PENGGUNAAN latar belakang dalam proses pembuatan VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING. Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Pembimbing: Ahmad Zaini, ST., MT Oleh: Saiful Yahya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

PERBANDINGAN KINERJA METODE MEDIAN FILTER DAN MIDPOINT FILTER UNTUK MEREDUKSI NOISE PADA CITRA DIGITAL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

APLIKASI TAPIS LOLOS RENDAH CITRA OPTIK MENGGUNAKAN MATLAB

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

Pendahuluan. Dua operasi matematis penting dalam pengolahan citra :

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

IMPLEMENTASI APLIKASI IMAGE WATERMARKING DENGAN METODE LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) BERBASIS BLACKBERRY TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengolahan Citra Berbasis Deteksi Tepi Prewitt Pada Gambar Gigi Manusia Image Processing Based On Prewitt Edge Detection For Human Dental Image

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

Simulasi Penyembunyian Error pada Citra Menggunakan Metode Multi Directional Interpolation (MDI)

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

ANALISIS DETEKSI TEPI CANNY PADA CITRA DENGAN GAUSSIAN FILTERING DAN BILATERAL FILTERING

BAB 2 LANDASAN TEORI. pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip engineering untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ESTIMASI LOCAL MOTION MENGGUNAKAN ALGORITMA PENCARIAN FOUR STEP. Rosida Vivin Nahari 1*, Riza Alfita 2 2 1,2

PERBAIKAN KWALITAS CITRA COVER BUKU PADA SISTEM PEMBACA SAMPUL BUKU BERBASIS SEGMENTASI CITRA UNTUK PENGEMBALIAN BUKU MANDIRI DI PERPUSTAKAAN

PENYEMBUNYIAN CITRA DALAM CITRA DENGAN ALGORITMA BERBASIS BLOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Steganografi Penyisipan Karakter dengan Teknik LSB dan Penempatan Bit mengikuti Langkah Kuda Catur (L-Shape)

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA DETEKSI TEPI METODE SOBEL DAN METODE CANNY PADA CITRA LUKISAN ABSTRAK

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

ANALISA PERBANDINGAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN END OF FILE (EOF) UNTUK STEGANOGRAFI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM STEGANOGRAFI BERBASIS SSB-4 DENGAN PENGAMANAN BAKER MAP UNTUK CITRA DIGITAL

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Teknik Penyisipan Pesan pada Kanal Citra Bitmap 24 bit yang Berbeda-beda

METODE GAUSSIAN SMOOTHING UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA MEDIS YANG BLUR

selanjutnya nilai alpha dan alpha matte atau key disebut dengan matte. Teknik segmentasi yang didasarkan pada perhitungan matte disebut image matting.

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

SAMPLING DAN KUANTISASI

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

Apa Compressed Sensing?

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Analisa Perbandingan Adaptif Median Filter Dan Median Filter Dalam Reduksi Noise Salt & Pepper

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 1-6 1

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

PERBANDINGAN CITRA DENGAN ALGORITMA DITHERING ZHIGANG FAN, SHIAU FAN DAN STUCKI SEBAGAI MASUKAN KRIPTOGRAFI VISUAL

Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif

Implementasi Noise Removal Menggunakan Wiener Filter untuk Perbaikan Citra Digital

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

Diperlukan suatu mekanisme dimana kita dapat mengukur performansi dari suatu proses pengolahan citra.

Transkripsi:

1 VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini, Abstrak Penggunaan gradasi yang halus pada penggabungan dua video pada proses video kompositing. Video terdiri dari gabungan citra yang disusun secara teratur sehingga menimbulkan gerakan yang berkesinambungan. Proses penggabungan video pada dasarnya sama dengan penggabungan citra diam, tetapi untuk lebih memperhalus video diperlukan filter yang berbeda dengan filter yang digunakan pada citra diam. Penggunaan filter pada bidang 2D untuk memperhalus penggabungan antara 2 buah citra. Sedangkan pada video diperlukan filter 3D. Pada penelitian ini fokus pada filter 3D poisson blending untuk meningkatkan intensitas. Poisson blending berasal dari turunan kedua persamaan Laplacian. Untuk menerapkan persamaan laplacian pada video digunakan metode konvolusi untuk menggabungkan matriks dengan citra. Pengujian dilakukan terhadap video yang memiliki latar homogen, gelap dan terang, baik untuk video sumber dan video target. Dari hasil pengujian didapat nilai PSRN terbaik pada video sumber berlatar gelap yang digabungkan dengan video target berlatar gelap dengan nilai PSRN mencapai 60, 0658 pada frame pertama dan kedua. Pada frame pertama video sumber dan target dioperasikan terhadap frame pertama matriks 3D poisson blending. Nilai intensitas berdasarkan PSRN pada frame 2 dan seterusnya cenderung naik kualitasnya hingga lebih dari 10 desibel, sedangkan berdasarkan MSE nilainya turun hingga 0,1 sehingga disimpulkan intensitasnya cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan frame pertama. Kata Kunci 3D poisson blending, intensitas, video kompositing, konvolusi Penggunaan latar hijau atau biru digunakan untuk kemudian digantikan dengan citra bergerak atau citra diampenggunaan persamaan Poisson pada citra digital diperkenalkan oleh Perez pada tahun 2003 yang menyatakan menggunakan generik mesin interpolasi berbasis pada pemecahan Poisson persamaan [1]. Gradien domain blending memecahkan masalah tersebut dengan mentransfer gradien patch sumber gambar ke gambar target tetap menjaga batas blending mulus dan mengoreksi perbedaan pencahayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan memecahkan persamaan Poisson, atau dengan interpolasi menggunakan Mean Value Coordinate (MVC). II. METODOLOGI PENELITIAN Input dari system berupa dua jenis citra, yaitu citra sumber dan citra target. Citra sumber adalah citra yang mengalami proses pemotongan latar belakang dan citra target merupakan citra yang tidak mengalami pemotongan latar belakang serta sebagai tempat penggabungan dengan citra sumber. I. PENDAHULUAN PENGGUNAAN latar belakang dalam proses pembuatan film dan dunia broadcast umum dilakukan untuk menghemat serta menambah tata artistic. Gambar 2: Keluaran RGB kinect Gambar 1: Penggunaan green screen pada proses syuting film (Foster, Jeff; 2010) Saiful Yahya Teknik Elektro Bidang Keahlian Jaringan Cerdas Multimedia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mochamad Hariadi Teknik Multimedia dan Jaringan Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail: mochar@ee.its.ac.id Ahmad Zaini Teknik Multimedia dan Jaringan Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail: zaini@ee.its.ac.id 1) Pengubahan Video menjadi citra tunggal jamak Pengubahan citra bergerak menjadi citra diam (tunggal) berprinsip bahwa video tersusun dari rangkaian citra diam yang ditampilkan secara berkesinambungan sehingga menimbilkan kesan citra bergerak. 2) Konversi Warna Citra target dan citra sumber diubah dari warna RGB menjadi Grayscale dengan persamaan (1). Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan penghitungan. S = r + g + b (1) 3 3) Poisson blending Poisson blending atau disebut juga operator laplace memiliki persamaan 2D seperti pada persamaan (2).

