GAMBARAN PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU PAUD SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYSIS OF TEACHING SKILLS OF KINDERGARTEN TEACHER WITH BACHELOR S OF DEGREE EDUCATED AT PAYUNGSEKAKI DISTRICT OF PEKANBARU

PELAKSANAAN EVALUASI TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DI TK SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

THE CORRELATION BETWEEN THE LEVELS OF THE TEACHERS EDUCATION AND THE COMMUNICATION ON LEARNING IN KINDERGARTEN OF UJUNG BATU IN ROKAN HULU DISTRICT

KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

THE MAPPING OF KINDERGARDEN TEACHER S SOFT SKILLS AT PAYUNG SEKAKI DISTRICT OF PEKANBARU CITY

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

ANALISIS TAHAPAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK FKIP-UNRI PEKANBARU. Tuti Sri Agustina¹,Wusono Indarto², Hukmi³ ABSTRACT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN IPS DI SMK TAMTAMA PREMBUN KEBUMEN

BAB V PENUTUP. statistik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

MANAGEMENT SKILLS CLASS TEACHER IN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A TK 01 NGLEBAK TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

: Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

DINA FITMILINA A1A110053

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

Indah Nursuprianah, Aan Ani

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

DAFTAR PUSTAKA. Abuddin Nata. Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press

THE CORRELATION BETWEEN TEACHER S WORK DISCIPLINE AND CLASSROOM MANAGEMENT SKILLS IN KINDERGARTEN AT THE KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Diklat) DENGAN KINERJA GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh FENI TOHEBA 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

THE FACTOR THAT INFLUENCES APPLICATION OF LEARNING IN THE KINDERGARDEN OF MARPOYAN DAMAI SUBDISTRICT IN PEKANBARU

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA

PENGARUH SUMBER BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR, STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMA NEGERI 8 PURWOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan. obyek sesuai dengan apa adanya.

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 18 BANDA ACEH. Rizawati, Sulaiman, Alfiati Syafrina

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran college ball terhadap

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU

BAB V PENUTUP. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: serta hasil uji t menunjukkan t hitung (3.840) > t tabel (2.015) hasilnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-B SMA NEGERI 7 TAKENGON ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGARUH PROFESIONALITAS GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII C DI SMPN 1 PULUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X MA NW TERARA PADA MATERI POKOK TRIGONOMETRI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS, METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA N 1 SAPURAN WONOSOBO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Teman Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi

Oleh: Hadi Sahman Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA BINA JAYA PALEMBANG Vovi Sinta B.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

Transkripsi:

GAMBARAN PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU PAUD SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Prodi PG PAUD FKIP Universitas Riau email: sutantipaud@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kelas oleh guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 21 orang guru yang bependidikan S1 PAUD di Kecamatan Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Adapun teknik pengumpulan data yaitu menggunakan angket. Teknik analisa data menggunakan rumus persentase. Dari hasil penelitian diperoleh pengelolaan kelas oleh guru Pekanbaru secara keseluruhan memperoleh persentase sebesar 89,74% yang berada pada kategori Sangat Sering. Berdasarkan analisis tentang masa kerja guru, menunjukkan masa kerja guru mempengaruhi kemampuan pengelolaan kelas oleh guru Pekanbaru. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisa data hasil perhitungan chi square diperoleh angka sebesar 41,868%. Angka tersebut dibandingkan dengan nilai chi square pada tabel dengan dk sebesar 26 berada pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 38,885%, menunjukkan hasil perhitungan chi square lebih besar dari hasil chi square pada tabel (41,866%>38,855%). Berdasarkan analisis tentang mengikuti pelatihan, menunjukkan mengikuti pelatihan tidak mempengaruhi kemampuan pengelolaan kelas oleh guru Pekanbaru. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisa hasil perhitungan chi square diperoleh angka sebesar 8,399%. Angka tersebut dibandingkan dengan nilai chi square pada tabel dengan dk sebesar 4 pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 9,488%, menunjukkan hasil perhitungan chi square lebih kecil dari hasil chi square pada tabel (8,399%<9,488%). Kata kunci: Pengelolaan Kelas PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membina kepribadian agar sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam penentuan pembangunan dan ketersedian sumber daya manusia. Menurut UU NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Untuk itu agar anak dapat mencapai pendidikan secara optimal harus mendapatkan layanan pendidikan sejak dini karena 80% perkembangan otak anak terbentuk pada masa itu. Keberhasilan pendidikan anak tidak akan terlepas dari peningkatan mutu pendidikan yang akan tercapai apabila diselenggarakan di kelas yang benar-benar efektif. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, diantaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan kelas yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya dengan baik. Peran-peran tersebut memungkinkan guru untuk dapat meningkatkan kemampuan melakukan pegelolaan kelas yang baik sesuai dengan kebutuhan anak. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana kenyamanan kelas. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut mampu untuk mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi ruang belajar yang optimal. Pengelolaan kelas merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas dengan baik. Tindakan yang perlu dilakukan guru dalam menciptakan kondisi kelas diantaranya melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal antara guru anak secara timbal balik dan efektif, mengatur perlengkapan kelas dan EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 141

