BAB I PENDAHULUAN. wanita, yaitu relasi ibu-anak. Setiap bentuk relasi yang terjadi dalam keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi hak dan kewajiban istri sebagai narapidana tidak dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

PUTUSAN Nomor 0887/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat di semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

Manusia dan Cinta Kasih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan bagian yang peranannya sangat penting di. masyarakat untuk menumbuh kembangkan proses pertumbuhan dan

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. Kejahatan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. tua dapat setelah adanya pernikahan.keinginan mempunyai anak bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan sifat dan perilaku setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan mengelola bumi dengan baik. Bekal terakhir inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan antara laki-laki dan perempuan dewasa. Pada tahap ini relasi yang terjadi pada wanita yaitu dengan suami sebagai pasangan suami istri. Ketika anak lahir, muncullah bentuk relasi baru bagi wanita, yaitu relasi ibu-anak. Setiap bentuk relasi yang terjadi dalam keluarga biasanya memiliki karakteristik yang berbeda. Sebagai permulaan bagi relasi yang lain, relasi suami istri memberi landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam keluarga. Di dalam budaya masyarakat patriarki di mana laki-laki adalah seorang pemimpin dalam sebuah keluarga, maka Afry Ramadhany (2015 : 16) mengatakan bahwa, Pria berilmu adalah pembangun rumah tangga dan wanita arif sebagai arsitek kebahagiaan keluarga. Kearifan wanita di sini diartikan sebagai wanita yang memiliki kekuatan untuk mengatur dan mengondisikan kehidupan suaminya secara detail dengan tetap menjaga hati dan perasaan, serta kredibilitas dan kehormatan suaminya. Ketaatan seorang isteri kepada suaminya adalah kunci utama untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan lahirnya sendi-sendi kehidupan kerena sejatinya hitam-putih-sejukkeruk biduk rumah tangga tergantung kepada perilaku seorang isteri di dalam rumah tangga. Jadi jelas peranan istri terhadap suami adalah menjadi seorang rekan kerja dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Seorang isteri juga harus mampu mengatur 1

2 dan mengondisikan kehidupan suaminya namun tetap memosisikan suaminya sebagai seorang pemimpin dalam kehidupan rumah tangga. Seiring dengan harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan, selanjutnya seorang wanita akan menjadi ibu. Pada hakikatnya, kedua orangtua mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kehidupan seorang anak, meski pada umumnya peran ibu jauh lebih besar, sebab hubungan manusia yang pertama kali adalah dengan ibu mereka. Hal ini dikarenakan di rahim seorang wanitalah manusia bertumbuh untuk pertama kalinya. Ibu adalah orang dan tempat pertama anak mendapatkan pendidikan. Erich Fromm (2011 : 6), memberikan pendapat bahwa : Cinta, perhatian, dan tanggung jawab terhadap sesama merupakan dunia seorang ibu. Kasih ibu adalah benih yang tumbuh dari setiap cinta dan altruisme. Tapi lebih dari itu, kasih ibu adalah dasar bagi perkembangan humanisme universal. Ibu mencintai anak-anaknya karena mereka adalah anak-anaknya, bukan karena mereka memenuhi persyaratan atau pengharapan tertentu. Pendapat Erich Fromm di atas memberi arti bahwa ibu memiliki kasih sayang yang tak terbatas kepada anak-anaknya dan kasih ibu merupakan hal penting bagi perkembangan mental maupun jasmani manusia. Seorang ibu mengemban tugas yang berat, yakni mengandung, malahirkan, mandidik, dan membentuk watak, serta kepribadian anak-anak mereka. Satu hal lagi yang perlu ditambahkan dalam konteks peranan tersebut adalah sifat keibuan yang jelas secara biologis tidak dimiliki oleh seorang pria. Sifat keibuan ini mempunyai dorongan yang lebih kuat dibandingkan dorongan akibat rasa haus, lapar, kebutuhan seksual, dan rasa ingin tahu. Pengaruh ini juga berdampak besar terhadap anak-anak. Imelda Fransisca & Ramonita Baradja (2015 : 45) berpendapat bahwa,

