ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PRODICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Oleh: MAITRI YULIA NPM: 1210013411094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PREDICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Disusun Oleh: MAITRI YULIA NPM: 1210013411094 Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Padang, Mei 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Muhammad Sahnan, M.Pd M. Tamrin, S.Ag., M.Pd
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PREDICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Maitri Yulia 1, Muhammad Sahnan 1, M. Tamrin 1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email : maitriyulia54@yahoo.com Abstract This study was motivated by the lack of activities and learning outcomes of students in the learning process. The author will use the methode of Prediction Score to describe the increased activities and student learning outcomes, which based on classroom action study. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. The instrument of this study are the observation sheet of the student activities, the observation sheet of the teacher and the achievement test results. The result of this study showed for the activity of the expresion of the students in the first cycle 56,41% with 47,43 average value class. And the second cycle was 80,05% with 76,92 average value class. For the writing activity in the first cycle was 66,66% with 61,53 average value class. An the second cycle was 82,05% with 79,48 average value class. On the other hand, for the result of the first cognitive learning in the first cycle was 76,9% with 77,2 average value class. For the second cycle was 94,8% with 87,6 average value class. And the result of the second cognitive learning in the first cycle was 61,5% with 68 average value class. For the second cycle was 76,9% with 77,1 average value class. Based on the result above it can be said that this Guide Prediction models can be increase the activity and student learning outcomes. Keyword: activity, method of prediction guide, result of learning student PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses pembentukan peserta didik agar berkembang secara optimal yaitu berkembang setinggi mungkin, sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianutnya dalam masyarakat. Pendidikan bukanlah memaksakan kehendak orang dewasa (guru) kepada peserta didik, melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak, yaitu kondisi yang memberi kemudahan kepada anak untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Menurut Taufiq, dkk (2010:1.7) menyatakan, Bahwa tujuan pendidikan di sekolah dasar dewasa ini harus sesantiasa dikaitkan dengan pendidikan dasar karena sekolah dasar merupakan bagian dari sistem (sobordinasi) pendidikan dasar. Pendidikan dasar adalah bagian dari pendidikan nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 tahun sisekolah dasar (SD) dan 3
tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) ataupun satuan pendidikan yang sederajat. Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 21 September 2015 dengan guru kelas IV D Ibu Hermayenni, diperoleh informasi bahwa hasil belajar IPS yang masih rendah dan sering menjadi kendala dalam menentukan keberhasilan siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah rendahnya aktivitas atau kemampuan siswa dalam menulis materi pelajaran tentang menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat dimana dari orang siswa hanya 16 orang (41,2%) siswa yang menulis materi pembelajaran, kurangnya aktivitas atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, diantara orang siswa tersebut ada beberapa orang siswa yang masih belum tuntas, kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran berlangsung dimana hanya 19 orang (48,71%) siswa yang mau bertanya sedangkan 21 orang (53,84%) siswa hanya diam saja, kurangnya aktivitas atau pengetahuan siswa dalam mengemukakan pendapat dimana dari orang siswa hanya 14 orang (35,89%) siswa yang dapat menyebutkan contoh bagaimana cara menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat dan 13 orang (33,33%) siswa merasa takut salah dalam mengemukakan pendapat, takut dipermalukan dan takut mendapat hukuman. Disaat pembelajaran berlangsung guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Seperti