Studi Kasus tentang merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Kluster Tirisano UNIDO

dokumen-dokumen yang mirip
Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

1. Mengelola penyampaian bantuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

Inisiatif Accountability Framework

CONTOH SARANA DAN PROGRAM ILO TINGKAT PERUSAHAAN

BAB 2 DESKRPSI SEWELLS GROUP

Audit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON

StudiKasus: Iuran Pelatihan di Korea Selatan Concepts

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk memperoleh laba yang optimal. Pada umumnya, kegiatan produksi

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

Total Quality Purchasing

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Bismillahi rahmani rahiim,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di segala bidang. Dengan adanya persaingan ini menuntut setiap

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja di UKM

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Inisiatif Kompor Bersih Indonesia Kasus Kompor Biomassa Bersih di Indonesia

Indorama Ventures Public Company Limited

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP SISTEM INFORMASI

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Membangun pasar kopi inklusif

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

LOKAKARYA PERANGKAT MANAJEMEN INTEGRITAS UNTUK PDAM KOTA MALANG

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

Proyek TPSA Mengadakan Tiga Pelatihan tentang Analisis Gender dalam Perdagangan bagi Pejabat Kementerian Perdagangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

EXECUTIVE SUMMARY KEBIJAKAN PENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS KABUPATEN BOGOR DAN KOTA MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran pelaksanaan..., Devi Wirasanti, FKM UI, 2009

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

HP Latex 300 Printer Series. Jaminan Terbatas

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Peran Saluran Pemasaran

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat baik di pasar domestik

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

CP1660 Komunikasi yang dapat diandalkan dengan fungsi yang ditingkatkan. Radio Dua Arah Portabel Komersial untuk Pendidikan

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med

Transkripsi:

Studi Kasus tentang merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Kluster Tirisano UNIDO 1. Masalah Dalam sektor otomotif Afrika Selatan, tingkat daya saing secara umum masih di belakang perusahaan-perusahaan internasional. Perusahaan-perusahaan lapis 2 / UKM menghadapi kesenjangan yang sangat lebar dalam hal kapasitas, dan pemahaman mereka terhadap prinsipprinsip pengolahan kelas dunia masih tergolong rendah. Pada saat bersamaan, Original Equipment Manufacturers (OEM) dan produsen komponen otomotif lapis pertama di tingkat lokal maupun internasional menuntut standar yang lebih tinggi terkait mutu, biaya, pengiriman dan, pada tingkatan tertentu, keahlian teknis. Pada umumnya mereka tidak puas dengan daya saing sub-pemasok mereka. Tekanan persaingan yang ketat dan marjin yang kecil di sector ini juga menjadi pendorong untuk melakukan penghematan biaya hingga ke rantai suplai karena terkait dengan standar kondisi kerja yang lebih rendah, terutama di perusahaan-perusahaan lapisan lebih rendah. Dalam banyak kasus, perusahaan lapis 2 tidak dilibatkan dalam inisiatif langsung yang diluncurkan sebagian besar OEM dan oleh karena itu tidak memperoleh manfaat dari keahlian internasional, seperti halnya dalam usaha patungan internasional dan partisipasi multinasional dalam program-program peningkatan daya saing dan mereka diharuskan untuk mengatasi tantangan ini sendiri. 2. Jenis intervensi apa yang kita bicarakan? The Automotive Industry Development Centre (AIDC), sebuah lembaga pelaksana yang merupakan bagian dari departemen pembangunan ekonomi tingkat provinsi, telah mengembangkan program daya saing pengolahan tahun 2002 bekerjasama dengan CII (Confederation of Indian Industries) dan UNIDO (United Nations Industrial Development Organisation) yang disebut Tirisano, untuk para pemasok otomotif Afrika Selatan.

