BUTUHNYA PERHATIAN KHUSUS UNTUK KERNMANTLE PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING UNIVERSITAS TELKOM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN ANTROPOMETRI TANGAN USIA 18 SAMPAI 22 TAHUN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN

KETERKAITAN ERGONOMI DENGAN GUNTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PEMBUATAN

LEMBAR KUESIONER. : Permohonan Mengisi Lembar Kuesioner. Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan tentang Penggunaan Kacamata Las

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB II METODE PERANCANGAN

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT.

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar


BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

ANALISIS AKURASI DIMENSI HASIL PROSES VACUUM THERMOFORMING DENGAN VARIASI KETINGGIAN MOLD ALUMINUM

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PRODUK ALAT BANTU MENGGULUNG KARPET / SAJADAH MASJID PRODUCT DESIGN OF TOOLS FOR ROLLING CARPET / SAJADAH MOSQUE

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB VI PERANCANGAN DAN ANALISIS

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan dan Analisis

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

SIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

LAMPIRAN A KUESIONER

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB I PENDAHULUAN L-1

PERANCANGAN ALAT PEMBERSIH DALAM TOREN AIR DENGAN MENGGUNAKAN ASPEK ERGONOMI

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITAN

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

Nokia Holder Easy Mount HH-20 dan CR-114/115

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

ISSN : e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 Page 114

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II METODE PERANCANGAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

DESAIN PRE-CAST PROFIL BERBASIS CUSTOMER NEEDS

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi


3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

MATERI DAN METODE. Prosedur

Transkripsi:

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 921 BUTUHNYA PERHATIAN KHUSUS UNTUK KERNMANTLE PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING UNIVERSITAS TELKOM KERNMANTLE QUICKNESS SPECIAL ATTENTION TO THE SPORT OF ROCK CLIMBING TELKOM UNIVERSITY Oktofrits Theopneustia Sekeon¹ ¹Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Prodi ¹vriits@gmail.com Abstrak Peralatan panjat tebing yang disebut dengan kernmantle merupakan peralatan yang sangat vital bagi seorang pemanjat. Untuk menjaga kualitas kernmantle dibutuhkan alat pembersih agar kernmantle tetap aman dan baik saat digunakan. Tujuan perancangan agar dapat membantu dan memudahkan para pemanjat tebing untuk merawat kernmantle dari segi kebersihan. metode yang digunakan menggunakan metode deskriptif melalui pengumpulan data dengan teknis pengamatan, wawancara, dan kuesioner. Untuk itu perlunya studi yang mendalam mengenai material sikat sebagai alat pembersih kernmantle dengan karakteristik lebih lembut dan teknik penyatuan setiap material. Kata kunci : panjat tebing, kernmatle, kebersihan Abstract Rock climbing walfare which is called kernmantle is very important tool for a rock climber. For maintaining the quality of kernmantle is needed a cleaner, so it keeps safety and good for usage. The aim of cleaner design is to help and to make easy for the rock climbers in maintaining the cleanness of kernmantle. The method used is a Descriptive Method through the accumulation of data with technical observation, interview, and questionnaire. Therefore, it is necessary to study deeply about brush material as a kernmantle cleaner which has the soft characteristic and any materials unification technique. Keywords: rock climbing, kernmantle, cleanliness 1. Pendahuluan Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan rock climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga alam dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan teknik dan peralatan khusus untuk bisa melewatinya. Ada pun peralatan yang biasa di gunakan dalam pemanjatan antara lain harness, runner, kernmantle, carabiner, figure of eight, sepatu, helm, pengaman sisip, sling webbing. Dari berbagai macam jenis peralatan panjat tebing, kernmantle adalah peralatan yang paling sering kotor. Kotornya kernmantle dapat mempengaruhi pada kualitas performannya. Kernmantle adalah peralatan yang sangat vital untuk seorang pemanjat dan bilayer. Karena jika terjadi sesuatu kesalahan atau kecelakaan pada kegiatan pemanjatan, kernmantle yang berperan penting untuk menjaga seorang pemanjat tersebut. Banyak organisasi yang mempunyai ruang lingkup olahraga panjat tebing kurang memperhatikan dalam proses menjaga dan merawat kernmantle. Hal ini disebabkan karena dimensi dari kernmantle sangatlah besar dibanding peralatan lainnya, dan mempunyai ukuran panjang mulai dari 50 meter bahkan sampai dengan 100 meter. Jika lebih menyadari betapa penting dan mahalnya kernmantle yang digunakan, maka akan semakin sering untuk menjaga dan merawat kernmantle tersebut. Kernmantle adalah tali penghubung antara pemanjat dan bilayer

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 922 yang biasa digunakan pada olahraga panjat tebing. Ada 2 jenis kernmantle yang biasa digunakan, yaitu static kernmantle dan dynamic kernmantle. Dari observasi di lapangan diketahui bahwa banyak terdapat kernmantle yang tidak dirawat dengan baik dengan alasan susah atau rumitnya membersihkan kotoran yang menempel di kernmantle karena bentuk yang silinder, sangatlah sulit untuk membersikan tiap sisinya. Adapun akibat dari kernmantle jika tidak dirawat, terjadinya kecelakaan pada saat kegiatan pemanjatan seperti jatuhnya seorang pemanjat yang disebabkan putusnya tali kernmantle dan seringnya terjadinya pergantian kernmantle dengan yang baru oleh pihak organisasi, atau pihak institusi atau pemerintah. Dampak dari akibat diatas, borosnya pengeluaran dana yang dilakukan oleh pihak organisasi, atau pihak institusi atau pemerintah untuk mengganti kernmantle dengan yang baru, mengingat harga dari kernmantle yang tergolong mahal dan citra dari organisasi, atau pihak institusi atau pihak pemerintah yang mewadahi organisasi tersebut dipandang buruk oleh masyarakat karena terjadinya kecelakaan yang dapat memakan korban. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah solusi untuk mencegah borosnya pengeluaran dana atau kecelakaan yang dapat berakibat fatal baik bagi pemanjat dan organisasi melalui peralatan yang dapat menunjang perawatan dari kernmantle. 2. Dasar Teori 2.1 Permasalahan Dari pendahuluan diatas, didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kernmantle menjadi peralatan yang paling rentan akan kotor 2. Jika dibiarkan akan banyak pihak yang dirugikan seperti organisasi, atau institusi atau pemerintah yang telah mewadahi organisasi tersebut. 3. Belum adanya alat yang dapat mempermudah pada proses membersihkan kernmantle 2.2 Proses Perawatan kernmantle Adapun cara merawat kernmantle dengan baik sebagai berikut : a. Rendam kernmantle di air hangat, maksimal 30 c b. Pakai sabun yang lembut atau sabun khusus kernmantle untuk mencuci kernmantle dengan cara di sikat, menggunakan sikat yang halus agar dapat membersihkan kotoran yang menempel dan tidak merusak serat dari kernmantle.... :io c maxi.,.. 86 F maxi. Gambar 2.21 Aturan mencuci kernmantle c. Jemur kernmantle ditempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 923 @- + 30 C maxi. 0 () + 86 F maxi. '-- Gambar 2.22 Aturan mengeringkan kernmantle d. Simpanlah kernmantle ditempatnya, agar tidak bersentuhan atau tergesek benda tajam atau apaun yang bisa membahayakan kernmantle. Gambar 2.23 Aturan menyimpan kernmantle e. Pada saat digunakan kembali, jaga kernmantle jangan sampai terinjak. Karena Partikel tajam seperti pasir yang masuk kedalam kernmantle akan dapat merusak, berlaku seperti pisau tipis yang memotong sedikit demi sedikit filamen nilon kernmantle. Gambar 2.24 Peringatan pada saat menggunakan kernmantle f. Gunakanlah selalu tas khusus untuk kernmantle pada saat kegiatan maupun pada saat kernmantle di simpan.

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 924 Gambar 2.25 Tas khusus kernmantle Sumber : https://www.deuter.com g. Jaga kernmantle jangan sampai terkena cairan accu atau cairan kimia. Gambar 2.26 Peringatan agar kernmantle tidak terkena cairan accu atau cairan kimia h. Hindari kernmantle tergesek dengan sisi yang tajam dan hindari posisi tali yang masuk di celah tebing. n1v s 1: Gambar 2.27 Peringatan agar kernmantle tidak tergesek

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 925 Landasan Teori 2.2.1 Bentuk Bentuk yang akan digunakan pada produk ini ialah bentuk silinder yang mengacu dari bentuk dari kernmantle. Menurut pernyataan Kroemer dkk (2001; 378) dalam kebanyakan penelitian yang menggunakan peralatan tangan atau handle yang berbentuk silinder, dapat diketahui bahwa dengan diameter 3 4 cm dapat memenuhi gaya genggaman atau kompresi terbesar. Beberapa prinsip dasar perancangan peralatan tangan atau handle menurut pheasant (1988; hal 227 229) sebagai berikut : a. Gaya digunakan paling efektif ketika tangan dan peralatan tangan atau handle berinteraksi di dalam suatu tekanan. b. Semua tepian yang tajam atau segi-segi permukaan, dapat menyebabkan tekanan hot-spots ketika dicekam. c. Peralatan tangan atau handle dari penampang melintang berbentuk dengan ketepatan diameter 30-50 mm akan paling nyaman digenggam. Kualitas permukaan seharusnya tidak terlalu halus agar tidak licin atau kasar (bertekstur) agar kesat. 2.2.2 Kenyamanan Kenyamanan produk berkaitan erat dengan antropometri bagian tangan manusia, pekerjaan yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien. Maka dari itu didapatkan hasil dari analisis aspek desain ini mengenai antropometri bagian tangan manusia. Dimensi tangan yang diukur diadaptasi dari Chandra et al. (2011) dengan berbagai modifikasi. Dimensi tangan yang diukur ditunjukkan pada gambar berikut.

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 926 Gambar 2.1 Anthropometri tangan (Sumber: https://www.antropometriindonesia.org) Berdasarkan pada Gambar 3.6 diatas terdapat 25 dimensi tangan yang diukur yaitu : Lebar ibu jari (Lij), Lebar jari telunjuk (Ljt), Lebar jari tengah (Ljtg), Lebar jari manis (Ljm), Lebar jari kelingking (Ljk), Panjang ibu jari (Pij), Panjang jari telunjuk (Pjt), Panjang jari tengah (Pjtg), Panjang jari manis (Pjm), Panjang jari kelingking (Pjk), Tebal tangan metakarpal (Ttm), Tebal tangan ibu jari (Ttij), Tebal ibu jari (Tij), Tebal jari (Tj), Panjang tangan menggegam (Ptm), Lebar tangan menggegam (Ltm), Panjang tangan (Pt), Panjang telapak tangan (Ptt), Lebar tangan metakarpal (Ltmk), Lebar tangan sampai ibu jari (Ltij), Jarak ibu jari kelingking (Jjk), Diameter genggaman maksimal (Dgmak), Diameter genggaman minimal (Dgmin), Lebar kepalan tangan (Lkt), Tinggi kepalan tangan (Tgkt). Hasil perhitungan data antropometri untuk persentil ke-5 (P5), persentil ke-50 (P50), persentil ke 95 (P95), Simpang Baku (SB), dan dalam satuan millimeter ditunjukkan pada tabel berikut. 2.2.3 Fungsi Fungsi utama dari produk yang sedang dirancang ini untuk mencuci kernmantle dengan cara yang mudah dan nyaman. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan dari kernmantle, karena kotornya kernmantle dapat mempengaruhi kualitasnya. Produk ini membutuhkan sikat yang halus agar tidak merusak serat dari

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 927 2.2.4 Material kernmantle dan sikat yang berbentuk silinder yang arah bulu sikatnya mengarah kedalam dapat menjangkau semua sisi dari kernmantle. Pernyataan diatas berdasarkan data interview dan data kuesioner kepada responden khususnya organisasi yang mempunyai ruang lingkup kegiatan panjat tebing. Material yang digunakan pada perancangan ini adalah material yang kuat, ringan dan mudah di olah. Berikut adalah perbandingan material yang akan digunakan : Kriteria Jenis Logam Alumunium Stainless Besi Tembaga Cepat menghantarkan panas Ringan Aman Murah Ringan Tabel 2.1 Kriteria dan jenis material logam Sumber: Diktat Kuliah Pengetahuan Bahan Industri oleh Bapak Soegiono Jenis Plastik Kriteria Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) Polyvinyl Chloride (PVC) Melamin- Formaldehid (MF) Polystirene (PS) Mudah dibentuk Ringan Ketahanan terhadap benturan Ketahanan terhadap panas Ketahanan terhadap bahan kimia Tabel 2.1 Kriteria dan jenis material plastik Sumber: Diktat Kuliah Pengetahuan Bahan Industri oleh Bapak Soegiono Baik Cukup Kurang Dengan melihat perbandingan material di tabel 3.3 dan tabel 3.4 meterial logam jenis alumunium akan digunakan pada perancangan ini sebagai sekat agar kernmantle tidak bersentuhan langsung body produk karena memiliki beberapa keunggulan, seperti ringan, mudah didapat, mudah diolah dan aman. Untuk body produk, material yang digunakan ialah plastik jenis ABS dengan kelebihan mudah dibentuk, mudah didapat, kuat, aman dan ringan.

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 928 3. Permasalahan Desain Ditinjau Dari Persepsi Masyarakat Desain produk adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memberikan solusi yang lebih sistematis terhadap kebutuhan atau keinginan pasar (user) guna menunjang keberhasilan penjual suatu barang (The Total Design Activity; 1972:5) hal ini sangat erat hubungannya dengan kultur suatu bangsa dalam menerima teknologi baru. Suatu teknologi yang baru dikenalkan pada masyarakat Indonesia, akan memberikan dampak terhadap lingkungan dimana teknologi itu diterapkan. Oleh karena itu, dalam hal ini harus dipehatikan bahwa dalam kenyataannya, sebagian besar rakyat Indonesia masih dalam kategori gagap teknologi (Sastra Pratedja; 1982 ; 112). Bahwa kegiatan produktif yang menggunakan teknologi barat merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, artinya, sebagian masyarakat masih terasing dari proses perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan semakin mewarnai kebudayaan masa kini. Dengan kenyataan tersebut, tugas seorang desainer untuk menyeimbangkan antara kebutuhan teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, jangan sampai suatu alat dengan teknologi baru yang dibuat untuk meringankan pekerjaan manusia, justru menjadi hambatan karena tidak tepatnya arahan tersebut bagi penggunaannya. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan terkait pengembangan desain sebuah alat yang dapat mempermudah pada saat merawat kernmantle, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kernmantle adalah peralatan yang paling sering kotor. Karena peralatan ini yang biasanya bersentuhan langsung dengan tebing atau tanah. 2. Jika kernmantle dibiarkan, akan berdampak borosnya pengeluaran dana yang dilakukan oleh pihak organisasi, atau pihak institusi atau pemerintah untuk mengganti kernmantle dengan yang baru, mengingat harga dari kernmantle yang tergolong mahal dan citra dari organisasi, atau pihak institusi atau pihak pemerintah yang mewadahi organisasi tersebut dipandang buruk oleh masyarakat karena terjadinya kecelakaan yang dapat memakan korban. 3. Karena belum adanya alat yang dapat membersihkan kernmantle, maka diperlukan sebuah alat untuk membersihkan kernmantle 4.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan mengenai perancangan alat perawatan kernmantle pada olahraga panjat tebing, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Perlunya dilakukan studi yang mendalam mengenai material sikat yang akan digunakan dengan karakteristik lebih lembut dan tahan lama 2. Perlu diperhatikan teknik penyatuan setiap material agar lebih baik lagi dengan tujuan untuk memudahkan pada proses perawatan. Sementara itu, terkait dengan hasil penelitian ini disarankan bagi pelaku olahraga panjat tebing untuk tidak menginjak kernmantle dan selalu menggunakan alas agar kernmantle tidak bersentuhan langsung dengan tanah.

ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 929 Daftar pustaka [1]. Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna. Bandung: ITB [2]. Darsono, Nono. 2008. Olahraga Alam. Jakarta: PT Perca [3]. Erminawati. 2009. Penjelajahan dan Olahraga Alam. Jakarta Selatan: Ricardo [4]. Ixdiana, Tedy. 2014. Indonesia Climbing Expedition. Bandung: Sekolah Panjat Tebing Merah Putih [5]. Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia [6]. Prasetyowibowo, Bagas. 1998. Desain Produk Industri. Bandung: Yayasan Delapan Sepuluh [7]. Rieskyanna, Tarsya. 2008. Olahraga Alam. Bandung: Acarya Media Utama [8]. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana. Yogyakarta: Jalasutra [9]. Seminar Nasional IENACO 2014 tentang Pengukuran Antropometri Tangan [10]. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.194 Tahun 2011 [11]. http://antropometriindonesia.org diakses 19 Maret 2015 [12]. http://hipampala.blogspot.com diakses 20 Januari 2015 [13]. http://www.hobianekausaha.com diakses 20 Januari 2015 [14]. http://www.indonesia-climbing-expedition.org diakses 19 Januari 2015 [15]. http://www.indonesia.panjattebing.org diakses 19 Januari 2015