tempat duduk anak serta melakukan perencanaan atau persiapan mengajar. Guru sebagai pengelola kelas harus mampu untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan di kelas. Mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan anak sebagai subjek dan objek, menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan juga menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul. Guru juga menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar kondisi di kelas tetap dapat berjalan dengan baik. Mengelola kelas merupakan sarana untuk anak agar merasa nyaman saat melakukan pembelajaran. Tujuan guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi anak dalam melakukan sejumlah aktivitas yang dirancang melalui pendekatan sambil bermain Sehingga proses perkembangan anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan pengelolaan kelas guru akan menaruh perhatian bagi anak dan kelasnya. Guru akan mencermati kemampuan masingmasing anak, sehingga guru mengetahui kemampuan anak pada tingkatan rendah, sedang atau tinggi. Menciptakan interaksi yang baik antara guru dengan anak agar perhatian anak pada saat belajar tidak mudah dialihkan, dan guru dapat mengatur ruang kelas yang nyaman sehingga anak tidak merasa bosan. Guru sebagai pengajar akan selalu berupaya untuk menciptakan dan mengatur ruang kelas yang kondusif bagi anak untuk beraktivitas. Lingkungan fisik yang kodusif dapat merangsang anak untuk lebih aktif melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi kepada perkembangan anak yang optimal. Namun kenyataanya dari pengamatan awal peneliti di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Payung Sekaki, masih banyak hasil pekerjaan anak yang tidak dipajangkan di kelas, ruang area kegiatan kurang tertata dengan baik, anak-anak kurang tenang, kelas kurang ditata dengan tanaman hijau, fasilitas dan peralatan belajar kurang ditata dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul Gambaran Pengelolaan Kelas Oleh Guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengelolaan kelas oleh guru Pekanbaru. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengelolaan kelas oleh guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang keadaan yang sedang berlangsung pada objek penelitian. Untuk menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah guru TK yang berpendidikan S1 PAUD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan angket. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun data hasil penelitian dari 10 indikator pengelolaan kelas guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perolehan Skor Pengelolaan Kelas guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru No Indikator N Skor Skor Max % Kriteria 1. Hasil pekerjaan anak dipajangkan 21 188 210 89,52 Sangat Sering 2. Ruangan ditata dengan tumbuhan hijau yang sehat 21 187 210 89,04 Sangat Sering 3. Dinding dihiasi poster berwarnawarni 21 188 210 89,52 Sangat Sering 4. Ruangan diatur dalam area aktivitas yang berbeda 21 181 210 86,19 Sangat Sering 5. Fasilitas dan peralatan ditempatkan berdekatan dengan anak 21 184 210 87,61 Sangat Sering 6. Anak-anak sedang mengerjakan aktivitas yang diatur oleh para 21 188 210 89,52 Sangat Sering guru 7. Perlengkapan belajar disimpan dalam rak yang rendah 21 281 315 89,20 Sangat Sering 8. Terdengar senandung berbicara dan tertawa tetapi tidak ada 21 194 210 92,38 Sangat Sering teriakan 9. Anak tampak benar-benar menikmati kegiatan pembelajaran 21 285 315 90,47 Sangat Sering 10 Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing 21 194 210 92,38 Sangat Sering 2073 2310 89,74 Sangat Sering Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa skor dari indikator pengelolaan kelas guru Pekanbaru sebanyak 21 guru memperoleh persentase 89,74%, berada pada kategori Sangat Sering yaitu 81-100%. Persentase tertinggi pada indikator ke delapan dan ke sepuluh sebesar 92,38% dapat dikategorikan Sangat Sering sedangkan persentase terendah pada indikator ke empat yaitu 86,19% dapat dikategorikan Sangat Sering. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut: 142 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016