diketahui metode ceramah adalah metode yang berpusat kepada guru. Selain itu selama pembelajaran guru cenderung tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan setelah guru menjelaskan pelajaran hal ini terbukti pada saat guru memberikan latihan kepada siswa dimana hanya 18 orang (46,15%) siswa yang mendapatkan nilai yang memuaskan sedangkan 22 orang (53,84%) siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Rendahnya hasil belajar IPS siswa juga terlihat dari hasil UH II pada siswa kelas IV di SDN 10 Sungai Sapih Padang pada Tahun Ajaran 2015/2016. Mayoritas siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) yaitu 76. Dari 40 orang siswa kelas IV hanya 15 orang (38,46%) siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai 24 orang (61,53%) siswa belum mencapai KKM. Dengan demikian pelaksanaan UH II pada tahun ajaran 2015/2016 belum terlaksana secara optimal dan belum mencapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk memecahkan masalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Prediction Guide pada siswa Kelas IV di SDN 10 Sungai Sapih Padang. Berdasarkan batasan masalah tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas mengemukakan pendapat siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang? 2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas menulis materi pelajaran siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang? 3. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif tingkat pengetahuan (C1) siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang? 4. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas mengemukakan pendapat siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide pada di SDN 10 Sungai Sapih Padang. 2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas menulis materi pelajaran siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang. 3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif tingkat pengetahuan (C1) siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang. 4. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Prediction Guide di SDN 10 Sungai Sapih Padang. KERANGKA TEORITIS Menurut Hamalik (2001:27) Belajar adalah modifikasi atau mmperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as te modification or strengthening of behavior throug experiencing) Menurut Trianto (2010:17) mengatakan, bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan
terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Trianto (2011:173) IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab utamanya adalah membentu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan untuk berpatisipasi dalam kehidupan masyarakat yang baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Menurut Istarani (2012:204), model Prediction Guide atau (tebak pel ajaran) adalah pelajaran yang dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pelajaran. Sedangkan menurut pendapat Suprijono (2013:111) mengatakan bahwa model Prediction Guide (tebak pelajaran) merupakan metode pelajaran dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran. Ini adalah model yang digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir. Sardiman (2011:96), menyatakan, bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Menurut Hamalik (2007:30), Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah istilah dari penelitian tindakan kelas (PTK) sudah dikenal sejak tahun 1910, lahir dari sebuah inspirasi ilmiah yang diadvokasi oleh Filfus John Dewey dalam bukunya berjudul How We Think and The Source of a Science of Edocation. PTK merupakan sebuah proses pengamatan reflektif terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dikatakan sebuah proses karena PTK dilakukan harus melalui 4 (empat) tahap yang tersusun menjadi sebuah siklus, yaitu tahap perencanan ( Planning), pelaksanaan (action), pengamatan ( observation) dan refleksi (reflection). Menurut Jalil (2014:6 ), PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif karena PTK dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan dan keunggulankeunggulan yang dilakukan oleh guru, sekaligus sebagai peneliti, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 10 Sungai Sapih padang Kecamatan
