BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. apakah perbedaannya signifikan atau tidak signifikan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Alienasi. ketika manusia dijauhkan atau menjauhkan diri dari sesuatu, sesama manusia,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan teknik korelasional teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk menemukan ada tidaknya hubungan anatara dua variabel atau beberapa variabel dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto dalam Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi (X) dan variabel Alienasi Narapidana (Y). B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel (X) : Motif Berafiliasi Variabel (Y) : Alienasi 1. Alienasi C. Defenisi Operasional Defenisi Alienasi yaitu suatu kondisi ketika seseorang dijauhkan atau menjauhkan diri dari sesuatu disebabkan oleh kehilangan dorong-dorong hati untuk bergaul, ketiadaan rasa hangat atau relasi persahabatan dengan orang lain, kehilangan kreatifitas, kehilangan kontrol terhadap tindakan disebabkan oleh perasaan terpisah dari kelompok, lingkungan dan dirinya sendiri karna disebabkan

25 oleh tuntutan dan harapan orang lain serta ketentuan - kententuan dari lembaga sosial bukan dari dirinya sendiri. Indikator seseorang yang memiliki keterasingan/ alienasi Seeman (dalam Fishman dan Langman, 2010) yaitu: a. Ketidakberdayaan Suatu perasaan bahwa kejadian dari akibat yang terjadi pada seorang individu di control serta di tentukan oleh kekuasaan eksternal di luar dirinya, bukan karna kekuatan atau dari individu itu sendiri, atau dikendalikan oleh orang lain. b. Tidak berarti yaitu suatu perasaan bahwa terjadi suatu kejadian tidak dapat di pahami, sehingga muncul anggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi di masa yang akan datang akan sulit ditebak. c. Tidak ada norma Suatu perasaan bahwa tujuan-tujuan yang tidak diakui secara social diperlukan untuk mencapai maksud-maksud yang diakui secara social sehingga muncul anggapan bahwa seorang individu tidak harus terikat pada nilai-nilai dan moraitas standar yang berlaku di lingkungan sosilanya. d. Terisolasi secara social Suatu perasaan kesendirian, penolakan dan terpisah dari nilai-nilai kelompak atau hubungan antara anggota kelompok sehingga tidak menutup kemungkinan karena perasaan seperti menjadikan individu yang

26 bersangkutan menarik diri dari kehidupan sosialnya, atau tidak adanya rasa memiliki. e. Keterasingan diri. Perasaan yang muncul pada diri seorang individu bahwa segala aktifitas yang telah dilakukannya tidaklah menguntungkan dirinya, sehingga memunculkan perasaan bahwa segala prilaku yang dilakukan individu tersebut semata-mata bukan keinginan sendiri. atau juga suatu perasaan bukan dirinya dan juga tidak adanya kepuasan pribadi. 2. Motif Berafiliasi Defenisi Motif Berafiliasi yaitu Motif yang mendorongan keinginan seseorang untuk mendekat atau keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain, menyenangkan dan mendapat afeksi dari orang lain, setia terhadap teman, dan mampu membina hubungan baik dengan orang lain, dan usaha untuk membina hubungan tersebut sehingga menghasilkan kepercayaan, kemauan baik, afeksi dan simpatik. Adapun indikator-indikator seseorang yang memiliki motif afiliasi dari Mc Clelland (dalam Rinjani dan firmanto, 2013) aspek-aspek afiliasi adalah: a. Lebih suka bersama orang lain daripada sendirian, Pada intinya individu lebih suka bersama orang lain daripada sendirian. b. Sering berinteraksi dengan orang lain, Individu cenderung untuk mencari lingkungan baru dan memperbanyak teman secara otomatis membuat individu lebih banyak berinteraksi dengan orang lain( senang bergaul).

