BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu sangatlah perlu untuk memelihara kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Bagi perusahaan manufaktur, pemenuhan permintaan konsumen dapat dicapai jika proses produksi berjalan lancar. Untuk menjaga kelancaran produksi ini ada beberapa faktor penting, diantaranya adalah faktor manusia, mesin, serta material. Peranan manusia sebagai pengelola di dalam sistem produksi sangatlah penting. Namun tanpa didukung adanya mesin dan material yang memadai, kelancaran produksi tetap tidak akan tercapai, Jika tidak tersedia material atau terjadi kerusakan pada mesin akan mengakibatkan terhentinya proses produksi. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penanganan yang baik terhadap mesin dan material. 5
Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan industri yang semakin tidak pasti dan saling berkaitan dengan lingkungannnya, maka diperlukan satu pendekatan yang mampu dipakai untuk memecahkan permasalahan tersebut secara tepat. Pengelolaan industri tidaklah bisa hanya dijalankan berdasarkan intuisi, logika umum, pertimbangan-pertimbangan yang lebih mengandalkan spekulasi bisnis semata yang direncanakan, diorganisir, dioperasikan dan dikendalikan berdasarkan analisa kuantitatif melalui perhitungan yang seksama. Produksi kawat las dalam skala industri memerlukan perencanaan yang cermat mulai dari jenis dan bentuk produk yang akan diproduksi, pemilihan bahan baku dan proses produksi yang digunakan. Selain dari pada itu, salah satu hal yang penting diperhatikan di dalam produksi kawat las adalah tindakan pengawasan mutu, karena pengawasan mutu yang dilakukan akan membantu tercapainya suatu produk kawat las dengan kualitas yang baik serta memenuhi standard hasil produksi. Kawat las digunakan untuk proses pengelasan, antara lain untuk pengelasan baja lunak, pengelasan pipa, pengelasan pelat, pengelasan konstruksi berat, dan sebagainya. Pengelasan (welding) adalah proses penyambungan logam dimana logam menyatu akibat dari panas atau tekanan. Penyambungan logam dengan ikatan metalurgi, logam menyatu karena didekatkan hingga mencapai jarak yang terjangkau oleh gaya ikatan antara atom logam. Arc welding (las busur) adalah pengelasan yang terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik (arc) yang terjadi antara logam atau benda kerja dengan batang elektrode. Arc (busur) adalah 6
pancaran atau aliran elektroda di dalam udara atau gas. Busur listrik ini dapat terjadi jika dua elektroda yang telah dihubungkan dengan sumber arus listrik disentuhkan sehingga terjadi aliran arus listrik, kemudian segera dipisahkan dengan jarak tertentu. Besar pancaran ditentukan oleh jarak kedua elektroda dan besar tegangan listrik yang disambungkan. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis proses las busur listrik elektrode terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Panas yang timbul pada busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja, mencairkan ujung elektrode (kawat) las dan benda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku menjadi lasan (weld metal). Lapisan elektrode ada pada inti kawat yang diberi zat pelapis atau disebut fluks (coating electrode) yang berfungsi untuk menstabilkan busur, menghasilkan gas yang melindungi busur dari udara, pembuat terak (slag), dan lainnya yang meningkatkan hasil kualitas pengelasan. Lapisan coating elektrode yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan las yang disebut slag. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas kawat las adalah : 1) Kurangnya pengawasan terhadap material dan pengendalian mesin. 2) Kurangnya kepekaan dalam pendeteksian masalah. 7
3) Karena banyaknya order, maka prioritas utama adalah kwantitas produksi, sehingga mengabaikan kualitas pada sebagian dari proses pemeriksaan akhir (Inspeksi). 4) Isi dari beberapa instruksi operasi kerja kurang praktis sehingga kurang dimengerti oleh operator. Standarisasi antar proses kurang dilakukan. 5) Para manajer masih kurang bisa menjelaskan bagaimana cara meyakinkan kepercayaan pelanggan dalam hal mutu dan kapasitas produksi yang sanggup diberikan. Dengan peningkatan kualitas menggunakan metode failure-modes and effect-analysis (FMEA) pada proses produksi Kawat Las Listrik (Welding Electrodes) di PT. INTAN PERTIWI INDUTRI (INTIWI) dapat membantu meningkatkan kualitas produk secara terus menerus demi kepuasan pelanggan dalam hal mutu. 1.2. Identifikasi Dalam penulisan ini, penulis mengidentifikasikan masalah yang ada bahwa banyak hal yang menyebabkan terjadinya terjadinya kecacatan tersebut, baik dari faktor manusia, mesin, metode, material, lingkungan. Untuk itulah ditetapkan suatu rencana perbaikan berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan tersebut. Peningkatan kualitas akan tercapai jika semua faktor penyebab tersebut diperbaiki. Diberikan beberapa usulan yang dapat diterapkan pada perusahaan seperti Standard Operating Procedure (SOP). 8
1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang timbul sehubungan dengan sering adanya barang cacat produksi (reject). 2. Mengukur kestabilan dan kapabilitas dari proses yang telah dipilih sebagai proses yang bermasalah 3. Mengidentifikasi dan menganalisa penyebab terjadinya cacat yang dominan pada produk kawat las listrik. 4. Memberikan usulan perbaikan yang mampu mengontrol kualitas produk kawat las listrik di PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI. 1.4. Batasan Masalah. Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan masalah lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuannya, disebabkan adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan informasi. Pembatasan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Pokok pembahasan hanya berkisar pada pengendalian kualitas untuk mengurangi reject dalam proses produksi kawat las listrik. 2) Pemecahan masalah dari penyimpangan yang terjadi 3) Analisa pembahasan dengan menggunakan alat yang digunakan untuk memeriksa kegagalan produk atau proses yakni FMEA. 4) Penelitian tidak menggunakan data biaya dan data dari gudang secara lengkap karena keterbatasan data dari perusahaan. 9
1.5. Sistematika penulisan Guna mempermudah dalam pembuatan skripsi ini, pembahasan dalam skripsi ini disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN; pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, pokok permasalahan, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan BAB II : LANDASAN TEORI; bab ini berisi semua teori-teori yang relevan dan mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas. Teori-teori yang ada diambil dari buku-buku referensi sesuai yang tercantum pada daftar pustaka. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN; bab ini berisi tentang kerangka tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian serta penjelasannya dalam melakukan pemecahan masalah yang dibahas sehingga penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA; bab ini berisi data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian BAB V ANALISA HASIL; bab ini berisi tentang pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau tools. Selain itu dipaparkan juga analisa terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN; bab ini berisi tentang 10
kesimpulan yang diperoleh dari analisa hasil pengolahan data pada bab sebelumnya dan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan sehubungan dengan pembahasan yang dilakukan 11