BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I1 LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KEGIATANMEWARNAI GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B2 TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH III PALU

NAMA : ELNI NIM : :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA PAUD TERPADU AR-RAHMAN KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Perkembangan motorik berjalan seiring dengan perkembangan motorik berarti pengambangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Menurut Pekerti (2007: 9.6) perkembangan fisik anak berhubungan dengan gerak atau motorik halus dan gerak atau motorik kasar. Gerak halus adalah berbagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar. Sedangkan motorik kasar adalah berbagai gerak yang melibatkan otot-otot besar dan sendi-sendi seperti melompat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari, dll. Menurut Sujiono (2010: 3.7) anak usia taman kanak-kanak memiliki kemampuan koordinasi gerak yang baik yaitu antara tangan dan mata yang dapat dikembangkan melalui permainan, seperti membentuk tanah liat, menggambar, mewarnai, dan menggunting. Menurut Depdiknas (2007: 1) perkembangan fisik merupakan salah satu pengembangan kemampuan dasar di TK. Bahan kegiatan pengembangan fisik motorik mencakup kegiatan untuk melatih motorik 6

7 kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik halus anak dilakukan melalui olah tangan dan menggunakan alat dan media kreatif. Menurut Sujiono (2005: 2.10) pengembangan kemampuan dasar anak dapat dilihat dari fisik/motoriknya maka perlu diperkenalkan dan dilatih gerakan gerakan motorik kasar dan halusnya untuk meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani. Pengembangan fisik/motorik anak dapat dilakukan melalui bermain, melalui bermain perkembangan fisik/motorik anak dapat dikembangkan. Dengan bermain dapat menumbuhkan minat dan rasa percaya diri anak terhadap berbagai kegiatan motorik anak seperti menggambar, melipat kertas atau membuat kalung dari berbagai bahan. Menurut Hurlock (dalam Yudha, 2005: 17) perkembangan fisik sangat penting untuk dipelajari karena akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu: yang pertama, perkembangan fisik secara langsung dapat menentukan gerak seorang anak. Pada usia 6 tahun jika struktur tubuh anak sesuai dengan usianya, akan mengalami hambatan struktur tuhuhnya tidak akan berkembang dengan sempurna. Kedua, secara tidak langsung, perkembangan fisik anak dapat mempengaruhi cara anak melihat dirinya sendiri dan cara ia melihat ornag lain.

8 Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa fisik motorik halus anak usia dini adalah pengembangan kemampuan dasar dilihat dari fisik/motoriknya maka perlu dilatih gerakan motoriknya untuk meningkatkan gerakan tubuh dan meningkatkan koordinasi sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani. 2. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Motorik halus adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Gerakan yang dapat mereka lakukan dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata. Menurut Yudha (2005: 118) motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas denagn menggunakan otot-otot halus atau otot-otot kacil seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng. Menurut Sujiono (2007: 12.5) motorik halus adalah gerakkangerakkan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dan lain-lain. Gerakkan motorik halus dapat melibatkan otot tangan dan jari yang membutuhkan kecermatan, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil, misalnya menggunting, merobek, menggambar, menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringis, melotot, tertawa dan sebagainya.

9 Menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian sekelomok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatandan koordinasi mata dan tangan. Menurut Samsudin (2008: 10) motorik adalah suatu dasar biologi yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Menurut Muhibbin (dalam Samsudin, 2008: 10) motorik dapat diartikan sebagai istilah yang menunjukkan hal, keadaan, dam kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakkannya. Menurut Yudha (2005: 114) perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku motorik yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada usia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan kemampuan motorik bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan motorik. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Hurlock (1978: 150) perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui gerakkan pusat syaraf, dan otot-otot yang terkoordinasi. Menurut Sumantri (2005:61) keterampilan motorik tangan pada anak adalah perkembangan motorik memegang tingkat memegang tersebut merupakan suatu tingkat kemampuan anak melakukan gerakkan membuka dan menutup jari-jarinya.

10 Keterampilan motorik memegang sejalan dengan peningkatan koordinasi mata dan tangan. Aktivitas yang melibatkan koordinasi mata dan tangan meningkat sesuai dengan kemampuan otot-otot penggerak mata. Menurut Sumantri (2005: 70) peningkatan keterampilan memegang dapat meningkatkan kemampun koordinasi mata, dan tangan sesuai dengan pencapaian kemampuan control otot-otot gerak mata. Keterampilan memegang sangat diperlukan dalamberbagai aktivitas dan berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari. Menurut Santrock (2007: 216) keterampilan motorik halus melibatkan gerakkan yang diatur secara halus, seperti menggenggam mainan, mengancing baju, atau mrlakukan apapun yang menunjukkan keterampilan motorik halus. Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa motorik halus adalah gerakkan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan. 3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Menurut Samsudin (2008: 8) prinsip perkembangan motorik anak usia dini merupakan salah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi

11 oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya. Sumantri (2005: 48) menjelaskan bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik anak usia dini yaitu terjadinya perubahan fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Dimana perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak sesuai dengan masa perkembangannya. Menurut Kuntjojo (2011: 5) ada beberapa prinsip berkenaan dengan pengembangan motorik halus anak usia TK (Direktorat PembinaanTaman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, 2007: 13 14), yaitu: Memberikan kebebasan ekspresi pada anak, melakukan pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk menjadi kreatif, memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media, menumbuhkan keberanian anak dengan menghindari pemberian petunjuk yang menghambat inisiatif anak, membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangnnya, menciptakan suasana yang dapat membuat anak merasa senang, dan melakukan pengawasan menyeluruh terhadap semua kegiatan yang dilakukan anak. Menurut Sujiono (2009: 3.5) prinsip perkembangan motorik anak usia dini atau anak usia prasekolah yaitu terjadinya suatu proses perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

12 Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik halus anak usia dini terjadinya perubahan fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak sesuai dengan masa perkembangannya. 4. Tahap-tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Menurut Fitts dan Postnet (dalam Sumantri, 2005: 101) proses belajar motorik anak usia dini dalam 3 tahap yaitu : Pertama Tahap Verbal Kognitif merupakan tahap awal dalam belajar bergerak, karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah gerakkan yang dipelajari sedangkan penguasaan geraknya masih belum baik karena masih mencoba gerakkan tersebut, Kedua Tahap Asosiatif tahap ini disebut juga tahap menengah, perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakkan yang sedang dipelajari, dan Ketiga tahap Otomasi tahap ini disebut juga tahap akhir, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakkan dimana anak mampu melakukan gerakkan keterampilan secara otomatis. Menurut Samsudin (2008: 15) tahap-tahap motorik anak usia dini dibagi menjadi 3 tahap yaitu verbal kognitif, asosiatif, dan otomatisasi. Tahap verbal Kognitif merupakan tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan. Tahap Asosiatif merupakan tahap belajar motorik untuk

13 menyelesaikan konsep ke dalam bentuk gerakkan dengan mempersesifkan konsep gerakkan pada bentuk perilaku gerak yang dipelajari atau mencoba-coba gerakkan yang mengalami gerak yang dilakukan. Tahap otomatisasi merupakan tahap belajar motorik untuk melakukan gerak secara berrulang-ulang demi mendapatkan gerak yang benar secara alamiah. Menurut Sujiono (2007: 1.4) ada 3 tahap perkembangan keterampilan motorik anak usia dini, yaitu : Tahap kognitif, dalam tahap ini anak berusaha memahami keterampilan gerak/motorik untuk melakukan suatu gerakkan tertentu. Tahap asosialtif yaitu anak belajar belajar dengan mencoba-coba gerakkan seraya dikoreksi agar tidak terjadi kesalahan. Tahap Autonomous merupakan gerakkan yang dilakukan merupakan respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan dan gerakkan yang dilakukan sudah otomatis. Dari pendapat para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa tahap perkembangan motorik halus anak usia dini adalah: Pertama, tahap verbal kognitif yaitu tahap pembelajaran motorik melalui uraian lisan atau penjelasan dengan maksud agar anak memahami motorik yang akan dilakukannya. Kedua, tahap assosiatif yaitu perkembangan anak sedang memasuki masa pemahaman dari motorik yang sedang dipahami. Ketiga, tahap otomatisasi artinya anak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik.

14 5. Tujuan Perkembangan Motorik Anak Menurut Yudha (2005: 115) tujuan pengembangan motorik halus yaitu: Pertema mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakkan jari tangan, Kedua mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, dan dan Ketiga mampu mengandalikan emosi. Menurut Sumantri (2005:9) tujuan model program pengembangan keterampilan motorik halus anak usia dini, yaitu: mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakkan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata dan mampu mengandalikan emosi. Menurut Sujiono (2007: 2.10) tujuan pengembangan motorik anak taman kanak-kanak dalam Standar Kompetensi Kurikulum Taman Kanakkanak yaitu membantu mengembangkan potensi anak, baik psikis dan fisik meliputi moral, dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni. Samsudin (2008: 29) tujuan pengembangan fisik/motorik di TK adalah unutk mengenal dan melatih gerak kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerak tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Dari pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan perkembangan motorik adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik anak, melatih anak gerakan kasar dan halus, meningkatkan

15 kemampuan menelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh. 6. Fungsi Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Menurut Sumantri (2005:10) fungsi model program pengembangan keterampilan motorik halus anak usia dini, yaitu sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakkan mata, dan sebagai alat unutk melatih penguasaan emosi. Menurut Yudha (2005: 115) fungsi pengembangan motorik halus yaitu sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakkan mata, dan sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. Menurut Samsudin (2008: 8) tujuan dan fungsi pengembangan motorik adalah penguasaan keterampilan terlihat dari kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik dapat dilihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, maka efektif dan efisien. Menurut pendapat dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi pengembangan motorik halus adalah pertama, mengembangkan keterampilan gerak tangan anak Kedua, mengembangkan koordinasi kecepatan antara gerakan tangan dengan dan mata.

16 B. Kegiatan Menggambar Melalui Teknik Memercik 1. Pengertian Menggambar Menggambar merupakan bagian dari motorik halus. Kegiatan ini dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan suatu bentuk gambar secara tidak sengaja. Anak-anak akan merasa senang setelah menggambar karena hal itu menjadi suatu cara berkomunikasi kepada orang lain. Menggambar adalah media yang paling ekspresif dimana anak usia dini dapat menuangkan perasaan, keterampilan, kreativitas, pengetahuan, dan apa yang dirasakan. Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaanya. Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak sengaja. Menurut Pamadhi (2008: 2.5) menggambar adalah gambar. Kegiatan yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda ke benda lain dan memberikan warna, sehingga menimbulkan gambar. Mengambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Dengan menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi. Gambar-gambar yang hasilkan menunjukkan tingkat kreativitas masing-masing anak. Menurut Sumanto (2005: 47), menggambar adalah kegiatan anak untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialami baik mental

17 maupun visual dalam bentuk garis dan warna. Menggambar adalah proses pengungkapan ide, angan-angan, perasaan,dan pengalaman. Dalam arti sempit, menggambar adalah kegiatan untuk mewujudkan angan-angan berupa hasil goresan. Menurut Soegiarti (2009: 3) menggambar adalah membuat gambar dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam dan memberikan warna. Dari pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa menggambar adalah kegiatan untuk mengungkapkan ide atau angan-angan, apa yang dirasakan dan dialami anak baik mental maupun visual dalam bentuk garis dan warna cara mencoret, menggores, dll. 2. Manfaat Menggambar. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang alami. Kegiatan ini dilakukan anak untuk mrngutarakan isi hati maupun pandapat dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Kenneth M. Lansing (dalam Pamadhi, 2008: 2.8) tiga sisi manfaat gambar : hasil karya, proses, dan keterkaitan isi dan bentuk gambar berupa tema. Menurut Pamadhi (2008: 2.10) manfaat menggambar bagi anak adalah menggambar sebagai alat bercerita, menggambar sebagai media mencurahkan perasaan, menggambar sebagai alat bermain, menggambar melatih ingatan, menggambar melatih berfikir menyeluruh,

18 menggambar melatih kreativitas anak, menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung. Hidayati (2010: 2) menyimpulkan manfaat menggambar untuk perkembangan anak sebagai berikut : a. Menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari proses kreatif dan imajinatif mereka di masa kecil. b. Menggambar membantu meningkatkan konsentrasi anak, melatih daya ingat, kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. Selain sebagai bentuk ekspresi, menggambar juga dapat membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar. Menggambar juga melatih keterampilan dan kemampuan motorik halus anak. c. Menggambar mengasah bakat anak yang bisa berdampak signifikan. Semua anak mungkin suka menggambar dan bisa menggambar, tetapi anak yang berbakat menggambar bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar anak. Gambar yang berantakan mencerminkan naturalitas dan kreativitas daripada kehalusan bentuk yang dihasilkan. Menurut pendapat dari para ahli di atas, penulis menyimpulkan mahwa manfaat menggambar adalah: Pertama menggambar sebagai alat bercerita, Kedua menggambar sebagai media mencurahkan perasaan, Ketiga menggambar sebagai alat bermain, Keempat menggambar

19 membantu meningkatkan konsentrasi, dan Kelima menggambar mengasah bakat anak 3. Tujuan Menggambar Menurut Cinderalas (2011: 4) Tujuan menggambar bagi anak antara lain : mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri, mengembangkan daya kreativitas, mengembangkan kemampuan berbahasa, dan mengembangkan citra diri anak. Menurut Widyandani (2008: 3) tujuan menggambar yaitu: mendorong kebiasaan bekerja kreatif, merubah kebiasaan kerja dengan menggambar benda-benda yang tidak mudah digambar, belajar tentang pentingnya sejarah seni, kritik seni, dan keindahan, dan memberi keuntungan pada anak menjadi percaya diri. Menurut Samsudin (2008: 8) tujuan dan fungsi pengembangan motorik adalah penguasaan keterampilan terlihat dari kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik dapat dilihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, maka efektif dan efisien. Menurut pendapat dari para ahli, penulis menyimpulkan bahwa tujuan menggambar adalah : Pertama mengembangkan daya kreativitas,

20 Kedua mengembangkan kemampuan berbahasa, dan Ketiga mengembangkan anak untuk lebih percaya diri. 4. Teknik Memercik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:856) bahwa memercik adalah titik-titik air yang berhamburan kemana-mana. Menurut Pamadhi (2008:4.35) mencetak bayangan atau memercik merupakan karya seni yang menghasilkan gambar bayangan. Teknik menggambar yang dilakukan dengan cara memercik dapat memadukan atau menggunakan beberapa jenis pewarna dengan cairan warna. Dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik anak akan mendapatkan pengalaman yang pernah dilihat atau diamati. Menurut Hidayati (2011: 2) tujuan memercik adalah: Pertama untuk melatih motorik halus anak yang melibatkan otot kecil dan kematangan syaraf, Ketiga anak anak mengenal konsep warna primer, yaitu merah, kuning, dan biri, Keempat anak mengenal konsep percampuran warna primer, sehingga menjadi warna sekunder dan tersier, dan Kelima melatih imajinasi dan keterampilan anak. Dari beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa menggambar melalui teknik memercik adalah kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menyikat sisir menggunakan pewarna agar membentuk percikan dan mendapatkan nilai seni yang baik. Hasil

21 menggambar dengan teknik memercik ini berbentuk sebaran warna / gambar abstrak yang dihasilkan dari percikan tersebut. 5. Langkah-langkah Teknik Memercik Menurut Pamadhi (2008: 4.36) langkah-langkah memercik atau mencetak bayangan sebagai berikut : 1. Letakkan daun atau potongan kertas di atas kertas putih. 2. Semprotkan pewarna dengan cara sikat gigi dibasahi pewarna lalu sikatkan dengan sisir diatas kertas yang diatasnya sudah diberi daun atau potongan kertas. 3. Tunggu pewarna tersebut sampai kering. Apabila sudah kering daun atau potongan kertas dapat diangkat. Keterampilan menggambar melalui teknik memercik dilakukan secara praktek langsung dan akan lebih mudah dalam membentuk gambar. Peneliti mengambil kesimpulan, bahwa langkah-langkah kegiatan menggambar melalui teknik memercik yaitu: Pertama siapkan kertas dan pewarna, Kedua letakkan daun diatas kertas A4, dan Ketiga pegang sisir dengan tangan kiri di atas kertas, celupkan sikat gigi dengan tangan kanan kedalam mangkok yang berisi pewarna, kemudian sikat sisir dengan sikat gigi yang sudah dicelupkan ke dalam pewarna yang di inginkan. Menyikat dilakukan satu arah agar percikan dapat terlihat bagus. Untuk menghasilkan efek kombinasi warna tertentu maka dapat diulangi langkahlangkah kerja seperti yang telah dilakukan.

22 C. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian Menurut Depdiknas (2004:6) pedoman penilaian di Taman Kanak- Kanak yaitu: a. Peleksanaan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada inidikator yang akan dicapai dalam satuan kegiatan harian (SKH) dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. b. Cara pencatatan hasil penilaian harian : 1. Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum dapat memenuhi indikator yang diharapkan dalam SKH maka ditulis tanda kosong (o). Tanda lingkaran kosong (o) menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan tugas selalu dibantu guru. 2. Anak yang perilakunya cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan bulatan kosong maka hasilnya berupa tanda cheklist ( ). 3. Anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan dapat menunjukan kemampuan melebihi kemampuan indikator yang diharapkan dalam SKH maka ditulis tanda lingkaran penuh ( ). Tanda lingkaran penuh ( ) dapat digunakan juga untuk menunjukan anak mampu melakukan tugas tanpa bantuan guru.

23 Menurut Samsudin (2008: 68) prosedur penilaian di Taman Kanakkanak (TK) yaitu: a. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH). b. Anak yang belum mencapai indikator yang diharapkan dan selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong ( ). c. Anak yang sudah melebihi indikator tanpa bantuan, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan penuh ( ). d. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda check list ( ). Menurut Kemendiknas (2010:11) pedoman penilaian di Taman Kanak-Kanak adalah: a. Catatan hasil penilain harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom pada penilaian di RKH. b. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indicator seperti: dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ). c. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indicator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( ).

24 d. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSB) pada indicator dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( ). e. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indicator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( ). Pedoman penilaian peneliti menggunakan tanda bintang untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan motorik halus anak. Untuk mempermudah melakukan observasi peneliti menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Peneliti memberi tanda bintang ( ) satu sampai bintang empat pada kolom penilaian. 2. Indikator Keberhasilan Menurut Kurikulum 2004 Pendidikan TK (2004: 31), kemampuan motorik halus termasuk dalam aspek kemampuan seni, kriteria kemampuan motorik halus untuk kelompok B indikatornya sebagai berikut: a. Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) dengan rapi. b. Mencetak dengan berbagai media (jari, kuas, pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi. c. Mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi. d. Permainan warna dengan berbagai media. Misalnya: krayon, cat air, dll. e. Melukis dengan jari.

25 f. Melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daun-daunan). Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadaptasi dan kemudian menyusun indikator yang diharapkan dalam kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak sebagai berikut : Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Motorik Halus. No 1. 2. 3. 4. Indikator Kemampuan Motorik Halus Kemampuan menggenggam sikat gigi dan sisir. Kelenturan otot-otot jari tangan pada saat memercik. Kekuatan tangan saat memercik. Koordinasi mata dengan tangan pada saat memercik Nilai Ket. Keterangan : : BB (Belum Berkembang) : MB (Mulai Berkembang) : BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : BSB (Berkembang Sangat Baik) 3. Kerangka Pikir Dalam penelitian yang akan dilakukan, perlu adanya suatu kerangka pemikiran. Kerangka berpikir merupakan alur pikiran dari suatu permasalahan yang akan diteliti, di mana dalam kerangka berpikir penelitian yang akan dilakukan ini terdapat tiga siklus. Dalam setiap siklusnya terdapat tahap-tahap yang harus di lakukan yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan tindakan (acting), tahap pengamatan atau observasi (observing), dan tahap refleksi (refleckting).

26 Anak usia TK pada umumnya mempunyai keinginan untuk belajar menggambar salah satunya adalah dengan teknik memercik. Teknik memercik adalah kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menyikat sisir menggunakan pewarna agar membentuk percikan. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil. Perkembangan anak tidak terlepas dari kemampuan motorik halusnya, yaitu kemampuan dalam menggambar, menari, memainkan alat music. Oleh karena itu bahwa pengembangan motorik halus anak merupakan dasar untuk pengembangan kemampuan seni anak. Menurut Pamadhi (2008:4.35) mencetak bayangan atau memercik merupakan karya seni yang menghasilkan gambar bayangan. Teknik menggambar yang dilakukan dengan cara memercik dapat memadukan atau menggunakan beberapa jenis pewarna dengan cairan warna. Menurut Samsudin (2008:11) kualitas motorik dilihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik dengan tingkat keberhasilan tertentu. Pada kondisi awal, kegiatan menggambar melalui teknik memercik pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal masih rendah karena anak kurang memperhatikan perintah guru dan beberapa anak mengerjakan kegiatan tersebut dengan bermain atau mengganggu teman yang lain yang mengakibatkan pekerjaan tersebut tidak terselesaikan. Penelitian tindakan kelas ini diakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus diadakan 3 kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

27 apabila dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama belum memenuhi kriteria yang ditentukan maka bisa dilanjutkan perbaikan pembelajarannya pada siklus kedua. Diharapkan pada siklus kedua sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Untuk lebih mudah memahami, peneliti tampilkan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut: Kondisi Awal Kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik masih rendah. Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Kondisi sudah meningkat, ada perbaikan, tetapi belum maksimal. Kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik ada peningkatan, tetapi masih rendah. Siklus I Tindakan menggambar melaui teknik memercik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus 3x pertemuan Siklus II Tindakan menggambar melalui teknik memercik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus 3x pertemuan 1. Kegiatan pembelajaran sudah maksimal 2. Kemampuan motorik halus anak dengan teknik memercik meningkat. Gambar 2.2 Bagan Kerangka pikir Terjadi perbaikan yang optimal dalam kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik dan penelitian berhasil.

28 4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, bahwa untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat dilakukan melalui teknik memercik pada anak didik kelompok B, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bojongbata Kabupaten Pemalang semester genap tahun ajaran 2011 / 2012.