BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional


BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diharapkan dan tidak diduga.

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah timbulnya kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tersebut menimbulkan banyak kerugian baik bagi perusahaan maupun pekerja. Kerugian yang diakibatkan bisa berupa kerugian materil dan bahkan bisa menyebabkan korban jiwa. (1) Pada awal abad ke-21 angka kecelakaan kerja di dunia dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Menurut International Labour Organization (ILO) tahun 2013 setiap tahun dua juta orang meninggal dan 270 juta orang cidera akibat kecelakaan kerja yang terjadi diseluruh dunia. Pada tahun 2015 ILO mencatat setiap harinya terjadi sekitar 6000 kecelakaan kerja yang dialami para pekerja dari setiap 100 ribu tenaga kerja. Perkembangan kecelakaan kerja di negara berkembang juga sangat tinggi termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan karena negara berkembang memiliki banyak industri padat karya, sehingga lebih banyak pekerja yang terpapar oleh potensi bahaya. (2) Angka kecelakaan kerja di Indonesia ternyata masih cukup memprihatinkan. Tercatat selama tahun 2013 terjadi 35.917 kasus kecelakaan dan pada tahun 2014 terjadi 24.910 kasus kecelakaan. (3) Berdasarkan data dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, angka kecelakaan pada tahun 2015 adalah

sebesar 105.182 kasus dengan jumlah tenaga kerja yang meninggal sebanyak 2.375 orang. (4) Sedangkan data dari BPJS Ketenagakerjaan wilayah Riau-Sumatera Barat pada Kuartal I/2016 mencatat 3.576 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Riau dan Sumatera Barat. Diantara 3.576 kasus kecelakaan, 1.285 kasus terjadi di Sumatera Barat dengan jumlah korban tewas yaitu 175 orang. (5) Akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan terdiri dari kerugian bersifat ekonomi baik langsung maupun tidak langsung, meliputi : kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunannya, biaya pengobatan dan perawatan korban, tunjangan kecelakaan, hilangnya waktu kerja, menurunkan jumlah maupun mutu produksi, dan sebagainya. Kerugian yang bersifat non ekonomi yaitu berupa penderitaan korban baik luka ringan, cidera berat, hingga kematian sekalipun dan juga penderitaan keluarga bila korban mengalami kecacatan. (6) Dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2 yang menyatakan Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. (7) Menurut Suma mur, penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah unsafe condition dan unsafe action dari pekerja. Khusus mengenai unsafe action ini sangat erat kaitannya dengan faktor manusia atau terjadi karena kesalahan manusia. Pekerja cenderung untuk berperilaku dengan mengabaikan keselamatan walaupun itu sangat

berguna untuk kepentingannya sendiri, misalnya dalam melaksanakan tugas, pekerja sering kali tidak mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan dalam Standard Operating Prosedure (SOP). (8) Beberapa penelitian menyebutkan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja. Fatma dalam penelitiannya pada karyawan unit pengantongan Indarung PT. Semen Padang didapatkan hasil bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan kecelakaan kerja dan adanya hubungan sikap pekerja dengan kecelakaan kerja. (9) Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putri tahun 2015 pada pekerja di bagian produksi II/III di PT. Semen Padang didapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara pengawasan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja dan adanya hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja. (10) Seterusnya penelitian yang dilakukan oleh Ozi Ferdian tahun 2016 pada pekerja di area pabrik pembangunan Indarung VI didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tindakan tidak aman dengan kejadian kecelakaan kerja. (11) Berdasarkan analisis penyebab kecelakaan kerja di tambang batubara, 70-90% kecelakaan pada pertambangan batubara disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak aman. Selain itu, lingkungan kerja yang tidak aman serta kondisi tanah pertambangan juga merupakan penyebab terjadinya kecelakaan tambang. (12) Penelitian yang dilakukan pada pekerja tambang pasir gali di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara umur, perilaku berbahaya dan praktik penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja. (13) Sedangkan penelitian pada pekerja bengkel mobil Kota Kendari Tahun 2016 didapatkan hasil adanya hubungan antara kelelahan, sikap kerja, pengetahuan K3, dan penggunaan APD dengan kecelakaan kerja. (14)

CV. Bara Mitra Kencana (BMK) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang terletak di Tanah Kuning, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Luas wilayah keseluruhan daerah tambang CV. Bara Mitra Kencana yaitu 49,65 Ha dengan jumlah pekerja tambang bawah tanah yaitu sebanyak 296 orang. CV. Bara Mitra Kencana memiliki 9 lobang tambang bawah tanah yang masih beroperasi dalam menghasilkan batubara. Proses penambangan di CV. Bara Mitra Kencana bisa dikatakan sederhana karena lebih banyak menggunakan tenaga manual daripada menggunakan tenaga teknis (konvensional). Proses produksi di CV. Bara Mitra Kencana melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari penggalian batubara dari front kerja lubang tambang, pengangkutan batubara dari front kerja ke stockyard, pengisian batubara ke alat transportasi lubang tambang (lori) dan terakhir pengangkutan batubara ke stock pille utama. (15) Terdapat beberapa potensi bahaya yang dapat terjadi pada pekerja tambang saat bekerja, seperti alat yang digunakan saat menambang dapat melukai pekerja, jarak lintasan lori di dalam lubang tambang yang dekat dengan jalur berjalan kaki bagi pekerja, dan kondisi jalan sekitar lubang tambang yang terjal yang bisa menyebabkan pekerja terjatuh dan mengalami kecelakaan. Diketahui juga bahwa lubang tambang bawah tanah mengandung berbagai gas yang berbahaya yang kapan saja bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Ditambah lagi dengan adanya arus listrik di dalam lubang tambang yang menjadi potensi bahaya yang harus selalu diwaspadai oleh pekerja. (15) Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Teknik Tambang (KTT) di CV. Bara Mitra Kencana diketahui bahwa selama tahun 2016 terdapat beberapa kasus

kecelakaan yang terjadi di wilayah kerja tambang yaitu berkisar antara 7-10 kasus setiap bulannya. Kasus kecelakaan yang terjadi dapat berupa kecelakaan ringan hingga berat yaitu berupa pekerja kejatuhan napar (jenis batuan), terkena alat pengambil batubara, tersangkut paku, kena sekop, kena bor kecil/baut, kecelakaan saat berkendara, mata kemasukan debu batubara, hingga ledakan di lubang tambang batubara. (15) Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 10 pekerja di CV. Bara Mitra Kencana, diketahui bahwa 9 dari 10 pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja dengan kategori ringan hingga berat. Kecelakaan yang terjadi seperti luka robek di tangan dan kaki karena terkena benda saat bekerja, kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor, kejatuhan batubara, terbentur peralatan hingga ledakan lubang tambang yang menyebabkan korban mengalami luka bakar yang cukup parah. Berdasarkan hasil pengamatan, kejadian kecelakaan kerja yang terjadi tersebut antara lain dikarenakan sikap pekerja yang tidak aman serta kondisi yang tidak aman disekitar wilayah tambang. Selain itu kepatuhan pekerja terhadap penggunaan APD juga masih rendah karena dapat dilihat tidak semua pekerja yang menggunakan APD lengkap sesuai dengan standarnya. Kondisi lingkungan tambang juga mempengaruhi terhadap terjadinya kecelakaan kerja seperti jalan menuju akses lubang tambang yang masih berbatu-batu dan terjal yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi pekerja yang mengendarai kendaraan bermotor dan juga kondisi dalam lubang tambang yang mengandung zat-zat berbahaya yang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kejadian kecelakaan yang belakangan ini terjadi di CV. Bara Mitra Kencana adalah ledakan lubang tambang batubara yang menyebabkan jatuhnya 2 korban jiwa.

Salah satu korban dari kejadian kecelakaan tersebut dikabarkan meninggal dunia karena luka bakar yang diderita termasuk dalam luka bakar serius yaitu 75-80% di seluruh tubuh. Kejadian ledakan lubang tambang diduga terjadi karena adanya percikan api dari proses penambangan ataupun korsleting listrik. Diketahui bahwa di lubang tambang bawah tanah terdapat beberapa gas berbahaya yang dapat memicu terjadinya kecelakaan seperti gas metan. Apabila gas ini bertemu dengan percikan api maka akan terjadi ledakan seperti yang terjadi di lubang tambang bawah tanah CV. Bara Mitra Kencana. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Sawahlunto tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Sawahlunto tahun 2017? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Sawahlunto tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Diketahuinya gambaran kecelakaan kerja pada pekerja tambang bawah tanah di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 2. Diketahuinya gambaran pengetahuan, tindakan tidak aman, kondisi tidak aman dan penggunaan APD di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 3. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan terjadinya kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 4. Diketahuinya hubungan tindakan tidak aman dengan terjadinya kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 5. Diketahuinya hubungan kondisi tidak aman dengan terjadinya kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 6. Diketahuinya hubungan penggunaan APD dengan terjadinya kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Sawahlunto tahun 2017. 2. Untuk memberikan kemampuan lebih kepada peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang diperoleh.

3. Sebagai bahan tambahan referensi ilmu kesehatan masyarakat khususnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Sawahlunto Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan agar mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan dapat melakukan tindakan pencegahannya. 2. Bagi Tenaga Kerja Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai faktor terjadinya kecelakaan kerja agar pekerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam membuat penulisan karya ilmiah khususnya yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja sehingga ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dapat diaplikasikan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di CV. Bara Mitra Kencana Sawahlunto tahun 2017. Penelitian ini dilakukan dengan memakai rancangan cross sectional. Peneliti menjadikan pekerja tambang bawah tanah di CV. Bara Mitra Kencana sebagai responden.