BAB I PENDAHULUAN. masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

kepada 10 direksi remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris sebesar Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1 persen dari laba 2012.

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, informasi yang diberikan perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik buruknya kinerja keuangan. Untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Djemat, dan Soembodo (2003) juga menemukan bahwa rata-rata sebanyak

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kompensasi. Kompensasi manajemen kunci, direksi dan komisaris,

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dipercepatnya program AEC (Asean Economic Community) yang awal

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan atau conflict of interest antara principal dan agent. Pada bentuk

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

Bussiness Ethic and Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan agensi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. sistem mengumpulkan, memproses data dan kemudian menyebar luaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

KOMPENSASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keputusan bisnis. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan informasi perusahaan dan reformasi corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 3.1 Latar Belakang. perusahaan dan kemakmuran pemilik perusahaan adalah salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang semakin ketat. Kinerja perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, ekonomi berbasis pengetahuan menjadi tren dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ekspansi dan pertumbuhan operasi yang berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

Penelitian mengenai perusahaan keluarga telah beberapa dilakukan di Amerika Serikat. Dalam (Anderson dan Reeb, 2004), perusahaan keluarga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) diantaranya

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer adalah contoh masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer berusaha untuk memaksimalkan kepentingan pribadi dan tidak memperhatikan kepentingan pemegang saham. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan menyelaraskan kepentingan pemilik dan manajer melalui kontrak kompensasi (Jensen dan Murphy, 1990). Nyberg et al. (2010) menjelaskan keselarasan insentif melibatkan dua komponen yaitu keselarasan keuangan dan keselarasan preferensi & tindakan. Kepemilikan saham dan mekanisme kontrak kompensasi yang menghubungkan kekayaan manajer dengan pemegang saham secara efektif juga berhubungan dengan preferensi & tindakan manajer dengan para pemegang saham (Nyberg et al., 2010). 1 Kontrak kompensasi sebagai salah satu cara menyelaraskan preferensi risiko antara manajer dan pemegang saham (Devers et al., 2008). 2 Devers et al. (2006) menjelaskan penyelarasan kepentingan menggunakan insentif menunjukkan dampak langsung (keselarasan tujuan) dan tidak langsung (keselarasan preferensi risiko) pada return pemegang saham. Kebijakan kompensasi mengikat kesejahteraan Chief Executive Officer (CEO) kepada 1 Kompensasi adalah pembayaran prosentase tertentu kepada manajer (Alfie, 1993). Istilah kompensasi yang digunakan memiliki makna yang sama dengan istilah remunerasi. Insentif yaitu tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja (KBBI, 2015). Kompensasi atau remunerasi terdiri dari gaji, tunjangan, dan bonus (tantiem), sedangkan insentif bagian dari kompensasi atau remunerasi yang pembayarannya berdasarkan kinerja. 2 Preferensi risiko telah diusulkan sebagai salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi tindakan. Secara sederhana, pengambilan keputusan yang menikmati tantangan akan lebih mungkin untuk melakukan tindakan berisiko daripada individu yang tidak (Sitkin dan Pablo, 1992). 1

pemegang saham sehingga menyelaraskan biaya pribadi, biaya sosial, dan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat oleh CEO (Jensen dan Murphy, 1990). Kompensasi manajer merupakan bagian penting dalam tata kelola dan keuangan perusahaan. Kompensasi manajer menjadi perhatian tidak hanya kalangan akademisi, tetapi juga penyusun standar dan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir (Gigliotti, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa isu kompensasi berkembang dengan pesat sehingga menarik untuk diteliti. Perkembangan isu kompensasi ditunjukkan dengan banyaknya penelitian yang dilakukan di perusahaan-perusahaan Amerika, sedangkan di Asia masih relatif sedikit karena masalah ketersediaan data (Kato et al., 2007). Di Indonesia, isu kompensasi muncul dengan adanya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 setelah Securities Exchange Commission (SEC) pada tahun 2006 mengatur pengungkapan kompensasi secara luas. 3 Survei Bank Indonesia (Infobanknews, 2012) menunjukkan bahwa remunerasi dewan direksi pada industri perbankan di Indonesia paling tinggi dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Filipina. Survei empat negara menunjukkan bahwa CEO di Indonesia memiliki remunerasi paling tinggi (12 M per tahun), sedangkan paling rendah adalah Filipina (1,1 M per tahun). Fenomena tersebut menjadi perhatian pemerintah Indonesia dalam meregulasi pengungkapan kompensasi. Penyusun standar telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7 yang mewajibkan pengungkapan kompensasi anggota manajemen kunci secara total untuk masing-masing kategori. PSAK ini 3 SEC adalah badan independen dari pemerintah Amerika yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan perdagangan efek dan mengatur perdagangan di bursa efek (SEC, 2015). 2

berimplikasi bahwa perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi manajemen kunci dan beberapa penjelasan yang informatif dalam laporan keuangan (Horwath, 2011). Penelitian tentang hubungan kinerja dengan kompensasi belum menunjukkan hasil yang konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang positif kinerja dengan kompensasi (Sun et al., 2013; Conyon dan He, 2012; Banker et al., 2013), namun ada juga yang menunjukkan bahwa kinerja tidak berhubungan dengan kompensasi (Jensen dan Murphy, 1990; Rost dan Osteroh, 2009). Penelitian lain menunjukkan bahwa kompensasi berhubungan dengan kinerja (Cordeiro et al., 2007; Devers et al., 2006; Lewellen et al., 1992). Selain itu, penelitian hubungan kompensasi dan kinerja dilihat dari perilaku manajer masih sedikit. Kompensasi mendasari preferensi risiko manajer dalam pencapaian kinerja perusahaan. Manajer yang berani mengambil risiko ketika kompensasi tinggi akan semakin termotivasi sehingga menghasilkan kinerja perusahaan di masa depan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bukti empiris hubungan kinerja perusahaan, kompensasi, dan preferensi risiko pada periode setelah dikeluarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pada tahun 2008-2013. Hubungan antara risiko dan return menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Semakin tinggi risiko yang diambil diharapkan return yang diterima juga semakin tinggi (Hartono, 2013). Pemegang saham cenderung memilih manajer yang berani mengambil risiko (risk taker) karena pengambilan risiko akan mempengaruhi kinerja perusahaan, misalnya ada peningkatan return 3

pemegang saham (Devers et al., 2008). Return pemegang saham yang semakin tinggi mencerminkan pemberian kompensasi memotivasi manajer untuk bekerja lebih baik. Peneliti menambahkan variabel preferensi risiko yang merujuk pada teori yang dikembangkan oleh Wiseman dan Gomez-Mejia (1998), Devers et al. (2007), dan Nyberg et al. (2010) untuk menginvestigasi apakah kompensasi akan menyelaraskan keuangan dan preferensi & tindakan antara manajer dan pemegang saham. Penelitian ini dimotivasi oleh beberapa faktor. Pertama, penelitian terdahulu banyak yang menguji hubungan kinerja dengan kompensasi (Kato et al., 2007; Kato dan Kubo, 2006; Yang et al., 2014; Xiao et al., 2013; Gunasekaragea dan Wilkinson, 2002; Merhebi et al., 2006; Sun et al., 2013; Conyon dan He, 2012), namun masih sedikit penelitian yang menguji hubungan kinerja dengan kompensasi kemudian kompensasi dengan kinerja di masa depan seperti yang dilakukan oleh Banker et al. (2013). Banker et al. (2013) menunjukkan pentingnya kompensasi uang tunai ke dalam komponen gaji dan bonus untuk memahami interaksi yang dinamis antara kompensasi dan kinerja. Kedua, penelitian Devers et al. (2006) mempertimbangkan perilaku berisiko ketika mengevaluasi terkait hubungan kompensasi dengan kinerja perusahaan. 4 Ada beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian sebelumnya hanya menggunakan kompensasi CEO maka penelitian ini menggunakan kompensasi bentuk kas Top Management 4 Perilaku berisiko adalah pengambilan keputusan individu dalam konteks berisiko. Perilaku berisiko dapat ditandai dengan tingkat risiko yang terkait dengan keputusan yang dibuat (Sitkin dan Pablo, 1992). Sitkin dan Pablo (1992) mendefinisikan keputusan sebagai berisiko sejauh (a) hasil yang diharapkan tidak pasti, (b) tujuan sulit dicapai, dan (c) hasil yang potensial meliputi beberapa konsekuensi yang ekstrim. 4

Team (TMT). Peneliti mendefinisikan TMT di Indonesia adalah dewan komisaris dan dewan direksi 5. Hambrick (2007) menjelaskan bahwa TMT akan menghasilkan penjelasan yang lebih kuat daripada hanya pada eksekutif puncak, misalnya CEO. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Devers et al. (2006) mengukur preferensi risiko dengan jumlah akuisisi perusahaan, sedangkan penelitian ini menggunakan biaya penelitian dan pengembangan (Devers et al., 2008; Guay, 1999; Miller dan Bromiley, 1990). Ketiga, penelitian sebelumnya terkait kompensasi di Indonesia dilakukan pada industri perbankan (Sugiri et al., 2014) maka peneliti menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013. Selain itu, peneliti juga melakukan pengujian tambahan pada hubungan kompensasi dengan kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan beberapa kategori perusahaan (great, good, dan poor). Penelitian ini diharapkan berkontribusi pada literatur akademik dengan menambah bukti empiris mengenai hubungan kinerja dengan kompensasi dan kompensasi dengan kinerja di masa depan. Penelitian ini mengembangkan model penelitian khususnya perilaku yang berhubungan dengan preferensi risiko. Penelitian juga menyediakan pentingnya informasi untuk para penyusun standar mengenai aturan proporsi kompensasi dalam perusahaan. Aturan kompensasi ini penting mengingat pada tahun 2015 sudah diberlakukan ASEAN Economic Community (AEC). AEC akan menyebabkan sumber daya masuk di Indonesia dan sebaliknya, khususnya mengenai tenaga profesional akuntan. Pengaturan skema kompensasi yang baik diharapkan menjadi informasi yang penting bagi 5 Indonesia menganut two-tier yaitu memisahkan antara pihak-pihak yang menjalankan perusahaan (direksi) dan pihak-pihak yang melakukan pengawasan (komisaris). 5

manajer di Indonesia dan bekal untuk menghadapi persaingan dengan manajermanajer dari luar Indonesia. 1.2 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah: 1. Apakah kinerja perusahaan berhubungan positif dengan kompensasi Top Management Team? 2. Apakah kompensasi Top Management Team berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa depan? 3. Apakah kondisi risk taker mempengaruhi hubungan kompensasi Top Management Team dengan kinerja perusahaan di masa depan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji hubungan kinerja perusahaan dengan kompensasi Top Management Team. 2. Menguji hubungan kompensasi Top Management Team dengan kinerja perusahaan di masa depan. 3. Menguji pengaruh kondisi risk taker terhadap hubungan kompensasi Top Management Team dengan kinerja perusahaan di masa depan. 6

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terkait: 1. Literatur a. Penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur secara komprehensif mengenai pentingnya hubungan kinerja perusahaan dengan kompensasi Top Management Team dan hubungan kompensasi Top Management Team dengan kinerja perusahaan di masa depan. b. Pengembangan model mengenai preferensi risiko manajer akibat pemberian kompensasi. 2. Praktik a. Bagi para penyusun standar, penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pentingnya pengungkapan kompensasi dan proporsi kompensasi dalam perusahaan. b. Bagi para manajer, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai hubungan kompensasi dengan kinerja perusahaan dalam kondisi manajer yang berani mengambil risiko (risk taker). 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 7

Bab ini berisi tentang kajian literatur terkait kompensasi, kinerja perusahaan, preferensi risiko serta berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan pengembangan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metode penelitian ini berisi rincian mengenai sampel penelitian, pengukuran variabel, model penelitian, dan pengujian tambahan. BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai data penelitian, hasil pengolahan data penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian ini. Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya yang mungkin tertarik untuk mengembangkan penelitian ini. 8