BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

TINDAK TUTUR PERLOKUSI GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan peranan yang sangat penting, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa sempurna dalam berinteraksi. Manusia dapat memenuhi semua kebutuhan sosialnya dengan saling berhubungan untuk menyatakan pikiran pendapat serta bekerja sama. Manusia menggunakan bahasa untuk memberi dan menerima informasi melalui berbagai media yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang berbentuk audio maupun visual. Manusia dikaruniai media langsung yang berguna untuk menghasilkan dan menerima audio. Bahasa berkembang menjadi bahasa bervariasi yang mempunyai banyak makna di dalamnya. Munculnya bentuk-bentuk bahasa yang bervariasi untuk menggambarkan atau menciptakan bahasa lisan secara logis, sebagai alat penyampaian perasaan untuk media berkomunikasi. Maksud dan tujuan berkomunikasi di dalam peristiwa tutur diwujudkan dalam sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan oleh seorang penutur dapat diketahui apa yang diinginkan pembicara/penutur sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur. Akhirnya mitra tutur dapat menanggapi kalimat yang diucapkan oleh penutur. Misalnya, kalimat yang mempunyai tujuan untuk memberitahu kalimat yang memerlukan jawaban, dan kalimat yang meminta lawan tutur untuk melakukan suatu tindakan atau suatu ujaran. Sugihastuti (dalam Kusumaningsih, 2014:14) menyatakan bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Masyarakat tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa, adalah alat vital bagi masyarakat manusia, Anwar (dalam Kusumaningsih, 2014:13). 1

2 Pembelajaran bahasa tidak berlangsung secara mulus. Artinya, pembelajaran bahasa dilaksanakan dengan berbagai kondisi yang berbeda-beda. Perbedaan kondisi itu dapat terkait dengan peserta didik, guru, dan bahan ajar (Markhamah, 2009: 52). Terkait dengan peserta didik, pembelajaran bahasa diikuti peserta didik yang beragam kemampuan dan latar belakang bahasa yang telah dikuasainya. Dengan berbagai latar belakang kemampuan, tentu akan menyebabkan peserta didik tidak seragam dalam menguasai bahasa yang dipelajarinya. Pertuturan juga dapat diartikan sebagai perbuatan berbahasa dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-unsur, dan dapat dikatakan perbuatan yang secara beraturan sehingga menghasilkan suatu ujaran yang bermakna, Yule (2006). Tindakan-tindakan bertutur dimaksudkan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, agar yang disampaikan oleh penutur (O1) dapat diterima oleh pendengar (O2). Kegiatan bertutur antara penutur dan pendengar dibantu oleh keadaan sekitar lingkuangan tuturan itu. Keadaan semacam ini, termasuk juga tuturan-tuturan yang lain disebut peristiwa tutur. Dalam hal ini, sifat peristiwa tuturlah yang menetukan penafsiran terhadap suatu tuturan ketika menampilkan suatu tindak tutur khusus, Yule (2006: 82). Peristiwa tutur ini antara (O1) dengan (O2) terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung yakni dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI. Tuturan yang diucapkan oleh guru Bahasa Indonesia kelas XI merupakan tuturan yang mengandung tindak perlokusi. Tindak tutur perlokusi adalah sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) atau efek bagi yang mendengarnya. Wijana dan Rohmadi (2009: 24). Berdasarkan pengertian tersebut tuturan yang diucapkan oleh kedua guru Bahasa Indonesia muncul tindak perlokusi yang cukup banyak, dalam proses pembelajaran berlangsung hampir semua tuturan yang diucapkan oleh guru banyak yang mengandung tindak perlolusi. Dalam pembelajaran tersebut tindak perlokusi paling dominan muncul atau tindak tutur direktif, tindak tutur direktif ini merupakan bagian dari klasifikasi tindak perlokusi. Setiap kali guru memberikan penjelasan kepada siswanya pasti muncul tindak perlokusi, atau guru tersebut selalu bertutur dan memberikan efek kepada siswanya

3 untuk melakukan apa yang dikatakan oleh guru tersebut. Tuturan tersebut mengandung perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. Tuturan tersebut kurang lebih mengandung keempat macam hal itu. Namun dalam tindak tutur perlokusi terdapat jenis tindak tutur yang lain, diantaranya komisif, ekspresif, representatif. Jenis-jenis tindak tutur tersebut mempunyai maksud atau arti yang disampaikan oleh guru kepada siswanya. Dapat dilihat contoh di bawah ini, kutipan sebuah tuturan yang mengandung tindak perlokusi yang mempunyai daya pengaruh atau efek bagi pendengarnya. Sehingga pendengar dapat melakukan apa yang diujarkan oleh penutur, berikut kutipannya: (1) Esdi lungguhe dijadikan satu aja duduknya! ( Esdi duduknya dijadikan satu aja duduknya! ) (2) Kalau ndak buka lks kalian! (3) Lks halaman.. silakan lks dibuka halaman 58! Ketiga kutipan diatas (1), (2), dan (3) seperti telah dipelajari dalam tindak ilokusi. Namun dari ketiga kutipan tersebut dapat dilihat berdasarkan tindak perlokusinya yaitu tuturan yang mengandung efek bagi pendengarnya atau perintah. Ketiga kutipan itu juga masuk di dalam tindak direktif yang menunjukkan perintah. Pada tuturan (1) sebuah tuturan yang diucapkan oleh seorang guru yang memintasalah satu muridnya yang bernama Esdi untuk duduk jadi satu dengan temannya yang lain. Pada tuturan (2) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang disampaikan, dan diminta untuk membuka lksnya. Pada tuturan (3) guru meminta siswanya untuk membuka lks halaman 58, dan untuk dipelajari. Berdasarkan contoh ketiga kutipan diatas bahwa jelas, di dalam sebuah tuturan yang diucapkan memiliki maksud dan tujuan berkomunikasi sehingga penutur dan mitra tutur dapat mengetahui keinginan dari suatu hal yang diucapkan. Pertuturan itu wajar terbentuk karena penutur melakukan kerjasama. Pragmatik ini atau contoh tuturan (1), (2), dan (3) juga bisa menjadi perhatian. Karena dalam sebuah tuturan pragmatik tidak selamanya dinyatakan secara eksplisit, terkadang tuturan tersebut terdapat dibalik tuturan. Pada contoh kutipan (2) kalau ndak buka lks kalian!, kutipan tersebut

4 dinyatakan tidak secara eksplistit. Artinya dalam kutipan tersebut tuturan itu berada dibalik tuturan yang dimaksudkan bahwa siswa diminta untuk membuka lksnya pada halaman yang telah dijelaskan oleh guru tersebut. Dalam kurikulum yang sebelumnya, dalam praktek pengajaranbahasa sering dilupakan akan fungsi komunikasi bahasa yaitu, menggunakan bahasa untuk berkomunikasi (menyampaikan pesan dari seorang kepada orang lain, dari pembicara/penulis kepada pendengar/pembaca), sehingga yang diajarkan ialah pengetahuan tentang bahasa bukan keterampilan menggunakan bahasa untuk maksud komunikasi, (Tarigan, 1986: 179). Menurut (Tarigan, 1986: 180) orientasi belajar mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi komunikasi, ini disebut pendekatan komunikatif. Dalam komunikasi pendekatan komuniukatif ini, bentuk bahasa (kata, kalimat, ragam bahasa) yang selalu dipakai dikaitkan dengan faktor-faktor penentu. Ilmu yang mengkaji hubungan bahasa (ragam dan bentuk bahasa) dengan faktor-faktor itu disebut ilmu pragmatik. Keterampilan berbahasa diartikan hanya secara umum dengan berbicara, menyimak, menulis/mengarang, dan membaca. Dalam bagian pragmatik kurikulum bahasa Indonesia dimasukkan unsur pelajaran untuk berbagi tingkat sekolah, yaitu SD, SMP, dan SMA. Tingkat SD dilihat pada buku ajar yang biasa digunakan ketika proses belajar mengajar, pragmatik terlihat dalam bentuk bahasanya. Dapat dilihat contoh berikut: a. Sekolah Dasar (SD) 1. Mengungkapkan perasaan tentang sesuatu yang menarik Contoh: bukan main indahnya pemandangan itu. Sesuai dengan contoh kalimat tersebut, efek perlokusi yang timbul yaitu menimbulkan rasa senang kepada mitra tutur. b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1. Mengungkapkan Informasi faktual tentang kecelakaan Contoh: Tadi pagi Budi terjatuh dari sepeda.

5 Sesuai dengan kalimat tersebut, efek perlokusi yaitu memalukan. Karena Budi terjatuh dengan sendirinya. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini mengkaji tentang bagaimana tindak perlokusi diperoleh. Guru Bahasa Indonesia kelas XI melakukan tuturan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari tuturan guru pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia diperoleh tindak tutur perlokusi dan jenisnya. Alasan inilah yang mendasari penulis ingin melakukan penelitian terhadap tindak perlokusi guru. Komunikasi yang dilaksanakan pada situasi tertentu yakni di dalam sekelompok Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. Mendasari penulis memilih pragmatik sebagai tinjauan dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul Tindak Perlokusi Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini ada dua rumusan masalah yang perlu dicari penyelesaiannya. a. Bagaimana klasifikasi tindak tutur dan efek perlokusi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali? b. Bagaimana fungsi tindak tutur perlokusi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua hal. a. Mendeskripsikan klasifikasi tindak tutur dan efek perlokusi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. b. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur perlokusi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Sawit Boyolali?

6 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik teoritis maupun praktis. a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berkaitan dengan perkembang ilmu, dalam hal ini adalah ilmu keabsahan. Penelitian ini dapat digunakan atau memberikan gambaran secara umum mengenai tindak perlokusi pada guru bahasa Indonesia kelas X1 SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. Serta dapat memberikan pengertahuan tentang ilmu linguitik khususnya pada bidang pragmatik. b. Manfaat Praktis 1. Bagi pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia dapat menambah pengertian dan pemahaman mengenai tindak tutur dan khususnya pada tindak perlokusi. 2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikirian dalam memberikan gambaran analisis tindak tutur. 3. Bagi Peneliti, dapat menambah ilmu dan pengalaman penelitian dan untuk pengembangan lebih lanjut.