Program ini difokuskan untuk meningkatkan daya saing pemasok melalui pelaksanaan Lean manufacturing yang ditargetkan untuk keselamatan, mutu, biaya, pengiriman, penghematan listrik dan peningkatan moral sambil mengalihkan keterampilan dan sarana Peningkatan secara Berkelanjutan ke tim-tim pilihan klien. Dikarenakan sifat Program ini, peningkatan proses/daya saing dapat dikaitkan dengan manfaat seperti pengurangan lembur, peningkatan produktivitas, penghematan listrik dan pengelolaan utilitas yang lebih baik. Pemilihan UKM untuk program percontohan ini didasarkan pada karakteristik berikut: Pemasok komponen otomotif berdasarkan di daerah sasaran Jumlah pekerjanya berkisar antara 27 sampai 126 orang Perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja Mutu, Biaya dan Pengiriman 1 perusahaan pemberdayaan ekonomi masyarakat kulit hitam 1 perusahaan bagi individu yang kurang beruntung Kelima perusahaan yang ditargetkan dalam program percontohan ini mewakili 371 orang pekerja, dimana 248 di antaranya sudah mengikuti pelatihan melalui program percontohan ini. Program ini melibatkan berbagai bentuk dukungan di tingkat perusahaan. Pertama, ahli mesin atau penasehat industri yang ditugaskan ke perusahaan untuk melaksanakan orientasi manajemen dan inisiatif peningkatan kesadaran di tingkat perusahaan. Penasehat industri ini kemudian mengadakan penilaian diagnostic untuk menunjukkan bidang-bidang intervensi apa yang dibutuhkan agar dapat meningkatkan pengoperasian perusahaan. Beberapa intervensi dibahas dan disepakati bersama manajemen perusahaan, dan penasehat ini memberi pelatihan dan bekerjasama dengan perwakilan perusahaan untuk melaksanakan intervensi selama jangka waktu 6 bulan (pada tahap-tahap selanjutnya, program direvisi menjadi 12 bulan). Program ini juga menciptakan platform untuk berbagi informasi tentang peningkatan berkelanjutan di kalangan perusahaan di kluster ini. Beberapa rapat kajian bulanan kemudian diadakan, dimana perusahaan-perusahaan ini memberi masukan tentang kegiatan bulanan mereka dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai terkait program tersebut, menetapkan beberapa target baru dan menawarkan nasehat dan soolusi untuk perusahaan yang menjadi tuan rumah rapat tersebut.

Hasil yang dicapai dapat digolongkan menjadi dua level: alih keterampilan terkait sarana dan tehnik pengolahan kelas dunia ke seluruh perusahaan oleh pakar mesin AIDC dan peningkatan terukur hingga ke bagian penting dari kinerja perusahaan. Manfaat menyeluruh untuk perusahaan antara lain adalah: Komunikasi yang lebih baik di lantai produksi dan di tingkat manajemen Hubungan yang lebih baik antara manajemen dengan pekerja Pemahaman/peningkatan kesadaran di kalangan manajemen senior tentang system baru Perubahan budaya Pelatihan tentang kesadaran Partisipasi dari para staf Dukungan penuh untuk melakukan perubahan Pelaksanaan program peningkatan terus-mennerus dan berkelanjutan Memenuhi persyaratan pelatihan dan sistem pengelolaan mutu Peningkatan pemahaman tentang kebutuhan konsumen Peningkatan efisiensi dan penghematan biaya Kombinasi hasil yang dilaporkan ke lima perusahaan yang berpartisipasi dalam program percontohan ini antara lain: 843 label merah ditemukan dalam kegiatan 5S dimana 773 di antaranya sudah dihapus (label merah menunjukkan masalah keselamatan dan mutu, pemeliharaan dan perawatan) 751 limbah telah diidentifikasi dimana 563 di antaranya sudah dihapus (limbah mencakup produksi yang berlebihan, inventaris, transportasi, waktu diam, pergerakan operator, mutu yang buruk). Hasil perusahaan tertentu poin penting Perusahaan 1 : 75% penghematan waktu untuk pergantian pengoperasian Perusahaan 2: 60% peningkatan output di satu lini produksi Perusahaan 3: 35% pengurangan stok barang jadi yang tertahan di gudang Perusahaan 4: 67% peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan Perusahaan5: 50% peningkatan output produksi

