2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

PENGUATAN MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM DENGAN PENYULUHAN KURIKULUM KTSP UNTUK GURU MADRASAH DINIYAH DI MDTA MAMBAUL HIKAM SRAMBAH PROPPO, PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama, Pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam baik negeri maupun swasta. Adapun mengenai pesantren dikutip dari ceramah Menteri Agama RI (H.Munawir Sjadzali) pada Seminar Islam dan Pendidikan Nasional, tanggal 25 April 1983, sebagai berikut:. secara umum tujuan pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren adalah untuk meningkatkan dan membantu Pondok Pesantren dalam rangka membina dan mendinamisir Pondok Pesantren di seluruh Indonesia sehingga mampu mencetak manusia muslim selaku kader-kader penyuluh pembangunan yang bertakwa, cakap, berbudi luhur dan terampil bekerja untuk membangun diri dan keluarganya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa, menetapkan Pondok Pesantren dalam mata rantai ke seluruh sistem pendidikan nasional, baik pendidikan normal maupun pendidikan non formal dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan perencanaan ketenagakerjaan yang menghasilkan anggota-anggota masyarakat yang memiliki kecakapan sebagai tenaga pembangunan, membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang berguna bagi agama, masyarakat dan negara (Daradjat, 2006: 98). Daradjat juga mengungkapkan secara khusus, tujuan pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren itu diantaranya diarahkan untuk: - Mendidik santri untuk menjadi anggota masyarakat, seorang muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang ber Pancasila. - Mendidik santri menjadi manusia muslim dan kader ulama serta mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, memilih semangat wiraswasta serta mengamalkan syari ah Islam secara utuh dan dinamis. - Mendidik para santri agar dapat menjadi tenaga-tenaga penyuluh pembangunan makro (keluar), regional (pedesaan/masyarakat lingkungan) serta nasional.

2 - Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan bangsa dan negara (Daradjat, 2006:98-99). Secara keseluruhan fungsi pesantren dapat dikatakan adalah untuk membina dan mengembangkan para masyarakat (santri) untuk menjadi manusia muslim yang bertaqwa, tawakal serta mengabdi dengan istiqomah kepada Allah SWT. disamping itu para santri diharapkan mempunyai kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban sebagai warga negara serta patuh kepada kiai dan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kehadiran Pondok Pesantren ternyata tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama. Demikian yang diungkapkan oleh Mastuhu, (1994:59). Bahkan pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat pergerakkan pengembangan Islam. Hal ini seperti yang diakui oleh DR. Soebardi dan Prof. Johns yang dikutip Zamakhsyari Dhofier, (1974:17). Pondok Pesantren dengan segala bentuk dan jenisnya juga tergolong pada lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Eksistensinya diakui oleh warga masyarakat. Hanya saja secara spesifik bahwa Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengarah kepada bidang keagamaan (Islam). Dalam hal ini A. Mukti Ali (1987:15-19) mengemukakan bahwa pada dasarnya Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, pengetahuanpengetahuan yang berhubungan dengan agama Islam diharapkan dapat diperoleh dari lembaga ini (pesantren). Beliau juga mengemukakan beberapa ciri pendidikan dan sistem pengajaran yang ada di Pondok Pesantren. Di antara ciri-ciri pendidikan di Pondok Pesantren adalah : 1) Adanya hubungan yang akrab antara santri dan Kiai, 2) Tunduknya para santri kepada Kiai, 3) Adanya prinsip hidup hemat dan sederhana, 4) Adanya semangat menolong diri sendiri amat terasa di kalangan santri di Pondok Pesantren, 5) Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan para santri di Pondok Pesantren, 6) Penanaman rasa disiplin sangat ditekankan di Pondok Pesantren, 7) Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan adalah salah satu pendidikan yang