27 c. Ingin disukai dan diterima oleh orang lain, adanya dorongan dari keinginan individu yaitu untuk mendapatkan pengkuan dari orang lain dan untuk meningkatkan harga diri. d. Menyenangkan hati orang lain, Mendapatkan pengakuan dari lingkungan dimana ia berada atau kelompoknya, untuk memenuhi hal tersebut individu berusaha untuk menjadi pribadi yang menyenangkan untuk orang lain. e. Menunjukkan dan memelihara sikap setia terhadap teman, Karna indidu mempunyai rasa takut kehilangan yang secara otomatis membuat untuk setia terhadap teman. f. Mencari persetujuan dan kesepakatan orang lain, ketika individu dihadapkan pada suatu masalah dalam hal mengambil sikap dan memutuskan ia selalu membutuhkan orang lain untuk menyelesaikannya. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (dalam sugiono, 2010). Adapun karakteristik populasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Narapidana dewasa laki-laki dan perempuan yang berada dilembaga permasyarakatan Pekanbaru.

28 b. Narapidana yang sudah divonis hukuman dan sudah menjalankan hukuman 3-12 bulan masa tahanan. Alasanya yaitu karna rentang waktu tersebut narpidana baru menjalani masa tahanan dan berada dalam lingkungan yang baru jadi lebih terlihat afiliasinya dengan penghuni lapas dan sipir penjara. Populasi pada penelitian ini yaitu 363 orang yang terdiri dari 300 laki-laki dan 63 perempuan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2010). Sampel pada penelitian ini yaitu narapidana di lembaga permasyarakatan pekanbaru. Jika populasi besar, maka angka 30 % dapat diangap cukup untuk menentukan jumlah sampel yang diambil. Maka jumlah sampel yang diambil sebesar 108 orang. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling, purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (dalam Idrus, 2009). Kriteria sampel yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu yang berstatus narapidana dewasa laki-laki maupun perempuan di lembaga permasyarakatan

29 pekanbaru dan narapidana yang telah divonis hukuman dan telah menjalani hukuman 3-12 bulan masa tahanan, karna rentang waktu tersebut narpidana baru menjalani masa tahanan dan berada dalam lingkungan yang baru jadi lebih terlihat afiliasinya dengan penghuni lapas dan sipir penjara. F. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan skala penelitian. Skala merupakan instrument pengumpulan data yang jawabanya merupakan perjenjangang dikenal dengan skala likert yang menggunakan lima alternative perjenjangan dari kondisi yang sangat favourabel/ sangat mendukung hingga yang unfavorable/ sangat tidak mendukung (dalam Idrus, 2009). 1. Alat Ukur Penelitian a. Skala Alienasi Pada penelitian ini pengambilan data akan dilakukan dengan menggunakan skala alienasi. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti untuk mengungkapkan alienasi narapidana pada penelitian ini.skala alienasi pada penelitian ini dibuat berdasarkan teori Seeman. Skala ini kemudian diberikan kepada sampel dalam penelitian ini, akan diberi skor berdasarkan skala likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif jawaban dibagian netral adapun alasan peneliti agar tidak terjadi pengelompakan jawaban dibagian netral dan karena peneliti hanya membut 2 kategori saja dalam penelitian ini, bila jawaban subjek mengolompok akan menyulitkan peneliti mengkategorikan subjek.

30 Pada skala Alienasi dalam penelitian ini peneliti membuat sebanyak 40 buah pernyataan dengan 15 Favorable dan Unfavorable.Format respon disusun dengan empat kategori respon alternatif pilihan untuk menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuan yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataa Favorable, jika subjek menjawab sangat sesuai (SS) diberi skor 4, sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, dan sangan tidak sesuai (STS) diberi skor 1, sedangkan pernyataan dalam skal yang mengandung kecendrung Unfavorable, jika subjek menjawab sangat sesuai (SS) diberi skor 1, sesuai (S) diberi skor 2, Tidak sesuai (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 4. aitem-aitem yang dipersiapkan sebanyak 40 aitem dapat dilihat dengan rincian yang terdapa dalam tabel dibawah ini:

31 Tabel 1.1 Blue print skala Alienasi ( Sebelum Try Out) Aspek Indikator Favourabel Unfavourabel Jumlah Ketidak Dikendalikan oleh 1,3,5,7 2,4,6,8 Berdayaan orang lain Tidak berarti Tidak bermanfaat selama dalam lapas, Tidak berguna bagi 9,11,13,15 10,12,14,16 8 Tidak ada norma Terisolasi secara sosial Keterasinga n diri keluarga dan orang lain Cenderung melanggar aturan yang ada, Membuat aturan semaunya Memisahkan diri dari orang sekitar, Perasaan kesepian 17,19,21,23 10,12,14,16 8 25,27,29,31 26,28,30,32 8 Tidak menikmati 33,35,37,39 34,36,38,40 8 kehidupan yang, Lingkungan yang asing Jumlah 20 20 40 b. Skala Motif berafiliasi Pada penelitian ini pengambilan data akan dilakukan dengan menggunakan skala Motif Berafiliasi. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti untuk mengungkapkan Motif afiliasi pada penelitian ini. Skala Motif Berafiliasi pada penelitian ini dibuat berdasarkan Mc Clelland (dalam Rinjani dan Firmanto, 2013). Skala ini kemudian diberikan kepada sampel dalam penelitian ini, akan diberi skor berdasarkan skala likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif jawaban dibagian netral adapun alasan peneliti agar tidak terjadi pengelompakan jawaban dibagian netral dan karena peneliti hanya membut 2 kategori saja dalam penelitian ini, bila jawaban subjek mengelompok akan menyulitkan peneliti mengkategorikan subjek.

32 Pada skala motif berafiliasi dalam penelitian ini peneliti membuat sebanyak 40 buah pernyataan dengan 20 favorable dan unfavorable. Format respon disusun dengan empat kategori respon alternatif pilihan untuk menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuan yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataa Favorable, jika subjek menjawab sangat setuju( SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, Tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangan tidak setuju (STS) diberi skor 1, sedangkan pernyataan dalam skal yang mengandung kecendrung Unfavorable, jika subjek menjawab sangat setuju( SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, Tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangan tidak setuju (STS) diberi skor 4. aitem -aitem yang dipersiapkan sebanyak 40 aitem dapat dilihat dengan rincian yang terdapat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Blue print skala Motif Berafiliasi ( Sebelum Try Out) Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Lebih suka bersama orang lain 1,3,5,7 2,4,6, 7 daripada sendirian sering berinteraksi dengan orang 8,10,12 9,11,13,14 7 lain Ingin disukai dan diterima orang 15,17,19 16,18,20 6 lain Menyenangkan hati orang lain 21,23,25,27 22,24,26 7 Menunjukan dan memelihara sikap setia terhadap teman 28,30,32 29,31,33,34 7 Mencari persetujuan dan 35,37,39 36,38,40 6 kesepakatan orang lain Jumlah 20 20 40

33 G. Teknik Pengolahan Data 1. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian dilaksanakan, alat ukur yang digunakan diuji cobakan terlebih dahulu agar dapat mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga diperoleh aitem-aitem yang layak digunakan sebagai alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan karateristik penelitian. 2. Validitas validitas yaitu sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. dalam penelitian ini validitas alat ukur yang digunakan yaitu validitas isi. Validitas isi yaitu menunjukkan kepada sejauh mana isi sebuah tes/ skala/ instrument dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (dalam Idrus, 2009). Dalam penelitian ini, validitas dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk kualitatif dilakukan dengan meminta pendapat dari dosen pembimbing dan narasumber / professional judgment, sedangkan untuk kuantitatif dilakukan melalui try out kepada subjek yang memiliki karakteristik sama dengan penelitian. 3. Daya Beda Dalam seleksi aitem skala psikologi yang mengukur atribut Motif berafiliasi, parameter yang paling penting adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mempu membedakan

34 antara individu atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan pula indikator keselarasan atau konsitensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsitensi aitem total (Azwar, 2010). Untuk melihat adanya beda atau daya diskriminasi aitem, peneliti melakukan tryout kepada narapidana yang baru dipindahkan kedalam lapas yaitu 42 orang. Hasil dari try out tersebut dianalisis dengan program SPSS 18.0. Hasil try out tersebut akan dilihat indeks daya diskriminasi aitemnya. Setiap aitem pada ke dua skala dalam penelitian ini diberi skor pada level interval, semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2010). Apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala. Maka dapat dipilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang dinginkan, maka dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar,2010). Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indeks r 0,25 agar aitem yang digunakan nantinya dalam penelitian memiliki daya beda aitem yang dianggap memuaskan. Maka, aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total 0,25 dianggap gugur dan tidak dimasukkan ke dalam skala penelitian. Hasil try out 40 aitem Alienasi (Y) yang telah diuji terdapat 10 aitem yang gugur dan 30 aitem yang sahih (valid), dengan koefisisen korelasi aitem total di

