BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mujiono (1994: 31) dalam proses pembelajaran ada empat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga. belajar yang optimal (Mujiono,1994:31).

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PERMAINAN BEKEL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTOR DAN PERSEKUTUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu dasar ilmu yang dipelajari di setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan adalah hal utama yang diupayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menatap masa depan yang lebih terbuka, matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. matematika bukanlah objek konkret, tetapi merupakan objek abstrak.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya suatu pembaharuan dalam tingkah laku. Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada beberapa faktor yang dibedakan menjadi dua faktor. Faktor tersebut antara lain faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu (sosial). Faktor dari dalam individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi, sedangkan yang termasuk faktor sosial seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, fasilitas belajar, lingkungan kesempatan yang tersedia, ekonomi keluarga dan motivasi sosial. Menurut Mujiono (1994: 31) dalam proses pembelajaran ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal. Dari berbagai faktor tersebut, maka dalam penelitian ini akan dibatasi hanya pada suatu faktor yaitu media pembelajaran berupa alat peraga. Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Seorang guru bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru harus mampu 1

2 menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif, salah satunya dengan memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran Matematika diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan serta prestasi belajar semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru sebagai subyek pembelajaran harus dapat memilih media dan yang tepat, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik. Konsep-konsep dalam Matematika tergolong konsep yang bersifat abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju ha-hal yang abstrak, maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang Matematika, adalah dengan menggunakan media berupa alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa SD yang masih dalam tahap operasi konkret, maka siswa SD dapat menerima konsepkonsep Matematika yang abstrak melalui benda-benda konkret. Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran di sekolah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat peraga/media. Mengingat manfaat alat peraga/media ini begitu penting maka perlu menjadi pemikiran bagi setiap guru di sekolah. Selain merencanakan mengusahakan

3 adanya alat peraga dan memahami penggunaannya, seorang guru harus dapat mengembangkan kreasi dan keterampilannya untuk membuat sendiri alat bantu pembelajaran yang dibutuhkan tersebut, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan anak didik. Agar pembelajaran Matematika berhasil baik maka guru juga harus merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, kreatif dan terampil. Fungsi alat peraga/media dalam kegiatan pengajaran Matematika tidak hanya sekedar sebagai alat bantu bagi guru dalam proses pembelajaran, tetapi juga sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran yang dibutuhkan. Namun kenyatannya menunjukkan bahwa masih banyak siswa sekolah dasar yang masih rendah kemampuan berhitungnya. Dalam hal ini siswa kelas IV di SD Negeri 01 Gondangmanis kemampuan ssiswa dalam memahami materi Faktor dan Persekutuan masih rendah. Bahkan perolehaan nilai rata-rata kelas dalam ulangan harian untuk materi Faktor dan Persekutuan kurang dari 60, sedangkan KKM untuk pelajaran matematika adalah 70. Penyebab hasil belajar Matematika rendah dapat dilihat dari komponen penting dalam proses belajar mengajar antara lain kemampuan guru, kemampuan siswa, lingkungan tempat belajar, media atau alat peraga, dan materi atau bahan pembelajaran. Komponen yang menonjol yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar adalah media atau alat peraga, dalam penelitian ini dipilih alat peraga berupa permainan bekel. Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan bola dan bekel sebagai unsur dan alat permainan. Dengan adanya alat peraga bekel siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran Matematika

4 dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari Matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran Matematika. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV di SD Negeri 01 Gondangmanis, dengan judul: Penggunaan Alat Peraga Permainan Bekel dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Faktor dan Persekutuan. B. Identifikasi Masalah Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Hasil belajar Matematika pada materi Faktor dan Persekutuan siswa kelas IV di SD Negeri 01 Gondangmanis tergolong masih rendah. 2. Konsep-konsep pada materi Matematika tergolong konsep yang abstrak sehingga guru perlu menggunakan media untuk menyampaikan materi tersebut sehingga dapat diterima oleh siswa. 3. Alat peraga berupa permainan bekel merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran Matematika sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar siswa meningkat.

5 C. Pembatasan Masalah Agar dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Alat peraga yang digunakan dalam mengatasi rendahnya hasil belajar Matematika siswa adalah permainan bekel. 2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Gondangmanis, Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. 3. Pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga permainan bekel diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Faktor dan Persekutuan. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah: Apakah pembelajaran menggunakan alat peraga permainan bekel dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Faktor dan Persekutuan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Gondangmanis tahun pelajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi Faktor dan Persekutuan melalui pembelajaran menggunakan alat peraga permainan bekel pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Gondangmanis tahun pelajaran 2010/2011.

6 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai salah satu sumber untuk mengembangkan penelitian-penelitian lain menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. b. Memberikan gambaran bagi guru tentang alat peraga permainan bekel dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mutu pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa : dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan memberikan masukan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar. b. Bagi guru : dapat memberikan informasi kepada guru untuk memilih alternatif dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga permainan bekel untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi sekolah : dapat memberi informasi dan masukan dalam penggunaan alat peraga permainan bekel yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika.