MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MS 6 DI SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MELALUI STRATEGI ARCS DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMAN 10 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI FLUIDA STATIS

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

PROSIDING ISBN :

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOOPERATIF TIPE STAD

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMAN 10 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI FLUIDA STATIS

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEEFEKTIFAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI TEBING TINGGI

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INTRUCTION

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGAPLIKASIKAN RUMUS FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Transkripsi:

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MS 6 DI SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MELALUI STRATEGI ARCS DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG Rena Mahardika Mar atus Sholihah, Muhammad Arifuddin Jamal, Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin renamahardika1@gmail.com Abstrak: Tidak tuntasnya pelaksanaan model pembelajaran di kelas X MS 6 SMAN 2 Banjarmasin menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keterlaksanaan RPP, (2) aktivitas siswa, (3) hasil belajar kognitif siswa, dan (4) motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah model penelitian tindakan kelas Kurt Lewin, dimana setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 32 siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar, lembar pengamatan, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung (1) keterlaksanaan RPP pada siklus I dan II berkategori sangat baik, (2) aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap aspeknya dengan kategori baik, kecuali aspek menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan pada siklus I berkategori cukup baik, (3) ketuntasan hasil belajar siswa meningkat, secara berturut-turut persentase ketuntasan individual pada siklus I dan II sebesar 81,48% dan 92,59%, (4) motivasi belajar siswa pada aspek ARCS mengalami peningkatan berkategori baik. Diperoleh simpulan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan salah satu caranya yaitu menampilkan video yang berbeda-beda untuk setiap pokok bahasan baru. Kata kunci: Motivasi, ARCS, pengajaran langsung PENDAHULUAN Pendidikan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman belajar yang berlangsung sepanjang hidup yang mempengaruhi individu. Pendidikan dapat berarti lembaga formal Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 186

berupa sekolah, dimana segala upaya dilakukan oleh pihak sekolah agar peserta didik mempunyai kemampuan yang sempurna dan memiliki kesadaran penuh terhadap tugas-tugas dan hubungan sosial mereka (Maunah, 2009). Undang-Undang No.20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa, kompetensi (lulusan) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan, yang akan menjadi acuan pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Kosasih, 2015). Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan motivasi yang tinggi dari peserta didik agar dapat mengoptimalkan kegiatan belajar. Keinginan untuk mencapai hal tertentu berdasarkan pada motivasi tertentu. Sebagai motivator guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana kelas yang dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar (Rooijakkers, 2010). Hasil wawancara dengan Mariyuni Ulfah, S.Pd seorang guru mata pelajaran fisika di SMAN 2 Banjarmasin pada tanggal 21 dan 29 September 2015 dapat diketahui bahwa nilai ulangan harian siswa di kelas X MS 6 merupakan yang paling rendah dibandingkan kelas X lainnya. Hasil wawancara juga mengungkapkan bahwa siswa cenderung bosan saat guru menjelaskan di depan kelas. Siswa masih kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran, mereka cenderung malas untuk memperhatikan penjelasan guru, bahkan setelah 40 menit proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang main hp, mengobrol, mendengarkan musik dan berdampak pada keributan di kelas. Padahal jadwal jam pelajaran fisika dimulai pada pagi hari pukul 07.30 WITA. Hal ini menyebabkan mereka tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru sehingga hasil ulangan mereka rendah. Terbukti dari nilai Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 187

ulangan harian yang diberikan guru dari 32 orang siswa di kelas, hanya 4 orang siswa atau sebesar 12,5% yang memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) fisika yang ditetapkan sekolah nilainya sebesar 67. Pembelajaran juga cenderung berpusat pada guru. Hasil angket motivasi model ARCS yang dibagikan ke 32 siswa di kelas X-MS 6 pada tanggal 20 oktober 2015, diperoleh rerata skor pada aspek attention sebesar 2,85 berkategori cukup baik, relevance sebesar 3,02 berkategori cukup baik, confidence sebesar 2,87 berkategori cukup baik, dan satisfaction sebesar 3,05 berkategori cukup baik. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi lebih baik, diperlukan upaya yang dapat membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik melalui model pengajaran langsung. Hasil observasi mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran guru sering kali langsung mendemonstrasikan pengetahuan, tanpa mempersiapkan siswa terlebih dahulu. Selain itu, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah murni dan sering memberikan tugas tanpa mengecek pemahaman siswa dan tidak memberikan umpan balik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sering melewati fase 4 dalam tahapan pengajaran langsung. Ceramah murni sering kali membuat siswa bosan. Maka dalam pelaksanaannya perlu dikombinasikan dengan berbagai macam metode, untuk mempertahankan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Roestiyah, 2001). Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah diperlukan suatu cara untuk mempertahankan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran fisika akan lebih baik jika siswa dapat belajar dalam keadaan yang menyenangkan. Penggunaan strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung selama proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 188

dan hasil belajar siswa. ARCS merupakan singkatan dari Attention (perhatian), Relevance (Relenvansi), Confidence (percaya diri), dan Satisfaction (kepuasan). Proses belajar-mengajar menjadi tidak terlalu kaku dan monoton. Strategi ini akan meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi belajar siswa, akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Jika siswa tertarik terhadap pembelajaran fisika, maka siswa akan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Sehingga mereka dapat memahami suatu materi dan dapat menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru dengan baik. Semakin tinggi motivasi siswa, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Model pengajaran langsung dapat digunakan dengan menggunakan kombinasi metode demonstrasi dan tanya jawab, serta menggunakan media. Sehingga pembelajaran tidak membosankan. B.F Skinner (Rosdiani, 2012) mengemukakan teori belajar Operant Conditioning tentang memperkuat respon siswa, dimana siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Ini berarti tingkah laku manusia dapat dibentuk melalui pemberian penghargaan atas usaha yang mereka lakukan. Respon siswa dapat diperkuat melalui fase 4 dalam model pengajaran langsung yaitu mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Pada fase ini guru mengajukan pertanyaan dan siswa memberikan jawaban yang mereka yakini benar. Setiap kali terjadi perubahan tingkah laku sebagai efek pemberian stimulus, maka siswa dapat diberikan penghargaan, sehingga siswa akan termotivasi untuk memberikan respon-respon berikutnya. Teori ini didukung oleh hasil penelitian Wayan Setaya pada siswa kelas XII program keahlian akutansi SMK PGRI 1 Singaraja, yang berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran langsung Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 189

berbantuan pemodelan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, serta tanggapan siswa positif. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berkeyakinan bahwa semakin tinggi motivasi siswa, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas X MS 6 di SMA Negeri 2 Banjarmasin Melalui Strategi ARCS dalam Setting Pengajaran Langsung. Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah secara umum, yaitu Bagaimanakah cara meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas X MS 6 di SMA Negeri 2 Banjarmasin melalui strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung? METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbasis kelas (classroom action research) pada siswa kelas X MS 6 SMA Negeri 2 Banjarmasin melalui strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung dalam upaya meningkatkan motivasi siswa. Adapun alur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alur penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas X MS 6 di SMA Negeri 2 Banjarmasin dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan siswa perempuan sebanyak 18 orang yang umurnya rata-rata berada dalam kisaran 15-16 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 190

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1) Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP melalui strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. (2) Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan. Tes dilakukan pada setiap akhir pertemuan siklus I dan siklus II. (3) Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkannya strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung. (4) Dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini adalah foto saat proses pembelajaran berlangsung. Perangkat dan instrumen yang digunakan dalam penelitan ini terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hand out, lembar kerja siswa (LKS), tes hasil belajar (THB), lembar observasi, dan lembar angket motivasi siswa. Indikator keberhasilan penelitian adalah motivasi siswa mengalami peningkatan dan berkategori baik, keterlaksanaan RPP minimal terlaksana dengan baik, hasil belajar siswa memenuhi ketuntasan secara klasikal, dan aktivitas siswa berkategori baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil observasi keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 191

Tabel 1. Keterlaksanaan RPP siklus I Pendahuluan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-Rata Kategori Fase 1 3,75 3,67 3,71 Sangat Kegiatan Inti Fase 2 3,59 3,79 3,69 Sangat 3 3,67 3,83 3,75 Sangat 4 3,40 3,90 3,65 Sangat 5 3,50 3,50 3,50 Sangat Penutup 3,75 3,50 3,62 Sangat Reliabilitas 99,06% Tabel 2. Keterlaksanaan RPP siklus Pendahuluan Rata-Rata Kategori Fase 1 3,93 Sangat Kegiatan Inti Fase 2 4 Sangat 3 4 Sangat 4 4 Sangat 5 3,5 Sangat Penutup 3,63 Sangat Reliabilitas 99,15% Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa seluruh aspek tahapan pembelajaran terlaksana dengan sangat baik. Hal ini disebabkan peneliti sudah memperoleh skor keterlaksanaan lebih besar dari 3,20. Reliabilitas keterlaksanaan RPP pada siklus 1 yaitu sebesar 99,06 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa secara umum keterlaksanaan RPP dapat dikatakan sangat baik. Jadi Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 192

keterlaksanan RPP pada siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan dimana keterlaksanaan RPP minimal harus berkategori baik. Hasil observasi keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung pada siklus II dapat dilihat dalam tabel 2, menunjukkan bahwa pada semua tahap pembelajaran berkategori sangat baik. Instrumen keterlaksanaan RPP bersifat reliabel dengan tingkat reliabilitas yaitu 99,15%. Dari tabel tersebut terlihat bahwa keterlaksanaan RPP pada siklus II dapat disimpulkan seluruh aspek terlaksana dengan baik dan meningkat jika dibandingkan pada siklus I. Adapun penilaian motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 3. Motivasi belajar fisika siswa siklus I No. Aspek Rerata Kategori 1 Attention 3,55 2 Relevance 3,77 3 Confidence 3,6 4 Satisfaction 3,63 Tabel 4. Motivasi belajar fisika siswa siklus II No. Aspek Rerata Kategori 1 Attention 4,13 2 Relevance 4,18 3 Confidence 4,05 4 Satisfaction 4,46 Motivasi belajar fisika siswa kelas X MS 6 seluruh aspek motivasi sudah berkategori baik. Hal ini dikarenakan seluruh aspek motivasi berada dalam rentang 3,50 sampai 4,49. Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Terutama pada aspek Attention rerata skor mengalami peningkatan menjadi 4,13. Jadi, dapat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 193

disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan. Pada akhir siklus, guru memberikan soal THB siswa untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan, yaitu sebagai berikut. Tabel 5. Tes Hasil Belajar Siswa No. Uraian Siklus I Siklus II 1 2 3 4 Nilai rata-rata tes Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa seluruhnya Persentase yang tuntas 73,4 22 27 81,48% 80,0 25 27 92,59% No. 1 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas meningkat menjadi 92,59% dibandingkan siklus I. Pada siklus II, hanya terdapat 2 orang siswa yang belum mencaai nilai KKM. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 6. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I Aktivitas Siswa Mendengarkan/memperhatika n penjelasan guru Rata- Rata Kategori Rata- Rata Kategori 2,51 3,11 2 Mengerjakan LKS Sangat 3,00 3,52 3 Menyampaikan pendapat 2,38 Cukup 3,13 4 Mengajukan pertanyaan 1,91 Cukup 2,56 Menjawab LKS dan Sangat 5 menyelesaikannya dengan benar 2,91 3,37 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 194

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang berkategori cukup (berada dalam rentang 1,6 < X 2,4) adalah menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan aktivitas lainnya sudah berkategori baik. Hal ini terjadi karena siswa kurang diberi kesempatan untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 siswa hanya diberi kesempatan bertanya setelah guru selesai memberikan penjelasan materi dan contoh soal. Jadi siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan dimana aktivitas siswa minimal harus berkategori baik. Pada siklus II aspek menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan meningkat, dengan rata-rata skor secara berurutan yaitu sebesar 3,13 dan 2,56 berkategori baik. Jadi dapat diketahui bahwa siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi ARCS dalam setting pengajaran langsung di kelas X MS 6 SMA Negeri 2 Banjarmasin dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Andi, D. 2012. Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Bati-Bati pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak dipublikasikan. Annisah, M. 2010. Pembelajaran Fisika SMP/MTs Pokok Bahasan Usaha dan Energi Melalui Model Pengajaran Langsung dengan Menggunakan Integrasi Strategi Belajar PQ4R dan Strategi Motivasi ARCS. Skripsi Sarjana. Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Timur. Tidak dipublikasikan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 195

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, S. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Danim, S. 2014. Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Egan, K. 2009. Pengajaran yang Imajinatif. Jakarta: Indeks. Hadi & Agus. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Sidoarjo: Nizami Learning Center. Hudhori, M. 2013. Pengaruh Penggunaan Model ARCS Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 86 Jakarta. Skripsi Sarjana. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Tidak dipublikasikan. Ibrahim, dkk. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press. Imas & Berlin. 2014. Teknik dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kata Pena. Jensen, E. 2010. Guru Super dan Super Teaching. Jakarta: Indeks. Joko, S. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo. Kardi, S. 2003. Strategi Motivasi Model ARCS. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Tidak Dipublikasikan. Kosasih. 2015. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 196

Marno & Idris. 2014. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Marzano, R. 2013. Seni dan Ilmu Pengajaran. Jakarta: Indeks. Maunah, B. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Teras. Megawangi, dkk. 2010. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation. Meggit, C. 2013. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks Norhasanah. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 12 Banjarmasin Melalui Penerapan Model Pengajaran Langsung pada Pokok Bahasan Gerak Melingkar. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan. Tidak dipublikasikan. Nur, M. 2008. Model Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS. Ostroff, W. 2013. Memahami Cara Anak-Anak Belajar. Jakarta: Indeks. Poulsen, dkk. 2008. ARCS Model of Motivational Design. http://torrreytrusth.com/images/ith_trust.pdf. Diakses, 12 Oktober 2015. Ratumanan dan Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan demgam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa University Press. Reid, G. 2009. Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta: Indeks. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 197

Rooijakkers, Ad. 2010. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Grasindo. Rosdiani, D. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Setaya, W. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Pemodelan untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Renang. Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Tidak dipublikasikan. Sudjana, N. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suhadi. 2008. Angket Model ARCS untuk Mengukur Motivasi Belajar dan Minat Belajar Siswa. https://suhadinet.files.wordpress.com/2008/06/angketmodel-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-danminat-belajar-siswa1.pdf. Diakses, 12 Oktober 2015. Sujanto, B. 2009. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Sagung Seto. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat. Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 198

Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang: Universitas Negeri Malang. Zainuddin. 2013. Strategi Belajar Mengajar Fisika. FKIP UNLAM, Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016 199