Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

dokumen-dokumen yang mirip
Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

POKOK BAHASAN : ANGIN

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

5/27/2013 AWAN. Pengertian :

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.2

GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

DINAMIKA ATMOSFER A.LAPISAN ATMOSFER

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

Pembentukan Hujan 1 KLIMATOLOGI

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

BAB 4: GEOGRAFI ATMOSFER

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

ATMOSFER GEO 1 A. PENDAHULUAN B. LAPISAN ATMOSFER C. CUACA D. SUHU. Tx = T0 0,6 x h

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada

SIKLON TROPIS YVETTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI CUACA DI INDONESIA (19 23 Desember 2016) Disusun oleh : Kiki, M. Res Rudy Hendriadi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

ANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA.

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

ATMOSFER. Oleh : Jo Asaf S. Spd

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Historis Banjir Jakarta

3. Simbol yang baik untuk memperlihatkan persebaran pada peta adalah a. grafis d. lingkaran b. titik e. warna c. batang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan sumber daya air (Haile et al., 2009).

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Geografi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

METEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

PENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI. Oleh, Erasmus Kayadu

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

Gambar 1. Diagram TS

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017)

Kajian Curah Hujan Tinggi 9-10 Februari 2015 di DKI Jakarta

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

Pembahasan Video : 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

TINJAUAN KLIMATOLOGIS BANJIR DI KABUPATEN MEMPAWAH 14 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Transkripsi:

KTSP & K-13 Kelas Geografi ATMOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kelembapan udara. 2. Memahami curah hujan dan kondisi curah hujan di Indonesia. 3. Memahami perbedaan curah hujan. G. Kelembapan Udara Kelembapan udara (kelengasan udara) adalah kandungan uap air di dalam udara. Alat pengukur kelembapan udara adalah higrometer dan higrograf. 1. Asal Uap Air Uap air berasal dari penguapan sungai, danau, rawa, air tanah, laut, tumbuhan, dan lainnya. Uap air bersifat menyerap panas sehingga makin banyak uap air, makin lembap udara dan makin rendah suhu. Kelembapan udara Indonesia tertinggi karena lautnya luas akibat bentuk wilayah kepulauan. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara Berikut adalah macam-macam kelembapan. a. Kelembapan mutlak (kelembapan absolut), yaitu jumlah uap air dalam 1 m³ udara. b. Kelembapan maksimum, yaitu jumlah uap air maksimum pada suhu tertentu.

c. Kelembapan relatif (kelembapan nisbi), yaitu perbandingan antara jumlah uap air dalam 1 m³ udara dengan jumlah uap air maksimum pada suhu tertentu yang dinyatakan dalam persen. Rumus: Kelembapan mutlak Kelembapan Re latif = 100 % Kelembapan maksimum Contoh Soal Sebanyak 1 m³ udara mengandung uap air 4 gram. Pada suhu 28 C udara tersebut mengandung uap air 25 gram. Kelembapan relatifnya adalah Jawab: Kelembapan relatif = 4g 100% = 16% 25g Udara pada ruangan berukuran 2 2 2 meter mengandung uap air 240 gram. Pada suhu 21 C udara tersebut mengandung uap air 50 gram. Hitunglah kelembapan absolut dan kelembapan nisbinya. Jawab: Kelembapan absolut = 240 g = 30 g/m³ 3 8m Kelembapan nisbi = 30 g 100% = 60% 50 g Super "Solusi Quipper" Kelembapan relatif (kelembapan nisbi). k angka kecil perbandingan B angka besar H. Curah Hujan Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh, baik cair maupun padat berupa hujan air, hujan salju, dan hujan es. Alat pengukur curah hujan adalah fluviometer atau ombrometer dengan menggunakan satuan milimeter atau sentimeter. Curah hujan 2

