Studi Angka Koefisien Korelasi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Umur & Bentuk Benda Uji Standar SNI

dokumen-dokumen yang mirip
Prediksi Kuat Tekan Beton Berbahan Campuran Fly Ash dengan Perawatan Uap Menggunakan Metode Kematangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

PENGARUH BESAR BUTIR MAKSIMUM AGREGAT TERHADAP MUTU BETON NORMAL EFFECT OF MAXIMUM GRAIN LARGE OF AGGREGATES TO NORMAL CONCRETE QUALITY

MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN DAN TEGANGAN ORDINARY PORTLAND CEMENT DIBANDINGKAN DENGAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON


PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

EKSPERIMEN PERBANDINGAN TEGANGAN DAN TINGKAT KEDEWASAAN (KEMATANGAN) ANTARA SEMEN HOLCIM DAN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KANDUNGAN LUMPUR PADA AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

STUDI EKSPERIMENTAL PROPORSI BETON KEKUATAN TINGGI RENCANA 80 MPa DENGAN SEMEN OPC SESUAI ACI 211.4R-08

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN DAN WAKTU PERPUTARAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MENGGUNAKAN MESIN MOLEN

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

PEMAKAIAN ADDITIVE MICRO SILICA DALAM CAMPURAN BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON NORMAL

ANALISIS PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON TAMBAHAN ABU TERBANG DENGAN BETON NORMAL YANG DIRENDAM DALAM ASAM SULFAT UNTUK BETON MUTU RENDAH

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

ANALISIS KEKUATAN BETON PASCABAKAR DENGAN METODE NUMERIK

Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUI BEBAN AKSIAL DAN MULTI AKSIAL TEKAN PADA BETON MUTU TINGGI TESIS MAGISTER. Oleh : SUHARWANTO

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

N. Retno Setiati ABSTRAK

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

Scaffolding 3 (1) (2014) Scaffolding.

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEK RETEMPERING TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

Tinjauan Mengenai Penentuan Proporsi Pasir dalam Agregat Gabungan pada Perancangan Campuran Beton Cara SNI

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

Viscocrete Kadar 0 %

HUBUNGAN ANTARA MODULUS ELASTISITAS DENGAN KUAT TEKAN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN MAUPUN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

PENGARUH PASIR BATU BREKSI SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH DOSIS DAN ASPEK RASIO SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON NORMAL DAN BETON MUTU TINGGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI

PENINGKATAN KUAT TEKAN PAVING BLOK DENGAN MEMANFAATKAN ABU BATU BARA LIMBAH INDUSTRI. Sutarno dan Sukardi

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH

PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON

KAJIAN MENGENAI STANDAR DEVIASI HASIL UJI TEKAN BETON

Transkripsi:

