Pengertian intelegensi bermacam-macam dapat diartikan 1. Kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir

dokumen-dokumen yang mirip
BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

GEJALA-GEJALA JIWA 1. Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengantar Psikodiagnostik

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

BAB II KAJIAN TEORITIK

Pokok Bahasan 9 INTELIGENSI. Psikologi Umum By Hiryanto, M.si.

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan

LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PSIKOLOGI INDUSTRI. Berbagai Kemampuan Manusia. Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

Tes Inteligensi. Definisi Inteligensi, Sejarah Tes Inteligensi, Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi. Yenny, M.Psi., Psikolog.

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT INTELEGENSI MAHASISWA PG PAUD UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

VARIASI INDIVIDU. Y. JOKO DWI N. S.Psi,M.Psi,Psi

Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT

INTELIGENSI. Pertemuan pertama

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

BERPIKIR & INTELIGENSI

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog.

Oleh: Dra. Rahayu Ginintasasi, M. Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasilnya.

Peranan Intelegensi Terhadap Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Peserta Didik Dalam Pendidikan Jasmani

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

SEJARAH TES INTELIGENSI Pada awalnya telah dipraktekan oleh negara cina sejak sebelum dinasti Han, yang dilakukan oleh jenderal cina, untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

Menurut Davidoff (1987: ) ada tiga hal yang sering menyertai proses fikir yaitu:

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Cabang-cabang psikologi perkembangan fungsionalisme

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

SISTEM PAKAR PADA PERMAINAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) MENGGUNAKAN METODE BINET- SIMON BERBASIS ANDROID

Intelegensi: Konsep dan Pengukurannya

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

BAB II INTELIGENSI DAN PRESTASI BELAJAR

INTELEGENSI. Farida Agus Setiawati dan Rita Eka Izzaty

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata motivasi digunakan untuk menjelaskan suatu dorongan, kebutuhan, atau. keinginan untuk melakukan sesuatu (Slavin, 1991).

BAB III METODE PENELITIAN

Akselerasi 05/23/11. A. Konsep Cerdas Istimewa

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

BAB II KONSEP DASAR TUNAGRAHITA, MEDIA TANGGA BILANGAN, KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Taylor 2009). Menurut Croker, Kowalski, dan Graham dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa tidak menampilkan potensinya, maka ia termasuk underachiever.

INTELEGENSI SEBAGAI FAKTOR BELAJAR. Oleh : Maftuh

Pengertian. 4 Tes Inteligensi Diah Widiawati, M.Psi.

UPAYA PEMBERDAYAAN PESERTA DIDIK ISTIMEWA MELALUI PROGRAM AKSELERASI OLEH PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PSIKODIAGNOSTIK IV INTELIGENSI

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay

BAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dampak Ketunanetraan terhadap Fungsi Kognitif Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai


II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB II KAJIAN TEORETIK

KECERDASAN DAN BERPIKIR. Psikologi Umum 2

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

Pengertian Pengukuran

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul

Feresi Daeli ( )

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. manusia memiliki aktivitas fisik yang berbeda, otomatis kebugaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

DR. Didi Tarsidi, M.Pd., UPI. Dampak Ketunanetraan terhadap Pembelajaran Bahasa

BIMBINGA G N N P ADA S ISWA W DENGAN HAMBATA T N

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.

MENGENAL ANAK TUNAGRAHITA. anak yang biasa-biasa saja, bahkan ada anak yang cepat. Yang menjadi persoalan dalam

APLIKASI TES IQ PADA SD THERESIANA 02

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang tingkat kecerdasan (IQ) berkisar

2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental

1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA,

ARTIKEL ILMIAH DESKRIPSI PROSES RECALL SISWA TUNAGRAHITA RINGAN PADA MATERI TABUNG DI KELAS IX (INKLUSI) SMP N 6 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tes Inteligensi: WISC

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

Transkripsi:

Intelegensi

Intelegensi Pengertian intelegensi bermacam-macam dapat diartikan 1. Kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir 2. Kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru 3. Kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu Intelegensi tidak sama dengan IQ IQ hanya ratio yang diperoleh dengan menggunakan tes tertentu yang belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks.

Intelegensi berasal dari bahasa latin Intellegere : menghubungkan atau menyatukan satu sama lain ( to organize, to relate, to bind together) Menurut Stern ( kamus pedagogik : 53) Intelegence : daya menyesuaikan diri Intelegence : daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru yang mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.

Stern menitikberatkan pada adjustment terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Orang yang intelegen akan lebih cepat dan tepat akan menghadapi masalah-masalah baru bila dibandingkan dengan yang kurang intelegen. Thorndike (dalam Skinner:59 ) menyatakan orang dianggap intelegen bila responnya merupakan respon yang baik terhadap stimulus yang diterimanya respon sesuai dengan stimulus yang diterimanya

Ability Ability Kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan Daya kesanggupan untuk melakukan suatu perbuatan Ability Abstrak Konkrit

Adjustment penyesuaian diri Variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan Lewis hedison serman (Harriman : 58) Orang dianggap intelegen kalau dapat berpikir secara abstrak dan baik.

Faktor-faktor dalam intelegensi Faktor-faktor yang terdapat dalam intelegensi belum terdapat pendapat yang 100% sama Thorndike dengan teori multifaktor Intelegensi itu tersusun dari beberapa faktor yang terdiri dari elemen-elemen, dan tiap elemen terdiri dari atom. Tiap atom merupakan hubungan dari stimulus-respon. Jadi suatu aktifitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktifitas yang berkombinasi satu dengan lainnya.

Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu : General ability faktor G Special ability faktor S Teori Spearman dikenal dengan teori dwi faktor (two factor theory)

Menurut Spearman Faktor G dan faktor S ada pada setiap individu tetapi berbeda satu sama lain Faktor G didapati dalam semua performance (tingkah laku yang membuahkan suatu hasil, khususnya tingkah laku yang dapat mengubah lingkungan dengan cara- cara tertentu) Faktor S (special ability) merupakan faktor khusus (yang bersifat khusus), yaitu mengenai bidang tertentu. Jadi faktor S itu banyak. Misalnya : S1, S2, S3, dsb. Kalau pada diri seseorang faktor S dominan, maka pada diri orang tersebut akan menonjol dalam bidang tersebut.

Spearman membuat rumus mengenai performance tersebut : P = G + S Keterangan : P = Performance G = General Ability S = Special Ability

Karena S bersifat khusus, maka bila individu menghadapi persoalan yang berbeda maka S-nya juga akan berbeda. Misalnya : individu menghadapi 5 problem yang berbeda, maka secara skematis dapat dikemukakan : P1 = G + S1 P2 = G + S2 P3 = G + S3 P4 = G + S4 P5 = G + S5

Burt punya pandangan lain Selain General Ability (factor G) dan Special ability ( factor S) terdapat faktor lain yaitu Common Factor atau Common Ability disebut juga group factor merupakan sesuatu kelompok tertentu. Kemampuan, misalnya common ability dalam hal bahasa, berhitung, dsb. Jadi menurut Burt ada 3 macam factor, yaitu G, S, dan C yang akan menyertai individu dalam mengadakan performance.

Pengungkapan Intelegensi Pandangan masing-masing individu berbeda. Perbedaan kualitatif secara kualitatif berbeda Perbedaan Kuantitatif perbedaan materi yang diterima atau perbedaan dalam proses belajar.

Kedua pandangan diatas setuju bahwa masing-masing individu berbeda intelegensinya Persoalan timbul bagaimana mengetahui taraf intelegensi individu test intelegensi dapat mengungkap taraf intelegensi individu yang ditest. Orang yang pertama-tama menciptakan test intelegensi adalah Binet (1905). Kemudian berkembang dengan pesatnya.

Kemudian direvisi sendiri oleh Binet tahun 1908 (revisi I) kemudian revisi II tahun 1911. Tahun 1916 tes Binet di revisi dan di adaptasi yang terkenal dengan Revisi Terman dari Stamford University yang dikenal dengan Stamford Revision atau Stamford Binet. Revisi ini diadakan untuk menyesuaikan test itu dengan keadaan di Amerika dan digunakan penyesuaian

IQ = MA x 100 ( Anastasi 1976) CA 100 untuk menghindari angka pecahan. Test intelegensi mengalami perkembangan terus. Tahun 1939 Dacid Wechsler menciptakan Individual Intellegence Test yang terkenal dengan Wechsler Bellevue Intellegence Scale.

Tahun 1949 Wechsler menciptakan Test Intellegence Scale for Children. (WISC) Tahun 1955 menciptakan test IQ untuk orang dewasa WAIS. Wechsler Adult Intellegence ScaleIntelegensi Quotient (IQ)

Perbandingan tingkat kecerdasan suatu nilai yang diperoleh dari perbandingan umur kecerdasan dengan umur yang sebenarnya x 100. IQ anak tersebut : 6/5 x 100 = 120

Klasifikasi IQ 130 keatas : Very superior/sangat cerdas. 120 129 : Cerdas. 110 119 : Kecerdasan normal (Bright Normal). 100 109 90 99 : High Average. : Low Average.

Klasifikasi IQ 80 89 : Dull Normal (Slow Learner/lambat belajar). 70 79 : Borderline (kecerdasan kurang). 40 69 : Debil. 20 39 : Imbecil. 0 20 : Idiot. Debil ringan : 51 69 Debil berat : 41 50