harian diukur dengan menampung air hujan dengan gelas ukur yang terdapat pada alat pengukur. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan sama disebut isohyet. 1. Jenis Hujan Berikut adalah jenis-jenis hujan. a. Hujan konveksi/zenital/ekuatorial, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang mengandung uap air bergerak konveksi (vertikal), lalu berkondensasi menjadi awan dan jatuh sebagai hujan di daerah tropis. Di Indonesia terjadi sepanjang tahun terutama di musim kemarau dan pancaroba. Ciri-ciri hujan konveksi, yaitu sebagai berikut. 1.) Deras di musim kemarau. 2.) Membentuk awan cumulonimbus. 3.) Lebat. 4.) Singkat. 5.) Petir. 6.) Angin kencang. 7.) Banjir. b. Hujan orografis/naik pegunungan, yaitu hujan yang terjadi karena udara mengandung uap air dipaksa naik ke pegunungan (mendaki lereng pegunungan), lalu berkondensasi menjadi awan dan jatuh sebagai hujan di lereng pertama. Udara yang sudah kosong uap air terus bergerak ke atas, lalu menuruni lereng berikutnya membentuk angin terjun yang kering dan panas. Daerah yang dilalui angin terjun ini disebut daerah bayangan hujan seperti Kota Palu dan Luwuk di Sulawesi Tengah. c. Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi karena pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin di lintang sedang (40 60 ). Daerah pertemuannya disebut front. Massa udara panas yang bergerak naik, lalu berkondensasi menjadi awan dan jatuh sebagai hujan. 2. Kondisi Curah Hujan di Indonesia Curah hujan rata-rata di Indonesia tinggi (±3.000 mm/tahun) karena > 100 milimeter per bulan, namun tidak merata. Tingginya curah hujan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut. a. Laut yang luas sekitar dua per tiga dari seluruh wilayah Indonesia sehingga kaya uap air dan konveksi sinar matahari membentuk kondensasi awan yang banyak. 3

b. Banyak gunung dan pegunungan yang mempercepat proses kondensasi. c. Angin muson yang melewati Indonesia, khususnya angin muson barat yang kaya uap air. d. Terletak di daerah ekuator sehingga terjadi kenaikan udara akibat pemanasan yang menimbulkan hujan lebat dan guntur. 3. Pola Curah Hujan di Indonesia a. Pantai barat curah hujannya lebih besar dibandingkan pantai timur. b. Wilayah bagian barat curah hujannya lebih besar dan makin ke timur curah hujan makin sedikit atau kecil c. Curah hujan lokal bertambah seiring pertambahan ketinggian. d. Curah hujan maksimum bergeser dari barat ke timur. 1.) November: curah hujan terbanyak di pantai barat Sumatra dan Bengkulu. 2.) Desember: curah hujan terbanyak di Lampung sampai Bangka. 3.) Januari: curah hujan terbanyak di Pantura Bali NTB NTT. 4.) Mei: curah hujan terbanyak di Sulawesi sampai Maluku. e. Pada musim hujan, hujan jatuh di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. f. Pada musim kemarau, hujan jatuh di Maluku dan Sulawesi. g. Pada saat pancaroba, hujan jatuh di daerah rawa yang luas dan daerah pedalaman, seperti Bandung, Purwokerto, dan Malang. h. Batas daerah hujan Indonesia barat dengan Indonesia timur sekitar 120 BT (Sulawesi). 4. Tanda-Tanda Turun Hujan Berikut adalah tanda-tanda akan turunnya hujan di suatu wilayah. a. Terbentuknya awan nimbus, baik nimbostratus maupun cumulonimbus. b. Kelembapan relatif > 60 %. c. Udara panas sejenak. 5. Perbedaan Curah Hujan Perbedaan curah hujan disebabkan oleh beberapa faktor berikut. a. Letak DKAT (Daerah Konvergensi Antartopik). DKAT (ekuator termal) adalah daerah tropis dengan suhu tinggi sehingga penguapan besar, kondensasi awan 4

besar, dan curah hujan konveksi besar. Oleh karena DKAT suhunya tinggi, tekanan udaranya rendah sehingga merupakan tempat pertemuan dua angin dari arah yang berlawanan. Kedua angin yang dimaksud adalah angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara dari daerah subtropis dan bertemu di daerah tropis, lalu menguap membentuk hujan konveksi. DKAT curah hujannya tinggi. b. Letak geografis. Pulau-pulau yang dekat dengan Asia, curah hujannya tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau yang dekat dengan Australia karena angin muson barat yang membawa angin hujan berasal dari Asia. c. Bentuk medan/topografi/relief. Medan yang berbukit atau gunung, curah hujannya tinggi dibandingkan daerah yang medannya datar. d. Arah lereng medan. Lereng yang menghadap arah datangnya angin, curah hujannya tinggi dan lereng seberangnya curah hujannya cenderung sedikit. e. Arah angin sejajar garis pantai. Apabila garis pantai sejajar dengan arah angin, suhu tidak akan turun sehingga tidak berkondensasi dan tidak terjadi hujan. Contohnya Pantai Utara Jawa, Madura (Sumenep), Aceh (Pidie) sehingga daerah-daerah ini cocok untuk tambak garam. f. Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Angin ini berasal dari perairan menuju ke daratan. Apabila medan yang dilalui angin itu panjang dan datar, hujan akan turun di dekat pantai, kecuali Gejala Cibinong. Selatan Utara Laut Jan Feb Jakarta Apr Mei Cibinong Bogor 5