3 membesarkan anak ada miripnya dengan bekerja, karena dibutuhkan komitmen, dedikasi dan kerja keras. Pendapat tersebut memberi makna bahwa ibu memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kehidupan anaknya. Namun pada kenyataannya, masih ada para ibu yang kurang mencerminkan sosok keibuannya, baik itu karena kelalaian maupun karena sesuatu yang direncanakan. Seperti berita yang dikutip dari detiknews.com bahwa : Pada hari ibu yang jatuh tanggal 22 desember 2014 lalu, KPAI menyoroti bayaknya ibu yang salah dalam mengasuh anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan kritik membangun dalam peringatan Hari Ibu ke-86 tersebut. KPAI menilai, jutaan kaum Ibu di Indonesia masih menggunakan pola pengasuhan berdasarkan warisan, bukan konsep pengasuhan yang ramah anak. Pola pengasuhan yang salah itu amat berbahaya. Hingga kini banyak ibu yang sering membentak anak, mencubit, dan membandingbandingkan anak lain. Anak juga dibiarkan main game bermuatan kekerasan, dibiarkan makan yang mengandung zat pewarna berbahaya dan MSG.Hasil survei KPAI di 9 provinsi Indonesia 2 tahun lalu juga menyatakan, 38 persen anak mengaku sering mengalami kekerasan oleh ibu. Sementara, 35 persen dilakukan ayah, dan sisanya oleh para saudara. (detiknews.com, diakses 20 Maret 2016) Fenomena di atas menyadarkan kita bahwa masih banyak ibu di Indonesia yang belum mengerti cara mengasuh dan mendidik anak dengan benar. Para ibu tersebut menjalankan pola asuh warisan, padahal anak dari setiap generasi memiliki banyak sekali perbedaan perkembangan dan pola hidup. Asuhan yang baik sejak dini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Semua yang dialami anak-anak bermula dari diri orangtuanya dan tergantung pada cara orangtuanya menjalani hidup. Selain fenomena di atas, peneliti juga mendapatkan fakta bahwa : Pada perayaan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada 8 Maret 2014 lalu, Accenture yang merupakan perusahaan konsultan

4 manajemen, layanan teknologi serta outsourcing memaparkan hasil survei yang dilakukannya seputar wanita karir dari 32 negara di seluruh dunia. Hasil survei tersebut menyebutkan sebanyak 42% wanita di Indonesia lebih memilih bekerja dibandingkan harus tinggal diam di rumah, meskipun tidak memiliki masalah keuangan. (Liputan6.com, diakses 7 Maret 2015) Suami sebagai kepala rumah tangga yang dahulu berperan sebagai pencari nafkah tunggal keluarga, sedang istri berperan sebagai ibu rumah tangga, gejalanya sudah nampak mulai berubah. Para wanita ibu rumahtangga dan calon ibu rumahtangga secara beramairamai mulai melirik pasar kerja untuk dapat memiliki karir di dunia kerja. Gerak masyarakat nampaknya berpihak kepada wanita, dengan memberi peluang kepada wanita untuk menempati posisi posisi kerja sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Kekhawatiran yang ditimbulkan dari fenomena di atas adalah, perubahan peran wanita ibu rumahtangga tersebut memiliki potensi terhadap terjadinya disharmoni dalam keluarga. Sebab, keluarga bukan menjadi prioritas utama lagi bagi seorang ibu. Disharmoni yang dilakukan oleh sosok ibu juga ditemukan dalam diri seorang ibu asal Vietnam, yaitu Asien Alias Tran Thi Bich Han. Wanita yang kerap dipanggil Asien atau nama Vietnamnya yaitu Tran Thi Bich Han merupakan narapidana wanita yang dijatuhi hukuman mati pada tanggal 22 November 2011. Wanita yang mempunyai suami dan 3 orang anak ini melakukan tindak pidana yang berhubungan dengan narkoba. Ia telah menyelundupkan 1,104 kilogram sabu senilai Rp 2,2 miliar ke Indonesia melalui bandara Adie Soemarmo, Solo. Tak hanya itu, perempuan mantan Jurnalis ini sudah 9 kali menyelundupkan barang haram tersebut ke Indonesia. Wanita yang sudah dipenjara sejak tanggal 20 Januari 2012 di Lapas Wanita Bulu Semarang ini akhirnya dieksekusi mati pada hari Minggu tanggal 18 Januari 2015. (www.waspadaonline.com, diakses 20 Maret 2016)

5 Sikap seorang wanita dalam berita di atas sangat bertolak belakang apabila mengingat sosoknya sebagai seorang ibu yang sesungguhnya sangat mulia. Berita tersebut menjadi bukti bahwa, seorang ibu sudah lalai atau tidak memahami peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga. Yang lebih fatal lagi, berita tersebut hanya merupakan satu dari banyaknya sosok ibu yang memiliki sikap diluar karakternya sebagai seorang ibu yang dianggap mulia. Menurut informasi yang penulis dapatkan dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta kelas IIA wanita, jumlah narapidana wanita adalah 519 orang dan yang menjadi terpidana karena kasus narkoba adalah 80% atau 415 orang. Sebagian besar dari merekapun sudah berstatus sebagai seorang ibu di tengah keluarganya. Ada berbagai macam latar belakang yang sementara ini peneliti dapatkan mengenai alasan para ibu tersebut terjerat dalam kasus narkoba antara lain, masalah perekonomian yang tidak stabil, masalah dalam keharmonisan rumah tangga, ataupun tergiur pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dalam waktu relatif singkat. Dari beberapa fenomena tersebut, peneliti lebih tertarik untuk meneliti bagaimana sebenarnya persepsi wanita ibu rumah tangga yang menjadi narapidana di kelas IIA Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta terhadap peranannya di tengah keluarga, bertolak dari statusnya sebagai tahanan negara karena terlibat kasus narkoba, padahal seperti yang kita ketahui, ibu adalah makhluk mulia dan merupakan simbol dari cinta kasih. Dari uraian di atas, peneliti perlu mengadakan penelitian ilmiah untuk mengambil judul Persepsi Narapidana Wanita Yang Terjerat Kasus Narkoba

6 Terhadap Peranannya Sebagai Ibu Di Tengah Keluarga (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan). B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka masalah perlu diidentifikasi untuk menemukan rincian permasalahan agar langkah-langkah yang diambil serta hasil yang dicapai maksimal. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. 38 % Ibu di Indonesia masih belum mengerti cara mendidik anak dengan baik, yaitu masih menggunakan pola pengasuhan berdasarkan warisan, bukan pola pengasuhan konsep ramah anak. (survei KPAI) 2. 42 % Ibu di Indonesia lebih memilih karir daripada keluarga meskipun tidak memiliki masalah keuangan, sehingga dikhawatirkan berpotensi menggeser prioritas utama bagi Ibu. (survei Accenture) 3. 80 % atau 415 orang narapidana wanita di kelas IIA Lapas Tanjung Gusta Medan yang sebagian besarnya sudah berstatus sebagai seorang Ibu ditahan karena terlibat kasus kejahatan narkoba. Hal ini sangat bertolak belakang apabila mengingat karakter Ibu yang merupakan sosok mulia. (survei Lapas Tanjung Gusta Kelas II A Wanita Medan) 4. Ada berbagai macam masalah yang melatarbelakangi niat seorang Ibu sehingga terlibat dalam kasus narkoba, yaitu masalah ekonomi, keharmonisan rumah tangga, dan ingin menghasilkan banyak uang dalam waktu relatif singkat.

7 C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitian maka peneliti perlu membatasi masalah. Pambatasan masalah bertujuan untuk mempersempit ruang lingkup permasalahan agar topik yang akan dibahas menjadi terfokus, dan menjaga agar pemasalahannya tidak melebar. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah mengidentifikasi banyaknya masalah yang terjadi mengenai peranan ibu di tengah keluarga, agar peneliti dapat menemukan akar dari fokus permasalahan maka peneliti perlumembatasi masalah yang akan diteliti, yaitu : Persepsi Narapidana Wanita Yang Terjerat Kasus Narkoba Terhadap Peranannya Sebagai Ibu Di Tengah Keluarga (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan). D. Perumusan Masalah Setelah mengidentifikasi, maka masalah perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya. Maka peneliti merumuskan masalah, yaitu : Bagaimana Persepsi Narapidana Wanita Yang Terjerat Kasus Narkoba Terhadap Peranannya Sebagai Ibu Di Tengah Keluarga (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan)?. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktual mengenai persepsi narapidana wanita yang terjerat kasus narkoba terhadap

8 peranannya sebagai Ibu di tengah keluarga (studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan). F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi narapidana wanita agar lebih dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengenai peranan sebagai seorang ibu di tengah keluarga. b. Bagi Lembaga pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan agar lebih memperhatikan dan memberikan penyuluhan mengenai peranan wanita sebagai seorang ibu di tengah keluarga. c. Bagi peneliti lain agar dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai perananperanan lain yang perlu dilaksanakan sebagai seorang ibu di tengah keluarga. d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia pendidikan nonformal atau PLS khususnya bidang yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan.