III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

Tata Cara penelitian

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. MATERI DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Gurusinga, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAB III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat sekitar 21 meter di atas permukaan laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. 3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, benih Kailan, pupuk kandang, pupuk kompos kulit pisang, zat pengkompos (EM4), gula merah, air dll. 3.2.2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, babat, tali plastik, tugal, sprayer, timbangan, ember, plastik, gembor, papan plat untuk sampel dan plot, penggaris, dan alat tulis, serta alat-alat lain di butuhkan selama penelitian. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yaitu: 1. Pemberian kompos Kulit pisang : P 0 = Tanpa kompos Kulit pisang P 1 = kompos Kulit pisang sebanyak 20 g/tanaman (0,5 kg/plot = 5 ton/ha) P 2 = kompos Kulit pisang sebanyak 40 g/tanaman (1 kg/plot = 10 ton/ha) P 3 = = kompos Kulit pisang sebanyak 60 g/tanaman (1,5 kg/plot = 15 ton/ha) 17

Sumber : modifikasi metode penelitian Nasution (2014) 2. Perlakuan pupuk kandang : K 1 = Pupuk kandang sapi sebanyak 2,5 kg/plot (25 ton/ha) K 2 = Pupuk kandang ayam sebanyak 2,5 kg/plot (25 ton/ha) Sumber : Feri dkk, 2014 Berdasarkan perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, maka didapat kombinasi yang tersusun pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Kombinasi Perlakuan penelitian dari Kompos Kulit Pisang dan Pupuk Kandang Perlakuan Pupuk Kandang Kompos kulit pisang K 1 K 2 P 0 P 0 K 1 P 0 K 2 P 1 P 1 K 1 P 1 K 2 P 2 P 2 K 1 P 2 K 2 P 3 P 3 K 1 P 3 K 2 Dimana perlakuan pemupukan dilakukan setelah pengolahan tanah dan dua minggu setelah tanam sesuai dosis anjuran untuk tanaman kailan (Wahyudi,2010). Berdasarkan kombinasi yang dilakukan maka didapat dengan jumlah ulangan : (tc 1) ( r 1 ) 15 (8 1) ( r 1 ) 15 7r 22 r 3 ulangan 18

Satuan penelitian: Jumlah ulangan Jumlah plot Jumlah tanaman per plot Jumlah sampel per plot Ukuran plot Jarak tanam Jarak antar plot = 3 ulangan = 24 plot = 25 tanaman = 5 tanaman = 100 cm x 100cm = 20 cm x 20 cm = 50 cm Jumlah tanaman seluruhnya = 600 tanaman 3. 4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembuatan kompos kulit pisang dan pupuk kandang Sebelum pembuatan kompos kulit pisang terlebih dahulu lubang pengomposan dibuat, dengan ukuran 1 m 3 (panjang 1 m, lebar 1 m, dan kedalaman lubang 1 m) yang semua dindingnya dilapisi dengan plastik. Posisi lubang ditentukan berada pada tanah bertopografi datar, agar tidak terjadi penggenangan pada saat hujan. Setelah lubang pengomposan selesai, bahan kompos dapat dimasukkan ke dalam lubang pengomposan dan disiram dengan bahan pengompos, kemudian lubang ditutup dengan menggunakan terpal plastik dengan rapat. Pengadukan dilakukan setiap 2 minggu sekali hingga proses humifikasi selesai dan kompos siap untuk di gunakan. Untuk memastikan bahwa pengomposan sudah berjalan sempurna, dilakukan analisis C/N (<25), ini menunjukan bahwa kompos sudah siap untuk digunakan (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta Selatan, 2011) 19

Bahan pengompos yang digunakan adalah EM4 bioaktifator compost, yakni dengan melarutkan 20 ml EM4 dengan air 2000 ml dan ditambahkan gula merah sebanyak 10 gram, kemudian aduk hingga merata dan diamkan selama 15 menit. Setelah 15 menit larutan EM4 dapat diaplikasikan langsung pada bahan limbah kulit pisang, dan kotoran ternak (Ruhukail, 2011). 3.4.2. Persiapan Lahan Areal lahan penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma atau sampah. Apabila lahan tersebut sudah bersih, maka lakukan penggemburan tanah dengan menggunakan cangkul dan bentuk plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm, jarak antar plot 50 cm, jarak antar ulangan 50 cm dan ketinggian plot 30 cm (Lampiran 1). 3.4.3. Penyemaian Benih Sebelum dilakukan penyemaian, terlebih dahulu dibuat tempat untuk persemaian, tanah digemburkan dengan cara mencangkul kemudian dibuat plot berukuran 50 cm 50 cm dan didiamkan selama 24 jam. Sebelum dilakukan penaburan benih terlebih dahulu dilakukan penyiraman pada media penyemaian, setelah itu dilakukan penaburan benih dan diberi naungan dari jerami agar terhindar kontak langsung dengan matahari. 3.4.4. Pemeliharaan Bibit Setelah benih disemai, selanjutnya dilakukan penyiraman pada pagi dan sore hari, serta bibit harus diperhatikan dari OPT (Organisme Penggangu Tanaman). Saat bibit berumur 2 minggu setelah semai atau telah berdaun 3 helai, bibit dapat dipindahkan pada lubang tanam yang telah disediakan. 20

3.4.5. Aplikasi Pupuk Kompos Kulit Pisang dan Pupuk Kandang Setelah lahan selesai diolah, maka pupuk kompos diberikan pada bedengan sesuai dengan dosis pada masing-masing perlakuan kemudian dicampur dengan tanah dan diratakan yang selanjutnya didiamkan selama ±7 hari sebelum dilakukan penanaman. Untuk perlakuan kontrol, tidak diberi pupuk kompos melainkan dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang saja sesuai dengan dosis anjuran untuk tanaman pada metode. Menurut Wahyudi (2010), pemupukan dilakukan dengan dua tahapan, tahap pertama pemberian pupuk setelah tanah selesai diolah. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk ke dalam tanah sesuai perlakuan. Pemupukan kedua, dilakukan pada tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam dengan jenis pupuk yang sama dan dengan dosis sesuai metode penelitian. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara ditaburkan antara lajur dengan jarak 12-15 cm dari tanaman. 3.4.6. Penanaman Bibit Setelah tanah diolah dan diberi kompos dan pupuk kandang secara merata lalu dilakukan penanaman bibit pada plot penelitian, dimana bibit ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm (Lampiran 2). Bibit yang ditanam pada lahan berumur 2 minggu atau berdaun 3 helai. Bibit yang dipilih adalah bibit yang pertumbuhannya homogen. Bibit ditanam pada sore hari untuk menjaga agar tanaman tidak layu. 3.5. Pemeliharaan Tanaman 3.5.1. Penyiraman dan Penyiangan Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Penyiraman pada tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk mencegah agar tanaman tidak layu. Namun bila hujan turun 21

penyiraman tidak perlu dilakukan. Dari mulai penyemaian sampai panen, penyiraman dilakukan 2 kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma di sekitar pertanaman seminggu sekali, agar gulma tidak menjadi pesaing hara bagi tanaman utama. 3.5.2. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila ada satu atau lebih tanaman yang mati. Penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit yang tidak tumbuh (hidup) dan dilakukan 2-3 hari sesudah pemindahan bibit ke plot percobaan. Jenis bibit serta perlakuan dalam penyulaman harus sama dengan melakukan sewaktu memulai penanaman, agar pertumbuhan bibit bisa tumbuh secara merata. 3.6. Parameter yang Diamati 3.6.1. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran mulai dari pangkal batang sampai daun tertinggi setelah ditegakkan. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 1 minggu setelah pindah tanam ke plot sampai panen dengan interval 1 minggu sekali. 3.6.2. jumlah Daun (helai) Penghitungan jumlah daun dilakukan mulai dari daun terbawah hingga daun teratas yang telah membuka sempurna. Jumlah daun dihitung dengan interval 1 minggu sekali mulai umur 1 minggu setelah pindah tanam ke plot sampai panen. 3.6.3. Luas Daun (cm 2 ) Penghitungan luas daun dilakukan pada saat pelaksanaan panen, yakni dengan mengukur lebar daun pada setiap tanaman sampel. Penghitungan luas daun dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 22

Luas daun = p l k Dengan p = panjang daun l = lebar daun k = konstanta (0,51 untuk tanaman berdaun sempit dan 0,57 untuk tanaman berdaun lebar 3.6.4. Volume Akar (ml) Volume akar diukur setelah panen selesai dilaksanakan. Volume akar diukur dengan cara merendam akar pada gelas ukur dan diamati peningkatan volume air saat perendaman akar dalam gelas ukur tersebut. Jumlah volume akhir dikurangi dengan volume awal air merupakan volume akar. 3.6.5. Produksi per Tanaman (gram) Produksi per tanaman diperoleh setelah panen dilakukan. Produksi per tanaman dihitung dengan menimbang bobot tanaman sampel pada masing-masing plot percobaan. 3.6.6 Produksi per Plot (gram) Produksi Tanaman kailan per plot dapat diperoleh dengan menimbang berat basah seluruh tanaman pada setiap plot. Penimbangan dilakukan setelah tanaman dibersihkan dari tanah dan dikering anginkan. 3.6.7. Produksi per Hektar (gram) Produksi per hektar diperoleh dengan mengkonversi produksi tanaman per plot dengan luas 1ha lahan. Untuk konversi produksi Tanaman kailan perhektar dapat menggunakan rumus: Produksi per hektar = rataan produksi per tanaman sampel 23

3.7. Metode Analisis Data Penelitian Setelah data hasil penelitian diperoleh maka akan dilakukan analisis data dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan rumus: Keterangan: Y ijk = µ 0 +ρ i +α j +β k +(αβ) jk + ijk Y ijk = Hasil pengamatan dari plot percobaan yang mendapat perlakuan faktor ke I taraf ke-j dan faktor ke II taraf ke-k serta di tempatkan di ulangan ke-i µ 0 = Pengaruh NT / rata-rata umum ρ i α j β k = Pengaruh kelompok ke-i = Pengaruh faktor I taraf ke-j = Pengaru faktor II taraf ke-k (αβ) jk = Pengaruh kombinasi perlakuan antara faktor I taraf ke-j dan faktor II taraf ke-k ijk = Pengaruh galat akibat faktor I taraf ke-j dan faktor II taraf ke-k yang ditempatkan pada kelompok ke-i. Bila pengaruh perlakuan berbeda nyata maka dilakukan pengujian lebih lanjut dengan uji jarak Duncan pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 2005) 24