35 atas 0,25 yaitu berkisar antara 0,272 0,694. Berikut ini menunjukkan blueprint skala Alienasi (Y) dengan aitem yang valid dan gugur setelah dilakukan uji coba (try out), dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 1.3 Blue Print skala Alienasi (Setelah Try Out) Aspek Indikator Favorabel Valid Gu gu r Unfavorbe l Valid Gugu r Jum lah Item Vali d Ketidak berdaya an Tidak berarti Tidak ada norma Terisol asi secara sosial Keteras ingan diri Dikendalikan oleh orang lain Tidak bermanfaat selama dalam lapas, Tidak berguna bagi keluarga dan orang lain Cenderung melanggar aturan yang ada,membuat aturan semaunya Memisahkan diri dari orang sekitar, Perasaan kesepian Tidak menikmati kehidupan yang, Lingkungan yang asing 1,3,5,7-2,4,6 8 8 7 9,11,13,15-12,14,16 10 8 7 17,19,23 21 18,20,22 24 8 6 25,29,31 27 26,30,32 28 8 6 33,35 37, 39 34,38 36,40 8 4 Jumlah 16 4 14 6 40 30

36 Tabel 1.4 Blue Print Motif Berafiliasi (Setelah Try Out) Aspek Favorable Gugur Unfavorable Gugur Jumlah Lebih suka 1,5,7 3 2,6, 4 7 bersama orang lain daripada sendirian sering 8,12 10 9,14 11,13 7 berinteraksi dengan orang lain Ingin disukai 15,17,19 16,18,20 6 dan diterima orang lain Menyenangkan 21,23,25,27 26 22,24 7 hati orang lain Menunjukan 28,32 30 29,31,33,34 7 dan memelihara sikap setia terhadap teman Mencari 35,37,39 36,38,40 6 persetujuan dan kesepakatan orang lain Jumlah 17 3 8 12 40 Pada variabel motif berafiliasi hasil analisis terhadap 40 aitem skala yang diuji coba terdapat 13 aitem yang gugur dan 27 aitem yang sahih (valid). Dengan koefisien korelasi aitem total di atas 0,25, yaitu berkisar antara 0,262 0,676.

37 Tabel 1.5 Blue Print Skala Alienasi (Untuk Penelitian) Aspek Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Ketidakberdayaan Dikendalikan oleh 1,3,5,7 2,4,6 7 orang lain Tidak berarti Tidak bermanfaat 9,11,13,15 12,14,16 7 selama dalam lapas, Tidakberguna bagi keluarga dan orang lain Tidak ada norma Cenderung 17,19,23 18,20,22, 6 melanggar aturan yang ada, Membuat aturan semaunya Terisolasi secara Memisahkan diri 25,29,31 26,30,32 6 sosial dari orang sekitar, Perasaan kesepian Keterasingan diri Tidak menikmati 33,35 34,38 4 kehidupan yang,lingkungan yang asing Jumlah 16 14 30 Tabel 1.6 Blue Print Motif Berafiliasi (Untuk Penelitian) Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Lebih suka bersama orang lain daripada 1,5,7 2,6, 5 sendirian sering berinteraksi dengan orang lain 8,12 9,14,13 4 Ingin disukai dan diterima orang lain 15,17,19 16,18,20 6 Menyenangkan hati orang lain 21,23,25,27 26 5 Menunjukan dan memelihara sikap 28,32-2 setia terhadap teman Mencari persetujuan dan kesepakatan 35,37,39 40 4 orang lain Jumlah 17 10 27

38 4. Reliabilitas Reliabilitas yaitu mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalanakan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut (dalam Azwar, 2012). Perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 18.0 for windows. Dari perhitungan dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows diketahui reliabilitas Motif Berafiliasi (X) 27 item yang valid dan realibilitas Alienasi (Y) dari 30 aitem yang valid, yakni pada tabel berikut : Tabel 1.7 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Skala Koefisian Reliabilitas Motif Berafiliasi 0,858 Alienasi 0,872 H. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini yaitu korelasional product Moment yang mengukur hubungan antara variabel Motif Berafiliasi dan variabel Alienasi. Yang menggunakan program SPSS.