Kuranji, Jln. By Pass Km 8 Balai Baru Padang. Sekolah ini dipilih karena sekolah bersedia menerima inovasi pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. 1. Observasi Menurut Sudjana (2009:84), Observasi atau pengamatan yaitu sebai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. 2. Tes Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi didalam kelas terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran. 3. Dokumentasi Bukti untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan peneliti kelas IV SDN 10 Sungai Sapih Padang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Siklus I Pengamatan (observasi) di lakukan sisetiap kali petemuan. hasillembar kegiatan guru di amati oleh guru kelas IV yang betindak sebagai observer pertama yaitu Ibu Hermayenni, Ama. Pd. dan lembar aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat yaitu Intan Puspita Sari sebagai Observer kedua. 1. Lembar observasi aktivitas siswa Data hasil observasi ini didapat melalui lembar observasi aktivitas siswa dan digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Prediction Guide. Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal Pertemuan 1 1. Aktivitas mengemukakan pendapat siswa 15 X 100% = 38,46% 2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa Pertemuan 2 22 X 100% = 56,41% 1. Aktivitas mengemukakan pendapat siswa 22 X 100% = 56,41% 2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa 26 X 100% = 61,53% Rata-rata persentase aktivitas siswa: Pertemuan 1 38,46 + 56,41 = 47,43% 2 Pertemuan 2 56,41 = 66,66 2 = 61,53%
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa akan disajikan dalam tabel 1 berikut. Tabel 1: Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Prediction Guide di Kelas IV Indikator Pertemuan Ke Rata-rata 1 2 Persentase Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa A 15 38,46 22 56,41 47,43% B 22 56,41 26 66,66 61,53% Jumlah Siswa Keterangan: Indikator A : Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat Indikator B : Aktivitas siswa dalam menulis materi pelajaran Berdasarkan tabel I dapat dikemukakan persentase aktivitas siswa pada bagian yang diamati dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Siswa yang dalam mengemukakan pendapat pada pertemuan I siklus I berjumlah 15 siswa dengan persentase 38,46%, sedangkan, pada pertemuan 2 siklus I berjumlah 22 siswa dengan persentase 56,4% sehingga diperoleh persentase rata-rata meningkat sekitar 47,4 dengan kategori kurang 2. Siswa yang melakukan aktivitas menulis materi pelajaran pada pertemuan I siklus I berjumlah 22 siswa dengan persentase 56,4% sedangkan pada pertemuan 2 siklus I berjumlah 26 persentase siswa dengan 66,6% sehingga diperoleh rata-rata persentase meningkat sekitar 61,5 dalam kategori sangat baik. 2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Jumlah skor yang diperoleh guru X 100 Pertemuan 1 Pertemuan 2 12 X 100% = 60% 20 14 X 100% = 70% 20 Rata-rata persentase aktivitas guru: Tabel 2. 60 + 70 2 = 65% Persentase Aktivitas Guru dalam Pembelajran IPS melalui Model Prediction Guide pada Siklus I No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1 I 12 60 % 2 II 14 70 % Rata-rata 65 % Target 75 % Tabel 2 persentase guru dalam mengelola pembelajaran. Pada siklus I pertemuan I terlihat dengan jumlah skor yang diperoleh yaitu 12 dengan persentase 60% pada pertemua II diperoleh skor dengan 14 dan persentase 65% sehingga memiliki ratarata pesentase 70% sehingga sudah dikatakan cukup baik tetapi belum mencapai indikator keberhasilan karena guru belum melakukan
keseluruhan indikator aktivitas guru yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. 3. Data Hasil Belajar Pada akhir siklus I, guru memberikan tes kepada siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran IPS melalui model Prediction Guide. Hasil belajar diperoleh melalui tes berupa ulangan harian yang diberikan kepada siswa pada pertemuan tanggal 1 Maret 2016. Persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini: Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal 27 x 100% = 69,23% X = x n X = 2779 = 71,25 Tabel 3: Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I Uraian Nilai Target Jumlah siswa yang mengikuti tes - Jumlah siswa yang tuntas 27 - Jumlah siswa yang tidak tuntas 12 - Rata-rata nilai tes 71,25 Presentase 69,23% 75% Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan tes belajar siswa belum mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari orang siswa yang mengikuti tes hanya 27 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan 12 orang lainnya belum mencapai kriterian ketuntasan yang telah ditentukan Dalam target ketuntasan belajar yang diterapkan oleh peneliti pada indikator keberhasilan, ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 75% dari jumlah siswa pada siklus I belum mencapai target ketuntasan belajar (baru mencapai 69,23%). Oleh karena intu peneliti ingin meningkatkannya pada siklus II untuk mencapai Target ketuntasan secara klasikal Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal Hasil belajar ranah kognitif (C1) 30 x 100% = 76,89% X = x n X = 3014 = 77,2 Hasil belajar ranah kognitif (C2) 24 x 100% = 61,5% X = x n X = 2654 = 68
Tabel 4 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siklus I Uraian Nilai Target C1 C2 Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa 30 24 yang tuntas Jumlah siswa 9 15 yang tidak tuntas Rata-rata nilai 77,27 68 tes Presentase ketuntasan 76,89% 61,5% 75% Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan tes belajar Ranah kognitif (C1) siswa sudah mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari orang siswa yang mengikuti tes hanya 30 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan 9 orang lainnya belum mencapai kriterian ketuntasan yang telah ditentukan. Sedangkan persentase ketuntasan tes belajar Ranah kognitif (C2) siswa belum mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari orang siswa yang mengikuti tes hanya 24 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan 15 orang lainnya belum mencapai kriterian ketuntasan yang telah ditentukan Dalam target ketuntasan belajar yang diterapkan oleh peneliti pada indikator keberhasilan, ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 75% dari jumlah siswa. Sedangkan ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada sisklus I belum mencapai target ketuntasan, hal ini disebabkan beberapa kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada aspek guru: (a) guru belum maksimal dalam menjelaskan pelajaran, (b) gur u masih kurang terampil dalam menggunakan model Prediction Guide, (3) guru kurang mampu menguasai kelas selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak terkontrol secara maksimal. Aspek siswa juga memiliki beberapa kelemahan yaitu: (a) siswa masih belum bisa menebak atau menulis kata-kata kunci tentang pembelajaran dengan baik, (b) kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang disampaikan, kebanyakan dari mereka hanya ribut saja dan hanya sebagian siswa yang pemperhatikan selama pembelajaran berlangsung, (c) siswa masih kurang mengarti dengan model pembelajaran yang dipakai sehingga banyak siswa yang tidak dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik. Oleh karena itu peneliti ingin meningkatkannya pada siklus II untuk mencapai target ketuntasan belajar secara klasikal. 2. Hasil Penelitian Siklus II 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi tiap pertemuan pada siklus II secara umum penulis susdah melaksanakan dan menerapkan model pembelajaran Prediction
Guide dengan baik. Suasana kelas sudah berlangsung tertip, terkendali dan kondusif. Dengan demikian proses pembelajaran sudah berlangsung seperti yang diharapkan. Keberhasilan dari aktivitas guru dengan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal Pertemuan 1 1. Aktivitas mengemukakan pendapat siswa 28 X 100% = 71,79% 2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa Pertemuan 2 30 X 100% = 76,92% 1. Aktivitas mengemukakan pendapat siswa 32 X 100% = 82,05% 2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa 32 X 100% = 82,05% Rata-rata persentase aktivitas siswa: Pertemuan 1 71,79 + 82,05 = 76,92% 2 Pertemuan 2 76,92 + 82,05 2 = 79,48% Tabel 5: Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Prediction Guide di Kelas IV Indikator Pertemuan Ke Rata-rata 1 2 Persentase Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa A 28 71,79 32 82,05 76,92 B 30 76,92 32 82,05 79,48 Jumlah Siswa Keterangan: Indikator A : Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat Indikator B : Aktivitas siswa dalam menulis materi pelajaran 1. Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat pada siklus I dengan rata-rata persentase 47,43% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76,92% dengan kategori baik 2. Siswa yang melakukan aktivitas menulis materi pelajaran pada siklus I dengan rata-rata persentase 61,53% sedangkan pada siklus II meningkat dengan persentase rata-rata 79,48 dengan kategori sangat baik. 2. Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Guru Jumlah skor yang diperoleh guru X 100 Pertemuan 1 17 X 100% = 85% 20
Pertemuan 2 18 X 100% = 90% 20 Rata-rata persentase aktivitas guru: 85 + 90 2 = 87,5% Tabel 6: Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Guru No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1 I 17 85% 2 II 18 90% Rata-rata 87,5 % Target 75 Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan guru pada siklus II mencapai 87,5% berada dalam keberhasilan sangat baik pada aktivitas guru dan keberhasilan siswa pada siklus II mencapai 82,05%. Pencapaian ini terjadi disebabkan oleh penempilan guru sudah baik dan menunjukan peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Peningkatan skor pengelolaan pelaksanaan pembelajatan oleh penghitungan waktu dalam pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa dalam belajar serta guru mengusahakan agar terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa. Hal ini diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dari aspek guru dan aspek siswa. peningkatan aktivitas siswa terlihat dari hasil observasi, hasil abservasi ini melalui lembar observasi aktivitas siswa, dan digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. 3. Data Hasil Belajar Pada akhir siklus II, guru memberikan tes kepada siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran IPS melalui model Prediction Guide. Hasil belajar diperoleh melalui tes ulangan harian yang diberikan kepada siswa pada tanggal 15 Maret 2016. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal 31 x 100% = 79,48% X = x n X = 3162 = 81,07% Tabel 7 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II Uraian Nilai Target Jumlah siswa yang mengikuti tes - Jumlah siswa yang tuntas 31 - Jumlah siswa yang tidak tuntas 8 - Persentase ketuntasan 79,48 % 75% Rata-rata nilai tes 81,07 76 Berdasarkan tabel 7. Tersebut dapat dilihat persentase tes hasil belajar siswa sudah mencapai target (75%). Dapat digambarkan bahwa jumlah siswa yang mengikuti tes akhir belajar siklus II berjumlah siswa dan sebanyak 31 orang siswa dikatakan tutas dengan persentase 79,48% yang dikatakan sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75%. Sedangkan 8 orang siswa lainya belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan persentase 20,51%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal Hasil belajar ranah kognitif (C1) 37 x 100% = 94,8% X = x n X = 3420 = 87,6 Hasil belajar ranah kognitif (C2) 30 x 100% = 76,9% X = x n X = 3008 = 77,1 Tabel 8 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siklus II Uraian Nilai Target C1 C2 Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa 37 30 yang tuntas Jumlah siswa 2 9 yang tidak tuntas Presentase 94,8% 76,9% 75% ketuntasan Rata-rata nilai tes 87,6 77,1 76 Berdasarkan tabel 8. Tersebut dapat dilihat persentase tes hasil belajar siswa sudah mencapai target (75%). Dapat digambarkan bahwa jumlah siswa yang mengikuti tes akhir belajar koknitif (C1) pada siklus II berjumlah siswa dan sebanyak 37 orang siswa dikatakan tutas dengan persentase 94,8% yang dikatakan sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75%. Sedangkan 2 orang siswa lainya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan persentase 5,1%. Sedangkan penilaian pada ranah koknitif (C2) siswa yang mengikuti tes pada siklus II berjumlah siswa dan sebanyak 30 orang siswa dikatakan tutas dengan persentase 76,9% yang dikatakan sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75%. Sedangkan 9 orang siswa lainya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan persentase 23%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa ada ranah kognitif (C1 dan ranah kognitif (C2) mengalami peningkatan. PEMBAHASAN 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.. Persentase rata-rata aktivitas siswa pada umumnya mengalami peningkatan. Pembelajaran melalui model Prediction Guide dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat persentase rata-rata aktivitas siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II.
Tabel 9. No Aspek Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS pada siklus I dan Siklus II Rata-Rata Persentase Siklus I Siklus II 1 A 47,43 82,05 Keterangan Mengalami kenaikan (34,62) 2 B 61,53 82,05 Mengalami kenaikan (20,58) Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model Prediction Guide yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata persentase untuk masing-masing indikator keberhasilan siswa yang telah ditetapkan. Aktivitas siswa untuk indikator aktivitas mengemukakan pendapat pada siklus I dengan persentase 47,43% kemudian meningkat pada siklus II dengan persentase 82,05% begitu juga pada aktivitas siswa dalam menulis materi pelajaran mengalami peningkatan pada siklus II dari 62,53% meningkat menjadi 82,05%. Sehingga diperoleh peningkatan pada siklus I dalam aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat mengalami peningkatan sebesar 34,62% sedangkan aktivitas menulis materi pelajaran mengalami peningkatan sekitar 20,58%. 2. Aktivitas Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Persentase rata-rata guru dalam melaksanakan proses pembelajaran terjadi peningkatan melalui model Prediction Guide ini. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 10. Persentase Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II: Siklus Pertemuan I II 1 60,00 85,00 2 70,00 90,00 Rata-Rata 65,00 87,5 Meningkat Sekitar 20% Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui model Prediction Guide ini dapat meningkatkan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan persentase aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II, mengalami peningkatan dari 65,00% menjadi 87,5% dikategorikan dalam kategori sangat baik. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Tabel 11 Perbandinga Persentase Ketuntasan Hasil Belajar siswa dari Siklus I dan II No 1 Aspek Hasil Belajar Siswa Rata-Rata Persentase Siklus I Siklus II Ket Mengalami 71,25% 81,07% kenaikan (9,8%) Berdasarkan tabel. 11 tersebut dapat terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sekitar 9,8%, yang mana peningkatan itu terjadi pada siklus I sekitar 71,25% menjadi 81,07% pada siklus II. Ini membuktikan bahwa
ketuntasan hasil belajar sudah mencapai target yang diharapkan peneliti. Ini membuktikan model Prediction Guide dapat meningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Tabel 12 Perbandinga Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siswa dari Siklus I dan II No 1 2 Aspek Ranah Kognitif (C1) Ranah Kognitif (C2) Rata-Rata Persentase Siklus I Siklus II 76,9% 94,8% Ket Mengalami kenaikan (17,9%) 61,5% 76,9% Mengalami kenaikan (15,4%) Berdasarkan Tabel 12 tersebut dapat terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar ranah kognitif (C1) siswa mengalami peningkatan 17,9%, yang mana peningkatan itu terjadi pada siklus I 76,9% menjadi 94,8% pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar ranah kognitif (C2) siswa mengalami peningkatan 15,4%, yang mana peningkatan itu terjadi pada siklus I 61,5% menjadi 76,9% pada siklus II. Ini membuktikan bahwa ketuntasan hasil belajar sudah mencapai target yang diharapkan peneliti. Ini membuktikan model Prediction Guide dapat meningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Bahwa hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa untuk setiap indikator yang telah ditetapkan yaitu peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dengan rincian sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan dengan menggunakan model Prediction Guide pada aktivitas mengemukakan pendapat siswa dalam pembelajaran IPS dikelas IV yang mana mengalami peningkatan dari siklus I dengan rata-rata nilai kelas 47,43 dengan persentase sebesar 56,41 % dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 76,92 dengan persentase sebesar 82,05%. 2. Terjadi peningkatan dengan menggunakan model Prediction Guide pada meningkatkan aktivitas menulis materi pelajaran yang mana mengalami peningkatan dari siklus I dengan ratarata nilai kelas 61,53, dengan persentase sebesar 66,66% dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 79,48 dengan persentase 82,05%. 3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah Kognitif (C1) dengan menggunakan model Prediction Guide yang mana mengalami peningkatan pada siklus I dengan dengan rata-rata nilai kelas 77,2 dengan persentase
sebesar 76,9% dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 87,6 dengan persentase 94,8%. 4. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah Kognitif (C2) dengan menggunakan model Prediction Guide yang mana mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata nilai kelas 68 dengan persentase sebesar 61.5% dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 77,1 dengan persentase 76,9%. B. Saran Berdasarkan disarankan kepada: hasil analisis data dapat 1. Siswa agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan siswa melalui model Prediction Guide ini sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. 2. Guru SD disarankan untuk menggunakan model Prediction Guide dalam melaksanakan sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan hasil pembelajaran IPS lebih menarik. 3. Sekolah supaya melengkapi sarana prasarana yang memadai untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara. Istarani. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Jalil, Jasman. 2014. Pandukan Mudah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Prestasi Pustaka. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali pers Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdokary Suprijono, Agus 2013. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar.2007. ProsesBelajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.