BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm 104.

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Kencana, 1993) Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

BAB I PENDAHULUAN. nasional.3

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di. menggunakan nama Publistik, sedangkan di Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING RESOURCES BY DESIGN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN DAN KESADARAN SISWA DALAM BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu yang berprofesi. Salah satunya adalah menjadi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: faktor eksternal siswa yang sebesar 44,75%. Gedung di SMK N 1 Seyegan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.2

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa yang ditentukan oleh maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi dan hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.1 Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.2 Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks di mana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi 1 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 1 1

2 komunikasi antara guru dan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.3 Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara siswa dan guru berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pengajaran.4 Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian, media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.5 Salah satunya menggunakan metode. Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran.6 Membaca adalah sebagai penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis.7 Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung siswa untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.8 Repetitive atau pengulangan memang sebuah metode yang dikenal dalam dunia pembelajaran. Seorang guru kerap meminta murid-muridnya 3 M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm. 1 4 Ibid, hlm. 7 Moh. Uzer Usman, Op. Cit, hlm. 11 6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 70 7 Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm. 47 8 Hafiz Muthoharoh, Metode Membaca, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 19 September 2016 5

3 untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan ketika belajar kembali di rumah. Tujuannya agar pelajaran yang telah diterima melekat dalam ingatan.9 Metode distribute atau metode praktek merupakan metode pembelajaran dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari.10 Metode ini umumnya dilaksanakan dalam pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, dan diklat. Dengan adanya metode tersebut akan memberikan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya cara dan intensitas pendayagunaan ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar. Psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerakanya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang dimaksud gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana.11 Dari latar belakang di atas, peneliti mengambil judul tentang Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 B. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara. 9 Artikel diambil melalui http://www.voaislam.com/read/article/2012/03/28/18400/dahsyatnya-metode-repetitive-mengulang-untukmendidik-anak-shalih/ diakses tanggal 19 September 2016 10 Ribut Purwo Juono, Metode Pembelajaran, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 15 Agustus 2015 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 122

4 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode read, repeat dan distribute dalam pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tahun pelajaran 2015/2016? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tahun pelajaran 2015/2016? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode read, repeat dan distribute dalam pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tahun pelajaran 2015/2016 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tahun pelajaran 2015/2016 E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian dan memberikan khazanah ilmu penelitian bagi dunia pendidikan khususnya mengenai penerapan metode read, repeat dan distribute dalam pelajaran Fiqih.

5 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi Madrasah Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih. b. Bagi Guru Dapat meningkatkan perhatian metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara. c. Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai motivasi untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara.