BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

Written by Administrator Monday, 03 December :37 - Last Updated Monday, 28 January :28

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN. Isi media merupakan suatu bentuk kontruksi realitas sosial. Media massa

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sastra Bali dibedakan atas dua kelompok, yaitu Sastra Bali

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PELESTARIAN BUDAYA DAERAH MELALUI PERTUNJUKAN KETHOPRAK

Peran Wayang Kulit Dalam Penguatan Kebudayaan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

MINAT MASYARAKAT SUNGAI LUENG MENYAKSIKAN OPERA VAN JAVA (STUDI PENGGUNAAN DAN KEPUASAN)

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI

A. Latar Belakang Masalah

menganggap bahwa bahasa tutur dalang masih diperlukan untuk membantu mendapatkan cerita gerak yang lebih jelas.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

TONTONAN, TATANAN, DAN TUNTUNAN ASPEK PENTING DALAM AKSIOLOGI WAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

ANIMASI FILM TOKOH PANDAWA DAN KURAWA SEBAGAI HASIL KREATIVITAS SENIMAN YANG MENGANDUNG FALSAFAH HIDUP MASYARAKAT JAWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

Aplikasi Augmented Reality Book and Stick Wayang Kulit Panca Pandawa Berbasis Mobile

MITOS DRUPADI DEWI BUMI DAN KESUBURAN (Dasar-dasar Perancangan Karya Seni Pedalangan)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB VI P E N U T U P. A. Kesimpulan. purwa lakon Subali Lena sajian dalang Enthus Susmono dalam acara Tirakatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Aizid, Rizem, Atlas Tokoh-tokoh Wayang, (Yogjakarta:Diva press, 2012:24) 2

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB I PENDAHULUAN. Kediri. Tari Jaranan bukan hanya sekedar untuk penyambutan tamu-tamu penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, wayang juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Menurut Bendung Layung Kuning dalam buku Atlas Tokoh-tokoh Wayang (2011), Kata wayang diduga berasal dari kata wewayangan, yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir (tirai kain putih), secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik tirai kain itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada. Wayang merupakan salah satu media komunikasi yang paling efektif digunakan untuk menyebarkan agama. Salah satu agama yang 1

2 melakukan penyebaran ajarannya dengan menggunakan wayang adalah agama Islam. Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Dalam berkomunikasi dengan konteks keragaman kebudayaan sering kali menemui masalah atau hambatan yang tidak diharapakan sebelumnya. Misalnya dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau norma masyarakat dan lain sebagainya. Padahal syarat untuk terjalinnya hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian dan pertukaran informasi atau makna antara satu dengan lainnya. Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda, dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena akan selalu berada pada budaya yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspetasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau

3 paling tidak mengetahui bahasa dan prilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian ilmu komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar pribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Pada awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan budaya sehingga kajiannya lebih bersifat deph description, yakni penggambaran yang mendalam tentang prilaku komunikasi berdasarkan budaya tertentu. Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional dengan fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia memang dituntut untuk berkembang menuju ke arah yang lebih modern, baik aspek teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan semua sistem lainnya yang harus disempurnakan. Pengaruh negative dari globalisasi adalah euphoria budaya pop. Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya tradisional kita tidak boleh melupakan salah satu budaya asli yang dimiliki, budaya tersebut adalah wayang. Tokoh pewayangan yang menjadi favorit masyarakat Jawa salah satunya yaitu Kyai Lurah Semar Badranaya atau yang biasa dikenal dengan sebutan Semar. Semar menjadi salah satu yang di favoritkan oleh masyarakat Jawa karena dalam bentuknya mengandung pesan yang bijak untuk kehidupan nyata. Semar memiliki bentuk fisik yang seolah-olah merupakan symbol penggambaran jagad raya.

4 Pada lakon versi Ramayana, tokoh Semar selalu mengikuti tokoh Senapati yang sakti mandraguna yaitu Hanuman Putera Anjani. Pada lakon versi mahabrata tokoh Semar mengabdi kepada keturunan Wirata yaitu Manumayasa, setelah Manumayasa meninggal, Semar mengabdi kepada Pandudewanata raja Astina. Setelah Pandu meninggal, kemudian mengabdi kepada anak keturunannya yaitu Arjuna dan adakalanya mengikuti puteranya Angkawijaya atau Abimanyu hingga Parikenan. Terdapat garis pengabdian Semar yang sama dari seluruh lakon yang ada yaitu, Semar selalu mengabdi pada ksatria yang selalu ingin menegakkan keadilan, penuh pengabdian, dan penjaga keharmonisan dunia. Tokoh Semar ternyata dapat muncul di berbagai versi wayang dan merupakan tokoh misterius. Dari berbagai versi lakon wayang, tokoh Semar lebih lengkap dan memiliki makna yang mendalam dalam Mahabrata, akan tetapi dalam sumber cerita Mahabrata yang berasal dari karya satera besar India sebenarnya tokoh Semar tidak dapat diperoleh, sehingga menimbulkan penafsiran bahwa tokoh Semar berasal dari kebudayaan Jawa. Dalam pertunjukan wayang semalam suntuk yang memakan durasi waktu sekitar tujuh jam, gara-gara biasanya berhenti ketika munculnya tokoh Semar. Tokoh semar biasanya mucul di tengah malam. Dengan hadirnya Semar maka gara-gara berhenti dan lakon kembali harmonis dan kemenangan selalu di pihak yang benar, yang adil, dan yang disertai pengorbanan.

