BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari

BAB IV PENELITIAN Spesifikasi Alat. Alat terapi ini menggunakan lampu blue light yang diletakkan dibagan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancang bangun alat terapi jerawat menggunakan blue light berbasis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi. dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer.

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab ini akan di jelaskan mengenai data-data yang didapatkan setelah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis microcontroller ATMega8 dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memudahkan user dalam menghancurkan sampel sehingga user tidak perlu

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti darah, ludah dan lendir. Berikut spesifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2.

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen sistem apakah berjalan

Fakta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

Bab 5. Pengujian Sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Gambar 1 UVTRON R2868. Gambar 2 Grafik respon UVTRON

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984

Input ADC Output ADC IN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

SIMULASI THERAPY MASSAGE BERBASIS MICROCONTROLER ATMega8535

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

BAB IV PENELITIAN. Nama Alat : Sterillisasi UV Dental KIT (SUDEK)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

37 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pemakaian 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat pembuka setting timer. 2. Melakukan setting timer yang terdiri dari 3 pemilihan lama waktu yaitu, 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. 3. Melakukan setting speed dengan 3 pemilihan kecepatan yaitu, low, medium, dan high. 4. Apabila layar LCD kurang jelas kecerahannya maka lakukan setting kontras. 5. Selanjutnya mekanik pemijat aktif dengan ditandainya lampu indikator menyala. 6. Memulai proses terapi pemijatan dengan batas maksimal waktu selama 15 menit. 7. Apabila proses pemijatan telah selesai maka ditandai dengan buzzer aktif sebagai alarm bahwa proses terapi telah berakhir. 8. Menekan tombol swicth off, untuk mengakhiri proses pemijatan. 9. Selesai 37

38 4.2 Perawatan Modul 1. Merapikan kembali semua kabel ke posisi semula, apabila modul telah selesai digunakan. 2. Membersihkan bagian-bagian utama menggunakan kain lembut dan tidak boleh menggunakan tiner,bensin atau cairan pembersih lainnya. 3. Menyimpan modul dengan posisi yang benar, serta mekanik pemijat tidak boleh diletakan secara terbalik. 4. Menyimpan modul jauh dari jangkauan anak-anak, serta jauh dari kelembapan, temperatur yang tinggi, sinar matahari langsung dan percikan air. 4.3 Kelebihan dan Kekurangan 4.3.1 Kelebihan 1. Proses terapi menggunakan modul ini jauh lebih efektif proses penyembuhannya. 2. Pada proses terapi menggunakan modul ini jauh lebih efisien waktu penyembuhannya dibandingkan dengan terapi antiinflamasi, fisioterapi, dan olahraga low impact (berenang). 3. Dilengkapi dengan LCD, sehingga fungsi-fungsi intensitas waktu terapi dapat dengan jelas ditampilkan baik. 4. Mekanik pemijat berbentuk bulat dengan dilengkapi tonjolan kecil dipermukaan, sehingga getaran yang dihasilkan pada proses terapi dapat masuk jauh kedalam kulit maka proses penyembuhan penyakit lower back pain dapat teratasi dengan baik.

39 4.3.2 Kekurangan 1. Pada tampilan layar LCD hanya ditampilkan setting timer. 2. Pada mekanik pemijat terlalu berat, sehingga memberatkan user dalam proses terapi. 3. Design pada casing modul kurang elegan atau kurang rapi. 4.4 Pengujian dan Hasil Pengujian Timer Hasil data pengukuran modul timer 5 menit dengan stopwatch ditunjukan pada Tabel 4.1 sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil pengukuran modul timer 5 menit Percobaan Stopwatch Modul 5 menit 1 300 300 2 300 302 3 300 300 4 300 300 5 300 301 6 300 301 7 300 300 8 300 300 9 300 300 10 300 300 11 300 301 12 300 300 13 300 300 14 300 300 15 300 300 16 300 301 17 300 300 18 300 300 19 300 301 20 300 300 21 300 300 22 300 300 23 300 300 24 300 301 25 300 300

40 Percobaan Stopwatch Modul 5 menit 26 300 300 27 300 300 28 300 301 29 300 300 30 300 301 Rata-rata 300,3333detik Simpangan 0,3333 detik SD 0,5466 detik Berdasarkan Tabel 4,1 merupakan hasil dari pengukuran stopwatch terhadap timer 5 menit. Pada stopwatch dan Modul memiliki nilai simpangan 0,3333 detik. Hasil data pengukuran modul timer 10 menit dengan stopwatch ditunjukan pada Tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 hasil data pengukuran modul terhadap timer 10 menit Percobaan Stopwatch Modul 10 menit 1 600 600 2 600 600 3 600 600 4 600 602 5 600 600 6 600 600 7 600 600 8 600 600 9 600 601 10 600 600 11 600 600 12 600 601 13 600 601 14 600 600 15 600 600 16 600 600 17 600 600

41 Percobaan Stopwatch Modul 10 menit 18 600 602 19 600 600 20 600 600 21 600 601 22 600 600 23 600 600 24 600 600 25 600 600 26 600 600 27 600 600 28 600 600 29 600 600 30 600 601 Rata-rata 600,3 detik Simpangan 0,3 detik SD 0,5959 detik Berdasarkan Tabel 4.2 merupakan hasil dari pengukuran stopwatch terhadap timer 10 menit. Pada stopwacth dan Modul memiliki nilai standar devisiasi 0,5959 detik. Data hasil pengukuran modul timer 15 menit dengan stopwatch ditunjukan pada Tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil pengukuran modul 15 menit Percobaan Stopwatch Modul 15 menit 1 900 900 2 900 900 3 900 900 4 900 900 5 900 900 6 900 900 7 900 900 8 900 900 9 900 900 10 900 900

42 Percobaan Stopwatch Modul 15 menit 11 900 900 12 900 900 13 900 900 14 900 900 15 900 901 16 900 900 17 900 900 18 900 902 19 900 900 20 900 900 21 900 900 22 900 900 23 900 901 24 900 900 25 900 900 26 900 900 27 900 900 28 900 900 29 900 900 30 900 900 Rata-rata 900,133 detik Simpangan 0,133 detik SD 0,4341 detik Berdasarkan Tabel 4.3 merupakan hasil dari pengukuran stopwacth terhadap timer 15 menit. Pada stopwatch dan Modul memiliki selisih 2 detik pada percobaan ke 18 nilai simpangan 0,133 detik.

43 4.5 Hasil Perhitungan Rata-rata Timer Hasil dari pengukuran terhadap stopwatch dihitung kembali untuk dianalisis. Analisis data menggunakan rumus yang sudah ditentukan, yaitu X /rata-rata, simpangan, error (%), standar devisiasi. Berikut merupakan hasil dari perhitungan yang ditunjukan oleh Tabel 4.4. Tabel 4.4 Data pengukuran rata-rata keseluruhan timer PERCOBAAN RATA-RATA SIMPANGAN ERROR SD 5 MENIT 300,3333 detik 0,3333 detik 0,11% 0,5466 10 MENIT 600,3 detik 0,3 detik 0,05% 0,5959 15 MENIT 900,133 detik 0,133 detik 0,01% 0,4341 RATA-RATA 0,31665 detik 0,06% 0,52553 Dari hasil data Tabel 4.4, didapatkan sebagai berikut: 1. Persentase error terbesar terdapat pada timer 5 menit, yaitu mencapai 0,11% 2. Persentase error terkecil terdapat pada tekanan timer 15menit dengan presentase yaitu sebesar 0,01% 4.6 Data Pengukuran Tegangan pada modul Hasil pengukuran data pada saat motor dalam posisi low, nedium, dan high ditunjukan oleh Tabel 4.5. Tabel 4.5 hasil pengukuran tegangan posisi motor low, medium, high. PERCOBAAN LOW MEDIUM HIGH 1 163 179 200 2 163 184 200 3 162 180 200 4 163 181 200 5 165 180 200 6 162 180 200 7 162 182

44 PERCOBAAN LOW MEDIUM HIGH 8 162 184 200 9 161 183 200 10 162 184 200 11 161 184 200 12 162 183 200 13 162 183 200 14 161 182 200 15 162 184 200 16 162 183 200 17 163 183 200 18 161 182 200 19 162 181 200 20 162 183 200 21 161 182 200 22 162 183 200 23 162 183 200 24 161 182 200 25 162 182 200 26 161 183 200 27 161 182 200 28 162 182 200 29 161 182 200 30 162 183 200 RATA-RATA 162,15 Volt 182,25 Volt 200 Volt SIMPANGAN 132,15 Volt 152,25 Volt 0 SD 0,868345 Volt 1,316998 Volt 0 Berdasarkan Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengukuran tegangan saat posisi motor low, medium, dan high. Pada saat motor low diperoleh standar devisiasi 0,868345, medium sebesar 1,316998, dan high sebesar 0. Pada motor high, simpangan dan standar deviasi sebesar 0 karena pada posisi ini motor tidak melewati resistor. Sehingga tegangan yang masuk stabil seperti ditunjukan pada Tabel 4.6 sebagai berikut.

45 Tabel 4.6 hasil pengukuran tegangan keseluruhan modul TEGANGAN RATA-RATA SIMPANGAN SD MODUL LOW 162,15 132,15 0,86834 MODUL MEDIUM 182,25 152,25 1,317 MODUL HIGH 200 0 0 4.7 Analisis data Pada rangkaian power supply dibutuhkan tegangan 150-220 Volt DC untuk menjalankan motor, untuk menghambat tegangan pada saat motor dalam posisi low dibutuhkan resistor sebesar 1k Ω, pada saat motor dalam posisi medium dibutuhkan resistor sebesar 405Ω, dan pada saat motor dalam posisi high tidak dibutuhkan resistor. Sedangkan pada motornya sendiri terdapat hambatan sebesar 2k Ω. 4.7.1 Saat motor low Pada saat motor dalam posisi low di dapat V (Volt) rata-rata sebesar, 162,15 Volt. Maka perhitungan mencari I (Ampere) sebagai berikut: Diketahui : V = 162,15 Volt R = 1K Ω I pengukuran = 60 ma Maka : I = V/Rtot = 162,15/(1K+2K) = 162,15/3000 = 0,05405 A

46 = 54,05 ma Berdasarkan dari percobaan pada saat motor berada dalam posisi low di dapat, I pengukuran = 60 ma dan I perhitungan = 54,05 ma. Hasil I pengukuran berbeda dengan I perhitungan, Hal ini dikarenakan arus pada modul tersebut dipengaruhi oleh resistansi maka arus yg dihasilkan semakin kecil. 4.7.2 Saat motor medium Pada saat motor dalam posisi medium di dapat V (Volt) sebesar, 182,25 volt. Maka perhitungan mencari I (Ampere) sebagai berikut : Diketahui : V = 179 Volt R = 405 Ω I pengukuran = 80 ma Maka : I = V/R = 182,25/(405+2K) = 182,25/2405 = 0,076 A = 76 ma Berdasarkan dari percobaan pada saat motor berada dalam posisi medium di dapat, I pengukuran = 80 ma dan I perhitungan = 76 ma. Hasil I pengukuran berbeda dengan I perhitungan, Hal ini dikarenakan arus pada modul tersebut dipengaruhi oleh resistansi maka arus yg dihasilkan semakin kecil.

47 4.7.3 Saat motor high Pada saat motor dalam posisi High di dapat V (Volt ) sebesar, 200 Volt. Maka perhitungan mencari I (Ampere) sebagai berikut : Diketahui : V = 200 Volt R =2K Ω I pengukuran = 100 ma Maka : I = V/Rtot = 200/(2K) = 200/2000 = 0,1 A = 100 ma Berdasarkan dari percobaan pada saat motor berada dalam posisi High di dapat, I pengukuran = 100mA maka I perhitungan = 100 ma, Arus tersebut sama karena tidak dipengaruhi oleh resistansi maka arus yg dihasilkan tetap. 4.8 Akurasi Data 4.8.1 Akurasi data pada pengukuran timer Diketahui : Rata-rata error = 0,06 % Maka = 100% - Rata-rata error = 100% - 0,06% = 99,94 %

48 Berdasarkan perhitungan akurasi pada pengukuran timer didapat data sebesar 99,94 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran timer pada modul ini cukup akurat. 4.8.2 Akurasi data pada pengukuran tegangan motor Diketahui : Rata-rata error = 3,09 % Maka = 100% - Rata-rata error = 100% - 3,09% = 96,91% Berdasarkan perhitungan akurasi pada pengukuran tegangan motor didapat data sebesar 96,91%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tegangan pada modul ini presisi.