Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN DRILLING PERTAMINA EP JAMBI

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

: Anxiety, depression, shift work, stress.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

: Work fatigue, Shift work, Workload

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA KARYAWAN LAUNDRY DI KELURAHAN WARUNGBOTO KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

HUBUNGAN PENGALAMAN KERJA DAN KELELAHAN DENGAN KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

Unnes Journal of Public Health

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan variabel

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

Perbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN MENYETRIKA UNIT GARMEN PT APAC INTI CORPORA SEMARANG

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan, maka

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN, BEBAN KERJA, DAN SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. BATANG HARI TEMBESI KOTA JAMBI TAHUN 2016 Ummu Kalsum 1), Diah Merdekawati 2), Nur Hidayati Hasanah 3) 1). 2), 3) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Harapan Ibu Jambi ABSTRACT Fatigue is a problem that can afflict all workers in doing their jobs, the cause of fatigue is the intensity and duration of physical and mental work, work climate, noise, conflicts, nutritional status and health. The purpose of this study was to determine the relationship between noise, workload and shift work on fatigue in workers in the production department of PT. Batang Tembesi. This research is a quantitative descriptive research using cross sectional approach penelitian.sampel this study were selected by sampling technique total number of samples in this study were 62 workers on the production of this research using questionnaires, stopwacth and Sound Level Meter. Data were analyzed by chi -square equation ( ρ -Value = 0.05 ). This study shows a strong correlation between noise, workload and shift work on fatigue in workers with the noise level ( p - Value = 0.000 ), workload ( p - Value = 0.023 ), and shift work ( p - Value = 0.005 ), There is a relationship between noise, workload and shift work on fatigue in workers on the production line. Suggestions from this study and to anticipate a decrease in fatigue, control can be done by requiring workers to use personal protective equipment ( PPE ) such as ear plugs and ear muff. Key Words : Noise, Workload, Shift Work and Fatigue ABSTRAK Kelelahan merupakan masalah yang dapat menimpa semua tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya, penyebab terjadinya kelelahan yaitu intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, iklim kerja, kebisingan, konflik, status gizi dan kesehatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebisingan, beban kerja dan shift kerja terhadap kelelahan pada pekerja di bagian produksi PT. Batanghari Tembesi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan Cross Sectional penelitian.sampel penelitian ini dipilih dengan tehnik total sampling Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 62 tenaga kerja di bagian produksi Penelitian ini menggunakan kuesioner, stopwacth dan Sound Level Meter. Analisis data dengan chisquare persamaan (ρ-value = 0,05). Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang kuat antara kebisingan, beban kerja dan shift kerja terhadap kelelahan pada pekerja dengan tingkat kebisingan (p- Value=0,000), beban kerja (p-value=0,023), dan shift kerja (p-value = 0,005). Ada hubungan antara kebisingan, beban kerja dan shift kerja terhadap. Saran dari penelitian ini dan untuk mengantisipasi penurunan kelelahan, Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mewajibkan tenaga kerja untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti ear plug dan ear muff. Kata Kunci : Kebisingan, Beban Kerja, Shift Kerja dan Kelelahan JURNAL HEALTH CARE MEDIA 35

PENDAHULUAN Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Berdasar hasil riset yang dilakukan menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak kebanding wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun [1]. Berdasarkan survei awal pada bulan November 2015 kepada 6 pekerja di bagian produksi PT. Batanghari melalui wawancara diketahui bahwa 4 pekerja di bagian produksi basah mengalami kelelahan dengan berbagai keluhan seperti mengeluarkan keringat berlebih, mudah mengantuk dan rasa haus yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat, 2 pekerja di bagian produksi kering mengalami kelelahan pada saat bekerja dan proses kerja yang dilakukan diantaranya di bagian pengankutan dan penggilingan, ditambah pula dengan adanya perbedaan giliran kerja pagi dan malam. Uraian di atas dan data tingkat kebisingan yang diperoleh peneliti, maka peneliti penting untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Kebisingan, Beban Kerja dan Shift Kerja Terhadap Kelelahan pada Pekerja di Bagian Produksi PT. Batanghari Tembesi Kota Jambi Tahun 2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kebisingan, beban kerja dan shift kerja terhadap kelelahan pada pekerja di bagian produksi PT. Batanghari Tembesi Kota Jambi tahun Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Februari tahun Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kerja di bagian produksi basah dan kering berjumlah 75 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Perusahaan Batanghari Tembesi Kota Jambi tahun Hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kebisingan, Beban Kerja, Shift Kerja, Dan Kelelahan Pada Pekerja Di Bagian Produksi PT. Batanghari Tembesi Kota Jambi Tahun 2016 Variabel Jumlah Persentase (%) Intensitas Kebisingan Bising 34 54,8 Tidak Bising 28 45,2 Beban Kerja Berat 35 56,5 Ringan 27 43,5 Shift Kerja Pagi 29 46,8 Malam 33 53,2 Kelelahan Lelah 32 51,6 Tidak Lelah 30 48,4 JURNAL HEALTH CARE MEDIA 36

Dari 62 responden terdapat 54,8% responden yang terpapar oleh kebisingan, beban kerja yang berat sebanyak 56,5% responden, pekerja yang bekerja pada Shif malam sebanyak 53,2% responden dan terdapat 51,6% responden yang mengalami kelelahan. Analisis Bivariat Analisis bivariat bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dan independen. Uji statistik yang digunkan adalah uji Chi Square. Untuk kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan (derajat kepercayaan) 0,05. Penolakkan atas hipotesa apabila p-value < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna (Ho ditolak), sedangkan apabila p-value > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna. Berikut ini adalah hasil analisis bivariat yang merupakan hubungan antara beberapa variabel : Tabel 2. Hubungan Antara Kebisingan, Beban Kerja Dan Shift Kerja Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Di Bagian Produksi PT. Batanghari Tembesi Kota Jambi Tahun 2016 Kelelahan P Variabel Lelah Tidak Lelah Value Kebisingan Bising Tidak Bising Beban Kerja Berat Ringan Shift Kerja Pagi Malam n % n % n % 25 73,5 9 26,5 34 100 7 25,0 21 75,0 28 100 62 51,6 30 48,4 62 100 23 65,7 12 34,3 35 100 9 33,3 18 66,7 27 100 62 51,6 30 48,4 62 100 9 31,0 20 69,0 29 100 23 69,7 10 30,3 33 100 32 51,6 30 48,4 62 100 0,000 0,023 0,005 Hubungan Antara Kebisingan analisis diperoleh nilai p-value = 0,000 (p < signifikan antara kebisingan terhadap PT. Batanghari Tembesi kota Jambi tahun Dari hasil penelitian di PT. Batanghari Tembesi dengan lingkungan kerja yang ekstrim dan suara bising yang berasal dari sumber mesin seperti, mesin breaker dan mesin penggilingan. Pekerja bekerja di bagian produksi basah ataupun kering terpapar dengan tingkat kebisingan yang tinggi sehingga dapat menyebabkan pekerja mengalami sakit kepala dan mudah mengantuk, yang dapat menimbulkan rasa lelah. Kebisingan dapat mempengaruhi psikologis pekerja berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, cepat marah, kejengkelan dan kebingungan, bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, setress dan kelelahan. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 37

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya, kebisingan juga dapat menimbulkan efek berupa gangguan fisiologis berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, vertigo dan mualmual [2]. Upaya penanggulangan pada permasalahan ini adalah dengan melakukan pengecekan dan perawatan serta perbaikan mesin secara rutin, mewajibkan pekerja menggunakan APD seperti ear muff dan ear plug dan diperlukan kesadaran pekerja bahwa pentingnya penggunaan APD pada saat bekerja dengan cara melakukan upaya sosialisasi di tempat kerja dan memberikan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja agar pekerja mengenali bahaya yang akan terjadi, selain itu juga melakukan pengawasan kepada pekerja dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri. Hubungan Antara Beban Kerja analisis diperoleh nilai p-value = 0,023 (p < signifikan antara beban kerja terhadap PT. Batanghari Tembesi kota Jambi tahun Dari hasil penelitian di PT. Batanghari Tembesi dengan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja, aktivitas kerja yang monoton dan cara kerja yang tidak ergonomis yang dialami pekerja seperti di bagian penggilingan, pekerja melakukannya secara berulang-ulang atau terus-menerus dan kurangnya pengetahuan pekerja tentang cara kerja yang aman. Hal dapat menimbulkan rasa nyeri di punggung sehingga pekerja lebih merasa cepat lelah pada saat bekerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja dipengaruhi oleh kemampuan tiap-tiap pekerja yang berbeda walaupun pekerja bekerja ditempat yang sama dan dengan latar belakang pendidikan yang sama [3]. Hal ini diakibatkan karena semakin besar tingkat beban kerja pada karyawan maka dapat meningkatkan risiko kelelahan kerja. Faktor lain juga memungkinkan untuk terjadinya kelelahan pada responden yang disebabkan lingkungan fisik yang tidak ergonomis, kebisingan, tingkat subyektif suhu ruangan yang panas akibat aktivitas fisik yang panjang dan tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara meperhatikan kondisi tubuh dalam melaksanakan aktifitas kerja yang dilakukan setiap hari dan harus disesuaikan antara beban kerja dengan kemampuan kerja agar tidak menimbulkan kelelahan pada saat bekerja, membiasakan diri berolahraga ringan sebelum bekerja, dan pemberian waktu istirahat pada jam-jam tertetu disaat pekerja sedang bekerja karena dengan istirahat memberikan dampak pemulihan agar terhindar dari kelelahan akibat beban kerja yang berat dan monoton. Bentuk istirahat tidak hanya tidur tetapi juga dapat melakukan menenangkan otot-otot serta menghilangkan tekanan dalam bekerja. Hubungan Antara Shift Kerja analisis diperoleh nilai p-value = 0,005 (p < signifikan antara shift kerja terhadap kelelahan pada pekerja di bagian produksi PT. Batanghari Tembesi kota Jambi tahun Dari hasil penelitian tersebut pekerja yang bekerja pada shift malam tentu lebih mudah merasa lelah dan mengantuk. Pekerja pada shift malam lebih tinggi tingkat kelelahan, tekanan darah dan denyut nadinya dibanding dengan pekerja yang bekerja pada shift pagi, karena circadian ritme (jam dalam tubuh yang mengatur 24 jam siklus proses biologis) meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 38

Pekerja yang bekerja pada shift malam memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja, tekanan darah tinggi dan terkena beberapa permasalahan kesehatan seperti gangguan tidur, kelelahan, gangguan pencernaan dan gangguan sosial dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi) [4]. Upaya penanggulangannya dengan memberikan perhatian dalam hal pemberian makanan dan minuman yang bergizi terutama untuk menjaga stamina, waktu istirahat yang cukup, melakukan sistem rotasi cepat perubahan shift tiap 2-3 hari. Sedangkan di Indonesia terdapat sistem rotasi metropolitan rota 2-2-2 (pagipagi-siang-siang-malam-malam-libur-libur) dan continental rota 2-2-3 (pagi-pagi-siangsiang-malam-malam-malam-libur-libur. Sistem shift yang banyak digunakan adalah sistem shift dengan pengaturan jam kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari shift pagi (08.00-16.00), lima hari shift sore (16.00-24.00) dan lima hari shift malam (24.00-08.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir shift. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada penelitian ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara kebisingan terhadap 2. Ada hubungan antara beban kerja terhadap 3. Ada hubungan antara shift kerja terhadap DAFTAR PUSTAKA [1] Hariyono, Widodo. Suryani, Dyah, & Wulandari, Yanuk. Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja Dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta. Vol. 3, No. 3,2009. [2] Nopriadi. Saam, Zulfan. Juliyati, Riri. Hubungan Shift Kerja Dan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi Gilingan PT. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru. Vol 1, No 2,2014. [3] Wati, M. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Karyawan Laundry Di Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Vol.5, No.3,2011 [4] Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya. (edisi 2). Surabaya : Prima Printing JURNAL HEALTH CARE MEDIA 39