5 Pagelaran wayang dapat dikatakan sebagai allegory paparan kehidupan manusia di dunia mulai dari lahir dampai dengan mati. Secara simbolis juga mengajarkan atau menggambarkan sangkan paraning dumadi. Yaitu asal mula kehidupan, akikat kehidupan, dan tujuan akhir kehidupan. Sehingga seseorang yang menonton pertunjukan pagelaran wayang sebenarnya melihat perjalanan hidupnya sendiri. Dan itu terlambangkan oleh jalannya cerita, tokoh dan wataknya, lagu-lagu, musik, dalang dan sebagainya. Hal ini yang menjadi latar belakang masalah yang peneliti rasakan, tanda seperti apa membuat tokoh Semar menjadi sosok yang tergolong pencair suasana namun tergolong tokoh yang bijak juga dalam perwayangan, dan wujudnya yang menjadi simbol atas jagad raya. Hal ini membuktikan betapa pentingnya mengetahui dan mengerti makna yang terkandung dari tanda-tanda yang diwujudkan dalam bentuk dan karakter atau penokohan Semar itu sendiri. Sehingga dengan mengetahui tanda-tanda dari tokoh Semar, kita jadi tidak melupakan dan dapat ikut melestarikan warisan budaya asli Indonesia, serta ikut memelihara nilai-nilai sejarah kebudayaan Indonesia, karena seni wayang begitu kuat dan berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Tanda yang terkandung dari bentuk dan karakter atau penokohan Semar juga berguna untuk menjadi tuntunan hidup masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dengan melihat pentingnya mengetahui nilai-nilai dan pesan yang terdapat pada Semar, peneliti tertarik dan berkeinginan untuk meneliti, apa Pesan dan Makna Yang Terkandung Dari Bentuk Tokoh

6 Pewayangan Semar Pada Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Di Taman Ismail Marzuki, sehingga sebagai generasi muda bangsa Indonesia tidak melupakan budaya mahakarya yang telah diwariskan. 1.2 Rumusan Masalah Dalam struktur wayang, pesan di wujudkan dalam tanda-tanda dan karakter di wujudkan dalam bentuk dialog. Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya yakni mengetahui Pesan dan Makna Yang Terkandung Dari Bentuk Tokoh Pewayangan Semar Pada Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Di Taman Ismail Marzuki, maka peneliti dalam penelitian ini merumuskan masalah pokok sebagai berikut. Bagaimana makna yang terkandung bentuk tokoh pewayangan Semar pada pertunjukan wayang kulit di Taman Ismail Marzuki? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini akan dijabarkan dibawah ini : 1. Mengetahui pesan dan makna yang terkandung dari bentuk tokoh pewayangan Semar secara lengkap. 2. Untuk mengetahui bahwa dalam bentuk Semar terdapat nilai-nilai sosial yang dapat di pelajari.

7 1.4 Paradigma Penelitian Dalam melakukan penelitian yang berjudul Pesan dan Makna Yang Terkandung Dari Bentuk Tokoh Pewayangan Semar Pada Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Di Taman Ismail Marzuki, peneliti menerapkan Paradigma Non-Positivisme (Kualitatif) dengan pendekatan Semiotik sebagai dasar penyusunan penelitian. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat agar peneliti memahami teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Peneliti juga berharap tidak melupakan warisan budaya asli Indonesia, serta penelitian ini dapat menghubungkan antara teori dengan hasil praktek penelitian. 1.5.2 Manfaat Praktis Dapat memahami pesan-pesan yang terkandung dari bentuk dan karakter wayang. Menyadari budaya sendiri, serta merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya Indonesia.

8 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan mengenai apa yang dibahas dalam skripsi ini maka peneliti membagi skripsi ke dalam bagian-bagian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian yang berguna untuk memberikan gambaran secara garis besar terhadap isi skripsi ini. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan tentang teori, konsep tanda, dan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan permasalahan. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, bahan penelitan, unit analisis, teknik pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan. Sekilas Tentang Sejarah Semar, Subyek Penelitian, Analisis, dan BAB V PENUTUP Kesimpulan dan Saran saran

9 Daftar Pustaka Daftar Gambar Daftar Tabel dan Bagan Daftar Hasil Wawancara