3 diperoleh pesantren, 8) kehidupan agama yang baik dapat diperoleh para santri di Pondok Pesantren itu sendiri. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam (di Indonesia) adalah mempunyai arti dan peranan yang cukup besar dalam pengembangan bangsa dan Negara Indonesia. Dan sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren ikut bertanggung jawab terhadap proses mencerdaskan bangsa secara keseluruhan. Sedangkan secara khusus lembaga ini bertanggung jawab atas kelangsungan tradisi keagamaan (Islam) dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu bentuk pribadi manusia mukmin yang sejati dan punya kualitas moral serta intelektual. Adapun target yang hendak dicapai oleh Pondok Pesantren adalah untuk membekali para santrinya agar memiliki iman, ilmu, ibadah dan ahlaknya yang mulia. Sehingga apabila mereka terjun ke masyarakat nanti diharapkan tidak bersifat pasif. Di samping itu juga untuk mempersiapkan para santri agar kelak menjadi orang yang bisa mengambil bagian (berpartisipasi) dalam pembangunan bangsa dan memajukan negara, serta dapat membentuk watak yang mulia.sebab masalah-masalah yang menyangkut tentang kesadaran politik, ekonomi, dan sosial budaya tidak perlu dipertentangkan, karena hal itu menurut Islam termasuk masalah kebutuhan pokok dalam kehidupan suatu bangsa (Zuhri, 1981:617). Secara historis bahwa pada zaman walisongo, zaman kerajaan Islam jawa, zaman pergolakan melawan penjajahan dan pada masa-masa revolusi kemerdekaan bahkan hingga masa Orde Baru, peranan Pondok Pesantren bagi perubahan sosial kelihatannya cukup jelas. Sebab ketika itu, fungsi dan peranan Pondok Pesantren sebagai lembaga sosial lebih menonjol dibandingkan dengan fungsi dan peranannya sebagai lembaga pendidikan (Rahardjo, 1987:61). Kedudukan Pondok Pesantren tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam di Indonesia. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua sudah dikenal sejak Islam masuk ke wilayah Nusantara. Oleh karana itu sejarah Pondok Pesantren merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari sejarah pertumbuhan masyarakat Islam Indonesia. Buktinya, semenjak era kerajaan Islam

4 pertama di Aceh pada abad pertama hijriah, era walisongo dan sampai sekarang. Peran para wali, ulama dan kiai Pondok Pesantren sangat besar dalam merintis tumbuh dan berkembangnya masyarakat desa, bahkan kota. Pondok Pesantren merupakan bapak dari pendidikan Islam diindonesia. Pondok Pesantren didirikan karena adanya tuntutan kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan historisnya, bahwa sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da i. Pondok Pesantren diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan sosial yang ada di dalam pondok dan diluar pondok, kegiatan ini memang harus dilakukan oleh pesantren agar terjalin interaksi antara pesantren dan masyarakat sehingga Pondok Pesantren dapat mengetahui keadaan masyarakat sekitar. Sehingga diantara keduanya akan terjalin kebersamaan dalam memajukan kepentingan bersama. Penulis memiliki keresahan bagaimana lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pesantren ini dapat terus bertahan ditengah perkembangan jaman yang semakin modern ini. Maka dari itu untuk mengetahui secara langsung tentang perkembangan Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Cikalongwetan, penulis merasa tertarik untuk meneliti perkembangan Pondok Pesantren Al- Islamiyyah yang dipimpin langsung oleh Kiai Haji Muhammad Ridwan yang dirasa perlu diteliti karena di Kecamatan Cikalongwetan pesantren inilah yang mampu bertahan dan terus mengalami kemajuan di setiap tahunnya dengan cara melihat dan mengikuti perkembangan Pondok Pesantren dari awal berdirinya hingga dibentuknya Madrasah Aliyah Al-Huda yang sama-sama terletak di Desa Mandalamukti. Penulis memilih rentang waktu antara tahun 1969 hingga 1989 karena pada tahun 1969 adalah tahun dibentuknya pesantren Al-Islamiyyah yang berada dibawah kepemimpinan Kiai Haji Muhammad Ridwan sedanagkan tahun 1989 digunakan sebagai batas tahun penelitian karena pada tahun 1989 Pondok Pesantren Al-Islamiyyah membangun kerjasama dengan yayasan Al-Huda untuk

5 membangun sekolah Madrasah Aliyah Al-Huda di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan pemaparan diatas penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan Pondok Pesantren Al Islamiyyah yang ada di Desa Mandalamukti. Oleh karena itu penulis mengambil judul PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT (1969-1989). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka terdapat permasalahan yang cukup menarik untuk dikaji. Permasalahan utama yang menjadi pokok kajian yaitu bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al- Islamiyyah yang ada di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dalam rentang waktu tahun 1969 sampai 1989. Berdasarkan rumusan tersebut maka permasalahan yang akan dikaji harus mengaju pada permasalahan: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat? 2. Bagaimanakah gambaran kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat? 4. Bagaimanakah pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap lingkungan sekitar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan atau hal yang ingin dicapai dalam penelitian dengan judul Perkembangan Pondok Pesantren Al Islamiyyah Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989) adalah sebagai berikut:

6 1. Memberikan gambaran tentang latar belakang historis berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. 2. Memberikan gambaran tentang kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dilihat dari segi kehidupan santri, kurikulum dan pola pembelajaran serta program-program yang diberlakukan di pesantren tersebut. 3. Mengidentifikasi pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat, terutama mengenai dampak yang ditimbulkan dengan adanya pesantren tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Memberikan gambaran tentang pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap lingkungan sekitar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini, baik bagi penulis sendiri maupun dari segi implementasi bagi bidang pendidikan terutama pendidikan sejarah yakni: 1. Memperkaya khasanah penulisansejarah pesantren. 2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan Islam lain khususnya di Kabupaten Bandung Barat untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga dapat menjadi lembaga yang tetap survive ditengah modernisasi yang terjadi. 3. Menambah pengetahuan bagi penulis sebagai mahasiswa pendidikan sejarah untuk lebih mendalami lagi tentang pendidikan Islam khususnya pesantren yang ada di Kecamatan Cikalongwetan. 4. Memberikan sumbangan dalam pembelajaran sejarah khususnya di jenjang SMA kelas XI untuk lebih mengetahui tentang salah satu bentuk pendidikan Islam di Indonesia.

7 1.5. Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13). Metode yang digunakan dalam mengkaji proposal ini adalah metode historis atau sejarah. Sjamsuddin (2007: 14) mengartikan metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah. Proposal ini menggunakan metode historis karena permasalahan yang diangkat adalah permasalahan sejarah. Sjamsuddin (2007: 89) mengungkapkan enam langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian sejarah yaitu. 1. Memilih judul atau topik yang sesuai. 2. Mengusut semua eviden (bukti) yang relevan dengan topik. 3. Membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil dikumpulkan (kritik sumber). 5. Menyusun hasil penelitian ke dalam pola yang benar atau sistematika tertentu. 6. Menyajikan dan mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara yang menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti. Ismaun (2005: 50) mengungkapkan empat tahapan dalam melakukan penelitian sejarah. Keempat tahapan ini diuraikan sebagai berikut: 1. Heuristik (Pengumpulan Sumber-sumber Sejarah) Ini merupakan tahap awal dengan mencari dan mengumpulkan sumbersumber sejarah yang relevan dengan masalah atau judul yang akan dikaji. Penulisberusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam mencari sumber-sumber dan referensi ini penulis mencari sumber refersnsi buku yang sesuai dengan tema penelitian penulis dan sumber sumber lain yang relefan. Selain itu penulispun mencari sumber lain seperti mencari sumber di internet. 2. Kritik Ekternal dan Internal (menilai sumber sejarah) Pada tahap ini peneliti mulai melakukan seleksi dan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Kritik yang dilakukan ini

8 meliputi dua aspek yaitu aspek eksternal yang digunakan untuk menilai otentitas dan integritas dari sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Aspek internal digunakan untuk melihat dan menguji dari dalam mengenai reliabilitas dan kredibilitas isi dan sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Dari proses kritik ini sumber-sumber sejarah selanjutnya di sebut fakta-fakta sejarah. 3. Interpretasi (menafsirkan sumber sejarah). Pada tahap ini, peneliti memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang diperoleh dari hasil kritik eksternal maupun internal. Fakta-fakta dihubungkan, disusun dan dianalisis sehingga diperoleh penjelasan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Dalam tahap ini, peneliti mengerahkan seluruh kemampuan intelektual dalam membuat deskripsi, analisis kritis serta seleksi dari fakta-fakta tentang Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat ini sehingga akan menghasilkan bentuk penelitian sejarah yang utuh. 4. Historiografi, merupakan langkah terkahir dalam penelitian ini. Historiografi merupakan proses penyusunan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini peneliti menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyususn dalam suatu tulisan yang jelas dengan bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penelitian yang baik dan benar. 1.6. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan proposal disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan yang dimaksud adalah: Bab I Pendahuluan, Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar belakang penulisan yang menjadi alasan penulis sehingga merasa tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di

9 Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dalam kurun waktu dari tahun 1969 sampai 1989 yang ditujukan sebagai bahan penulisan skripsi, rumusan dan pembatasan masalah yang diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi. Bab II Kajian Pustaka. Di dalam bab inidijelaskan secara terperinci mengenai materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan penelitian yaitu tentang bagaimanaperkembangan Pondok Pesantren Al- Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989). Penjelasan materi-materi tersebut adalah berupa informasi-informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka ini dipaparkan beberapa konsep. Konsep-konsep yang dikembangkan dalam bab ini adalah konsep-konsep yang relevan dengan bahan penelitian yang dilakukan. Bab III Metode Penelitian. Di dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam menyelesaikan penelitian ini. Pada tahap ini penulis melakukan langkah-langkah penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi mengenai bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989). Bab IV Hasil penelitian yang didalamnya mengenai bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989).Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai seluruh informasi dan data-data yang diperoleh penulis tentang bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989) melalui penelitian yang telah dilakukan. Pemaparan dalam bab ini berupa hasil penelitian baik melalui

10 studi dokumentasi, studi literature, wawancara, pengamatan atau observasi yang diuraikan dalam bentuk uraian deksriptif yang bertujuan agar semua keterangan yang diperoleh dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini dapat dijelaskan secara rinci. Dalam bab ini juga ditemukan jawaban-jawaban dari permasalahanpermasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. Bab V Kesimpulan. Pada bab terakhir ini peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitiannya yaitu tentang bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989). Interpretasi peneliti ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas jawabanjawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Dalam bab ini juga berisi saran dan rekomendasi dari peneliti yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.