BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan pribadi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kreativitas sangat penting bagi setiap orang atau individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara di dunia dan membawa berbagai perubahan pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berfikir secara rasional. Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Pendidikan merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam bangsa itu sendiri. Hal tersebut juga mengharuskan kita sebagai generasi muda untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar bangsa kita terus mengalami kemajuan yang lebih baik. Kualitas generasi muda sebagai generasi penerus bangsa juga perlu ditingkatkan seiring dengan perkembangan jaman. Membicarakan tentang kualitas generasi muda tentunya tidak terlepas dari kualitas pendidikan yang ada di negara kita. Namun, pendidikan di Indonesia sekarang ini banyak mendapatkan keluhan dan kekecewaan dari berbagai pihak. Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa sistem pendidikan lebih banyak menghasilkan generasi yang gagal serta cenderung bermasalah dibandingkan yang unggul (Tarbiyatulabna, 2010). Yang dimaksud dengan generasi unggul di sini adalah generasi yang memiliki ciri kreatif, perekayasa, pencipta, dan bersikap atau bertingkah laku teladan. Selain itu, generasi tersebut berbudi pekerti luhur, generasi unggul dalam kehidupan keseharian dicirikan peduli sesama, menghargai pendapat orang lain, tertib, jujur, disiplin, bertanggung jawab, penuh kasih sayang, cinta kebersihan, keindahan dan lingkungan serta concern terhadap perdamaian (Amirullah, 2009). Pendapat lain mengatakan bahwa bangsa yang dibangun hanya dengan mengandalkan ilmu tanpa bekal kreativitas dan moral hanya akan menghancurkan 1

2 bangsa itu sendiri (Suhendar, 2009). Kapasitas kreatif yang rendah dari bangsa Indonesia sebagian ditunjukkan oleh statusnya sebagai konsumen sains dan teknologi (Rosyid, 2007). Menurut penelitian mutakhir di AS peran logika bagi kesuksesan seseorang hanya 4%. Selebihnya kemampuan "otak kanan" yang punya andil besar dalam hal kreativitas, imajinasi, inovasi, daya rasa, kreasi, seni, kemampuan mencipta, dan merekayasa berperan 96% bagi kesuksesan seseorang. Kemampuan otak sadar manusia sendiri hanya 12% dari seluruh kemampuan otak manusia dan selebihnya (88%) berada di otak bawah sadar, tepatnya di otak kanan (Suhendar, 2009). Adanya hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa peran kreativitas pada seorang individu adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan dunia pendidikan. Adapun kreativitas menurut Munandar (1999) adalah kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim; memadukan informasi yang nampaknya seperti tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau ide-ide baru, yang menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir. Kreativitas perlu digunakan pada berbagai bidang kehidupan, bukan hanya pada bidang seni namun juga dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kreativitas berperan dalam mencapai keberhasilan dan prestasi belajar di sekolah yang merupakan indikator dari keberhasilan belajar siswa. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

3 Kreativitas merupakan salah satu ranah dari faktor intelektual yaitu inteligensi, oleh karena itu kreativitas akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. Melihat keterkaitan antara kreativitas dan prestasi belajar dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa ciri kreativitas siswa (Munandar, 1999) yang dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui bakat kreativitas siswa. Diantaranya adalah siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan, berani dalam menerima tantangan yang diberikan oleh guru, memberikan gagasan, usul serta menyatakan pendapatnya. Selain itu, siswa yang kreatif juga mempunyai daya imajinasi yang tinggi dan kemampuan dalam mengungkapkan gagasan serta memecahkan masalah. Keterkaitan antara kreativitas dengan prestasi belajar didukung dengan terdapatnya hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan kreativitas dengan prestasi belajar oleh Elma Triyulianti (1997) dan Hesti Lilia Paraswati (2005) yang keduanya menyatakan terdapat hubungan antara kreativitas dan prestasi belajar. Hal ini membawa peneliti pada sebuah fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Cidadap 2 di Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VI, mengatakan bahwa kemampuan siswa di sana sangat beragam dan hampir sebagian siswa di kelas VI SD tersebut sangat pasif, jarang bertanya serta mengungkapkan pendapatnya saat guru menerangkan pelajaran dan kurang kreatif dalam mengerjakan tugas mata pelajaran keterampilan (Oktober, 2010). Biasanya hanya satu atau dua siswa yang bertanya dan menurut guru wali kelas, siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan yang diberikan guru tersebut adalah siswa yang itu-itu saja dan termasuk pada siswa yang menonjol dalam akademik. Yang

4 dimaksud dengan siswa yang menonjol dalam akademik tersebut adalah siswa yang memiliki nilai rata-rata diatas angka 7-8 serta masuk peringkat 10 besar di kelas. Hal ini didukung oleh hasil observasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (tgl. 31 januari 2011), hanya 2 dari 10 siswa yang termasuk memiliki peringkat 10 besar di kelas yang aktif dalam bertanya dan hanya 3 siswa menjawab pertanyaan serta mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis, sedangkan siswa lainnya hanya diam. Guru wali kelas VI juga menyatakan bahwa meskipun siswa-siswa tersebut memiliki prestasi belajar yang baik di kelas namun mereka masih belum berani dalam berpendapat, belum mampu menciptakan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun ide, dan siswa kurang kreatif dalam pelajaran keterampilan. Siswa lebih cenderung untuk membeli barang kerajinan dibanding membuat atau mengambilnya dari alam. Selain kreativitas, para ahli berpendapat bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya dianggap paling berpengaruh adalah inteligensi, hal ini sesuai dengan pendapat Darmadi (2009) bahwa inteligensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian tinggi rendahnya prestasi belajar. Inteligensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian prestasi belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat inteligensinya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui gambaran taraf kecerdasan siswa kelas di VI SDN Cidadap 2. Hasil yang diperoleh yaitu sebagian besar siswa kelas VI SDN Cidadap 2 (52,17%) berada pada taraf kecerdasan diatas rata-rata dan 30,44% pada taraf kecerdasan rata-rata.

5 Selain inteligensi, faktor dari lingkungan yang juga dapat mempengaruhi diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi dan situasi belajar siswa di rumah. Berdasarkan studi pendahuluan, sebagian besar siswa kelas VI SDN Cidadap 2 (58,7%) berada pada taraf keadaan sosial ekonomi cukup baik. Sedangkan untuk situasi belajar siswa diketahui sebagian besar siswa kelas VI SDN Cidadap 2 (54,34%) berada pada keadaan cukup baik untuk keadaan situasi belajar di rumah. Selain faktor-faktor tersebut ditemukan bahwa kreativitas tidak terlalu banyak dibahas baik dalam penelitian maupun artikel-artikel populer. Oleh karena itu, faktor kreativitas akan menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan difokuskan pada Hubungan Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Cidadap 2 Bandung. B. Rumusan Masalah Bagi pendidikan Indonesia, prestasi belajar merupakan variabel dominan dalam evaluasi pembelajaran. Oleh karenanya, pemahaman dan pengetahuan terhadap faktor-faktor yang berperan untuk meningkatkan prestasi belajar seperti inteligensi, lingkungan sosial, psikologis, dan juga kreativitas menjadi suatu hal yang penting. Berdasarkan dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi dan dirumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar, yaitu:

6 1. Bagaimana kreativitas siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung? 3. Bagaimana hubungan kreativitas dengan prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui: 1. Gambaran kreativitas siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung, 2. Gambaran prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung, 3. Bagaimana hubungan kreativitas dengan prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Cidadap 2 Bandung. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait, diantaranya: 1. Aspek teoritis Hasil pembahasan penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah khasanah penelitian khususnya dalam hal hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa kelas VI SDN Cidadap 2. 2. Aspek praktis a. Sekolah Pembahasan penelitian ini diharapkan berguna untuk pihak sekolah yaitu agar guru SD selalu memberikan kesempatan, rangsangan dan fasilitasi untuk

7 siswa agar mampu bersikap kreatif dan mengembangkan kreativitas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa kelas VI SDN Cidadap 2 untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan prestasi belajar mereka dalam rangka mempersiapkan diri untuk tahap sekolah lebih lanjut. E. Asumsi Penelitian Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kreativitas dan prestasi belajar, maka peneliti berasumsi dalam penelitian ini: 1. Kreativitas siswa merupakan prediktor pencapaian prestasi belajar. 2. Prestasi belajar berkolerasi dengan kreativitas. 3. Semakin tinggi tingkat kreativitas siswa maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai. 4. Tes Kreativitas Verbal dapat digunakan untuk mengukur variabel kreativitas. F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah serta asumsi penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu: 1. Ho : Tidak terdapat hubungan antara kreativitas dan prestasi belajar pada siswa kelas VI SDN Cidadap 2 (Ho : ρ=0)

8 2. Ha : Terdapat hubungan positif antara kreativitas dan prestasi belajar pada siswa kelas VI SDN Cidadap 2 (Ha : ρ>0) Level of significancy (α) yang akan digunakan dalam penelitian ini sebesar 5 % atau 0,05. G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik studi korelasional yang bertujuan untuk meneliti hubungan antara dua variabel, yaitu variabel kreativitas sebagai variabel bebas dengan prestasi belajar sebagai variabel terikat. H. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cidadap 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Cipaku Indah No. 13. SDN Cidadap 2 merupakan Sekolah Dasar Negeri dengan akreditasi A dan memiliki tingkat kelulusan 100% pada beberapa tahun terakhir dan 90% lulusannya memasuki Sekolah Menengah Pertama Negeri dan sisanya memasuki Sekolah Menengah Pertama Swasta. Dalam penelitian ini, populasi serta sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VI SDN Cidadap 2 yang berjumlah 46 orang. Siswa kelas VI berada pada rentang usia yang merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju remaja, hal itulah yang menyebabkan siswa kelas VI dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

9 oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan cara teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh (Sugiyono, 2008:124) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan atau digunakan sebagai sampel.

10