PELAYANAN KAPAL DAN BARANG DI PELABUHAN CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

SISTEM TRANSPORTASI LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

Pesawat Polonia

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Perkembangan Pelabuhan

ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI

Fitri Indriastiwi Puslitbang Perhubungan Laut, Badan Litbang Perhubungan Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

A. ARUS KAPAL. Unit GT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai gambaran umum tentang fungsi pelabuhan dan kapal

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN 2018 CABANG LHOKSEUMAWE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK PT. (Persero)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

DUKS. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Dermaga I Nama : Dermaga 01 Fungsi / Kegunaan : Tambatan. Kedalaman : -4 MLWS Konstruksi : Beton

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

Henriette Dorothy Titaley 1

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

2 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Errina Cintia, Pengkuh Budi Purwanto, Slamet Hargono *), Salamun *)

: Jl Raya Pelabuhan Merak, Gerem, Pulo Merak Cilegon-Banten. Kode Pos : Telp : (0254) , ,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

: Jl. Blinyu No.1 Boom-Baru, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

Sinergi pengembangan kawasan industri dan pergudangan dengan pelabuhan peti kemas di kawasan khusus Madura

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT KAPAL RO-RO PT ASDP INDONESIA FERRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Pelabuhan Ciwandan Banten

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Kapal Pandu 2 Unit Kapal Tunda, Kepil, kapal Cepat 1 unit Tenaga Pandu 8 (delapan) orang.

Transkripsi:

PELAYANAN KAPAL DAN BARANG DI PELABUHAN CILACAP Bambang Sudjasta Program Studi Teknik Perkapalan-Fakultas Teknik, UPN Veteran Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia email: karebet_m@yahoo.co.id Abstract Port of Cilacap is currently the only port of the ocean, located on the south coast of Java, so its position is strategic to support marine transportation system, where westward the island of Sumatera, South Asia, and the Middle East, to the east is Nusatenggara, and until the Australian continent. Cilacap port has a support area (hinterland) potential, namely the southern part of Central Java, Yogyakarta and West Java southeast. Increased support the region's economy will lead to increased trade that will improve the flow of goods/ commodities and the number of ship visits in the port of Cilacap. The number of ship visits dominated by tankers, and commodities trading is dominated by fuel oil. This study aims to conduct a review of port services, especially services to ships and service of loading and unloading of goods that must be continuously improved quality and quantity. Keywords: ship traffic, the flow of goods, port services PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, maka transportasi laut menjadi hal yang strategis, sehingga moda transportasi laut menjadi hal yang sangat penting, terutama untuk mengangkut dan mendistribusikan komoditas antar pulau (dalam negeri) maupun kegiatan ekspor-impor (perdagangan luar negeri). ) Bagaimana memaksimalkan pelayanan barang khususnya pada pelaksanaan bongkar muat dan penyimpanannya. ) Bagaimana memaksimalkan pelayanan kapal yang berkunjung dari kapal masuk sampai keluar pelabuhan. Tujuan Penelitian ) Meningkatkan jasa pelayanan kapal yang berkunjung; ) Meningkatkan jasa pelayanan bongkar-muat barang. Pelayanan Kunjungan Jasa Pelayanan Pelabuhan Pelabuhan Cilacap Gambar. Lokasi Pelabuhan Cilacap Pelabuhan Cilacap ditinjau dari letak geografis merupakan satu-satunya pelabuhan samudera yang berlokasi di pantai selatan Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kedudukannya sangat strategis sebagai pendukung transportasi laut kearah timur sampai benua Australia, kearah barat yaitu Pulau Sumatera dan Asia Selatan. Perumusan Masalah Permasalahan yang perlu mendapat perhatian: Pelayanan Bongkar-Muat Kinerja Pelabuhan Gambar. Alur Jasa Pelayanan Pelabuhan Tinjauan Pustaka Pengertian Pelabuhan Menurut UU No.7 008 tentang Pelayaran, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 95 BINA TEKNIKA, Volume Nomor, Edisi Desember 06, 95-0

Kondisi fisik pelabuhan: geografis, alur pelabuhan, dan lingkungan daerah kerja pelabuhan. Lalu-lintas pelabuhan: lalu-lintas kunjungan kapal dan lalu-lintas bongkar-muat barang. Produksi jasa pelabuhan: pelayanan jasa kapal dan pelayanan jasa bongkar-muat barang, pengusahaan peralatan, pelayanan terminal. Kinerja pelabuhan: kinerja pelayanan kapal dan barang. Fasilitas dan peralatan pelabuhan: pemanfaatan peralatan, utilisasi dermaga, utilisasi gudang dan peralatan. Pengertian Pelayanan Melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain (KBBI, 995). Pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan. Tipe Muatan Muatan dapat dibedakan menurut (dua) sudut pandang: Kondisi Fisik (Physical State) a. Muatan kering (dry cargo) Kering di sini lebih ditujukan untuk barang belum jadi (mentah) seperti bijih besi, batu bara, biji-bijian, fosfat, bauksit, aluminium, belerang, dan semen. Banyak juga barang-barang setengah jadi maupun jadi yang masuk kategori ini, seperti kayu lapis, barang kelontong dan barang-barang manufaktur. b. Muatan cair (liquid cargo) Muatan ini berbentuk cairan sehingga memerlukan tempat khusus pada saat dikapalkan/ dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Komoditi jenis ini seperti minyak mentah, produk berbahan dasar minyak, bahan-bahan kimia, gas yang dicairkan dihasilkan dari eksplorasi minyak bumi (LPG), Gas Alam Cair LNG). Bentuk Pada Saat Dikapalkan Bentuk yang dimaksud adalah volume/ ukuran sampai di mana suatu muatan dapat dikapalkan: a. Bulk cargo (borongan) Muatan yang secara alamiah tidak dapat dipisah-pisahkan/ dibagi-bagi pada saat dibongkat/ muat dari/ ke atas kapal serta tidak memerlukan kemasan atau pembungkus khusus. Muatan jenis ini tidak perlu dihitung ke dalam unit-unit kecil karena dalam sekali pengapalan ia dapat memenuhi ruang palkah. Jadi muatan ini dikapalkan dalam bentuk besar/ borongan yang dibongkar/ muat dengan cara menuangkan, memompa, atau dengan sabuk berjalan. b. General cargo (campuran) Muatan bervolume relatif kecil, dapat dihitung ke dalam unit-unit kecil, serta berukuran bervariasi satu dengan yang lain. Muatan jenis ini pada saat dikapalkan ada yang memerlukan kemasan khusus maupun kemasan konvensional yang tidak standar. Muatan yang tidak memerlukan kemasan khusus biasanya dimasukkan ke dalam karung, kantong, kotak karton, bundel, drum, serta kotak kayu. Muatan jenis ini dapat diangkut oleh manusia (berat ± 50 kg per unit) serta memiliki nilai tidak terlalu tinggi. Efisiensi dan Produktifitas Pelabuhan Indikator Pelayanan Menunjukkan efisiensi waktu pelayanan kapal yang didalamnya terdapat unsur pelayanan kapal dan pelayanan bongkar-muat barang di pelabuhan. Indikator yang dipakai adalah Waktu di Pelabuhan (Ships Turn Round Time/ TR): ) Waktu Tunggu di Pelabuhan (Waiting Time/ WT); ) Waktu kapal di Dermaga (Berth Time/ BT). Indikator Luaran (Output) Menunjukkan besaran luaran dari proses pelayanan untuk periode waktu tertentu: ) Luaran Dermaga (Berth Output/ BTP); ) Luaran Tenaga Kerja Bongkar Muat/ TKBM (Gang Output/ TGJ; ) Luaran Gudang Penumpukan (Shed Output/ STP); 4) Luaran Lapangan Penumpukan (Yard Output/ YTP) Indikator Utilisasi Dipakai sebagai alat ukur efisiensi investasi pelayanan jasa pelabuhan yaitu utilisasi fasilitas dan peralatan, yang terdiri dari: ) Utilisasi Dermaga (Berth Occupancy Ratio/ BOR); ) Utilisasi Gudang (Shed Occupancy Ratio/ SOR); ) Utilisasi Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/ YOR); 4) Utilisasi Peralatan (Equipment Utilization): a) Peralatan Apung (Floatting Equipment); b) Peralatan Bongkar-Muat (Loading- Unloading Equipment). Perkiraan Kunjungan dan Arus Perkiraan jumlah kunjungan kapal dan arus barang/ komoditas di masa yang akan datang secara kuantitatif sangat diperlukan sebagai pertimbangan untuk menambah peralatan dan SDM agar pelayanan tetap maksimal. Pelayanan dan di Pelabuhan Cilacap (Bambang Sudjasta) 96

Perkiraan yang akan datang secara kuantitatif dapat diterapkan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut: ) Tersedia informasi tentang masa lalu. ) Informasi masa lalu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik (angka-angka). ) Dapat diasumsikan bahwa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang (asumsi berkesinambungan). METODE PENELITIAN Diagram Alur Penelitian Analisis Pelayanan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Studi Pustaka Analisis Pelayanan Gambar. Diagram Alur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pelabuhan Cilacap Berada di wilayah Kabupaten Cilacap, merupakan wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian barat daya yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Kompetitor utama Pelabuhan Cilacap adalah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Pelabuhan Cirebon. Wilayah hinterland mencakup wilayah Jawa Tengah yaitu Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga, Kab. Banjarnegara, Kab. Kebumen dan Kab. Purworejo. Wilayah Provinsi Jawa Barat yaitu Kota/Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Pangandaran, Kota Banjar. Wilayah DIY yaitu Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman dan Kota Yogyakarta. Data Umum Pelabuhan Keadaan Alam dan Geografis Pelabuhan Cilacap merupakan pelabuhan alam yang terletak pada posisi 07 0 44 55 LS dan 09 0 59 0 BT. Strategis geografis cukup ideal karena terlindung Pulau Nusakambangan, sehingga aman dan tenang oleh besarnya ombak/gelombang Samudera Hindia. Perairan dan alur masuk pelabuhan terdapat Singel Point Mooring (SPM), dermaga khusus Pertamina Area 70, Crude Island Berth (CIB), dan dermaga Pasir Besi. ) Tinggi gelombang maksimal di sekitar SPM : meter ) Kecepatan angin rata-rata : knot Kecepatan arus rata-rata :. knot ) Luas daerah kerja pelabuhan : 8,87 ha Luas daerah lingkungan kepentingan : 89,0 ha 4) Luas perairan pelabuhan :.58,05 ha 5) Alur Panjang : 9,5 mil Lebar : 50 meter Kedalaman efektif : Buoy No. s/d No.7 : - m.lws Buoy No.8 s/d No. : - m.lws Donan s/d Karang Talun : - 6 m.lws Tanah dasar : Lumpur, tanah liat, pasir. Kolam Luas :.800.000 m atau : 80 ha Kedalaman : Tambatan umum: Dermaga,, : - m.lws Dermaga 4 : - 9 m.lws Dermaga 5 dan 6 : - m.lws Kepentingan sendiri: Pertamina CIB : -,5 m.lws Area 70 : - m.lws Area 60 : - 6 m.lws Pasir Besi : - m.lws Gambar 4. Layout Alur Pelabuhan Cilacap 97 BINA TEKNIKA, Volume Nomor, Edisi Desember 06, 95-0

Fasilitas Pelabuhan Dermaga Tabel. Dermaga Milik PT (Persero) Pelindo III Cabang Cilacap Nama Pnjng Leb Dalam Lantai Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga 4 Dermaga 5 Dermaga 6 57 4 50 7 40 0 Jumlah 76 Dermaga 50 Tunda/ Pandu 0 Jetty minyak (Bunker) 5 5 5 8 0 5 4 m.lws - 9 Jumlah 60 Total 8 Tabel. Dermaga Kepentingan Sendiri Nama Dermaga Panjang Milik Pertamina Jetty CIB Jetty CIB Jetty Area 70 Jetty Area 70 Jetty Area 70 Jetty Area 60 Jetty Area 60 Jetty Area 60 4 4 4 4 8 Jumlah 8 Milik PT. Semen Cibinong Kade Nusakambangan 9 Kade Karang Talun 5 Kade Karang Talun Jumlah 45 Milik PT. Aneka Tambang Jetty Pasir Besi Milik PT. Pupuk Sriwijaya Jetty Pupuk Sriwijaya 7 (t/m),5 Kedalaman (m.lws) -,5 -,5-5 -6-5 -4-4 - 50 40-7 Total 8 Gudang dan Lapangan Penumpukan Tabel. Gudang Nama Gudang Panjang Lebar Luas G.0 G.0 G.0 00 60 60 5 0 0.500.800.800 Jumlah 7.00 Lant ai (t/m ) Tabel 4. Lapangan Penumpukan Lapangan Penumpukan Panjang Lebar Luas L.0 08 6.888 L.0 65 7.405 L.0 90 40.600 L.04 87 40.480 L.05 0 9 870 L.0 0 98 0.094 L.0 67 4.84 L.0 6 49.08 Lantai (t/m ),5 Jumlah 0.99 Parkir.50 Alat-alat Apung dan Pemadam Kebakaran Milik PT (Persero) Pelindo III Cabang Cilacap: Tunda Bima VI :.400 HP Pandu MPI 0 : 400 HP Kepil MPS 0 : 0 HP Milik Pertamina: KT. Patra Tunda : 4.00 HP Tunda Mega :.000 HP Tunda Miday :.000 HP Tunda Mushol :.000 HP Mobil damkar : 5.000 liter Catatan: Pelabuhan Cilacap termasuk pelabuhan wajib pandu dan wajib tunda: Ukuran kapal wajib pandu : 500 GT Ukuran kapal wajib tunda : 70 meter Alat-alat Bongkar Muat Tabel 5. Alat-alat Bongkar Muat No. Pemilik Jenis Alat Kap. (Ton). PT. Caravan Nusantara Forklift Dump Truck Trailer 5 6 8 0 4 0 45 60 Jml 8 0. PT. Hasta Bayu Forklift 7,5. PT. Adhiguna Forklift,5 Putra,5 4. PT. Tembini Jaya Forklift 5 5. PT. Caraka Forklift 5 Bandar Guna 6. PT. Ampera Nusa Dump 6,5 Indah Truck 8,5 5 7. PT. Pupuk Forklift,5 Sriwijaya Shovel,5 Pelayanan dan di Pelabuhan Cilacap (Bambang Sudjasta) 98

Kunjungan -kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Cilacap tidak terdapat kapal beroperasi secara reguler atau liner. Selama ini kapal-kapal yang berkunjung beroperasi secara tramper atau charter. Jumlah kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Cilacap pada kurun waktu 00-04 hampir tidak mengalami peningkatan. Dari volume kapal (Gross Tonnage/ GT) secara agregat hanya sedikit tampak meningkat. Kunjungan kapal didominasi oleh kapal-kapal tanker yang melayani kebutuhan angkutan komoditas minyak bumi baik minyak mentah maupun minyak produk olahan untuk PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap. -kapal tanker tersebut melayani kegiatan angkutan minyak mentah baik dari sumber dalam negeri maupun dari luar negeri (impor), serta memuat produk olahan (BBM) untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk luar negeri (ekspor). Kunjungan kapal pada tahun 04 di Pelabuhan Cilacap sebanyak 54 unit, terdiri dari kunjungan kapal-kapal tanker sebanyak 98 unit (70 pelayaran luar negeri dan 8 pelayaran dalam negeri) dan non-tanker 6 unit (07 pelayaran luar negeri dan 09 pelayaran dalam negeri). Kunjungan kapal-kapal tanker tersebut rata-rata setiap tahun diperkirakan mencapai 75 dari seluruh kunjungan kapal, sedangkan no-tanker hanya 5. Kunjungan kapal cargo jumlahnya relatif lebih sedikit. -kapal cargo (non-tanker) tersebut digunakan untuk mengankut komoditas curah kering seperti semen, gypsum, klinker, pasir besi, batu bara, biji gandum, pupuk, batu kapur/ limestone, dan hewan, serta komoditas dalam kemasan. 60 50 40 0 0 Unit 0 00 90 80 70 Kunjungan 00 0 0 0 04 Gambar 5a. Grafik Kunjungan 00-04 Arus barang dan Komoditas Perdagangan Bongkar-muat komoditas perdagangan di Pelabuhan Cilacap didominasi oleh komoditas BBM. Komoditas tahun 04 sebanyak 6.867.5 ton terdiri dari BBM sebanyak.799.09 ton (8 ) dan non-bbm sebanyak 5.00.58 ton (9 ). Jumlah komoditas yang bongkar-muat di Pelabuhan Cilacap pada kurun waktu 00-04 hampir tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung mengalami penurunan. Komoditas utama (unggulan) perdagangan dalam negeri (antar pulau) melalui Pelabuhan Cilacap terdiri dari hasil-hasil industri pertambangan, industri pertanian, dan hewan. Komoditas industri pertambangan tersebut adalah minyak bumi dan hasil produknya (BBM), limestone (batu kapur), batu bara, gypsum, klinker, pasir besi, dan semen. Komoditas industri pertanian terdiri dari pupuk dan minyak sawit. Asal dan tujuan perdagangan antar pulau untuk komoditas non-bbm umumnya untuk wilayah Indonesia barat (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Untuk komoditas BBM hampir mencakup seluruh wilayah Indonesia. PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap memiliki kapasitas produksi 48.000 barrel/hari, memasok 4 kebutuhan BBM nasional. Komoditas utama perdagangan luar negeri (ekspor-impor) terdiri dari BBM, biji gandum, gypsum, dan hewan (sapi). Asal dan tujuan komoditas perdagangan luar negeri adalah Asia (Singapura, Thailand, China, India, Banglades, Srilanka), Afrika, Timur Tengah, Australia, dan USA. Arus /Komoditas 9.500.000 9.000.000 8.500.000 8.000.000 7.500.000 Ton 7.000.000 6.500.000 6.000.000 5.500.000 5.000.000 00 0 0 0 04 Gambar 6a. Grafik Arus /Komoditas 00 04 Arus /Komoditas /Komoditas 5.000.000 000 900 800 700 600 Unit 500 400 00 00 00 0 Kunjungan 00 0 0 0 04 Tanker Non-Tanker Gambar 5b. Grafik Kunjungan Tanker dan Non-Tanker 00-04 0.000.000 5.000.000 Ton 0.000.000 5.000.000 0 00 0 0 0 04 BBM Non-BBM Gambar 6b. Grafik Arus Komoditas BBM dan Non- BBM 00-04 99 BINA TEKNIKA, Volume Nomor, Edisi Desember 06, 95-0

Operasional Pelayanan Operasionan pelayanan di pelabuhan pada umumnya dibedakan atas (tiga) macam yaitu, pelayanan terhadap kapal, produktivitas bonkarmuat, dan utilisasi fasilitas dan peralatan. Tabel 6. Kinerja Pelayanan dan 00 04 00 0 0 0 04 Jenis Pelayanan Sat Samudera - TRT Jam 6 57 8 7 Nusantara - TRT Jam 94 97 70 6 Tanker - TRT Jam 57 50 47 5 G. Cargo T/G/J 4 8 Kemasan T/G/J 4 7 47 4 Curah T/G/J 9 6 88 Tabel 7. Kinerja Fasilitas dan Peralatan 00 04 Kinerja/ Sat Utilisasi Fasilitas Dermaga - BTP - BOR Gudang - STP - SOR Lapangan Tumpuk - YTP - YOR Yan Tunda Utilisasi Pandu Utilisasi Kepil Utilisasi T/M/T 500 000 500 000 500 000 500 0 T/M/ Th T/M/ Th T/M/ Th 0 0. 67 0 0,4, 9 44 48 0,0 6 6 0,6 0,5 9 4 9 0,4 69 4 6 0.4 0,9 57 45 0,5 49 5 0.5 0.7 66 40 Berth Through Put 00 0 0 0 04 0 4.4 4 9 0,5,0 BTP 6 4 4 70 48 4 6 96 Perkiraan kunjungan kapal dan arus barang di Pelabuhan Cilacap di masa yang akan datang dihitung berdasarkan metode rata-rata bergerak (multi moving average). Penghitungan tersebut berdasarkan informasi atau data masa lalu (tahun 00 s/d 04) dilakukan dengan menggunakan forecast pada microsoft excel. Hasil perkiraan kunjungan kapal dan arus barang pada tahun 05 s/d 09. Dari hasil perkiraan terlihat bahwa kunjungan kapal untuk tahun 05 s/d 09 terjadi peningkatan. Sedangkan arus barang cenderung stabil walaupun terjadi sedikit peningkatan (kurang siqnifikan). Tabel 8. Perkiraan Kunjungan dan Arus Unit 05-09 Kunjungan (Unit) Arus (Ton) 00 98 6.678.8 0 7.0.764 0 9.56.88 0 46 7.05.705 04 54 6.867.5 05 67 7.469.909 06 8 7.48.745 07 95 7.495.58 08 08 7.508.46 09 7.5.5 40 0 00 80 60 40 0 00 80 60 40 0 Perkiraan Kunjungan 00 0 0 0 04 05 06 07 08 09 Gambar 9. Grafik Perkiraan Kunjungan 05 09 Ton 9.500.000 9.000.000 8.500.000 8.000.000 7.500.000 7.000.000 6.500.000 6.000.000 5.500.000 5.000.000 Perkiraan Arus 00 0 0 0 04 05 06 07 08 09 Gambar 0. Grafik Perkiraan Arus 05-09 Gambar 7. Grafik Daya Pemakaian Dermaga (BTP) 00-04 Perkiraan Kunjungan dan Arus 05-09 Pelayanan dan di Pelabuhan Cilacap (Bambang Sudjasta) 00

T/M/T 4000 500 000 500 000 500 000 500 0 Perkiraan Berth Through Put 00 0 0 0 04 05 06 07 08 09 Gambar. Grafik Perkiraan Daya Pemakaian Dermaga Thn 05-09 Meningkatkan Pelayanan Jasa Pelabuhan Untuk meningkatkan pelayanan jasa pelabuhan yang sedang dan akan dilakukan harus mempertimbangkan perkembangan jumlah kunjungan kapal, arus barang/ komoditas, dan kinerja pelabuhan, sebagai berikut: ) Perkembangan jumlah kunjungan kapal relatif meningkat dari tahun ke tahun. ) Perkembangan arus barang juga meningkat walaupun tidak siqnifikan. ) Daya Pemakaian Dermaga (Berth Through Put/ BTP) yang cenderung meningkat. 4) Daya Pemakaian Gudang (Shed Through Put/ STP) cenderung stabil. 5) Daya Pemakaian Lapangan Penumpukan (Yard Through Put/ YTP) cenderung stabil. Memperhatikan peningkatan kunjungan kapal, peningkatan arus barang, dan peningkatan daya pemakaian dermaga maka sudah seharusnya dikakukan peningkatan pelayanan jasa pelabuhan, yaitu dengan meningkatkan pelayanan kunjungan kapal dan meningkatkan pelayanan bongkar-muat barang. Kunci peningkatan perbaikan pelayanan kapal terhadap Turn Round Time (TRT) khususnya komponen Waiting Time (WT), dan Berthing Time (BT). ) Memperbaiki WT dilakukan dengan penyediaan peralatan kapal tunda, kapal pandu, kapal kepil, dan tenaga pandu yang memadai sehingga dapat memberikan palayanan yang maksimal dari outer buoy sampai dengan ke dermaga dan sebaliknya. Apabila pelayanan pandu dan tunda dapat dimaksimalkan sehingga terjadi penurunan TRT (satu) jam untuk kapal dalam negeri dan (dua) jam untuk kapal luar negeri. ) Perbaikan pelayanan barang pada proses bongkar-muat terkait dengan BT. Peningkatan proses bongkar-muat barang setidaknya terkait dua hal yaitu ketersediaan Tenaga Kerja Bongkar-Muat (TKBM) dan peralatan bongkar-muat. Apabila TKBM dan peralatan bongkar-muat dimaksimalkan sehingga terjadi penurunan BT sampai 65 jam untuk kapal BTP dalam negeri dan 90 jam untuk kapal luar negeri. Proyeksi Kebutuhan Fasilitas dan Peralatan Proyeksi fasilitas ini dibuat dengan membandingkan jumlah kunjungan kapal pada tahun 04 sebanyak 54 unit dengan perkiraan kunjungan pada akhir tahun 09 sebanyak unit, maka terjadi peningkatan sebesar 6. Tabel 9. Proyeksi Fasilitas Pelabuhan 09 No. Fasilitas Proyeksi 04 09. Dermaga 8 m 8 m. Gudang 700 m 700 m. Lapangan 099 m 099 m Penumpukan 4. Tunda unit unit 5. Pandu unit unit 6. Kepil unit unit 7. Crane unit unit 8. Forklift unit unit 9. Pemadam Kebakaran unit unit Keterangan: Fasilitas Dermaga Gudang Keterangan Belum perlu penambahan, karena BOR masih di bawah 75 Belum perlu penambahan, karena SOR masih di bawah 75 Belum perlu penambahan, karena YOR masih di bawah 75 Lapangan Penumpukan Tunda Utilisasi mendekati 75 Pandu Utilisasi di bawah 75 Kepil Utilisasi di bawah 75 Crane Utilisasi di bawah 75 Forklift Utilisasi mendekati 75 Pemadam Utilisasi mendekati 75 Kebakaran Selain proyeksi-proyeksi fasilitas di atas, yang tak kalah pentingnya adalah: ) Penambahan tenaga pandu dari (dua) menjadi (tiga) orang. ) Pengerukan alur secara berkala. ) Berkomunikasi dengan para nelayan yang sering menebarkan jaring di sekitar alur pelabuhan. KESIMPULAN a. Sesuai letak geografis dan kondisi Pelabuhan Cilacap mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut: ) Pelabuhan alam yang sangat tenang terlindung dari gangguan ombak. ) Satu-satunya pelabuhan samudera yang berada di Pulau Jawa bagian selatan. 0 BINA TEKNIKA, Volume Nomor, Edisi Desember 06, 95-0

) Kedalaman kolam pelabuhan LWS sangat memadai untuk kapal-kapal samudera. b. Jumlah kunjungan kapal: ) Jumlah kunjungan kapal meningkat ratarata 4, pertahun. ) Kunjungan kapal di Pelabuhan Cilacap didominasi oleh kapal Tanker. c. Arus barang cenderung meningkat rata-rata, pertahun. ) Jenis-jenis komoditas yang dimuat adalah BBM, semen, klinker. ) Jenis-jenis komoditas yang dibongkar adalah BBM mentah, biji gandum, pupuk, batubara, ternak, gypsum, minyak sawit, limestone, additive. d. Pelayanan jasa pelabuhan: ) Perbaikan waktu pelayanan kunjungan kapal akan meningkatkan jumlah kunjungan kapal. ) Perbaikan waktu pelayanan bongkar-muat barang akan meningkatkan jumlah kunjungan kapal. Sugiyono. (04). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Suyono, R.P.Capt. (00). SHIPPING: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. PPM, Jakarta. Triatmodjo, Bambang. (007). Pelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta. REFERENSI Peraturan: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 008 Tentang Pelayaran. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 009 Tentang Kepelabuhanan. Buku-buku: Branch, Allan E. (996). Elements of Shipping. Chapman & Hall, London, UK. Branch, Allan E. (997). Elements of Port Operation and Management. Chapman & Hall, London, UK. Engkos Kosasih, Hananto Soewedo. (0), Manajemen Perusahaan Pelayaran. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Lasse, D.A. (04). Manajemen Kepelabuhanan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Purba, Radiks. (997). Angkutan Muatan Laut. Rineka Cipta, Jakarta. Purwaka, Tommy H. (99). Pelayaran Antar Pulau Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta. Salim, Abbas. (995). Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan. Pustaka Jaya, Jakarta. Stopford, Martin. (000). Maritime Economics. Routledge, London, UK. Pelayanan dan di Pelabuhan Cilacap (Bambang Sudjasta) 0