Komite Penasehat Dewan HAM PBB Dorong Adopsi Deklarasi Hak Asasi Petani Sebagai Instrumen HAM Internasional

dokumen-dokumen yang mirip
La Via Campesina. International peasants movement. Movimiento campesino internacional. Mouvement paysan international. Pergerakan Petani Internasional

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI PERTANIAN RI. PADA KONFERENSI INTERNASIONAL HAK ASASI PETANI Jakarta, 21 Juni 2008

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

Problematika Nasional di Bidang Pangan 1. Kemampuan Negara Menjalankan Kewajiban dalam Pemenuhan dan PemenuhanHak Atas Pangan 2. Kasus Daerah Rawan Pa

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

Prinsip Dasar Peran Pengacara

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

Surat Pernyataan Pers: Wujudkan Kedaulatan Pangan Rakyat: Hentikan Proyek MIFEE di Papua

PEDOMAN PENGADUAN (KELUHAN) INDIVIDU BERDASARKAN PERSETUJUAN INTERNASIONAL

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA : 58/PUU-X/2012

Tujuan 2. Menghentikan kelaparan, meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PRESS KIT. #HariTani 2015

Pernyataan Misi

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Mendorong Komitmen Indonesia Meratifikasi Statuta Roma untuk Memperkuat Perlindungan Hak Asasi Manusia

DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAND REFORM ATAS TANAH EKS HGU PT RSI DI KABUPATEN CIAMIS SUATU KAJIAN HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 87/PUU-XI/2013 Kemudahan Memperoleh Lahan Pertanian dan Kelembagaan Petani

Pengantar Prinsip Kemanusiaan

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rilis Pers Bersama. Perppu Ormas Ancaman bagi Demokrasi dan Negara Hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEKLARASI HAK ASASI PETANI

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

ACTION PLAN IMPLEMENTASI PERJANJIAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN UNTUK PANGAN DAN PERTANIAN

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 99/PUU-X/2012 Tentang Hak-hak Petani Dalam Melakukan Kegiatan Pemuliaan Tanaman

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

CATATAN KRITIS TERHADAP RUU PERTANAHAN

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

Konvensi Munisi Tandan (CCM) tahun 2008

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

INFO SHEET PROLEGNAS DAN PROLEGNAS PRIORITAS 2010

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PROSEDUR KOMUNIKASI. Lembar Fakta No. 7. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

the Right of Indigenous Peoples, melalui suatu pemungutan suara (roll-call vote),

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

Analisa Media Edisi Juni 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

KONVENSI HAK ANAK : SUATU FATAMORGANA BAGI ANAK INDONESIA?

TANGGUNG JAWAB NEGARA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORASI

REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM

Tata Kelola Tenurial Yang Bertanggung jawab

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Merayakan Praktik Pancasila di Tingkat Lokal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

Total Tahun

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Pakta Lapangan Kerja Global

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

Transkripsi:

Komite Penasehat Dewan HAM PBB Dorong Adopsi Deklarasi Hak Asasi Petani Sebagai Instrumen HAM Internasional "Harus ada perhatian lebih terhadap kelompok rentan yang bekerja di pedesaan, khususnya petani kecil, orang tak bertanah, nelayan, pemburu, dan peramu. Oleh karenanya, harus dilakukan adopsi deklarasi hak asasi petani sebagai sebuah instrumen hak asasi manusia di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)" Hal tersebut disampaikan oleh Komite Penasehat Dewan HAM PBB dalam pertemuan Sesi ke-19 Dewan HAM PBB yang digelar sejak tanggal 27 Februari-23 Maret 2012 di Jenewa, Swiss. Tercatat, 80 persen dari penduduk dunia yang menderita kelaparan tinggal di daerah pedesaan. Dan hari ini, 50 persen dari penduduk dunia yang kelaparan adalah petani kecil yang bergantung keseluruhan atau sebagian pada pertanian untuk mata pencaharian mereka. Demikian salah satu basis argumentasi yang disampaikan Komite Penasehat Dewan HAM dalam dokumen lobi resminya yang juga merupakan studi final tentang pemajuan hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di daerah pedesaan. Pertemuan ini merupakan sinyal positif bagi Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) yang telah memperjuangkannya 1 / 5

secara formal di PBB sejak 2008, bersama sejumlah organisasi masyarakat internasional lain, seperti La via Campesina, FIAN Internasional dan CETIM. Deklarasi Hak Asasi Petani itu sendiri adalah hasil Konferensi Nasional Pembaruan Agraria dan Hak Asasi Petani di tahun 2001 yang melahirkan Deklarasi Hak Asasi Petani dan ide tentang KNUPKA (Komisi Nasional untuk Penyelesaian Konflik Agraria).Seperangkat hak yang hendak dilindungi meliputi: (1). Kesetaraan hak perempuan dan laki-laki petani; (2). Hak atas kehidupan dan atas standar kehidupan yang layak; (3). Hak atas Tanah dan Teritori; (4). Hak atas Benih, Pengetahuan dan Praktek Pertanian Tradisional; (5). Hak atas Permodalan dan Sarana Produksi Pertanian; (6). Hak atas Informasi dan Teknologi Pertanian; (7). Kebebasan untuk Menentukan Harga dan Pasar untuk Produksi Pertanian; (8). Hak atas Perlindungan Nilai-nilai Pertanian; 2 / 5

(9). Hak atas Keanekaragaman Hayati; (10). Hak atas Pelestarian Lingkungan; (11). Kebebasan Berkumpul, Berpendapat dan Berekspresi; (12). Hak untuk Mendapatkan Akses terhadap Keadilan Dalam proses perjuangan diplomatik tersebut, negara-negara yang kemudian mendukung inisiatif ini dalam sidang-sidang Dewan HAM PBB, antara lain adalah Indonesia, Venezuela, Bolivia, Senegal, Ekuador, Kuba, Afrika Selatan, dan Ghana. Selain dukungan dari sejumlah pemerintah (negara) inisiatif ini juga didukung oleh Pelapor Khusus Hak Atas Pangan, Olivier De Schutter. Dukungan De Schutter ini tampak jelas dalam rekomendasi laporan di muka sidang pada tanggal 6 Maret perihal dampak krisis pangan terhadap hak atas pangan, khususnya di Cina, Madagaskar, Afrika Selatan dan Meksiko (dokumen sidang A/HRC/19/59). Sementara, IHCS sebagai salah satu unsur delegasi masyarakat yang bekerja untuk pemajuan dan pembelaan hak atas pangan dan hak asasi petani dalam tim advokasi hak asasi petani ini menyampaikan bahwa Dewan HAM PBB harus membuat prosedur khusus yang baru untuk meningkatkan promosi dan perlindungan hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di daerah pedesaan, di mana hak atas tanah harus diakui dalam hukum internasional Hak Asasi Manusia. Instrumen baru ini harus mengakui hak-hak yang tercantum dalam instrument internasional yang ada, untuk meningkatkan koherensi dan visibilitas. Instrumen baru tersebut juga harus mengakui hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di daerah pedesaan, antara lain hak atas tanah, benih dan alat-alat produksi. 3 / 5

Adapun salah satu rekomendasi IHCS dalam studi tentang pemajuan hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di daerah pedesaan, adalah bahwa perhatian lebih harus diberikan pada pembaruan agraria yang bermanfaat bagi pemilik tanah skala kecil dan mempromosikan perlindungan kepemilikan dan akses terhadap tanah bagi rakyat di pedesaan, terutama bagi perempuan. Di level nasional, DPR memiliki Prioritas Prolegnas yaitu RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Diharapkan RUU ini sebagai realisasi progresif pemenuhan dan perlindungan hak-hak petani, dalam pengertian petani sebagai sebagai produsen pangan; sebagai kelompok rentan; sebagai korban konflik agraria; sebagai subyek pembaruan agraria. Dalam RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, tinjauan kritisnya antara lain: Pertama. Hak-hak apa yang dilindungi tidak komprehensif; Kedua. Mereduksi hak berserikat hanya dalam Asosiasi dan Dewan Komoditas; Ketiga. Tanpa Pemulihan Hak Korban Konflik Agraria; Keempat. Tanpa Reforma Agraria sebagai hak petani, persoalan tanah hanya dicukupkan pada kawasan usaha tani tanpa redistribusi lahan untuk petani kecil dan buruh tani dan tanpa batas maksimimum serta minimum kepemilikan tanah, pengaturan penggunaan tanah lewat konsolidasi tanah bukanlah landreform, sehingga tidak ada jelas peruntukan tanah (obyek landreform) sebagai hak petani. Obyek landreform: hanya tanah terlantar, tanah negara; Kelima. Tanpa Jaminan Sosial (Asuransi Pertanian Bukan Jaminan Sosial); 4 / 5

Keenam. Tanpa perlindungan Petani Pemulia Benih yang dilindungi hasil budi dayanya; Ketujuh. Dukungan saprotan tanpa perlindungan hak atas air. DPR dan Pemerintah dalam membahas RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, haruslah merujuk kepada Deklarasi Hak Asasi Petani dan merujuk Piagam Petani FAO, dalam menyusun realisasi pemenuhan kewajiban melindungi hak-hak petani. Sumber : Siaran Pers IHCS Indonesian Human Rights Committee for Social Justice Jl. Mampang Prapatan No. 8A Jakarta Selatan Tel : 021 3259 2007Tel, Fax : 021 7949 207 Web : www.ihcs.or.id 5 / 5