BAB I PENDAHULUAN. dewasa agar ia menjadi orang dewasa (Hasbullah, 2005: 1).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Melalui pendidikan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

Keyword A. Pendahuluan B. Metode

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Oleh : Sri Handayani NIM K

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di. dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti kegiatan di sekolah, peduli terhadap orang lain, berkenan membantu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa (Hasbullah, 2005: 1). Sebagaimana tertera dalam tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuata spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan ysng diperlukan dirinya, dan masyarakat bangsa dan negara. Dilihat dari tujuan pendidikan tersebut tampak bahwa kedisiplinan memiliki arti penting untuk membentuk karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang tertuang di dalam keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1995 Tentang Gerakan Disiplin Nasional (Zaqian dan Murjito, 2012: 2). 1

2 Menurut Zainal Aqib, disiplin merupakan sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan, ketelitian, dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku seperti contoh perilaku tertib masuk kelas. Slameto dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, berpendapat bahwa pembinaan dan pendidikan disiplin di sekolah ditentukan oleh keadaan sekolah tersebut. Keadaan sekolah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah ada tidaknya sarana yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar di tempat tersebut. Yang termasuk dalam sarana ini antara lain : gedung sekolah dengan perlengkapannya, pendidik atau pengajar, serta sarana pendidikan lainnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan siswa melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kurikuler) dan kegiatan organisasi (ekstra kurikuler). Organisasi Siswa Intra Sekolah yang ada di sekolah disebut OSIS yang merupakan wadah kegiatan siswa dalam belajar berorganisasi. Di sekolah, guru bertugas membelajarkan siswa, tugasnya yaitu memberikan bimbingan pada siswa, terlebih lagi dalam kegiatan berorganisasi yang ada di sekolah yaitu OSIS, maka dibentuklah bagian kesiswaan yang berfungsi mengurusi kegiatan siswa (https://ufitahir.wordpress.com). Sekolah Muhammadiyah sebagai bagian dari keorganisasian Muhammadiyah maka menerapkan sistem ke-ipm-an untuk menggantikan OSIS ketika berada dalam lingkup Muhammadiyah. Sebagaimana tertuang dalam SK Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat

3 Muhammadiyah tentang Panduan Pembinaan Organisasi sekolah muhammadiyah bab II pasal 3 ayat 1 dijelaskan bahwa: Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi pelajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah Kemudian dalam bab I pasal 1 dituliskan: Lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah satuan pendidikan pada tingkat sekolah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrsah Aliyah dan pondok pesantren (Suroyo Agus dan Dafri Harweli, 2011: 15). Ikatan Pelajar Muhammadiyah di sekolah memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sosial, budaya, agama, kehidupan berbangsa dan bernegara, serta lifeskill dan soft skill kepada para siswanya. IPM juga melakukan pemberdayaan dan pembelaan terhadap kepentingan-kepentingan pelajar di sekolah, salah satunya dengan memberikan wahana penyampaian ekspresi dan aspirasi. Pimpinan Ranting IPM di sekolah juga harus berperan sebagai mediator antara sekolah dan siswa. IPM harus bisa menampung aspirasi para siswa kemudian menyampaikannya ke sekolah, serta berperan sebagai sosialitator dan konsolidator berbagai program sekolah hingga dapat dilaksanakan dengan sukses (radenfakhrudin.wordpress.com). Ketika peneliti melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto, ada hal yang menurut peneliti sangat menarik untuk dikaji. Hal itu terkait dengan aktifitas Ikatan Pelajar

4 Muhammadiyah yang berkaitan dengan kedisiplinan siswa. Dalam suatu kesempatan ketika peneliti mengajar di kelas, beberapa kader IPM menita ijin untuk masuk kelas dan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan seragam siswa dan melakukan razia terhadap barang-barang yang memang tidak sepantasnya dibawa ke sekolah oleh seorang siswa. Setelah Peneliti menggali informasi dari kader IPM yang ada, ternyata memang ada beberapa program kerja IPM yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertartik untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Ikatan Pelajar Peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam Kedisiplinan Siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto.

5 D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian mengenai peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan menganalis peran organisasi di sekolah. b. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang peran organisasi di sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti dapat memperluas pengetahuan tentang pentingnya peran organisasi di sekolah, serta bermanfaat bagi peneliti sendiri karena akan berhubungan dengan organisasi di sekolah ketika telah berprofesi sebagai guru nantinya. b. Sebagai masukan bagi organisasi di sekolah dalam peningkatan peran terhadap, pembinaan, pengarahan, dan pembimbingan siswa supaya siswa mengenal aturan-aturan, batasan-batasan dalam berperilaku yaitu mana perbuatan yang boleh dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan serta perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari normanorma sekolah.