BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang dimiliki. Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Kemajuan telah dialami oleh manusia, baik yang bersifat keilmuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang semakin cepat telah membawa perubahan-perubahan dan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada BAPPEDA Pemkot Tegal)

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten/kota di jawa barat. Penilitian ini dilakukan pada perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan maupun kegagalan. Kondisi ini sangat ditentukan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang telah menjadi kesepakatan bersama sebelumnya, terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan

I. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek tatanan dan sumber daya layanan sebagai dampak

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Di dalam sebuah perusahaan jasa, seperti agensi Sales Promotion Girl (SPG),

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produksi yang dipicu oleh gencarnya produk-produk luar negeri khususnya Cina

BAB I PENDAHULUAN. dahulu memajukan dunia pendidikan. Dengan kata lain, kemajuan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya. memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok masyarakat untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengekspor kayu lapis yang berada di Desa Bajong, Kecamatan Bokateja,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi yang semakin cepat telah membawa perubahan-perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya para karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik sebagai unsur

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkannya. Untuk itu dibutuhkan tenaga tenaga dari. organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif dan efisien dalam suatu perusahaan. Apalagi bila dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi. Manusia sebagai sumber

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk dari organisasi yang merupakan wadah kerja sama dari sekumpulan orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian. Bagaimana karyawan berperilaku dalam organisasi baik dalam bekerja ataupun pada saat karyawan berinteraksi dengan karyawan yang lain di dalam perusahaan. Dalam bekerja, lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap sikap kerja dan menentukan prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya, jika situasi lingkungan tidak menyengangkan mereka cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. Sebagaimana diungkap Ghiselli dan Brown (dalam Idrus, 2006) bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja karyawan. Steers (dalam Idrus, 2006) menyatakan bahwa pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar umumnya menggambarkan kekuatan yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan dalam merujuk pada faktor-faktor di dalam organisasi yang menciptakan milieu kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan. 1

Lingkungan dalam ini biasanya disebut dengan istilah iklim organisasi. Menyadari betapa iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap setiap individu di organisasi, yang pada akhirnya akan pula berpengaruh terhadap kualitas kerja, maka dengan sendirinya perlu pemahaman yang baik tentang iklim organisasi. Menurut Muhammad (dalam Kamuli, 2012) iklim organisasi adalah: Kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. Iklim organisasi adalah keseluruhan perasaan yang meliputi hal-hal fisik, bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar organisasi. Iklim organisasi merupakan sesuatu yang nyata dirasakan oleh orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Apa yang dirasakan itu mempengaruhi perilakunya yang akhirnya akan menentukan tingkat produktivitas kerja mereka. Simamora (2001) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman 2

pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun, dan dihargai oleh organisasi. Iklim memiliki sifat-sifat yang membuatnya tampak tumpang tindih dengan konsep budaya, secara keseluruhan tampaknya iklim lebih merupakan sifat budaya daripada merupakan suatu pengganti budaya. Sebagai suatu sistem kepercayaan yang digeneralisasikan, iklim berperan dalam keutuhan suatu budaya dan membimbing perkembangan budaya tersebut. Iklim muncul dan didukung oleh praktik-praktik organisasi. Jadi, suatu pemahaman mengenai iklim suatu organisasi dapat berbicara banyak kepada kita mengenai budaya organisasi tersebut. Jika suatu organisasi memiliki ciri-ciri iklim yang sesuai dengan budaya organisasi maka iklim yang terbentuk akan kondusif. Pada umumnya, iklim organisasi bersifat teknis atau sementara, sedangkan budaya organisasi lebih kekal dan strategis. Jika diibaratkan sebuah senter, maka iklim 3

organisasi adalah lampunya sedangkan budaya organisasi adalah baterainya. Sangat jelas sekali senter itu tidak akan bisa menyala jika baterainya tidak ada. Demikian pula dengan organisasi, Iklim yang ada dalam organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana budaya yang berkembang dalam organisasi tersebut. Budaya dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun swasta mencerminkan penampilan organisasi. Adanya budaya organisasi pada setiap organisasi dianggap penting, karena budaya organisasi yang kuat akan mempermudah dalam tercapainya tujuan organisasi, sebaliknya jika budaya organisasinya lemah maka tujuan organisasi akan sulit dicapai. Budaya organisasi menjadi ciri khas dari satu organisasi dengan organisasi lainnya, sehingga untuk menerapkan budaya organisasi dengan baik, setiap pegawai baru yang akan menjadi anggota organisasi diberikan pembakalan tentang dasar-dasar budaya organisasi. Budaya organisasi adalah norma, nilai nilai asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen dan mencapai tujuan organisasi (Wirawan, dalam Octaviana 2011). Budaya organisasi membentuk perilaku organisasi anggotanya, bahkan tidak jarang perilaku anggota organisasi sebagai 4

individu. Isi budaya organisasi terdiri atas beragam jenis. Isi budaya organisasi ada yang didapat diindera dengan mudah seperti artefak dan ada yang sukar di indera seperti nilai-nilai, norma, asumsi, dan filsafat organisasi. Isi budaya organisasi kecil dan sederhana (Wirawan, dalam Octaviana 2011). Sementara itu kajian Hofstede (dalam Robbins,2003) menunjukkan bahwa dimensi budaya masyarakat sangat mewarnai aktivitas sehari-hari seseorang, termasuk aktivitas orang itu dalam dunia kerja. Berbagai dimensi tersebut dalam kehidupan keorganisasian sangat berpengaruh terhadap hubungan antarindividu, termasuk antara atasan-bawahan, intensitas kedekatan personal, perlakuan dari sisi gender, serta perhatian terhadap dinamika waktu. Berdasarkan sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan segala sesuatu yang penting dilakukan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wheelen & Hunger (tanpa tahun) dalam Nimran (2004). Sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan adalah: (a) Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan, (b) Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi, (c) Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial, (d) Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah dibentuk. Budaya organisasi yang berlangsung memberikan nilai serta norma yang baik, maka dapat mempengaruhi anggota organisasi untuk berperilaku yang baik 5

menurut budaya yang berlaku. Perilaku anggota organisasi ini pula yang akhirnya menentukan kinerja anggota organisasi yang berdampak pada kinerja organisasi. Demikian juga halnya dengan iklim organisasi. Iklim organisasi yang mencirikan norma dan nilai yang baik akan berpengaruh terhadap perilaku anggota di dalamnya. Michael Zwell (dalam Wibowo, 2007) menyatakan bahwa dasar untuk keberhasilan organisasi adalah kompetisi kepemimpinan, kompetensi pekerja, dan budaya organisasi yang memperkuat dan memaksimumkan kompetensi. Budaya tidak hanya memberikan pandangan tentang nilai-nilai pada pegawai dalam berperilaku, namun budaya organisasi juga memberikan pandangan tentang budaya dalam bentuk artefak seperti logo organisasi, tata ruang gedung, bahasa atau jargon, dan simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu organisasi. Selain artefak, asumsi dasar dari seorang pimpinan dapat dijadikan sebagai budaya dalam mengambil solusi, karena jika solusi yang di kemukakan oleh seorang pemimpinan dapat berhasil, maka solusi di anggap sebagai realitas dan kebenarannya mempunyai nilai. Karyawan yang datang ke perusahaan membawa kebudayaan dan keadaan sosial yang diperoleh dari interaksi dalam konteks sosial yang lain. Iklim organisasi dapat didefinisikan sebagai suasana kerja yang diciptakan oleh hubungan antara individu dalam organisasi. Sehingga, pengaruh lingkungan dalam budaya 6

organisasi terdapat kerjasama yang terarah serta dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar tiap individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai atauran, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sabagaimana ditetapkan oleh para pendiri organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi. Iklim organisasi yang sedang terjadi di PT. Perkebunan Nusantara III adalah isu yang terdengar oleh karyawan meliputi isu dimana direktur utama yang baru mulai memikirkan tentang pensiun dini, dimana ini dilakukan untuk melakukan efisiensi biaya serta untuk mengurangi karyawan yang bekeja tidak sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) seperti mangkir untuk bekerja, menyalahi peraturan kerja serta bagi karyawan yang menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkoba. Selain itu karyawan juga dilarang keras untuk menerima uang dari atasan atau pihak-pihak lain demi untuk kelancaran pekerjaan, dan apabila didapati hal tersebut maka karyawan akan terkena sanksi yaitu dapat berupa penurunan jabatan sampai pemberhentian kerja. Fenomena yang ada di PTPN III berdasarkan budaya organisasi yang ada di PTPN III yaitu menggunakan pola business by target. Yaitu dimana pekerjaan harus dikerjakan berdasarkan target dalam menghasilkan CPU dan produk hilir karet. Hal ini membuat iklim organisasi dimana menurut karyawan berdasarkan wawancara 7

(pada tanggal 19 Januari 2016) disebutkan bahwa dengan adanya target dalam melakukan pekerjaan membuat hubungan antar karyawan menjadi lebih baik dimana adanya kekompakan yang terjalin dalam mengerjakan target perusahaan tersebut. Terjalin kerja sama yang baik antar karyawan dalam mengerjakan tugas yang harus diselesaikan sesuai target yang ada. Selain itu, budaya organisasi yang ada di PTPN III yang telah diterapkan oleh PTPN III kepada karyawan adalah sistem penilaian karya. Penilaian karya adalah kesepakatan yang dilakukan antara karyawan dengan atasan dalam hal kesepakatan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan. Kesepakatan ini menyangkut target yang harus dilakukan oleh karyawan dalam melakukan pekerjaan, yang mana pekerjaan karyawan tersebut akan dinilai oleh atasan pada jangka waktu enam bulan sekali. Atasan akan menilai apakah karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan target yang telah disepakatin pada awal karyawan akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Iklim organisasi yang terjadi karena adanya budaya organisasi di atas adalah berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh karyawan PTPN III Sei Karang (pada tanggal 19 Januari 2016) bahwa menurut karyawan hal ini membuat jarak antara karyawan dengan atasan karena karyawan hanya bertindak menyuruh karyawan dalam mengerjakan tugas yang harus dikerjakan oleh karyawan tanpa diberikan arahan oleh atasan. 8

Selanjutnya, budaya organisasi yang telah diterapkan lama dalam PTPN III adalah pemberian bonus yang diberikan kepada karyawan. Di mana bonus ini telah diberikan oleh karyawan setiap akhir tahun. Bonus ini merupakan hadiah yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerja yang telah dilakukan karyawan selama setahun. Iklim organisasi yang terlihat dari adanya pemberian bonus ini adalah bahwa karyawan tidak bekerja secara dinamis melainkan secara statis, kurang ada kemajuan yang ditunjukkan oleh karyawan dalam bekerja. Hal ini terjadi karena karyawan sudah menganggap bahwa karyawan akan diberikan bonus setiap tahunnya walaupun tanpa ada kemajuan dalam karyawan melakukan pekerjaan. Fenomena lain yang terjadi di PTPN III Sei karang yaitu dimana iklim organisasi yang ada di PTPN III Sei karang menurut hasil wawancarai dari seorang karyawan adalah dimana karyawan merasa atasan kurang mengkomunikasikan peran karyawan dalam pekerjaan mereka. Sehingga karyawan merasa tidak berperan dalam pekerjaan dan juga membuat karyawan merasa tidak ambil bagian dari pekerjaannya. Namun di sisi lain karyawan harus melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di perintahkan oleh atasan, dan harus mengikuti perintah yang diberikan oleh atasan dalam melakukan semua pekerjaan. Karyawan harus bersikap hormat kepada atasan. Iklim organisasi yang terjadi di PTPN III sei karang ini terjadi karena adanya faktor budaya organisasi di PTPN III sei karang yaitu masih adanya 9

feodalisme, Feodalisme adalah suatu budaya dimana atasan masih di agung-agungkan oleh bawahan. Dimana bawahan mengganggap atasan memiliki kedudukan yang lebih tinggi sehingga bawahan harus menghormati dan mengikuti perintah yang diberikan oleh atasan. Budaya feodalisme ini ada di PTPN III Sei Karang, karyawan yang memiliki jabatan rendah akan patuh dengan atasan mereka. Selain itu, bukan hanya karyawan yang harus patuh kepada atasan tetapi istri atau keluarga dari karyawan tersebut juga harus patuh dengan istri dari atasan tersebut. Menyadari pentingnya iklim organisasi pada PT Perkebunan Nusantara III untuk mencapai tujuan demi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Maka, berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan anatara penerapan budaya organisasi dengan iklim organisasi dengan judul : Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Iklim Organisasi pada Karyawan di PTPN III Sei Karang. B. Identifikasi Masalah Iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu karakteristik tertentu dari lingkungan. Budaya organisasi yang berlangsung memberikan nilai serta norma yang baik, maka dapat mempengaruhi anggota organisasi untuk berperilaku 10

yang baik menurut budaya yang berlaku. Demikian juga halnya dengan iklim organisasi. Iklim organisasi yang mencirikan norma dan nilai yang baik akan berpengaruh terhadap perilaku anggota di dalamnya. Selain itu, budaya organisasi yang ada di PTPN III yang telah diterapkan oleh PTPN III kepada karyawan adalah sistem penilaian karya. Penilaian karya adalah kesepakatan yang dilakukan antara karyawan dengan atasan dalam hal kesepakatan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan. Iklim organisasi yang terjadi adalah menurut karyawan hal ini membuat jarak antara karyawan dengan atasan karena karyawan hanya bertindak menyuruh karyawan dalam mengerjakan tugas yang harus dikerjakan oleh karyawan tanpa diberikan arahan oleh atasan. Fenomena lain yang terjadi di PTPN III Sei karang, karyawan merasa atasan kurang mengkomunikasikan peran karyawan dalam pekerjaan mereka. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul hubungan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi pada karyawan PT Perkebunan Nusantara III Medan. C. Batasan Masalah Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah dengan menjelaskan tentang hubungan antara budaya organisasi dan iklim organisasi. Penelitian ini dilakukan pada karyawan dan karyawati di PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang dengan jumlah sampel sebanyak 47 orang. 11

D. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka untuk dijadikan sebuah karya ilmiah kiranya perlu diberikan suatu rumusan agar masalah yang di teliti itu menjadi lebih jelas uraian dan ruang lingkupnya. Adapun perumusan masalah yang dimasudkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi pada karyawan PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan adanya permasalahan yang dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dengan iklim organisasi pada karyawan. Dari penelitian ini nantinya akan dilihat hubungan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi pada karyawan. F. Manfaat Penelitian Sebagaimana yang diharapkan bahwa setiap penulisan memiliki suatu manfaat tertentu. Adapun manfaat penelitian yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah: 12

1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi pengetahuan yang berguna bagi psikologi industri dan organisasi dan ilmu psikologi lain yang belum membahas masalah hubungan penerapan budaya organisasi dengan iklim organisasi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang pentingnya budaya organisasi dalam membentuk suatu iklim organisasi. Artinya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pihak perusahaan dalam mengetahui budaya organisasi yang ada di dalam perusahaannya yang dapat membentuk suatu iklim organisasi. 13