3. Strategi pelaksanaan Program percontohan Tirisano diadakan melalui kemitraan UNIDO, AIDC dengan sumber daya dari Departemen Perdagangan dan Industri serta para pendonor lain. Program percontohan ini melibatkan Ford Motor, dan secara khusus, ia meminta kontribusinya dalam bentuk fasilitas konferensi, validasi program dan umpan balik untuk memastikan konsistensi dengan spesifikasi yang diharuskan, dan pemliihan perusahaan. Setelah program percontohan ini, pada tahun 2009, DTI menyetujui kontrak proyek 3 tahun yang dikelola oleh UNIDO dimana AIDC dikontrak untuk melaksanakan Automotive Component Supplier Development Programme (ACSDP) yang memberikan layanan ke 65 perusahaan otomotif nasional (Lapis 1 dan 2) di Afrika Selatan selama tiga tahun. Partisipasi dan keterlibatan Ford Nissan, GMSA, DaimlerChrysler dan VWSA diimbangi dengan kluster yang melibatkan rantai suplai mereka. Walaupun penerima manfaat akhir dari program ini adalah pemasok komponen otomotif, namun proyek ini juga bertujuan untuk memberi manfaat kepada AIDC, agar dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menyediakan layanan secara komersial dan berkelanjutan, dan DTI, yang dapat meningkatkan kapasitasnya dalam memantau dan menilai program ini maupun program sejenis lainnya. Tirisano dan ACSDP disubsidi oleh DTI, tapi perusahaan-perusahaan peserta membayar iuran yang berjumlah sekitar 26% dari total biaya (R7500 per bulan selama 13 bulan, berjumlah kurang lebih USD 7500). Pada tahap selanjutnya, beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan pemulihan biaya, dengan menaikkan iuran perusahaan. Pada tahap kedua program, perusahaan membayar antara 26% sampai 55% dari biaya layanan yang mereka terima. 4. Faktor keberhasilan dan pelajaran yang diperoleh Kajian tentang pengalaman menyebutkan beberapa aspek yang dianggap penting untuk mencapai keberhasilan dan kelangsungan program ini, dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan. Aspek teknis

Jangka waktu siklus layanan: jangka waktu program bantuan diperpanjang dari 6 menjadi 12 bulan agar dapat meningkatkan dampak dan kelangsungan pelatihan Beberapa topik dan bidang pelatihan dan bantuan ditambahkan untuk meningkatkan cakupan dan dampak program (pelatihan tentang produksi bersih dan pengawasan) dan lain-lain telah diidentifikasi sebagai bidang pelatihan pelengkap Peluncuran pelatihan dan bantuan dalam pelatihan menggunakan bahasa setempat juga telah diberikan Aspek kelembagaan dan keuangan Melanjutkan dan memperkuat partisipasi OEM dan perusahaan pelopor industri diakui sebagai hal yang penting untuk mendukung relevansi program ini dan dukungan dari para pemasok Kemampuan individu para pakar diakui sebagai faktor yang penting untuk menentukan mutu dan dampak layanan. Beberapa alat diagnostik diperkenalkan untuk mendukung pakar dalam memberikan bantuan ke perusahaan dan memiliki dasar yang standar untuk membimbing bantuan mereka. Pentingnya koordinasi antar program dalam industri otomotif ditegaskan dan pentingnya membuat dan memelihara hubungan dengan asosiasi bisnis diakui sebagai hal yang perlu ditingkatkan Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan kelangsungan program ini secara financial dengan meningkatkan iuran perusahaan. Namun perusahaan yang memiliki kapasitas paling lemah dan butuh sebagian besar bantuan, diakui juga memiliki kemampuan bayar yang paling kecil. Untuk itu, pendekatan yang fleksibel diterapkan untuk mengatasi masalah ini.