BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan efektivitas kinerja para karyawan yang dapat menggerakkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian adalah BMT UGT Sidogiri yang beralamatkan di Jl.

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dimunculkannya sistem perbankan syari ah pada

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan. produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB III METODE PENELITIAN. BMT-UGT (Baitul Maal wat Tamwil-Usaha Gabungan Terpadu) Sidogiri Cabang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam khususnya mengalami pasang surut seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia perbankan syari ah tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Hal tersebut harus diakui karena perkembangan dunia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan.kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pimpinan puncak suatu organisasi. Masing masing sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

DAFTAR RUJUKAN. dan Kebijakan Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya. Pengelolaan aktivitas setiap organisasi harus benar-benar tepat. manusia terutama yang memiliki etos kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alqur an sebagai pegangan hidup umat Islam telah mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun ke luar negeri. Selain itu lembaga keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bisnis merupakan kegiatan yang tak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. misal; asuransi syari ah, pegadaian syariah, reksadana syari ah, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB 1 PENDAHULUAN. daya yang ada diperusahaan agar bisa melaksanakan tugas-tugas kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dengan meningkatnya perkembangan Lembaga Keuangan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembngan perekonomian di Indonesia khususnya untuk menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan disegala bidang yang lumayan tinggi dan. PLN harus menyediakan pasokan listrik yang cukup, tentunya dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padaperkembangan dan kemajuan di berbagai bidang selalu mengedepankan efektivitas kinerja para karyawan yang dapat menggerakkan sekaligus menjalankan roda bagi perusahaan. Perubahan demi perubahan dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan selalu menjadi fokus utama dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat, hal ini dipandang penting guna meningkatkan kinerja para karyawan. Kemajuan efektivitas kinerja karyawan dalam memajukan perusahaan, dapat dilihat pada berbagai kegiatan yang di ikuti oleh setiap karyawan. Terciptanya efektivitas kinerja yang baik diharapkan mampu untuk dapat menjamin percepatan, kelancaran, pelayanan terhadap masyarakat secara baik dan tepat. Tujuan utama dari perkembangan pelayanan tersebut melalui efektivitas kinerja karyawan adalah bagaimana upaya suatu perusahaan dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan dengan kualitas pelayanan yang baik dan tepat guna bagi masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan yang dapat diterima oleh masyarakat kecil menengah yaitu pada lembaga keuangan mikro. Lembaga keuangan mikro tersebut telah berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan kelembagaan dan jumlah kebutuhan masyarakat yang cukup banyak, membawa perkembangan yang pesat dalam kinerja di bidang keuangan. Sehingga, lembaga keuangan makro maupun mikro sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 1

2 Bait Mal wat Tanwil (BMT) merupakan salah satu lembaga ekonomi dan keuangan yang dikenal luas pada masa-masa awal. Bait al Maal yang berkembang pada masa-masa awal kejayaan Islam berfungsi sebagai institusi keuangan public, yang oleh sebagian pengamat ekonomi disejajarkan dengan lembaga yang menjalankan fungsi perekonomian modern, bank sentral. 1 Keberadaan BMT inilah yang diinginkan oleh masyarakat yang kebanyakan berpenghasilan rendah dan menengah bawah untuk menyimpan dana yang mereka miliki. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya keterbatasan dana yang mereka miliki untuk tetap mengembangkan usahanya. Konsep BMT itu sendiri sebenarnya sudah dikenal pada zaman Rasulullah SAW yang dikenal dengan nama Bait Al-Maal dan berfungsi sebagai pengelolahan dana amanah dan harta rampasan perang pada masa awal Islam, yang diberikan kepada yang berhak dengan pertimbangan kemashalatan umat. 2 Dengan kata lain baitul maal merupakan sebuah lembaga keuangan yang melakukan kegiatan pengelolaan dan bersifat nirlaba (sosial),sumber dana diperoleh dari zakat, infak, sedekah, atau sumber lain yang halal dan pada akhirnya dana tersebut disalurkan kepada mustahik, yang berhak, atau untuk kebaikan. 3 Islamtelah mengatur seluruh aspek kebutuhan manusia sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.selain dianjurkan untuk menyisihkan harta 1 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 55 2 Dicki Hartanto, Bank dan Lembaga Keuangan Lain- Konsep Umum dan Syariah, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2012) Cet. I, h. 69 3 Hertanto Widodo, dkk, PAS (Pedoman Akuntansi Syariah) - Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil (BMT),( Bandung : Mizan, 2002) Cet. II, h. 81

