JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

Sunaryo 1,* Sekolah Dasar Negeri 2 Lugosobo, UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Gebang, Purworejo.

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DI SMK BINATAMA SLEMAN

PENGARUH MODEL STAD BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tepatnya pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

LISA ARDIANA A

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Balok Sempoa dalam Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa

OLEH : WIWIT WULANDARI NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. SAMIJO, M. Pd. 2. ERIF AHDHIANTO, M. Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008) mengemukakan mengenai metode penelitian pada

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PADA ANAK TUNAGRAHITA

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

Transkripsi:

Penggunaan Metode Value Clarification Technique (VCT) untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di SLB E Handayani Fadhisya Radzkymurti Sekarnegari dan Nandi Warnandi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email : nandiwarnandi@upi.edu Abstrak Anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani memiliki kedisiplinan yang rendah sehingga berdampak pada perilaku di sekolah seperti menganiayaa, tidak memakai seragam, tidak mengerjakan tugas, keluar kelas tanpa izin guru dan lain sebagainya. Rumusan masalah penelitian; Apakah penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani?. Tujuan Penelitian; 1) Memperoleh data tentang kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani sebelum diberikan Value Clarification Technique. 2) Memperoleh data tentang kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani sesudah diberikan Value Clarification Technique. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan Pre- Experimental Design. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan one group pretest-posttest design. Pada desain ini terdapat pretest (sebelum diberi perlakuan), pemberian perlakuan berupa stimulus dan posttest Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. Rekomendasi; 1) Bagi guru; dapat menggunakan Value Clarification Technique dalam pembelajaran terutama untuk meningkatkan kedisiplinan anak. 2) Bagi Orang tua; Sebaiknya membimbing anak dalam hal kedisiplinan dengan suasana kehangatan, tanpa adanya hukuman fisik yang terkesan menyiksa anak. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya; Agar melakukan penelitian tentang Value Clarification Technique terhadap kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda. Kata Kunci: Value Clarification Technique, Anak dengan hambatan emosi dan prilaku. Pendahuluan Perkembangan emosi sebagai peserta didik dalam proses belajar sangat penting terutama pada untuk anak tunalaras. Anak tunalaras memiliki perilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan sekitarnya, hal ini diakibatkan hambatan emosi dan perilakunya. Anak tunalaras perlu dibimbing dalam mengontrol emosi dan perilaku, sikap, dan kedisiplinan. Kedisiplinan diperlukan dalam diri seseorang terutama untuk mengontrol diri dalam berperilaku ketika berada di lingkungan tempat ia berada, termasuk mengontrol diri ketika anak berada di lingkungan sekolah. Kedisiplinan dapat diperoleh melalui latihan, agar anak dapat menentukan pilihan yang tepat dalam berperilaku didukung oleh suasana kehangatan dan bimbingan orang dewasa di sekitarnya. Hurlock (2013, hlm.82) mengemukakan bahwa disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple, yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Maka, disiplin yang 70

dimaksud adalah ketika seseorang belajar mengikuti orang dewasa secara suka rela tanpa adanya tuntutan. Lewis and Clark (dalam Kiprop, 2011, hlm.278) mengemukakan bahwa.. discipline is training that enables children to make appropriate choices in a climate of warmth and support. Kedisiplinan adalah latihan untuk anak menentukan pilihan yang tepat dalam berperilaku agar memunculkan perilaku yang tepat pula. Sehingga perilaku anak tidak akan menyimpang dari lingkungannya dan tidak membahayakan dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. Dalam menerapkan kedisiplinan di sekolah masih terdapat guru yang melakukan kekerasan sebagai hukuman agar anak disiplin, tak terkecuali ketika guru yang mengajar anak tunalaras. Anak tunalaras menurut Kauffman (dalam Somantri, 2012, hlm.140) adalah sebagai anak yang secara nyata dan menahun merespon lingkungan tanpa ada kepuasan pribadi namun masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat memuaskan pribadinya. Anak dengan hambatan emosi dan perilaku sering memunculkan masalah kenakalan remaja seperti, tawuran, tindakan asusila, pencurian, kekerasan, penganiayaan, pelanggaran terhadap aturan, penggunaan obat-obat terlarang, bahkan pembunuhan dan pada akhirnya keberadaan anak akan menimbulkan kecemasan bagi lingkungannya serta membahayakan bagi masyarakat sekitarnya. Anak dengan hambatan emosi dan perilaku di kelas VII SLB E Handayani memiliki kedisiplinan yang rendah sehingga berdampak pada perilaku yang dimunculkan di sekolah seperti menganiaya, baik kepada teman sebaya maupun yang lebih muda. Penolakan terhadap aturan oleh anak dengan hambatan emosi dan perilaku dapat dikatakan melebihi jika dibandingkan dengan anak pada umumnya, perilaku anak susah diatur dan memunculkan masalah sehingga membuat kerugian bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Diperlukan upaya yang tepat untuk membimbing anak dengan hambatan emosi dan perilaku. Upaya mendidik dan membimbing untuk meningkatkan kedisiplinan diperlukan suasana yang penuh kehangatan dan dukungan. Strategi atau metoda pembelajaran yang diperkirakan dapat membantu masalah kedisiplinan anak yaitu, Value Clarification Technique. Melalui penerapan Value Clarification Technique diharapkan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII SLB E Handayani mampu menerapkan kedisiplinan pada dirinya terutama dalam proses pembelajaran, sehingga anak mendapatkan suasana belajar yang baik di kelas dan ketika berinteraksi dengan teman, serta guru di sekolah. Metode Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi variable bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Value Clarification Technique, dan variable terikat dalam penelitian ini adalah kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan Pre- Experimental Design. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan one group pretest-posttest design. Pada desain ini terdapat pretest (sebelum diberi perlakuan), pemberian perlakuan berupa stimulus dan posttest (setelah diberi perlakuan). Desain one group pretest-posttest design disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Desain One Group Pretest-Posttest O1 X O2 71

Keterangan O1 = pretest (sebelum diberi perlakuan) X = Treatment O2 = posttest (sesudah diberi perlakuan) Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011, hlm.126). Peneliti membuat instrumen penelitian tentang kedisiplinan anak dalam pembelajaran PKn, Instrumen dalam penelitian ini menggunakan rating scale. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terstruktur. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan observasi adalah instrumen non tes berupa lembar pedoman observasi yang diisi oleh peneliti ketika mengamati sampel penelitian. Pembahasan Data hasil penelitian diperoleh dari skor pre-test dan posttest untuk mengukur kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII. Data yang diperoleh disajikan dalam diagram berikut : 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram 1 Skor Pre-Test Kedisiplinan Skor Kedisiplinan A Bm Dn RP R Sy Skor Kedisiplinan Pre-Test Diagram 1 menunjukkan skor kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII sebelum diberi perlakuan berupa penerapan Value Clarification Technique. Pada diagram, skor terendah yang diperoleh 36 dan skor tertinggi 55 dari skor 120. 72

120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram 2 Skor Post-Test Kedisiplinan Skor Kedisiplinan A Bm Dn RP R Sy Skor Kedisiplinan Post-Test Diagram 2 menunjukkan skor kedisiplinana anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII setelah diberi perlakuan berupa penerapan Value Clarification Technique. Pada diagram, skor terendah yang diperoleh 60 dan skor tertinggi 80 dari skor 120. Setelah diperoleh data pre-test dan post-test, dilakukan uji hipotesis sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan. Rumusan hipotesis penelitian adalah Apakah penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani? Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H 1 = Penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani H0 = Penerapan Value Clarification Technique tidak dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yakni terhadap H1 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : H 1 diterima : J hitung J tabel H 1 ditolak : J hitung > J tabel Data hasil yang diperoleh dari pre-test dan post-test kemudian dihitung melalui uji Wilcoxon disajikan dalam table berikut : Tabel 1 Kedisiplinan Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku No Sampel Skor Tanda Beda Rank Penelitian Pre-Test Post-Test (+) (-) 1. A 55 80 25 2 2 0 2. Bm 36 64 28 4,5 4,5 0 3. Dn 41 67 26 3 3 0 4. RP 40 60 20 1 1 0 5. R 39 67 28 4,5 4,5 0 6. Sy 39 69 30 5 5 0 Jumlah 20 0 73

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa penerapan penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. Perolehan skor terendah yang didapat dari hasil pre-test adalah 36 dan skor terendah dari hasil post-test adalah 60. Skor tertinggi hasil pre-test adalah 55 dan skor tertinggi dari hasil post-test adalah 80. Dari hasil pengolahan data yang menggunakan uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa J hitung = 0 J tabel = 0, maka H 1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. Value Clarification Technique menurut Sanjaya (2014, hlm.283) adalah teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. Pemberian Value Clarification Technique dilakukan dengan tiga tahap yakni, memilih, menghargai dan berbuat. Maka, disimpulkan Value Clarification Technique merupakan pembelajaran mengklarifikasi nilai untuk menentukan nilai yang baik dalam satu peristiwa melalui menganalisis nilai yang tertanam di dalam diri anak. Nilai-nilai yang ditanamkan dan ditingkatkan dalam hal ini adalah nilai-nilai kedisiplinan untuk anak dengan hambatan emosi dan perilaku. Pembelajaran perlu dukungan dari guru serta lingkungan sekolah ketika pembelajaran kedisiplinan. Value Clarification Technique dapat membantu anak meningkatkan nilai-nilai kedisiplinan yang tertanam dalam dirinya yakni kedisiplinan yang berkaitan dengan diri sendiri dan kedisiplinan yang berkaitan dengan orang lain. Kedua lingkup tersebut adalah Kedisiplinan yang berkaitan dengan diri sendiri dan Kedisiplinan yang berkaitan dengan orang lain. Peningkatan kedisiplinan anak yang berkaitan dengan diri sendiri ditunjukkan dengan anak selalu ikut berpartisipasi dalam berdoa ketika sebelum dan sesudah proses pembelajaran, anak mengikuti pembelajaran dengan antusias, anak mengerjakan tugasnya secara mandiri dan mengerjakan tugas hingga selesai. Peningkatan juga terdapat dalam kedisiplinan yang berkaitan dengan orang lain, yakni anak datang ke kelas tepat waktu, dan meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Penerapan Value Clarification Technique memiliki kelebihan, yaitu dapat meningkatkan nilai-nilai yang baik yang tertanam dalam diri seseorang, termasuk nilai-nilai kedisiplinan. Penerapan Value Clarification Technique dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan nilainilai kedisiplinan yang tertanam dalam diri anak sehingga dapat membantu anak mampu mengontrol diri berperilaku sesuai dengan lingkungannya serta membantu anak menjalani kegiatan sehari-hari dengan baik dan lancar. Anak juga memiliki hubungan harmonis dengan orang-orang di sekitarnya. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. Hal ini dapat terlihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan/treatment.menggunakan Value Clarification Technique. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh J hitung = 0 J tabel = 0, maka H 1 diterima, yang berarti penerapan bahwa Value Clarification Technique dapat meningkatkan kedisiplinan anak dengan hambatan emosi dan perilaku kelas VII di SLB E Handayani. 74

Daftar Pustaka Hurlock, E. (2015). Perkembangan Anak Jilid 2. (M. Tjandrasa, Trans.) Jakarta: Erlangga. Kiprop,CJ. (2011). Managing Discipline In Kenyan Schools: An Integrated Disciplinary Strategy Model, 278. Kirk, S. A. (1979). Educating Exceptional Children Third Edition. Boston: Houghton Mifflin Company. Sanjaya, W. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KENCANA. Somantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA. Willis, S. S. (2010). Remaja dan Masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja seperti narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung: Alfabeta 75