2 2 u 2 x + 2 u 2 = f(x, y) (2) y Jika dijadikan dalam bentuk matriks menjadi: [ 0 1 ] 0 1 4 1 0 1 0 (3) Dari matriks 2D di jasikan menjadi bentuk 3D matriks, sebagai berikut: [ 0 0 ] [ 0 0 1 ] [ 0 0 0 ] 0 0 1 0 1 6 1 0 1 0 (4) 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4) Konvolusi Operasi konvolusi matriks poisson blending terhadap image: f(x) g(x) = f(x)g(x α)αα (5) Dimana α merupakan dummy variable of integration dan g(x) adalah konvolusi kernel (dalam penelitian ini merupakan matriks 3D poisson). Konvolusi matriks dilakukan terhadap matriks T, T 1 dan T +1. Sebelum matriks dioperasikan konvolusi, matriks diubah menjadi vektor agar dapat dikonvolusikan. Konvolusi dilakukan pada masing-masing piksel citra sumber dan citra target terhadap matriks poisson. Hasil konvolusi citra sumber dan konvolusi citra target digabungkan untuk menghasilkan citra akhir. pada saat konvolusi terjadinya perubahan ukuran video menjadi bertambah 2 piksel, 1 piksel bertambah disisi kanan dan 1 piksel bertambah disisi bawah citra, hal ini diabaikan untuk memudahkan penghitungan. sempurna mendekati citra asli [2]. Untuk menentukan PSNR, terlebih dahulu harus ditentukan MSE (Mean Square Error). MSE adalah nilai error kuadrat rata-rata [3]. (MAX 2 ( ) 1 ) P SNR = 10. log 10 MSE = 20. log MAX1 10 MSE (6) Dimana satuan PSRN dinyatakan dalam decibel, MAX merupakan nilai maksimal intensitas, yakni 255. Dimana MSE dirumuskan sebagai berikut: MSE = 1 MN M y=1 x=1 M [I(x, y) I (x, y)] 2 (7) dimana M = panjang citra (dalam pixel), N = lebar citra (dalam pixel) sedangkan I(x, y) adalah nilai piksel dari citra cover dan I(x, y) merupakan nilai piksel pada citra. Semakin rendah Nilai MSE maka akan semakin baik, dan semakin besar nilai PSNR maka semakin baik kualitas citra. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada pengujian system yang terdiri dari citra sumber dan citra target dikondisikan dalam keadaan grayscale. Pengujian terbagi menjadi video sumber menggunakan latar homogeny, video sumber berintensitas gelap dan video target gelap, video sumber berintensitas terang dan video target gelap, video sumber berintensitas gelap dan video target terang dan video sumber berintensitas terang dan video target terang dengan dimensi 320 x 240 piksel. Berikut beberapa video yang dikategorikan berlatar terang: Gambar 3: Ilustrasi operasi konvolusi pada citra 5) e. PSNR(Peak Signal To Noise Ratio) dan MSE (Mean Square Error) PSNR (peak signal to noise ratio) merupakan nilai perbandingan antara harga maksimum dari citra hasil filtering dengan noise, yang dinyatakan dalam satuan desibel (db). PSRN dapat digunakan untuk mengevaluasi nilai intensitas citra. Jika nilai P SNR > 30, maka dapat dikategorikan bahwa performansi citra hasil bagus. Jika nilai P SNR > 50 maka dapat dikatakan bahwa persormansi citra hasil restorasi Gambar 4: Frame bagian dari video yang berlatar terang (1) Video yang berlatar gelap: Hasil dari pengujian data: Hasil pengujian terhadap beberapa kategori video berdasarkan gelap terang latar video dihasilkan:

3 Gambar 5: Frame bagian dari video yang berlatar terang (2) Gambar 8: Frame bagian dari video yang berlatar gelap (1) Gambar 6: Frame bagian dari video yang berlatar terang (3) Gambar 9: Frame bagian dari video yang berlatar gelap (2) Gambar 7: Frame bagian dari video yang berlatar terang (4) Gambar 10: Frame bagian dari video yang berlatar gelap (3)

4 Gambar 11: Frame bagian dari video yang berlatar gelap (4) Gambar 14: Frame bagian dari video hasil (3) Gambar 15: Frame bagian dari video hasil (4) Gambar 12: Frame bagian dari video hasil (1) Gambar 13: Frame bagian dari video hasil (2) Gambar 16: Grafis perbandingan antar frame sebagai berdasarkan parameter PSRN untuk mengetahui tingkat intensitas video

5 IV. KESIMPULAN Dari hasil pengujian didapat nilai PSRN terbaik pada video sumber berlatar gelap yang digabungkan dengan video target berlatar gelap dengan nilai PSRN mencapai 60, 0658 pada frame pertama dan kedua. Pada frame pertama video sumber dan target dioperasikan terhadap frame pertama matriks 3D poisson blending. Nilai intensitas berdasarkan PSRN pada frame 2 dan seterusnya cenderung naik kualitasnya hingga lebih dari 10 desibel, sedangkan berdasarkan MSE nilainya turun hingga 0,1 sehingga disimpulkan intensitasnya cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan frame pertama REFERENSI [1] P. P erez, M. Gangnet, and A. Blake, Poisson image editing, IEEE, 2003. [2] W. Handoko, E. Ardhianto, and E. Safriliyanto, Analisis dan implementasi image denoising dengan metode normal shrink sebagai wavelet thresholding analysis, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, vol. Vol. 16 no.1, pp. 56 63, 2011. [3] G. M. Male, Wirawan, and E. Setijadi, Analisa kualitas citra pada steganografi untuk aplikasi e-government, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi, vol. 15, 2012.