3 yang harus dikeluarkan baik itu zakat, infak, sedekah dan lainnya, tentunya untuk memperoleh itu semua harus bekerja keras dan mengikuti syariat Islam Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan sesuatu 4. Kerja merupakan proses penciptaan atau bentuk nilai baru (tambahan) pada suatu unit sumber daya manusia. 5 Efektivitas merupakan suatu cara atau langkah dan metode yang paling tepat dalam rangka proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Yang mana ketetapan tersebut meliputi ketetapan tentang penetapan cara, langkah-langkah dan metode yang diukur dari segi kehematan waktu, biaya maupun tenaga. Kemudian,harus mampu memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang ikut menetapkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan secara bersama. 6 Pada tingkat yang paling dasar dalam suatu organisasi dan lembaga terletak pada efektivitas individu.pandangan ini menekankan pada kinerja individu-individu yang ada di dalam organisasi.pengertiannya, masing-masing kontribusi yang dapat diberikan individu-individu dalam organisasi sangat ditekankan.tugas yang harus dilaksanakan biasanya ditetapkan sebagai bagian dari pekerjaan atau posisi di dalam organisasi.pada efektivitas kelompok, penekanannya pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja.sebab di samping bekerja sendiri, pada kenyataannya individu biasanya bekerja 4 Malayu hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara ). h. 41 5 Talaziduhu Ndraha, Pengantar Teori PengembanganSsumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), Cet-1, h. 90 6 Hasibuan, Malayu SP.Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2000) h. 98

4 bersama-sama di dalam kelompok.dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas kinerja kelompok adalah jumlah kontribusi dari semua anggota. 7 Efektivitas yang bagus tentunya diperoleh dari kinerja setiap karyawan yang mengerjakan pekerjaannya dengan benar dan tepat waktu. Sehingga, kinerja sebagai sesuatu hal yang akan tampak, di mana individu dalam mencapai tujuan organisasinya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi maupun suatu lembaga dalam mencapai efektivitas yang tinggi.tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Armstrong mengatakan bahwa, kinerja atau prestasi kerja berasal dari pengertian performance.kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang di capai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang di kerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonom. 8 Jadi, dapat disimpulkan efektivitas kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang dengan metode yang tepat sebagai hasil dari prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan guna untuk mencapai tujuannya. 9 Ada beberapa indikator yang menjadikan tolak ukur efektivitas kinerja karyawan suatu organisasi antara lain: h. 73-74 7 Manahan P. Tampubolon, Perilaku Keorganisasian, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004) 8 Julainsyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen, (Jakarta : Kencana, 2013) Cet. I, h. 271 9 Veithzal Rivai, Manusia Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, ( Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2013) Cet 5, h. 548

5 Yang pertama : Kualitas kerja pegawai yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dapat tercapai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan. Kedua : Jabatan yang dipegang merupakan tugas dan tanggung jawab karyawan yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga : Ketersediaan pelatihan yaitu adanya kesesuaian pelatihan yang dibutuhkan oleh pegawai sesuai dengan keahliannya masing-masing. 10 Pandangan Islam terhadap efektivitas kinerja ini sangat positif dan akanberdampak baik. Setiap karyawan seharusnya menanamkan sifat etos kerja yang Islami terhadap pribadi masing-masing karyawan. Adapun sikap etos kerja yang Islami itu adalah sebagai berikut : 1. Niat ikhlas karena Allah Swt semata bahwa perbuatan manusia akan diperhitungkan sesuai dengan niatnya. Niat yang ikhlas akan menyadarkan menyadarkan bahwa Allah Swt sedang memantau kerja kita, Allah Swt menjadi tujuan. Rezeki harus digunakan dan dibelanjakan pada jalan yang benar kemudian, menyadari apa saja yang di peroleh akan dipertanggung jawabkan kepada Allah Swt. 2. Kerja keras dengan sungguh-sungguh yaitu dengan sepenuh hati, jujur, dan kerja yang halal dengan cara yang halal pula. 11 Begitu halnya dengan keefektivitasan pelatihan karyawan yang pada dasarnya merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia, yang intinya adalah bagaimana memberikan perlakuan terhadap sumber daya manusia yang ada agar sesuai dan dapat diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan adanya manajemen sumber daya manusia ini adalah untuk 10 Moh Tika Pabundu, Budaya Organisasi dan Peningkatan KinerjaPerusahaan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006) h. 28 11 Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008) Cet 1, h. 77

6 meningkatkan kinerja dari sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas yang berdaya guna dan berhasil guna, yang dilakukan sesuai kemampuan dan kebutuhan suatu perusahaan maupun lembaga institusi. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang diperlukan pada saat ini adalah sumber daya manusia yang sanggup mengusai teknologi dengan cepat, adaptif, dan responsip terhadap perubahan-perubahan teknologi.dalam kondisi tersebut integritas pribadi semangkin penting untuk memenangkan persaingan. 12 Tentunya untuk menjawab tantangan tersebut haruslah mempersiapkan tenaga kerja yang handal sesuai dengan bidangnya masingmasing.pembentukan sumber daya manusia ini harus dilakukan pada tahap awal dengan melakukan seleksi dan pembinaan bagi calon karyawan sehingga yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya masing-masing sebagai tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dan pelatihan dapat membantu karyawan untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya. 13 12 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 16 13 Veithzal Rivai, Manusia Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2013) Cet 5, h. 212

7 Kemunculan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri ini karena adanya koperasi pertama yang didirikan bernama MMU. Setelah KoperasiBMT MMU berjalan selama dua tahun maka banyak masyarakat Madrasahdiniyah yang mendapat bantuan guru dari Pondok Pesantren Sidogiri lewaturusan Guru Tugas (UGT) mendesak dan mendorong untuk didirikankoperasi dengan skop yang lebih luas yakni skop Koperasi Jawa Timur. Pendorong utama berdirinya koperasi tersebut yaitu para alumni Pondok PesantrenSidogiri yang berdomisili di luar Kabupaten Pasuruan. Tepat pada tanggal 05Rabiul Awal 1421 H 22 Juni 2000 M diresmikan dan dibuka satu unit Koperasi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri di Jalan Asem Mulyo 48 C Surabaya. Kini BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri telah berjalan selama 14 tahun. Dengan perkembangan yang cukup pesat memiliki 230 Unit Pelayanan Baitul Maal wat Tamwil diseluruh Indonesia per-april 2014. Salah satu cabang di Riau yaitu kota Pekanbaru yang berada pada Jl. Delima No. 17. BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri ini didirikan pada tanggal 17 Juli tahun 2012. Perkembangan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu kinerja karyawan. Bentuk perkembangan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang pekanbaru dilihat dari jumlah anggota pada tahun 2013-2014 sebagai berikut:

8 Daftar Tabel 1.1 Perkembangan Anggota Pada Tahun 2013-2014 No Tahun Jumlah 1 2013 479 2 2014 607 Sumber: Data BMT Ugt Sidogiri Cabang Pekanbaru Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi perkembangan anggota pada tahun 2013-2014. Pada tahun 2013 jumlah anggota BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri empat ratus tujuh puluh sembilan (479) sedangkan pada tahun 2014 enam ratus tujuh (607). Dari tabel tersebut dapat dilihat terjadi perkembangan yang cukup baik. Kegiatan yang dilakukan oleh BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru untuk memperoleh kinerja karyawan yang baik yaitu dengan menyelenggarakan kepada karyawan. pelatihan yang ada. Pelatihan yang di ikuti oleh karyawan merupakan salah satu bentuk keefektivitasan dalam membentuk sumber daya manusia yang handal.pelatihan yang dilakukan oleh BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru ialah dengan melakukan pemantapan materi-materi sesuai dengan bidang dan keahlian karyawan-karyawan guna menadapatkan kinerja karyawan yang lebih baik. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru dengan melihat permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Unit Jalan Delima Pekanbaru untuk diteliti dengan judul Analisis Efektivitas Kinerja

9 Karyawan Pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. B. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran yang diinginkan dengan benar dan tepat maka penulis membatasi permasalahan ini tentang bagaimana Analisis efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru serta bagaimana tinjauan ekonomi islam terhadap Efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan disertai dengan data-data yang telah disajikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas kinerja karyawan dalam mengembangkan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru? 2. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabunga Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana analisis efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru.

10 b. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap analisis efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru. 2. Manfaat penelitian a. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Syari ah dan Hukum Jurusan Ekonomi Islam. Kemudian, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis terhadap permasalahan yang diteliti. b. Sebagai salah satu sumber informasi bagiuntuk mengetahui lebih dalam tentang efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Usaha Gabungan Terpadu SidogiriCabang Pekanbaru Jln. Delima No. 17 Pekanbaru. 2. Subjek dan Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru sedangkan yang menjadi objeknya adalah Efektivitas Kinerja Karyawan Pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru.

11 3. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah staf dan karyawan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri. Maka peneliti menggunakan teknik total sampling dalam pengambilan sampel, yaitu terdiri dari 1 (satu) orang pimpinan dan 4 (empat) orang karyawan. Total sampling menurut Sugiyono, adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. 14 4. Jenis Data Adapun jenis data dalam penelitian ini meliputi: a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan susunan kepengurusan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Kantor Cabang Pekanbaru yang terdiri dari: Kepala Cabang, Kasir dan Account Officer dan dokumendokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur yang berhubungan dengan efektivitas kinerja karyawan dan literatur lain yang dapat memberikan informasi tentang efektivitas kinerja karyawan. 14 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana, 2007) Cet, Ke 5, h. 79

12 5. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan kualitas data yang valid, maka metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung atau pun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. 15 Objek penelitian tersebut adalah efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabunga Terpadu Sidogiri. b. Wawancara ( interview), yaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan wawancara langsung terhadap kepala cabang, karyawan, dan account oficer. c. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen, brosur pada karyawan. 6. Analisis Data Dalam penelitian ini dibutuhkan adalah data deskriptif kualitatif maka dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif tentang analisis efektivitas kinerja karyawan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri cabang Pekanbaru ditinjau menurut ekonomi Islam. Deskriptif kualitatif adalah data yang mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan 15 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : Raja Wali Press, 2009), h. 51

13 menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang ada di lapangan. 16 7. Metode Penulisan Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode yaitu: a. Induktif, penulis menggunakan fakta-fakta yang bersifat khusus dan diambil kesimpulan yang bersifat umum. b. Deduktif, penulis menggunakan kaedah-kaedah atau pendapat bersifat umum dan diambil kesimpulan yang secara khusus. c. Deskriptif, penulis menggunkan metode dengan data-data yang diperlukan dalam penelitian. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : BMT UGT SIDOGIRI CABANG PEKANBARU Yang terdiri dari sejarah berdirinya, struktur organisasi dan visi dan misi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. 16 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana, 2003), h. 15

14 BAB III : TINJAUAN TEORITIS EFEKTIVITAS DAN KINERJA Yang terdiri atas dasar-dasar ekonomi Islam, moral ekonomi Islam, kriteria ekonomi Islam, pengertian Efektivitas dan kinerja, ukuran efektivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas, dan indikator efektivitas dan kinerja. BAB IV : ANALISIS EFEKTIVITAS KINERJA KARYAWAN PADA BMT USAHA GABUNGAN TERPADU SIDOGIRI CABANG PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM Yang terdiri Atas Efektivitas Kinerja Karyawan Dan Tinjauan Ekonomi Islam Mengenai Efektivitas Kinerja Karyawan Pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian