BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan yang sedang memerlukan dana. Di mana melalui pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi. perusahaan tersebut (Darmadji dan Hendy, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diukur dengan menganalisis dan mengevalusi data-data keuangan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran pasar modal mempunyai peran yang penting dalam kegiatan perekonomian secara makro. Adanya pasar modal pun memberikan alternatif bagi perusahaan yang sedang memerlukan dana. Di mana melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh modal tersebut dengan mudah dan biaya yang lebih murah, dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan. Sementara itu, bagi investor pasar modal merupakan wadah untuk menginvestasikan dananya. Investasi pada sekuritas bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan investasi, investor perlu mengadakan penilaian terhadap perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan perusahaan sebagai salah satu alat mengukur kinerja perusahaannya. Selain itu, laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui perubahan dari tahun ke tahun serta dapat digunakan juga untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Tujuan dari menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu untuk menilai atau mengevaluasi suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan dalam suatu periode akuntansi, serta menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada periode berikutnya jika tujuan perusahaan sebelumnya telah tercapai. Salah satu tujuan utama dari keputusan keuangan adalah memaksimumkan tingkat kemakmuran pemegang saham, menentukan besarnya balas jasa, menentukan harga 1

2 saham, serta menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi para pemegang saham maupun calon pemegang saham. Analisis laporan keuangan perusahaan yang lazim dipakai dewasa ini adalah rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam lima kategori utama, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar (Hanafi dan Halim, 2005:77). Namun, pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan calon pemegang saham sangat tertarik akan rasio profitabilitas. Dalam rasio profitabilitas, terdapat alat ukur yang menjadi alasan investor dalam berinvestasi, yaitu Earning Per Share (EPS). Hal ini disebabkan karena EPS adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Semakin besar EPS dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik. (Tryfino 2009:11-12). Berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan, para pemegang saham cenderung akan menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, dan sebaliknya akan mempertahankan sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik. Demikian juga dengan calon pemegang saham, jika rasio keuangan dari perusahaan buruk, maka investor cenderung untuk tidak menginvestasikan modalnya, sebaliknya jika rasio keuangan dari suatu perusahaan baik, maka investor cenderung untuk menginvestasikan modalnya. Kecenderungan-kecenderungan dari perlakuan pemegang saham maupun calon pemegang saham atas analisis rasio keuangan tersebut juga akan berpengaruh terhadap kecenderungan perubahan harga saham di pasar modal. Hal ini disebabkan

3 adanya kelebihan permintaan (over demand) dan kelebihan penawaran (over supply) atas saham yang ada dipasar modal. Hal tersebut berarti bahwa Earning Per Share (EPS) yang termasuk rasio profitabilitas juga memberikan pengaruh terhadap harga saham. Namun seiring dengan waktu, terlihat bahwa pengukuran dengan menggunakan analisis rasio memiliki kelemahan, yaitu tidak memperhatikan biaya modal dalam perhitungannya. Perhitungan ini hanya melihat hasil akhir (laba perusahaan) tanpa memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan. Untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio kemudian muncullah pendekatan baru yang disebut Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added). EVA adalah nilai tambah yang diberikan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu, sedangkan MVA adalah perbedaan antara nilai pasar nilai ekuitas dan nilai buku. (Brigham dan Houston, 2010:111) Dalam praktiknya besaran EVA dan MVA telah digunakan sebagai salah satu komponen untuk mengukur kinerja antar perusahaan yang dapat menghasilkan peringkat perusahaan dilihat dari value added. Misalnya saja di dalam majalah SWA & majalah Investor, yang seringkali menuliskan bahasan mengenai EVA maupun MVA untuk menentukan perusahaan yang termasuk ke dalam SWA100 atau untuk menganalisis suatu fenomena tertentu. Dengan adanya analisis EVA dan MVA, mengakibatkan pemegang saham maupun calon pemegang saham memiliki alternatif lain dalam menganalisis kinerja perusahaan. Sehingga hal ini akan berdampak pada perlakuan pemegang saham maupun calon pemegang saham dalam melakukan permintaan dan penawaran atas saham yang

4 ada dipasar modal, yang berarti EVA dan MVA akan berpengaruh juga terhadap perubahan harga saham. Dari berbagai banyak perusahaan yang ada, penulis lebih tertarik menguji kinerja keuangan perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas100. Karena, Indeks Kompas100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham Perseroan Terbatas yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Adapun Sahamsaham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Selain itu, berdasarkan wawancara terhadap Firmansyah Dirut PT Bursa Efek Indonesia yang dimuat pada koran Kompas tanggal 10 Agustus 2007 menyatakan bahwa, saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan seluruh saham dengan hanya mengamati pergerakan indeks Kompas100. Dengan mengambil data dari perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas100 berturut-turut dari Periode 2008-2012, maka akan ditemukan suatu fenomena yang dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :

5 Tabel 1.1 Persentase Kinerja Perusahaan yang Termasuk KOMPAS 100 Periode 2008-2012 Tahun EPS EVA MVA Harga Saham 2008-30% -24% -20% -36% 2009 13% 82% 104% 129% 2010 19% 28% 37% 41% 2011 25% 2% 13% 7% 2012-3% 19% 10% -18% Sumber : Data di olah Gambar 1.1 Rata-Rata Persentasi Peningkatan Perusahaan yang Termasuk KOMPAS 100 dari Periode 2008-2012 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% Sumber : Data di olah Dari data di atas yang merupakan hasil perhitungan rata-rata MVA, EPS,EVA, dan harga saham, diperoleh hasil yang menarik. pada tahun 2009 sampai tahun 2011 EPS mengalami peningkatan sedangkan EVA, MVA dan harga saham mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2012 EPS mengalami penurunan yang searah dengan harga saham, namun EVA mengalami kenaikan, dan MVA terbilang stabil. 2008 2009 2010 2011 2012 EPS EVA MVA Harga Saham Hal tersebut menunjukkan masih adanya ketidakkonsistenan antara teori dengan keadaan di lapangan. Selain itu masih adanya juga pertimbangan yang harus

6 dilihat dalam pengunaan metode analisis kinerja perusahaan agar keputusan investasi lebih tepat, yaitu antara menggunakan metode rasio keuangan berupa EPS, EVA, atau MVA. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Rasio Profitabilitas, EVA, dan MVA dalam Kaitannya dengan Harga Saham pada Perusahaan Kompas100 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang penelitian diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan kinerja perusahaan yang termasuk dalam Kompas100 menggunakan Earning Per Share (EPS), Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Harga Saham? 2. Bagaimana Perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) dan Earning Per Share (EPS)? 3. Bagaimana Perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Market Value Added (MVA) dan Earning Per Share (EPS)? 4. Bagaimana Perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)?

7 5. Bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis perkembangan kinerja perusahaan yang termasuk dalam Kompas100 menggunakan metode EPS, EVA, MVA, dan Harga Saham. 2. Untuk menganalisis perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS dan EVA. 3. Untuk menganalisis perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS dan MVA. 4. Untuk menganalisis perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA dan MVA. 5. Untuk menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi seluruh pihak, diantaranya:

8 1. Bagi Perusahaan Memberikan informasi dan diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Investor Dapat menjadi bahan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di bursa saham dalam penggunaan metode pengukuran kinerja keuangan yang lebih baik yang dapat mempengaruhi harga saham. 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perusahaan dalam kaitannya dengan harga saham. 4. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas, EVA dan MVA juga pengaruhnya terhadap harga saham. 1.5 Kerangka Pemikiran Penyebarluasan informasi dan sosialisasi tentang pasar modal di Indonesia dinilai sangat berperan penting dalam memasyarakatkan fungsi dan peran pasar modal bagi perekonomian Indonesia.

9 Bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, modal atau dana yang besar akan sangat dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar modal akan memiliki peranan yang penting bagi perekonomian suatu bangsa. Menurut Husnan (2003:3), Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorites, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan sarana atau tempat bagi terciptanya penyebaran modal dalam masyarakat, yaitu berupa tempat dimana bertemunya antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan memiliki minat menginvestasikan dananya (investor), dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya. Sedangkan tempat terjadinya transaksi pasar modal disebut bursa efek, oleh karena itu bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. pada umumnya transaksi dalam pasar modal adalah berbentuk sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal, yang meliputi saham dan obligasi yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Untuk melakukan analisis tentang harga saham tersebut diperlukan adanya informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun administrator bursa efek. Analisis ini dimulai dari siklus perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap harga saham yang diterbitkan. Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. (Halim, 2003:17)

10 Saham adalah salah satu sekuritas yang banyak diminati investor, selain dapat memberikan untung, dengan saham kita juga bisa menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Saham merupakan cara berinvestasi dalam jangka panjang maupun pendek dengan melakukan spekulasi. Tujuan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Tandelilin (2003:3), Investasi adalah yaitu suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Keputusan investasi harus dinilai dengan hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari yang diisyaratkan oleh pemilik modal (Sartono, 2001:190). pada setiap jenis investasi selalu ada risiko yang harus dihadapi oleh investor. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi oleh investor. pada umumnya investor memiliki batasan-batasan sendiri di dalam menentukan tingkat pengembalian serta risikonya, hal ini disebabkan karena setiap investor memiliki pertimbangan dan pemikiran yang berbeda-beda untuk setiap jenis investasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor membutuhkan informasi-informasi keuangan dalam melaksanakan analisis tcrhadap kondisi keuangan perusahaan. Sumber informasi yang dapat dipergunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi serta menilai kondisi dan potensi perusahaan adalah laporan keuangan.

11 Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009:4), dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan bentuk dari faktor-faktor internal yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan, yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan data secara historical (dari waktu ke waktu) untuk mengamati kecenderungan yang terjadi atau bisa juga membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang masih dalam industri sejenis serta periode terntentu. Bagi para investor, jika rasio keuangan suatu perusahaan dinilai baik, maka mereka akan memilih berinvestasi, karena rasio keuangan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan menurut Sutrisno (2008:215) dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu: Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan peruahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya; Rasio leverage yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang; Rasio aktivitas yaitu rasio untuk mengukur efektivitas perusahaanvdalam memanfaatkan sumber dayanya; Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan; Rasio penilaian yaitu rasio untuk mengukur rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya yang digunakan. Adapun rasio yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas, karena pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan calon pemegang saham sangat tertarik akan rasio profitabilitas. Adapun di dalam rasio

12 profitabilitas, terdapat alat ukur yang menjadi alasan investor dalam berinvestasi, yaitu Earning Per Share (EPS). Hal ini disebabkan karena EPS adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Semakin besar EPS dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik. (Tryfino, 2009:11-12). Berdasarkan hal tersebut penulis memilih EPS sebagai alat ukur rasio profitabilitas yang dapat dhitung dengan rumus sebagai berikut: (Darmadji dan Fakhruddin, 2012:154) EPS = Laba Bersih setelah Pajak Jumlah Saham yang Beredar x 100% Namun seiring dengan waktu, terlihat bahwa pengukuran dengan menggunakan analisis rasio memiliki kelemahan, yaitu tidak memperhatikan biaya modal dalam perhitungannya. Perhitungan ini hanya melihat hasil akhir (laba perusahaan) tanpa memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan. Untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio kemudian muncullah pendekatan baru yang disebut Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added) EVA merupakan salah satu alat pengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki EVA tinggi cenderung dapat lebih menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena semakin tinggi EVA maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka investor yang berinvestasi melalui saham pada perusahaan juga akan bertambah, sehingga akan meningkatkan harga saham. EVA yang positif mencerminkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada

13 tingkat biaya modal, yang berarti perusahaan tersebut menghasilkan nilai tambah atau memperoleh laba. Hal tersebut menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan harapan sebagian laba yang dihasilkan perusahaan dapat dibagikan sebagai dividen. Dengan meningkatnya permintaan saham perusahaan tersebut, maka akan terjadi juga peningkatan harga saham perusahaan tersebut sesuai dengan hukum permintaan, begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara EVA terhadap harga saham. Economic Value Added (EVA) secara sederhana didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba perusahaan. Modal disini berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas, yang keduanya memiliki biaya tersendiri. Biaya dari hutang adalah tingkat bunga sedangkan biaya dari ekuitas adalah dividen (Riyanto, 2007:163). EVA dapat dihitung dengan rumus : EVA = NOPAT- Cost of Capital (WACC x InvestedCapital) Dimana : NOPAT adalah Net Operating Profit After Tax WACC adalah Weighted Average Cost of Capital Selain EVA, ada pendekatan lain yang digunakan juga untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang didasarkan pada nilai pasar. Perhitungan pada nilai pasar tersebut dikenal dengan istilah MVA (market value added). MVA adalah suatu pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemiliknya. MVA merupakan selisih antara nilai pasar saham dengan modal sendiri yang disetor oleh

14 pemegang saham. MVA positif menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor lebih besar dari pada nilai buku per lembarnya sehingga harga saham akan semakin tinggi (Brigham, 2006:68). Hal ini menunjukkan pengaruh positif antara MVA terhadap harga saham.. MVA dapat dihitung dengan rumus: MVA = nilai pasar (market value) modal yang di investasikan (book pada akhirnya, semua alat analisis kinerja keuangan tersebut akan kembali lagi untuk menganalisis harga saham perusahaan di masa mendatang. Karena calon pemegang saham dan pemegang saham menjadikan dasar keputusan dalam menjual, membeli atau mempertahankan saham suatu perusahaan. Melihat dari kebiasaan investor yang menjadikan hasil analisis kinerja keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian atau penjualan saham, maka tentu analisis kinerja keuangan akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu perusahaan. Dalam artian, EPS, EVA dan MVA bisa jadi akan mempengaruhi harga saham. Adapun penelitian mengenai pengaruh alat ukur kinerja perusahaan yaitu baik EPS, EVA maupun MVA terhadap harga saham telah banyak dilakukan sebelumnya seperti yang di rangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Denies Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012) PENGARUH Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham (Jurnal Nominal/ Volume I Nomor I/Tahun 2012) Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

15 No. Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 2. Raja Lambas J. Pamungkas (2005) Analisis Perbandingan Korelasi EVA Dan ROE Terhadap Harga Saham (Jurnal Manajemen &Bisnis Sriwijaya Vol 3 No.5 Juni 2005) Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 3. Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) Pengaruh EVA dan rasiorasio profitabilitas Terhadap harga saham (Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006) EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham 4. Herry Mardiyanto (2013) Analisis Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Nilai Tambah Pasar Terhadap Harga Saham (Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 1 Januari 2013) MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Sumber : Data di olah Mustikowati (2011) Pengaruh Market Value Added Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur (jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Vol 7, No 1 (2011)) Market Value Added (MVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari penelitian yang selama ini dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu tentang pengaruh EPS, EVA maupun MVA terhadap harga saham terlihat masih terdapat hasil yang kontradiksi satu sama lain, yaitu variabel EVA dan MVA. Hal ini juga yang menyebabkan bahwa penelitian mengenai pengaruh alat ukur kinerja perusahaan khusunya menggunakan EPS, EVA dan MVA terhadap harga saham masih diperlukan untuk memastikan ada tidaknya pengaruh tersebut khusunya pada perusahaan yang ada di indeks Kompas100. Maka berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

16 Gambar 1.2 Kerangka pemikiran Pasar Modal Investor Analisis Teknikal Analisis Fundamental Laporan Keuangan Rasio Keuangan Profitabilit as Solvabilita s Likuiditas Nilai Pasar Aktivitas ROE EPS NPM EVA MVA A Keterangan : : diteliti : tidak diteliti Harga saham Sumber : Data di olah

17 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut : 1. Adanya perbedaan dalam pengukuran kinerja keuangan dengan EPS, EVA, dan MVA. 2. Adanya pengaruh positif EPS, EVA, dan MVA terhadap harga saham. 1.7 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (2006:5) penelitian eksplanatori adalah : Penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Karena alasan utama dari penelitian eksplanatori adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka diharapkan melalui penelitian ini dapat dijelaskan hubungan dan pengaruh dari variabel-variabelnya yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang ada dalam hipotesis tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dan verifikatif. Dimana pengertian metode komparatif menurut Nazir (2005:58) yaitu : Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jadi peneitian komparatif adalah jenis

18 penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode komparatif untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu metode dengan rasio profitabilitas, Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Narimawati (2008:21) sebagai berikut: Metode penelitian Verifikatif adalah pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik Data yang telah diperoleh selama proses penelitian kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih terperinci, serta untuk menjawab permasalahan. Jenis alat statistik yang digunakan adalah uji Independent Sample T-Test dan Regresi Berganda dengan Panel Data. uji Independent Sample T-Test adalah uji yang dilakukan pada distribusi sampel yang berbeda dimaksudkan sebagai sampelsampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda atau kelompok subyeknya berbeda. Dimana Uji Independent Sample T-Test digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang independent (tidak terkait). Sedangkan Regresi Berganda dengan Panel Data digunakan untuk melihat pengaruh antar variabel yang akan di olah menggunakan aplikasi SPSS versi 21.0 dan Microsoft Excel.

19 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan yang masuk di index KOMPAS100 secara berturut-turut dari tahun 2008-2012. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, quotes.wsj.com, dan Indonesian Capital Market Diretory (ICMD) tahun 2012. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai Februari 2014.