok atau sesuatu yang baru atau belum pernah ada sebelumnya. Kemampuan seseorang dalam berpersepsi, berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah berbeda - beda. Kebiasaan seseorang dalam berpendapat, berpikir, mengingat dan memcahkan masalah merupakan gaya kognitif orang tersebut. Gaya kognitif yang dimaksud adalah gaya kognitif menurut Witkin (Mudjiono, 2011 : 24) mengelompokkan gaya kognitif menjadi dua yakni gaya kognitif Field Dependent (FD) dan gaya kognitif Field Independent (FI). Field independent adalah apabila subyek mempersepsikan diri bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi oleh lingkungan sedangkan Field dependent adalah apabila
subyek mempersepsikan diri dikuasai oleh lingkungan. Menurut Witkin (1977:8-14), ada beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya kognitf Field dependent antara lain individu tersebut memiliki sifat ekstrovet dimana, cenderung dimotivasi dari luar dan banyak dipengaruhi oleh masyarakat sedangkan individu yang memiliki gaya kognitif Field independent antara lain individu tersebut memiliki sifat introvet yaitu, cenderung termotivasi dari dalam dirinya serta kurang terpengaruh oleh penguatan sosial. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang gaya kognitif, dengan menetapkan judul penelitian : Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP N 13 Kupang yang memiliki gaya kognitif field independent dalam memecahkan masalah matematika pada materi persamaan linear dua variabel? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP N 13 Kupang yang memiliki gaya kognitif field dependent dalam memecahkan masalah matematika pada materi persamaan linear dua variabel? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diungkapkan diatas,maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelasviii SMP N 13 Kupang yang memiliki gaya kognitif field independent dalam memecahkan masalah matematika pada materi persamaan linear dua variabel 2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP N 13 Kupang yang memiliki gaya kognitif field dependent dalam memecahkan masalah matematika pada materi persamaan linear dua variabel D. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan antara lain: 1. Berpikir Kreatif adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan bermacam cara/strategi (kefasihan), menemukan cara yang berbeda (fleksibilitas), dan strategi yang bersifat tidak biasa (kebaruan) dalam memecahkan masalah. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir siswa yang berdasarkan data dan informasi yang tersedia dengan menggunakan bermacam cara/strategi (kefasihan), menemukan cara yang berbeda (fleksibilitas), dan strategi yang bersifat tidak biasa (kebaruan) dalam memecahkan masalah. 3. Memecahkan masalah matematika Memecahkan masalah matematika adalah proses dimana siswa menerima tantangan yang berhubungan dengan persoalan matematika yang penyelesaiannya dengan menggunakan bermacam cara/strategi (kefasihan),
menemukan cara yang berbeda (fleksibilitas), dan strategi yang bersifat tidak biasa (kebaruan) dalam memecahkan masalah. 4. Gaya Kognitif adalah cara khas setiap individu dalam memfungsikan kegiatan mental dibidang kognitif yakni menerima, mengoraganisasikan, merespon, mengolah informasi dan menyusunnya berdasarkan pengalaman pengalaman yang dialaminya. 1) Field Independent adalah apabila subyek mempersepsikan diri bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi oleh lingkungan 2) Field Dependent adalah apabila subyek mempersepsikan diri dipengaruhi oleh lingkungan. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini adalah : 1. Bagi guru Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah masalah matematika 2. Bagi peserta didik Agar meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika 3. Bagi sekolah Dapat memberi masukan kepada sekolah atau lembaga pendidikan, sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
4. Bagi peneliti a. Sebagai bahan masukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika. b. Menjadi sarana bagi pengembangan diri peneliti dan memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika sehingga dapat bermanfaat kelak ketika terjun ke lapangan.