HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA DI SD NEGERI KEPUH KEC. KUTOARJO KAB. PURWOREJO TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA SIBOLGA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MERJOSARI 02 KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

ABSTRACT. Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI

World Hunger Organization (WHO), terdapat empat jenis masalah kekurangan. Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN.

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

BAB 1. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN AKTIVITAS FISIK POLISI DALMAS DI POLRES WONOGIRI

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KAITAN POLA MAKAN SEIMBANG DENGAN PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SDN II TENGGONG REJOTANGAN TULUNGAGUNG. Muhamad Maki Amirudin

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman

ISSN Vol 2, Oktober 2012

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Suhandi 1), Ni Luh Putu Eka S. 2), Neni Maemunah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com ABSTRAK Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 1 Dau, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian non ekperimen dengan jenis correlation dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi di Sekolah Dasar (SD) Sumber Sekar Dau sebanyak 52 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang. Pengambilan sampel dengan total sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik spearmant rank dengan derajat kemaknaan (0,05). Hasil uji statistk penelitian hampir seluruh responden masuk kategori status gizi normal sebanyak 42 anak (80,8%), dan hampir seluruh responden berprestasi belajar baik sebanyak 42 orang (80,8%). Hasil analisis bivariat menunjukan p-value = 0,02 < 0,05. Artinya ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar dengan kekuatan hubungan subtansial atau sedang. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Status Gizi 142

NUTRITION STATUS RELATIONSHIP WITH LEARNING ACHIEVEMENT STUDENTS ABSTRACT Nutrient is one of the factors which determined physics and mental development. Both of them exactly influenced student achievement, especially in child development. This research aimed to study relationship between nutritional status and student achievement in Elementary School 01 Sumber Sekar, Dau District, Malang. Cross sectional approach method with total sampling was conducted to determine relationship between nutritional status and student achievement in Elementary School 01 Sumber Sekar, Dau District. As much as 52 students of 52 total students were observed their achievement depend on class ranking and nutritional status by interview. Data were analyzed by spearman rank correlation (α 5%) to know about relationship between nutritional status and student achievement in Elementary School. The result showed that 80,8 % outstanding students were have good nutrition. Correlation analysis also showed that nutritional status correlated by student achievement (p-value 0.02 < 0.05). Therefore, it is recommended to increase students nutrition in order to create good achievement in school. Keywords: Nutrition Status, Student Achievement PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri (Hadi, 2005). Indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia salahsatunya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index. Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP 2003 dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005). Sedangkan pada tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP 2004, dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005), yang 143

merupakan peringkat lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negaranegara tetangga. Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia (Hadi, 2005). Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait. Masalah gizi meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga untuk memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal ini, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup dalam jumlah dan mutunya. Dalam konteks ini masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja. Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa dkk, 2002). Hasil penelitian di bidang psikologi, fisiologi dan gizi menyatakan bahwa separuh perkembangan kognitif berlangsung dalam kurun waktu antara konsepsi hingga usia 4 tahun, dan 30% dalam usia 4-8 tahun, sehingga anak memerlukan zat gizi yang memadai agar kapasitas otak terbentuk maksimum (Gutama, 2004 dalam Ani, 2009). Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Agus Wahyu Arifin, di Kabupaten Malang masih banyak daerah yang status gizinya belum baik. Pada tahun 2008 ada 198 anak kasus kurang gizi dan 9 orang anak bergizi buruk. (www.malangkab.go.id, 2008). Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi 144

menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008). Peneliti telah melakukan studi pendahuluan dan mendapatkan informasi dengan mewawancarai guru di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 1 Dau, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dari 10 (100%) orang anak, ada 2 (20%) orang anak yang kurang gizi disertai prestasi belajarnya kurang dan 8 (80%) orang anak status gizinya normal disertai prestasi belajarnya baik dan sangat baik. Terkait dengan fakta di atas masih ada anak yang mengalami status gizi kurang dan sebagai calon generasi penerus bangsa. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan status gizi dengan prestasi anak usia 6-8 tahun di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 1 Dau, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sumber Sekar 01 kelas I dan II yang berjumlah 52 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 52 sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling/sampling jenuh. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Jln. Raya Sumber Sekar No. III. Desa Sumber Sekar, Kec. Dau, Kab. Malang, pada tanggal 11 sampai dengan 15 Juni 2012. Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah status gizi siswa dan variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini, untuk data status gizi dilihat dari hasil penimbangan berat badan dan hasil pengukuran tinggi badan. Lalu di hitung dengan mengunakan rumus Indeks Masa Tubuh. Kemudian disesuaikan dengan tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia. Sedangkan untuk data prestasi belajar dikumpulkan dengan melakukan observasi pada anak, yang dilihat dari jumlah nilai prestasi hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan desain korelasional yang bertujuan mencari, menjelaskan hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada antara variabel. Berdasarkan waktunya, penelitian ini bersifat cross sectional. Populasi dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Responden Variabel Status Gizi 2 Prestasi Belajar Status f (%) Normal Gizi 42 80,8 Kurus 10 19,2 Baik 32 5,8 Sekali Baik 42 80,8 Cukup 7 13,5 145

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa dari 52 responden, hampir seluruh responden masuk kategori status gizi normal sebanyak 42 orang (80,8%), serta hampir seluruh responden masuk kategori baik sebanyak 42 orang (80,8%). Berdasarkan hasil tabulasi silang status gizi dengan prestasi belajar diketahui bahwa sebagian besar status gizi siswa yang memiliki prestasi belajar baik yang sebanyak 39 orang (75%). Dan sebagian kecil status gizi siswa yang memiliki prestasti belajar cukup sebanyak 7 orang (13%). Dari hasil perhitungan didapat p value = 0,022 < α (0,05) yang berarti H0 ditolak, sehingga ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa usia 6-8 tahun di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Status Gizi Anak status gizi anak usia 6-8 tahun di sekolah dasar sumber sekar 01 menunjukan hampir seluruh responden masuk kategori status gizi baik sebanyak 42 orang (80,8%). Status gizi dipengaruhi berbagai faktor. Menurut (Sayogyo, 1996) dan F. James Levinson menyatakan status gizi dipengaruhi secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung meliputi keadaan gizi yang dipengaruhi oleh dua faktor makanan yang dikomsumsi serta adanya infeksi atau penyakit. Sedangkan secara tidak langsung antara lain nilai gizi makanan, ada tidaknya pemberian makanan tambahan, pendapatan atau daya beli keluarga, pengetahuan atau kebiasaan ibu terhadap gizi dan kesehatan, jangkauan pelayanan kesehatan dan factor lingkungan sosial. Berdasarkan penelitian sebagian kecil responden masuk kategori kurus sebanyak 10 orang (19,2%) dan tidak seorangpun responden masuk kategori gizi lebih atau gemuk. Salah satu faktor status gizi anak adalah pendidikan orang tua, status gizi anak sangatlah erat kaitannya dengan menu yang disajikan oleh ibu dirumah karena hal ini mempengaruhi pola fikir dan perilaku hidup sehat keluarga dan anak, bila pendidikan ibu rendah maka cara pengetahuan hidup sehat dan cara menjaga kebersihan makanan dan minuman belum atau kurang dipahamai dengan baik, suharjo (1989). hampir setengahnya ibu responden berpendidikan SMA (40%), ibu dengan pendidikan yang tinggi tingkat pengetahuannya lebih luas dibanding pendidikannya yang rendah, dengan demikian ibu juga akan memperhatikan nilai zat gizi yang disajikan untuk keluarga. Dengan pendidikan yang tinggi mereka juga mempunyai kesadaran baik dalam mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi dan cukup kalori untuk menjaga kesehatan keluarganya. Tingkat pendapatan orang tua juga sangat menentukan pola makan yang dibeli. Dengan uang tambahan, sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk pembelanjaan makanan. 146

Pendapatan merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas dan kuantitas makanan, maka erat hubungannya dengan gizi. Selain faktor tingkat pendidikan ibu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga berperan penting dalam status gizi anak sekolah. Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Prestasi Belajar yang dilakukan pada 52 anak usia 6-8 tahun di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Kecamatan Dau menunjukan bahwa hampir seluruh responden masuk kategori prestasi belajar yang baik sebanyak 42 orang (80,2%). Menurut Anwar (2009), menyatakan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi lntelegensi, minat, keadaan fisik dan psikis. Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Untuk faktor eksernalnya antara lain: guru, lingkungan, dan sumber-sumber belajar. bahwa sebagian kecil responden masuk kategori prestasi belajar cukup sebanyak 7 orang (13,5%) dan sebagian kecil responden yang memikili nilai sangat baik sebanyak 3 orang (5,8%). Hal ini dapat dikaitkan dengan salah satu faktor minat belajar. Keadaan fisik juga dapat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini menunjukkan pada tahap pertumbuhan (kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan), kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidak mampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidak matangan dan ketidak sempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. (Anwar, 2009). Begitu juga dengan sebaliknya, apabila makanan cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, jumlah sel dalam otak akan bertambah dan terjadi kematangan dan kesempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Sehingga hal ini akan menjadikan otak lebih berkerja optimal dan anak akan berprestasi lebih baik. 147

hampir setengahnya ibu respeonden berpendidikan SMA (40%), ibu dengan pendidikan yang tinggi tingkat pengetahuannya lebih luas dibanding pendidikannya yang rendah, dengan demikian ibu juga akan memdidik anak saat berada di rumah. Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. (Ahmadi, 2001). Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada hasil analisa data Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Usia 6-8 Tahun Di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan mengunakan uji kolerasi spearman rank dengan mengunakan bantuan SPSS versi 17 for Window didapatkan p value = 0,02 < α (0,05) berarti H0 ditolak, sehingga terdapat hubungan positif antara status gizi dengan prestasi belajar siswa usia 6-8 tahun. bahwa hampir seluruh responden memiliki status gizi normal (80,8%). Demikian juga dengan prestasi belajar, hampir seluruh responden masuk dalam kategori prestasi yang baik (80,8%). Secara teori, anak yang memiliki status gizi baik maka prestasi anak juga akan baik. Keadaan gizi akan mempengaruhi kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan akan mempengaruhi prestasi belajar Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan. Usia dini (4-8 tahun) merupakan usia yang rentan terkena masalah gizi. Perilaku konsumsi dalam memilih makanan baik jenis maupun jumlahnya berkaitan erat dengan pengetahuan gizi. Sarapan pagi sangat penting karena energi diperlukan siswa untuk melakukan aktivitas di sekolah terutama dalam meningkatkan konsentrasi belajar, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Semakin baik tingkat pengetahuan gizi maka semakin terbiasa sampel melakukan sarapan pagi. Seberapapun tingkat pengetahuan yang dimiliki sampel, asupan energi dan protein kurang. Sampel yang terbiasa sarapan pagi maka prestasi belajar semakin baik. Semakin baik asupan energi dan protein maka prestasi belajar semakin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2008), pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zatzat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. 148

Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. SARAN Bagi peneliti selanjutnya dengan adanya hubungan yang positif antara status gizi dengan prestasi belajar siswa usia 6-8 tahun diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambah lingkup penelitian, misalnya meneliti tentenng cakupan gizi dengan cara recall. KESIMPULAN 1) Status gizi pada anak di SDN Sumber Sekar 01 Dau hampir seluruh responden masuk dalam kategori normal 2) Prestasi belajar di SDN Sumber Sekar 01 Dau hampir seluruh responden masuk dalam kategori baik. 3) Terdapat hubungan yang sedang antara status gizi dengan prestasi belajar siswa usia 6-8 tahun di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Kecamatan Dau Kabupaten Malang. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Anwar, HM. 2009. Pangan Gizi Dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak. http:// www.whandi.net. Diakses tanggal 11 Januari 2012. Hadi. H. 2005. Bagan Ganda Masalah Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. http://www.gizi.net. Diakses tanggal 10 Januari 2012 Supariasa. 2001. Penilaian Satus Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 149