BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Siswa sekolah menengah kejuruan pada dasarnya di persiapkan dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan, implikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar belakang masalah. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. melalui pengalaman atau latihan dan berlangsung secara aktif dengan. keluarga dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasakan bangsa. Pemerintahan yaitu Kementerian Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Sehingga menjadikan manusia tersebut menjadi pribadi yang berkualitas juga pribadi yang memiliki pola pikir yang luas. Sekolah sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat penting yang dimana sekolah merupakan lembaga formal yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Menurut Slameto (2015:113) menyatakan bahwa : Keberhasilan dari proses pendidikan dapat dilihat dari kesiapan kerja siswa yang telah lulus dari sekolah dengan bekal keahlian dan kemampuan yang didapat selama mengikuti proses pendidikan di sekolah. Kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Pada saat ini persaingan untuk masuk ke dunia kerja semakin tinggi. Karena dari tahun ke tahun setiap sekolah terutama SMK akan meluluskan siswa yang nantinya akan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di dunia kerja. Sedangkan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini jelas menjadi sebuah tantangan bagi para lulusan SMK, supaya bisa masuk di dunia kerja dan bersaing dengan para pencari kerja lainnya yang berasal dari lulusan SMA maupun perguruan tinggi. Untuk mencapai itu dibutuhkan sebuah kondisi yang disebut dengan kesiapan kerja. 1

2 antara lain: Menurut Hamalik (2007:94) Ada beberapa indikator dari Kesiapan kerja, Mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain, memiliki sikap kritis, mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti. Berdasarkan dokumen hasil penelusuran pada saat peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) yang dilaksanakan selama tiga (3) bulan di SMK Muhammadiyah 8 Medan tamatan SMK Muhammadiyah 8 Tahun 2015, diperoleh data seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 1.1 Data Alumni SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Kelulusan 2015 No Keterangan Jumlah Siswa Presentase (%) 1 Bekerja 30 29,4 % 2 Kuliah 24 23,6 % 3 Menganggur 48 47 % Total 102 100 % (Sumber Data: SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun kelulusan 2015). Dari data di atas dapat diketahui bahwa peserta didik yang menganggur sebesar 47 %. Sedangkan peserta didik yang menempati lapangan pekerjaan hanya 29.4%. Gejala ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti dilapangan masih banyak siswa yang tidak melakukan pertimbangan secara logis dan objektif pada saat mencari tempat prakerin yang sesuai dengan jurusannya, sehingga mereka tidak memiliki

3 pengalaman atau kesiapan kerja yang maksimal saat memasuki dunia kerja, mereka juga tidak memiliki sikap yang saling peduli terhadap sesama teman dalam melakukan kegiatan di tempat prakerin, siswa juga tidak memiliki ambisi dan semangat juang yang tinggi dalam mencari tempat prakerin apakah akan berdampak positif atau tidak untuk mereka dalam mempersiapkan dunia kerja, sebagian siswa juga sulit beradaptasi dengan karyawan di tempat prakerin. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan pengawasan yang diberikan pihak sekolah pada saat siswa melakukan praktek kerja lapangan di dunia usaha maupun dunia industri. Kondisi siap kerja dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi: kecerdasan, keterampilan, kecakapan, bakat, kemampuan, minat, motivasi, kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan keluarga, lingkungan kerja, rekan kerja hubungan dengan pimpinan serta gaji. Jadi praktek kerja lapangan dan lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi siap kerja seorang siswa. Penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana kesiapan kerja siswa SMK Muhammadiyah yang dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor praktek kerja lapangn dan lingkungan keluarga. Praktek kerja lapangan merupakan pola penyelenggaraan diklat yang dikelolah bersama-sama antara SMK dan dunia industri/dunia usaha yang ada. Pada hakikatnya pelaksanaan praktek kerja lapangan secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Tujuan dari praktek kerja lapangan pada dasarnya merupakan pemberian kesempatan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menghayati situasi sebenarnya supaya

4 dapat meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan kejuruan sebagai bekal memasuki lapangan kerja. Menurut Hamalik (2007:120-126) terdapat beberapa indikator dari praktek kerja lapangan, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti menyimpulkan bahwa praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah 8 Medan kepada seluruh siswa belum berhasil dan kurang dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa dikarenakan adanya kesalahan sistem praktek kerja lapangan dari sekolah. Masih banyaknya siswa yang tidak memahami penggunaan alat-alat yang ada di tempat prakerin dan tidak bertanya kepada instruktur tentang cara menggunakannya, siswa tidak dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh di sekolah kedunia industri karena kompetensi yang dimiliki kurang sesuai dengan dunia industri, masih banyak juga siswa yang hanya mendapatkan sedikit pengalaman karena bersikap tidak peduli dengan hasil prakerin yang dilakukan. Hal tersebut terjadi karena selama ini praktek kerja lapangan/industri masih sangat kurang mendapatkan perhatian dari pihak sekolah, siswa selalu mencari tempat/lokasi praktek sendiri. Hal tersebut yang mengakibatkan rendahnya keinginan para siswa untuk melakukan praktek kerja lapangan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel presentase nilai praktek kerja lapangan SMK Muhammadiyah 8 Medan, yaitu sebagai berikut :

5 Tabel 1.2 Presentase Nilai Praktek Kerja Lapangan Siswa SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 No Keterangan Nilai PKL Siswa Presentase (%) 1 Amat Baik (90-100) 10 9,8 % 2 Baik (80-89) 25 24,5 % 3 Cukup (76-79) 45 44,2 % 4 Buruk (> 76) 22 21,5 % Total 102 100 % (Sumber Data: Daftar Kumpulan Nilai Siswa (DKN) SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017). Dari data di atas dapat ketahui bahwa peserta didik yang mendapatkan nilai amat baik sebesar 9,8%, baik sebesar 24,5%, cukup sebesar 44,2% dan masih ada peserta didik yang mendapatkan nilai buruk sebesar 21,5%. Hal ini menunjukkan bahwa praktek kerja lapangan yang peserta didik lakukan belum sepenuhnya berhasil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, masih terdapat banyak siswa yang tidak peduli bahwa praktek kerja yang dijalani sesuai atau tidak dengan program keahliannya, bahkan praktek kerja yang dilakukan ada yang hanya terkesan formalitas saja untuk mendapatkan nilai. Selain faktor praktek kerja lapangan, faktor lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dorongan, bimbingan, keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi dari orang tua sehingga anak dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya demi perkembangannya di masa mendatang. Menurut Slameto (2015: 60-64) ada beberapa indikator dari lingkungan keluarga, yaitu : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

6 rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan keluarga yang positif dipercaya akan mempengaruhi kesiapan siswa dalam bekerja. Karena pada dasarnya keluargalah yang membentuk karakter anak. Cara orang tua mendidik dengan memberikan bimbingan kepada anak dan bersikap terbuka akan membuat siswa menjadi anak yang lebih mau belajar, dan mau menerima saran dari orang lain demi kebaikan dirinya kelak. Suasana rumah yang tenang dan tentram diharapkan pula mampu meningkatkan kesiapan kerja siswa nantinya. Serta relasi antar anggota keluarga, khususnya antara anak dan orang tua agar anak terbiasa menceritakan permasalahan yang dihadapinya ketika di sekolah, sehingga orang tua mampu memberikan masukan serta motivasi yang berguna untuk pilihan anak setelah lulus dari SMK. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti saat PPLT selama 3 bulan ditemukan ada beberapa siswa yang selalu mengalami keterlambatan dalam membayar uang SPP dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya yang kurang memadai. Selain itu kurangnya peran orang tua dalam melakukan pengawasan serta bimbingan terhadap anak juga menjadi permasalahan yang dialami oleh beberapa siswa SMK Muhammadiyah 8 Medan. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dari orang tua siswa sibuk dengan bekerja, sehingga komunikasi antara siswa dan orang tua hanya sebatas keperluan sekolah saja. Peran ataupun fungsi keluarga bukan hanya sebagai fungsi ekonomi yaitu orang tua yang selalu memenuhi kebutuhan hidup, seperti makan, minum, kesehatan, dan sebagainya. Akan tetapi orang tua juga harus memiliki fungsi fungsi lainnya yang sangat penting bagi anaknya. Diantaranya adalah fungsi

7 edukasi (pendidikan keluarga terhadap anak), proteksi (keluarga menjadi tempat perlindungan yang memberikan rasa nyaman), afeksi (keluarga membangun ikatan emosional yang kuat terhadap anak), serta sosialisasi (keluarga mengantarkan anak kedalam kehidupan sosial yang lebih nyata dan luas). Kurangnya pengawasan serta perhatian keluarga sangat mempengaruhi sikap pada anak, sehingga dapat mengakibatkan lemahnya mental anak. Selain itu juga dapat menyebabkan kemalasan dan ketidak pedulian anak terhadap pembelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah. Maka bertolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Praktek Kerja Lapangan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, berbagai masalah yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana lingkungan keluarga siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Apakah terdapat pengaruh praktek kerja lapangan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 4. Apakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 5. Bagaimana pengaruh praktek kerja lapangan dan lingkungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah yaitu Pengaruh Praktek Kerja Lapangan dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa di SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis dan Manajemen.

9 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh Praktek Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Apakah ada pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Apakah ada pengaruh Praktek Kerja Lapangan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Praktek Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh Praktek Kerja Lapangan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Bisnis Manajemen SMK Muhammadiyah 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

10 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut: a. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti tentang kesiapan kerja siswa khususnya tentang pengalaman praktek kerja lapangan dan lingkungan keluarga. b. Bagi Sekolah, dapat dijadikan masukan untuk mengetahui tolak ukur dalam mengembangkan profesional kerja serta memberikan dorongan kepada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 8 Medan. c. Bagi Siswa, dapat memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan kerja sehingga menambah kesadaran untuk dapat mempersiapkan sejak dini.