Pekanbaru berada pada kategori Sangat Sering. Gambar 1. Grafik kategori Pengelolaan Kelas Guru pekanbaru dilihat dari semua indikator Berdasarkan uraian di atas, persentase keseluruhan indikator hasil gambaran pengelolaan kelas guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yaitu diperoleh persentase 89,74% tergolong kategori Sangat Sering. Maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas guru 1. Analisis Faktor Pengelolaan Kelas Dilihat Dari Masa Kerja Guru PAUD Untuk mengetahui apakah masa kerja mempengaruhi kategori pengelolaan kelas guru PAUD maka digunakan analisis deskriptif dan chi square. Adapun data yang diolah dengan analisis deskrptif dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dalam membuat pengkategorian dapat membagi satuan standar deviasai dari distribusi data menjadi tiga bagian sebagai berikut: Tinggi : {Mean + (1,0 SD)} > X Sedang : {Mean - (1,0 SD)} d X d {Mean + (1,0 SD)} Rendah : X < {Mean - (1,0 SD)} Dari rumus didapatlah tiga kategori pengelolaan kelas yaitu: Tabel 2. Kategori skor gambaran pengelolaan kelas dilihat dari masa kerja guru PAUD Kategori Skor Frekuensi Persentase Tinggi X > 109 2 9,52 Sedang 88 X 109 17 80,95 Rendah X < 88 2 9,52 Kemudian hasil perhitungan chi square sebesar 41,868. Hasil tersebut dibandingkan dengan nilai chi square pada tabel taraf signifikan 5% dengan dk 26 diperoleh 38,885. Hasil perhitungan chi square lebih besar dari nilai chi square pada tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja mempengaruhi pengelolaan kelas oleh guru PAUD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Artinya kemampuan pengelolaan kelas guru berkaitan erat dengan masa kerja guru sebagai guru PAUD. 2. Analisis Faktor Pengelolaan Kelas Guru PAUD Dilihat Dari Mengikuti Pelatihan. Untuk mengetahui apakah pelatihan yang diikuti mempengaruhi kategori pengelolaan kelas guru PAUD maka digunakan analisis deskriptif dan chi square. Adapun data yang diolah dengan analisis deskrptif dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dalam membuat pengkategorian dapat membagi satuan standar deviasai dari distribusi data menjadi tiga bagian sebagai berikut: Tinggi : {Mean + (1,0 SD)} > X Sedang : {Mean - (1,0 SD)} d X d {Mean + (1,0 SD)} Rendah : X < {Mean - (1,0 SD)} Dari rumus didapatlah tiga kategori pengelolaan kelas yaitu: Tabel 3. Kategori skor gambaran pengelolaan kelas dilihat dari mengikuti pelatihan Kategori Skor Frekuensi Persentase Tinggi X > 110 2 9,52 Sedang 88 X 110 17 80,95 Rendah X < 88 2 9,52 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 143

Kemudian hasil perhitungan chi square sebesar 8,339. Hasil tersebut dibandingkan dengan nilai chi square pada tabel taraf siqnifikan 5% dengan dk sebesar 4 yaitu 9,488. Hasil perhitungan chi square lebih kecil dari nilai chi square pada tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang diikuti tidak mempengaruhi pengelolaan kelas guru PAUD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Artinya pengelolaan kelas guru tidak berkaitan erat dengan pelatihan yang diikuti guru PAUD. Dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa dari 10 indikator pengelolaan kelas yang diteliti ternyata guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru melakukannya dengan kategori Sangat Sering (89,74%). Artinya guru PAUD telah melakukan pengelolaan kelas dengan sangat baik. Kenyataan ini sangat mendukung upaya merangsang perkembangan anak secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusdinal (2005) bahwa seorang guru yang berperan sebagai orang dewasa di sekolah Taman Kanak-kanak dan akan selalu berupaya untuk membantu perkembangan anak dengan menciptakan dan mengatur lingkungan fisik kelas yang kondusif bagi anak untuk beraktivitas. Gambaran pengelolaan kelas ternyata dipengaruhi oleh masa kerja guru yang diketahui dari hasil perhitungan chi square diperoleh angka sebesar 41,868%. Angka tersebut lebih besar dari hasil chi square pada tabel (41,866% > 38,855%). Hal ini sesuai dengan pendapat Wragg (dalam Prima, 2012) yaitu ketidakmampuan mengelola kelas secara efektif sering merupakan satusatunya alasan yang paling umum, terjadinya kegagalan mahasiswa praktek mengajar dan kegagalan calon guru dalam masa percobaan. Pernyataan Wragg ini dapat menjadi salah satu indikasi bahwa untuk dapat mengelola kelas dengan baik, seorang guru harus memiliki masa kerja atau pengalaman mengajar yang lama. Selanjutnya pelatihan yang diikuti guru PAUD ternyata tidak mempengaruhi pengelolaan kelas oleh guru PAUD. Ini diketahui dari hasil perhitungan chi square, diperoleh angka sebesar 8,339%. Angka tersebut lebih kecil dari hasil chi square pada tabel (8,399% < 9,488%). Namun hasil penelitian terdahulu oleh Dini Indarti (2005) menyebutkan semakin sering seorang guru mengikuti pelatihan, maka semakin banyak guru dapat menguasai keterampilan tertentu yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya. Berbeda dengan guru di Kecamatan Payung Sekaki, pelatihan yang pernah diikuti tidak mempengaruhi gambaran pengelolaan kelas guru. Hal ini terjadi karena pelatihan yang sering diikuti guru tidak mengarah pada pengetahuan tetang kemampuan pengelolaan kelas, kualitas dari pelatihan yang tidak memadai, peserta pelatihan yang tidak serius mengikuti pelatihan, serta hasil dari pelatihan yang tidak diterapkan dikelas PAUD. Dalam penelitian ini terjadi kesenjangan antara pengamatan awal dengan hasil penelitian. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari masa kerja guru, dalam penelitian ini peneliti mengunakan sampel guru yang berpendidikan S1 PAUD dan sebagian besar memiliki masa kerja yang lama. Setelah dilakukan perhitungan chi square ternyata masa kerja guru mempengaruhi kemampuan guru dalam mengelola kelas. Kemudian juga cakupan pengamatan awal peneliti yang tidak melihat permasalah yang ada berdasarkan masa kerja dan strata pendidikan guru dari 5 Taman Kanak-kanak ternyata tidak dapat mewakili gambaran pengelolaan kelas terhadap 12 Taman Kanak-kanak yang dijadikan tempat penelitian. Selain itu juga adanya faktor lain yang perlu diteliti diantaranya kondisi fisik lingkungan tempat pembelajaran, kondisi sosial-emosional dalam kelas, dan kondisi organisasi sekolah, Rukmana (dalam Ria, 2010). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Gambaran pengelolaan kelas oleh guru PAUD se-kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru berada pada kategori Sangat Sering. Artinya guru PAUD sudah melakukan pengelolaan kelas dengan sangat baik yang dapat mendukung upaya merangsang perkembangan anak secara optimal. b. Masa kerja ternyata mempengaruhi kategori pengelolaan kelas guru PAUD. Artinya kemampuan pengelolaan kelas guru berkaitan erat dengan masa kerja guru sebagai guru PAUD. c. Berdasarkan pelatihan yang diikuti ternyata tidak mempengaruhi kategori pengelolaan kelas guru PAUD. Hal ini terjadi karena pelatihan yang sering diikuti guru tidak mengarah pada pengetahuan tetang kemampuan pengelolaan kelas, kualitas dari pelatihan yang tidak memadai, peserta pelatihan yang tidak serius mengikuti pelatihan, serta hasil dari pelatihan yang tidak diterapkan dikelas PAUD. Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka penulis memberi rekomendasi sebagai berikut: Kemampuan pengelolaan kelas guru berdasarkan masa kerja harus dapat 144 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016

dipertahankan dan dapat menjadi pembimbing bagi guru yang baru. Karena pengelolaan kelas merupakan modal utama bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran agar tercipta kondisi yang efektif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam menyelengarakan pelatihan pelaksana dapat memperbanyak materi tentang pengelolaan kelas, memperhatikan kualitas dari pelatihan yang diberikan, kriteria dari pelatihan dan dapat memantau penerapan yang dilakukan guru. Hendaknya dapat melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih teliti terutama dalam meneliti pengelolaan kelas yang dilakukan guru. Kemudian peneliti saat ini hanya meneliti faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dilihat dari masa kerja dan pelatihan. Semoga peneliti lain dapat menambah faktor lain yang mempengaruhi pengelolaan kelas guru PAUD. DAFTAR PUSTAKA Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Ali Imron. 2011. Manajemen Peserta Didik. Ali Mudlofir. 2012. Pendidik Profesional. Jakarta: RajaGrafindo Persada Anas Sudjiono. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Aunur Rofiq. 2009. Pengelolaan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan Nasional Dini Indarti. 2005. Hubungan Antara Intensitas Mengikuti Pelatihan Dan Pengalaman Mengajar Dengan Motivasi Kerja Guru SMP Negeri Di Kota Binjai. (Online), http:// digilib.unimed.ac.id/public/unimed-master- 21311 015030060%20Bab%20II.pdf (diakses 27 Agustus 2014). Evertson, Carolyn M. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Johar Permana. 2009. Pengelolaan Kelas Dalam Rangka Proses Belajar Mengajar. Bandung: Departemen Agama Republik Indonesia Juliansyah Noor. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Martinis Yamin. 2012. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Bandung: Bumi Aksara Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Prima Heranita. 2012. Hubungan Kualifikasi Guru Dengan Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Sma Negeri Di Kabupaten Sleman. Skripsi. Fakultas bahasa dan seni Universitas negeri Yogyakarta Undang-Undang no 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Uzer Usman. (2010). Menjadi Guru Profesional (Edisi Kedua). Bandung: Remaja Rosda Karya. Ramayulis. 2013. Profesi & Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia Rita Mariyana. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Rusdinal dan Elizar. 2005. Pengelolaan Kelas Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suharsimi arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Tim penyusun kamus pusat dan pengembangan bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 145