Studi Angka Koefisien Korelasi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Umur & Bentuk Benda Uji Standar SNI 03-2847-2002 Norman Ray, Dedi P, Rizky D Jurusan Teknik Sipil, Universitas Widya Kartika Surabaya Jl. Sutorejo Prima Utara II No.1 Surabaya, Telp 031-5922403 email: gasman_f14@yahoo.com ABSTRACT Prediction of compressive strength of concrete when a initial age is very necessary to determine whether the concrete reaches the specifications and as a quality control of concrete, and finally determine the solution of action if the concrete had failured. Codes / research have been issued for a prediction (correlation ratio) but research on the correlation in high quality concrete has not been widely discussed. This study aimed to obtain age correlation ratio and speciment form correlation for high strength concrete compressive strength. Analysis using statistical probability of the normal distribution. The test results showed that the use of high strength concrete will increase the concrete compressive strength correlation than normal quality, correlation ratio in high quality concrete at the age 3,7,14,21,28 days was 0.40 0.68 0.91 0.94 1. Correlation ratio on high quality concrete was still above the normal strength concrete correlations. While the ratio of correlation different shape speciment of cylindrical form φ = 15, t = 30 to 15:15:15 cube is equal or with the number of correlation of 1(one). This indicates that use of different shape speciment are not to be influence to concrete strength. Keywords: high strength concrete, ratio correlation of concrete age, ratio correlation of concrete speciment ABSTRAK Prediksi kekuatan tekan beton saat umur muda sangat diperlukan untuk meyakinkan apakah beton mencapai spesifikasi yang direncanakan dan sebagai kontrol kualitas pekerjaan beton (Quality Control), dan akhirnya menentukan tindakan selanjutnya jika beton tidak memenuhi harapan. Beberapa aturan/ rekomendasi telah dikeluarkan untuk mengatur tentang prediksi (angka korelasi) sebelumnya namun penelitian tentang angka korelasi pada beton mutu tinggi belum banyak dibahas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka korelasi umur dan rasio angka korelasi bentuk kuat tekan beton mutu tinggi. Analisa data menggunakan statistik probabilitas dalam distribusi normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Penggunaan beton mutu tinggi akan meningkatkan angka korelasi umur kuat tekan beton dibanding mutu normal, angka korelasi umur pada beton mutu tinggi pada umur 3,7,14,21,28 hari adalah 0,40 0,68 0,91 0,94 1. Nilai korelasi umur pada beton mutu tinggi ternyata masih di atas angka korelasi beton mutu normal. Sedangkan rasio angka korelasi bentuk benda uji dari silinder ϕ=15,t=30 ke kubus 15.15.15 adalah sama besar atau dengan angka korelasi sebesar 1. Hal ini menandakan bahwa penggunaan bentuk benda uji silinder atau yang lain tidak memberikan pengaruh perbedaan korelasi kekuatan tekannya Kata kunci: beton mutu tinggi, angka korelasi umur beton, angka korelasi bentuk benda uji PENDAHULUAN Kuat tekan beton mencapai umur rencana diukur pada saat umur 28 hari, namun untuk kebutuhan pengawasan pada mutu hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka diperlukan prediksi awal tentang kuat tekan yang terjadi sebelum umur beton mencapai 28 hari, sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor korelasi kekuatan untuk diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya akan memenuhi kuat tekan beton yang disyaratkan atau tidak. PBI 1971 Pasal 4.1 telah membahas faktor korelasi kekuatan pada saat umur beton 3,7,14 dan 28 hari dengan benda uji kubus 15.15.15, juga telah menetapkan faktor korelasi bentuk dan ukuran benda yang lain (kubus 20.20.20 dan silinder 15/30) namun PBI 1971 belum membedakan faktor korelasi untuk beton mutu tinggi selain itu dalam PBI 1971 bentuk benda uji standar yang dipergunakan adalah kubus, hal ini berbeda dengan aturan SNI 03-2847-2002 dimana penggunaan bentuk benda uji kubus sudah tidak dipergunakan karena telah mengacu ke ASTM C-39 yaitu berbentuk silinder 10/20 atau silinder 15/30. Sehingga diperlukan upaya penelitian tentang angka korelasi langsung baik dari peninjauan terhadap bentuk maupun umur benda uji silinder. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka korelasi kuat tekan beton mutu tinggi dengan menggunakan benda uji standar SNI 03-2847-2002 (silinder ϕ=15, t=30) dan SNI 1974-2011 yang di dapatkan dari data kuat tekan yang terjadi pada sekelompok benda uji dengan umur yang berbeda (3,7,14,21,28 hari). Selain itu tujuan penulisan ini adalah membandingkan rasio angka korelasi bentuk benda uji ( kubus 15.15.15 dan silinder ϕ=15,t=30) khususnya pada mutu tinggi. Analisa data menggunakan statistik probabilitas dalam distribusi normal. Mutu beton yang disyaratkan (fc ) dipakai 30 dan 40 Mpa Spesifikasi campuran atau Mix design beton mutu tinggi menggunakan metode SK SNI-T-15-1990-03 DASAR TEORI Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 44

mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen.. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. (Sarwono,2006) Gambar 1 Hubungan Kekuatan Beton (MPa) dengan Umur beton (hari) Sumber: ASTM C 1074 98, 1998, Standard Practice for Estimating Concrete Strength by the Maturity Method Method, American Society for Testing and Materials hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan slope negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak Prosedur untuk memperkirakan kekuatan beton pada suatu indeks yang dikorelasikan terhadap umur tertentu (hari) pada suhu 20 o C telah disampaikan oleh ASTM C 1074 98 (Gambar 1), dimana umur beton 3,7,14,21,28 hari memiliki kuat tekan beton silinder 15/30 berturut-turut sebesar 21,29,34,36 dan 38 Mpa pada silinder 15/30. Sehingga angka korelasi yang disarankan adalah 0,55 ; 0,76 ; 0,89 ;0,95 ;1. Indonesia sejak tahun 1971 telah menggunakan standar Peraturan Bertulang Indonesia (PBI 1971) yang juga telah mengukur hubungan antara dua variable antara umur beton dan kuat tekan beton dalam skala rasio. Angka korelasi yang didapatkan terhadap benda uji kubus 15x15x15 cm seperti yang disajikan dalam Tabel 1, nampak bahwa penggunaan jenis semen yang berbeda juga ikut memberikan perbedaan terhadap angka korelasi yang digunakan pada aturan ini. Untuk bentuk benda uji yang lain, PBI 1971 memberikan konversi kuat tekan beton sebesar 0,95 untuk kubus 20.20.20 dan 0,83 untuk silinder 15/30 cm (Tabel 2). Tabel 1. Angka korelasi kekuatan tekan beton dengan berbagai umur, PBI 1971 Umur beton (hari) 90 365 Semen Portland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35 Semen Portland dengan 0,55 0,75 0,9 0,95 1,00 1,15 1,20 kekuatan awal tinggi Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) Tabel 2. Perbandingan kekuatan tekan beton dengan berbagai bentuk benda uji, PBI 1971 Benda uji Perbandingan kekuatan tekan Kubus 15.15.15 cm 1,00 Kubus 20.20.20 cm 0,95 Silinder 15/30 cm 0,83 Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971 METODOLOGI Penelitian diawali dengan membuat benda uji tekan beton sesuai standar SNI 03-2847- 2002. Pembuatan benda uji kelompok 1, berbentuk silinder ϕ=15,t=30cm untuk memenuhi tujuan penelitian yaitu mendapatkan angka korelasi kuat tekan beton mutu tinggi pada umur 3,7,14,21,28 hari. Pembuatan benda uji kelompok 2, kubus dengan ukuran15x15x15 cm dimaksudkan untuk mendapatkan rasio angka korelasi kuat tekan beton dengan bentuk benda uji yang berbeda (konversi ke silinder ϕ=15, t=30). Mutu beton yang direncanakan dari masing kelompok benda uji tersebut adalah mutu normal (fc = 25 Mpa) dan mutu tinggi ( ) Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 45

Sebelum dilakukan pembuatan benda uji silinder dan kubus maka dipersiapkan bahan / material seperti pasir, kerikil, semen yang telah diperiksa sifat fisiknya pada tahap pengujian material seperti yang disyaratkan pada ASTM 1995. Selanjutnya dilakukan proses mix design sesuai standar SKSNI T-15-1990-03 yang pada akhirnya akan didapatkan komposisi berat antara semen : pasir : kerikil dan faktor air semen yang direncanakan. Pengujian mekanik beton dilakukan di laboratorium Teknik Beton Uwika Surabaya. Pengujian meliputi uji kuat tekan sesuai ASTM C39M-01. Hasil kuat tekan dari masing-masing kelompok benda uji akan dicari nilai kuat tekan karakteristiknya dengan menggunakan uji distribusi normal. Namun untuk memastikan bahwa hasil kuat tekan memiliki sifat terdistribusi secara normal maka akan dilakukan Uji Kolmogorov-Smirnov terlebih dahulu, sehingga perhitungan Angka Korelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai kuat tekan yang disyaratkan (fc ) dan kuat tekan rata-rata/ kuat tekan yang sering muncul (fcr) dari tiap kelompok benda uji. HASIL PENGUJIAN Perhitungan angka korelasi didapatkan melalui pengujian statistik terhadap populasi data yang didapat dari hasil kuat tekan. Nilai kuat tekan yang disyaratkan (fc ) dan kuat tekan rata-rata/ kuat tekan yang sering muncul (fcr) mutu normal (fc =25 Mpa) dan mutu tinggi () dari tiap kelompok benda uji digambarkan dalam bentuk kurva yang memiliki penyebaran frekuensi berdistribusi normal, dengan sebelumnya dilakukan Uji Kolmogorov Smirnov untuk memastikan hal itu. Gambar 2 Bentuk Distribusi Statistik Hasil Uji Kuat Tekan Kekuatan Beton Mutu Tinggi (MPa) Sumber: Hasil Pengujian dengan Distribusi Normal Dari hasil grafik hubungan kuat tekan dengan frekuensi dapat dilihat pada Gambar 2. Grafik tersebut cenderung berdistribusi normal karena rata-rata nilainya sama dengan mode atau medianya. Ini berarti bahwa sebagian nilai (skor) mengumpul pada posisi tengah dengan nilai rata-rata fcr= 39 MPa, sedangkan frekuensi skor yang rendah dan tinggi menunjukan kondisi yang seimbang. Penurunan frekuensi pada skor yang semakin rendah dan skor yang semakin tinggi adalah seimbang, maka penurunan garis kurva ke kanan dan ke kiri terlihat seimbang Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa data uji yang dihasilkan memenuhi ciri distribusi normal. Dengan mengasumsi prosentase jumlah kegagalan dari jumlah benda uji sebesar 10% maka nilai didapatkan fc = 37,6 MPa, untuk benda uji yang lain dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 Angka korelasi pada umur beton tertentu didapatkan dengan membandingkan nilai (fc ) nya dengan nilai fc umur 28 hari, demikian juga angka korelasi yang didapatkan dengan mengacu nilai fcr masing-masing umur beton. Penggunaan beton mutu tinggi ternyata cenderung memberikan laju peningkatan kekuatan awal yang lebih baik dibanding mutu normal atau dengan kata lain angka korelasi pada umur 3 hingga 21 hari pada beton mutu tinggi lebih tinggi dibanding beton mutu normal. Nilai Angka korelasi umur beton dari hasil pengujian berada di bawah yang direkomendasikan oleh ASTM C 1074 98 yang menggunakan fc =38 MPa dan masih memenuhi rekomendasi PBI 1971 Pasal 4.1 yang menggunakan mutu normal (Tabel 5). Selain itu penggunaan bentuk benda uji yang berbeda tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap angka korelasinya dimana penggunaan bentuk silinder dan kubus sebagai benda uji tetap memberikan angka korelasi yang sama terhadap umur beton Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 46

Tabel 3. Nilai korelasi kuat tekan beton dengan mengacu nilai fcr yang terjadi Kelompok Benda uji Silinder φ15; t=30 Nilai Kuat Tekan Beton Rata-Rata fcr (Mpa) & Nilai korelasi terhadap umur 28 hari 9,46 15,12 20,69 22,25 23,92 0,39 0,63 0,86 0,93 1 17,05 27,54 35,98 37,62 39,06 0,44 0,70 0,92 0,96 1 9,84 15,27 21,11 22,75 24,10 Kubus 0,41 0,63 0,87 0,94 1 15.15.15 17,15 27,6 36,11 37,73 39,08 0,44 0,71 0,92 0,96 1 Sumber: Hasil Pengujian Tekan Beton yang telah diuji Metode Kolmogorov Smirnov Tabel 4. Nilai korelasi kuat tekan beton dengan mengacu nilai fc yang terjadi Kelompok Benda uji Silinder φ15; t=30 Kubus 15.15.15 Nilai Kuat Tekan Beton Karakteristik fc (Mpa) & Nilai korelasi terhadap umur 28 hari 8,48 13,91 19,63 21,07 22,69 0,37 0,61 0,86 0,92 1 15,55 26,11 34,93 36,24 38,36 0,40 0,68 0,91 0,94 1 8,94 14,2 20,13 21,87 22,88 0,39 0,62 0,87 0,95 1 15,93 25,80 34,68 35,76 37,60 0,42 0,69 0,92 0,95 1 Sumber: Hasil Pengujian Tekan Beton yang telah diuji Metode Kolmogorov Smirnov Tabel 5. Komparasi Nilai Korelasi Kuat Tekan antara Hasil Pengujian Uji Distribusi Normal dengan standar lain Angka Korelasi Jenis Benda Mutu Umur (hari) Uji Beton Hasil Pengujian berdasarkan fcr Silinder 15/30 Tinggi 0,44 0,70 0,92 0,96 1 Hasil Pengujian berdasarkan fcr Kubus 15/15/15 Tinggi 0,44 0,71 0,92 0,96 1 Hasil Pengujian berdasarkan fc Silinder 15/30 Tinggi 0,40 0,68 0,91 0,94 1 Hasil Pengujian berdasarkan fc Kubus 15/15/15 Tinggi 0,42 0,69 0,92 0,95 1 PBI 1971 Pasal 4.1 Kubus 15/15 Normal 0,40 0,65 0,88 0,95 1 ASTM C 1074 98 Silinder 15/30-0,55 0,76 0,89 0,95 1 Sumber: Hasil Pengujian Experimental Pendekatan lain memberikan perilaku yang serupa dengan tabel 5 dengan metode analisa regresi. Metode regresi ini akan memberikan prediksi hubungan dari data diskrit kuat tekan dengan umur beton dihitung dengan menggunakan analisa regresi non linier dengan tingkat validitasnya berturut-turut, r 2 =0,957 dan 0,992 terhadap benda uji silinder 15/30 dengan mutu normal (fc =25 Mpa) dan mutu tinggi () pada umur 3,7,14,21,28 hari seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai korelasi umur beton dilakukan dengan menghitung nilai kuat tekan pada lintasan grafik regresinya seperti dijelaskan pada tabel 6 dan 7. Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 47

Gambar 3 Hubungan Kuat Tekan Beton Mutu Normal (fc =25 Mpa) Dan Mutu Tinggi (fc =40 Mpa) Dengan Umur Untuk Benda Uji Silinder 15/30 Cm Sumber : Hasil Pengujian Experimental Tabel 6. Nilai Korelasi Kuat Tekan Beton Silinder 15/30 cm Mutu Normal & Tinggi Pada Umur 3,7,14,21,28 Hari Berdasarkan Persamaan Regresi Nilai Kuat Tekan Beton dari Persamaan Regresi Persamaan regresi (hari) & Nilai korelasi terhadap umur 28 hari Y= 12,21.x 0,374 9,99 14,25 19,05 22,58 25,48 0,39 0,56 0,74 0,88 1 Y= 6,307.x 0,419 18,41 25,28 32,76 38,12 42,45 0,43 0,59 0,77 0,89 1 Sumber : Hasil Pengujian Experimental Sedangkan hasil pengujian kuat tekan benda uji Kubus 15.15.15 Cm dengan mutu normal (fc =25 Mpa) dan mutu tinggi () pada umur 3,7,14,21,28 hari seperti ditunjukkan pada gambar 3. Analisa regresi non linier menghasilkan tingkat validitasnya r 2 =0,926 dan 0,952. Nilai korelasi umur dapat dilihat pada Tabel 6 Gambar 4 Hubungan Kuat Tekan Beton Mutu Normal (fc =25 Mpa) dan Mutu Tinggi (fc =40 Mpa) dengan Umur Benda Uji Kubus 15.15.15 cm Tabel 7. Nilai Korelasi Kuat Tekan Beton Kubus 15.15.15 cm Mutu Normal & Tinggi Pada Umur 3,7,14,21,28 Hari Berdasarkan Persamaan Regresi Nilai Kuat Tekan Beton dari Persamaan Regresi (hari) Persamaan regresi & Nilai korelasi terhadap umur 28 hari Y= 12,32.x 0,371 10,33 14,61 19,40 22,90 25,76 0,43 0,59 0,77 0,89 1 Y= 6,593.x 0,409 18,52 25,36 32,79 38,12 42,41 0,43 0,59 0,77 0,89 1 Apabila diamati pada tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan bahwa angka korelasi beton mutu normal sedikit lebih kecil dibanding dengan mutu tinggi, ini menandakan bahwa pengunaan mutu tinggi mempunyai kemampuan mempercepat laju peningkatan kuat tekan menuju yang disyaratkan terutama pada umur beton muda 3 sd 14 hari. Pada umur 3 hari beton mutu tinggi telah mencapai 43% dari kuat rencana, sedangkan beton mutu normal baru mencapai 39%. Hal ini juga dapat diperkuat dengan hasil kurva regresi yang terbentuk adalah memenuhi persamaan eksponensial (pangkat), dimana nilai eksponen pada beton mutu tinggi (0,419) pada benda uji silinder juga lebih besar dibanding mutu normal (0,374). Penggunaan bahan tambahan fly ash dan silica fume (admixtures mineral) pada beton mutu tinggi akan memberi kekuatan tambahan untuk beton dengan bereaksi dengan portland produk hidrasi semen untuk membuat tambahan C-S-H gel, bagian dari pasta yang bertanggung jawab untuk kekuatan beton. Fenomena kekuatan awal yang tinggi terjadi pada beton muda saat umur 3 sd 14 hari disebabkan beton mutu tinggi dihasilkan dengan penggunaan w/c ratio yang rendah. Penggunaan w/c ratio Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 48

yang rendah akan menyebabkan proses hidrasi semen tidak berlangsung secara sempurna sehingga tegangan dasar ( kekuatan semen gel C-S-H dan CH ) lebih banyak disumbang oleh sisa semen yang tidak terhidrasi (Aman Subakti, 1991). Dalam pasta yang padat sekalipun potensi tegangan dasar masih mampu mencapai nilai yang lebih besar sepanjang sisa semen tak terhidrasi masih terbentuk Penggunaan bentuk benda uji yang berbeda akan memberikan interpretasi yang berbeda terhadap nilai kuat tekan beton yang akan diprediksi terutama pada mutu tinggi. Angka korelasi akibat perbedaan bentuk benda uji pada beton mutu tinggi didapatkan dengan mencari rasio nilai fc maupun fcr dari benda uji silinder 15/30 dan kubus 15/15/15 seperti yang disajikan pada tabel 8. Nampak bahwa pengaruh perbedaan bentuk benda uji tidak memberikan perbedaan yang berarti pada beton mutu tinggi, dimana nilai korelasi bentuk adalah mendekati homogen sebesar 0,9 atau dengan sedikit optimis bisa dianggap bernilai 1 untuk kelompok benda uji fcr. Nilai tersebut ternyata lebih besar dibanding beton mutu normal dari PBI 1971 dimana nilai korelasi bentuk silinder ke kubus adalah 0,83. Data lain dari A.M. Neville, (1981) menunujukkan bahwa rasio kekuatan beton untuk bentuk benda uji silinder / kubus berkisar 0,76 sd 0,96. Ambang atas dari A.M. Neville sebesar 0,96 adalah sebuah batas yang diperuntukkan mutu beton di atas normal, artinya ada kemiripan antara hasil pengujian dengan A.M. Neville bahwa faktor bentuk benda uji tidak mempengaruhi nilai kuat tekan pada beton mutu tinggi. Penggunaan bentuk benda uji yang berbeda khususnya untuk kondisi pemakaian beton mutu tunggi maka hasil pengujian mengusulkan perubahan pada standar/ peraturan yang ada (Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971-PBI 1971) yakni Tabel 4.1.3 tentang perbandingan Kekuatan Beton Pada Berbagai Bagai Benda Uji menjadi Tabel 9. Tabel 8. Nilai korelasi bentuk silinder t=15 ø= 30 terhadap bentuk kubus 15.15.15 Pada Mutu Tinggi (fc =40 MPa) Ratio bentuk benda uji silinder t=15 ø= 30 terhadap Sumber Data Pembanding bentuk kubus 15.15.15 berdasarkan kuat tekan kelompok benda uji umur (hari) fcr 0,994 0,998 0,996 0,997 0,999 fc 0,976 1,012 1,007 1,013 1,022 Tabel 9. Usulan / Rekomendasi Tentang Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan Berbagai Bentuk Benda Uji Perbandingan Perbandingan Benda uji kekuatan tekan Beton Mutu Normal (PBI 1971) Kubus 15.15.15 cm 1,00 1,00 Kubus 20.20.20 cm 0,95 Belum diuji Silinder 15/30 cm 0,83 1,00 kekuatan tekan Beton Mutu Tinggi (rekomendasi) KESIMPULAN DAN SARAN Penggunaan beton mutu tinggi akan meningkatkan angka korelasi umur kuat tekan beton dibading mutu normal, baik menggunakan benda uji standar SNI 03-2847-2002 (silinder ϕ=15, t=30) atau SNI 1974-2011 atau PBI 1971. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka korelasi umur pada beton mutu tinggi pada umur 3,7,14,21,28 hari adalah 0,40 0,68 0,91 0,94 1. Nilai korelasi umur pada beton mutu tinggi ternyata masih di atas angka korelasi beton mutu normal, hal ini disebabkan peningkatan kekuatan awal beton lebih didominasi oleh meningkatnya tegangan dasar akibat terbentuknya semen tak terhidrasi. Sedangkan rasio angka korelasi bentuk benda uji dari silinder ϕ=15,t=30 ke kubus 15.15.15 khususnya pada mutu tinggi adalah sama besar atau dengan angka korelasi sebesar 1. Hal ini menandakan bahwa penggunaan bentuk benda uji silinder atau yang lain tidak memberikan pengaruh perbedaan korelasi kekuatantekannya. Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 49

DAFTAR PUSTAKA Aman Subakti, 1991, Teknologi Beton Dalam Praktek, Laboratorium Beton Jurusan Teknik SipilFTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya A.M. Neville, Properties of Concrete, 3 rd Edition, Pitman Publishing, London, 1981. Jonathan Sarwono, 2006, Teori Analisis Korelasi Mengenal Analisis Korelasi, diambil dari http://www.jonathansarwono.info/korelasi/korel asi.htm, diakses 1 Mei 2016 pukul 22.00 WIB ASTM C 1074 98, 1998, Standard Practice for Estimating Concrete Strength by the Maturity Method, American Society for Testing and Materials SK SNI-T-15-1990-03, Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Normal,Yayasan LPMB, Bandung SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardrisasi Nasional BSN, Jakarta.i ASTM C 39/C 39M 01, 2001, Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens,American Society for Testing and Materials Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2011, SNI 1974-2011 - Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder, Badan Standarisasi Nasional Jakarta Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik Studi Angka Koefisien./Norman R./hal.44-50 50