BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari minat investor terhadap perusahaan dengan tingkat saham yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

LABA DAN BUKAN PERATA LABA ATAS PENGUMUMAN INFORMASI LABA PERUSAHAAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti,

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan. keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan investor dalam menilai kinerja perusahaan yang go public. Menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Manajemen juga

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu produk yang penting bagi pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perusahaan memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengukur kinerja manajemen adalah laba. Karena laba merupakan salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

P, 2016 PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk berinvestasi, para investor terlebih dahulu memperhitungkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat harus memberikan informasi yang bermanfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. PT Bank Lippo tahun PT Bank Lippo melakukan pemalsuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak pihak diluar korporasi. Dalam penyusunan laporan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bentuk pajak (Jin dan Machfoedz, 1998).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi nilai dari sebuah perusahaan, semakin

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan cara bagaimana harus kembali pada kondisi yang baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing perusahaan dengan mengungkapkan kondisi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah, pelanggan, kreditur.

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak internal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bentuk sarana untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik. Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan adalah penting dan diperlukan dalam setiap pengambilan keputusan. Namun, salah satu informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah laba. Perkembangan laba yang dihasilkan perusahaan sangat mempengaruhi masa depan perusahaan, hal ini tercermin dari minat investor terhadap perusahaan dengan tingkat saham yang stabil daripada perusahaan dengan peningkatan laba yang tinggi. Bagi para investor, perusahaan dengan tingkat laba yang stabil lebih memberikan jaminan keamanan dalam berinvestasi dan mempunyai masa depan perusahaan yang baik serta kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak pihak karena pada umumnya manajemen laba menyebabkan tampilan informasi laporan keuangan (financial reporting) yang tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Manajemen laba selalu diindentikkan dengan perilaku opportunistik, dimana dalam hal ini pihak manajemen bertindak untuk kepentingan pribadinya. Investor dalam melakukan investasi cenderung hanya fokus pada hasil akhir dari laporan laba yang disajikan saja tanpa melihat dan mencari tahu 1

2 tentang proses perolehan laba tersebut. Fudenberg dan Tirole mengasumsikan bahwa sering sekali investor dikatakan sebagai pihak yang menolak tentang resiko sehingga hal tersebut mendorong manajer untuk melakukan kecurangan. Adanya dorongan dari para investor dapat memicu niat dan kesempatan para manajer untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya dengan melakukan manajemen laba (earning management). Tujuan dari manajemen laba adalah untuk dapat memodifikasi laba akuntansi untuk memperoleh tanggapan positif terhadap kinerja mereka di samping juga untuk memperoleh tanggapan positif dari pasar atas informasi yang disajikannya (Sugiarta, 2005). Tujuan lainnya menurut Utomo dan Baldric (2008) adalah untuk dapat memperkecil fluktuasi laba dalam laporan keuangan agar tidak jauh berbeda dengan laba periode sebelumnya baik secara arti fisial yaitu dengan metode akuntansi ataupun secara riil yaitu melalui transaksi. Tindakan manipulasi yang dilakukan tidak semata hanya untuk kepentingan perseorangan, para manajer termotivasi melakukan perataan penghasilan disebabkan tuntutan yang dilakukan oleh para pemilik perusahaan. Adanya dukungan dari pemilik ini dikarenakan adanya beberapa hal seperti motivasi eksternal, pendapatan bonus, serta posisi internal yang diterima oleh manajer dalam perusahaan. Hal ini didukung bahwa dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil. Akuntansi berbasis akrual mempunyai

3 keunggulan bahwa informasi laba perusahaan dan pengukuran komponennya berdasarkan akuntansi akrual secara umum memberikan indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan daripada informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini. Namun, akuntansi akrual juga memiliki kelemahan. Penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Salah satu pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu adalah praktek manajemen laba atau earnings management. Manajemen laba merupakan tindakan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan Iqbal (2007). Masalah manajemen laba adalah merupakan masalah keagenan yang sering kali dipicu oleh adanya pemisahaan peran atau perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham) dengan pengelola (manajemen) perusahaan. Hubungan keagenan (agency relationship) terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Saleh, 2005). Lebih jauh lagi, manajemen sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih cepat, lebih banyak, dan lebih valid daripada pemegang saham sehingga situasi ini dapat dimanfaatkan oleh manager untuk melakukan

4 praktek manjemen laba ataupun melakukan manipulasi laba pada perusahaan tersebut. Di Indonesia terdapat sejumlah kasus yang berhubungan untuk praktek manajemen laba, seperti kasus PT. Kimia Farma Tbk telah terbukti melakukan perekayasaan laporan keuangan yaitu dengan jalan memperbesar laba, PT Tempo Scan Pasafisic Tbk, PT Merck Tbk dan PT Darya Varia Laboratoria Tbk. Kasus kasus yang terjadi pada perusahaan tersebut secara mendasar disebabkan adanya manipulasi atau kesalahan yang dilakukan didalam menerbitkan laporan keuangan perusahaan. Fenomena lainnya di perusahaan manufaktur yaitu PT Indokarma Tbk, kasus ini bermula dari adanya penelaahan Bapepam mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal terutama berkaitan dengan penyajian laporan keuangan dimana nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated), Toshiba Corporation membongkar rencananya ke publik untuk membenamkan modal senilai US$ 1 miliar atau Rp 11,96 triliun di negara-negara ASEAN. Sementara target penjualan dari investasi tersebut diharapkan dapat mencapai US$ 7 miliar atau Rp 83,76 triliun, termasuk di Indonesia. (kurs: Rp 11.960/US$). Pada tahun 2011, PT. Ancora Mining Service (AMS) dilaporkan Forum Masyarakat Peduli Keadilan (FMPK) ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan atas dugaan manipulasi laporan keuangan. Ketua Bagian Investigasi FMPK, Mustopo, menjelaskan, indikasi manipulasi itu terlihat dari adanya penghasilan sebesar Rp 34,9 miliar namun tidak ada pergerakan investasi.

5 Selain itu, ditemukan bukti pembayaran bunga sebesar Rp 18 miliar padahal AMS mengaku tidak memiliki utang. FMPK juga menemukan bukti piutang senilai Rp 5,3 miliar namun tidak ada kejelasan transaksinya (Shally Pristine, 2011). Laporan keuangan Bumi Plc tahun 2011 hal 23 disebutkan adanya penghapusan akun development fund senilai US$ 247 juta milik Bumi Resources dan akun development asset US$ 75 juta milik Berau Coal. Penghapusan ini dilakukan karena auditor Bumi Plc, Pricewaterhouse Coopers LLP tidak bisa membuktikan aset dasar (underlying asset) dari sejumlah dana tersebut (Alexander, 2012). Dalam penelitian ini penulis menggunakan kepemilikan institusional sebagai variabel yang dapat digunakan manager utnuk mengurangi praktek manajemen laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Namun demikan sebagaimana disebutkan dalam teori keagenan (agency theory), perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Pihak manajemen sebagai agent mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya dan hal ini yang sering menimbulkan konflik dengan pemegang saham sebagai principal. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen, karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring ini tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham.

6 Selain kepemilikan institusional, profitabilitas dianggap sebagai penyebab earnings management. Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk menilai suatu perusahaan. Tingkat profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Bila perusahaan memiliki profitabilitas yang memadai, perusahaan memiliki peluang untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya (Solihin, 2009). Semakin tinggi profitabilitas maka kinerja suatu perusahaan itu akan baik. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas dianggap sebagai faktor penyebab timbulnya praktik manajemen laba. Menurut Helfert (1996:97) leverage adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya besar aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai leverage, risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang semakin besar. Leverage merupakan pedang bermata dua, yang maknanya adalah jika laba perusahaan dapat diperbesar, maka begitu pula dengan kerugiannya. Dengan kata lain penggunaan leverage dalam perusahaan bisa saja meningkatkan laba perusahaan, tetapi apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, maka perusahaan dapat mengalami

7 kerugian yang sama dengan persentase laba yang diharapkan, bahkan mungkin saja lebih besar. Perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba akan mampu mengendalikan kelebihan tingkat keuntungan ketika perusahaan mengumumkan laba. Jika informasi laba yang diumumkan berita baik bagi investor, maka harga saham akan meningkat dan memberikan kelebihan tingkat keuntungan yang besar bagi investor yang akan membuat ketertarikan investor lain untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika dalam pengumuman laba menghasilkan kabar yang kurang baik bagi investor, maka harga saham akan turun dan menyebabkan investor melepas atau menarik investasinya dari perusahaan. Menampilkan laba yang relatif stabil diharapkan dapat meningkatkan persepsi pihak eksternal mengenai kinerja manajemen perusahaan tersebut (Salno dan Baridwan, 2000). Adapun yang menjadi motivasi penulis melakukan penelitian ini adalah pertama, dikarenakan ketidakkonsistenan penelitian yang terdahulu yang mana terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba. Kedua, untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai kegiatan manajemen laba berkaitan dengan adanya konflik kepentingan antara principal dengan agent, dimana principal termotivasi mengadakan kontrak untuk kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat sementara agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam hal memperokeh investasi ataupun

8 pinjaman. Ketiga, pada perusahaan manufaktur sangat rawan dalam melakukan kecurangan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Stuktur Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi yang akan di analisa diantaranya sebagai berikut: a. Perusahaan melakukan praktek manajemen laba yang bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada para investor karena pada umumnya para investor lebih memperhatikan laba perusahaan. b. Adanya pertentangan dan Tarik menarik antara principle dan agent memicu permasalahan dalam agency teory. c. Laporan keuangan merupakan hal yang sangat terpenting bagi kelangsungan hidup bagi suatu perusahaan / untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada para calon investor, maka dari itu validitas informal dalam suatu laporan keuangan sangat penting, tetapi kenyataannya pihak manajemen sering kali melakukan tindakan Manajemen Laba dalam laporan keuangan perusahaannya.

9 d. Kebanyakan pemakai laporan keuangan lebih memusatkan perhatiaannya pada informasi laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan tanpa memperhatikan metode-metode yang digunakan. e. Terdapat perbedaan kepentingan antara prinsipal (pemilik perusahaan) dengan agen (manajemen). f. Para pemegang saham menginginkan return yang lebih tinggi apabila leverage perusahaan lebih tinggi. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini mengingat terbatasnya data dan informasi yang penulis dapatkan, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah-masalah yang ada diantaranya: a. Peneliti hanya meneliti pengaruh kepemilikan Institusional, profitabilitas dan leverage terdapat praktik Manajemen Laba. b. Objek data dan informasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur. c. Komponen penelitian yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

10 1. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015? 2. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015? 3. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015? 4. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

11 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 4. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 1.5.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam hal : 1. Bagi pengembangan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini serta sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang lebih dalam tentang masalah yang sama. 2. Bagi pengembangan praktek Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian selanjutnya terutama mengenai pengaruh kualitas data, kinerja perusahaan dan harga saham terhadap praktik manajemen laba di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.