23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing kelurahan akan dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab yang pertama adalah mengenai kondisi ekologi, sub bab kedua membahas mengenai struktur demografi dan daya dukung. Sementara pada sub bab ketiga menguraikan mengenai peluang jasa dan ekonomi lokal. Kondisi Ekologi Profil Kelurahan Loji Kelurahan Loji terdiri dari 13 RW dan 50 RT yang secara administrasi terletak di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan Loji memiliki luas 115.002 Ha dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: a. utara berbatasan dengan Kelurahan Sindang Barang, b. selatan berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu, c. barat berbatasan dengan Desa Ciomas Rahayu, dan d. timur berbatasan dengan Kelurahan Menteng. Kelurahan Loji berjarak 6 Km dari pusat pemerintahan kecamatan, 3 Km dari pemerintahan Kota Bogor, dan 144 Km dari ibukota Provinsi Jawa Barat. Akses transportasi menuju kelurahan ini mudah, karena letaknya berada di samping jalan protokol yang menghubungkan antara Kota Bogor dengan Kabupaten dan wilayah di sekitarnya. Keadaan jalan di Kelurahan Loji sudah cukup baik dimana jalanjalan yang menghubungkan kelurahan dengan wilayah sekitar sudah beraspal ataupun bersemen. Namun, jalan yang terdapat dalam ganggang luasnya sangat sempit dan hanya dapat dimasuki oleh kendaraan beroda dua ataupun jalan kaki. Fasilitas kendaraan umum sudah memadai yaitu berupa angkutan kota (angkot) yang beroperasi setiap hari selama hampir 24 jam. Penggunaan lahan di Kelurahan Loji digunakan untuk pemukiman, persawahan, perkebunan, perkantoran, dan prasarana umum lainnya. Secara topografi daerah ini didominasi oleh dataran dengan ketinggian 300 m dpl. Curah hujan ratarata yaitu 300400 mm per tahun, sedangkan suhu ratarata 2330 C. Menurut salah satu petugas kelurahan, status pertanahan di Kelurahan Loji sudah banyak yang telah bersertifikat dengan persentase sekitar 60%. Sementara sisanya, mayoritas masih berupa girik ataupun akta jual beli. Sudah cukup berkembangnya kepemilikan sertifikat di kelurahan ini mungkin disebabkan oleh keadaan penduduk yang tergolong mampu sehingga dapat mengurus sertifikatnya sendiri. Hal tersebut bisa dilihat dari keberadaan beberapa komplek perumahan di kelurahan ini yang dinilai sebagai golongan yang dapat dikatakan mampu secara ekonomi. Namun, selisih persentase kepemilikan sertifikat dengan yang belum bersertifikat tidak begitu jauh perbedaannya, sehingga masih diperlukan upaya mendorong masyarakat agar memiliki sertifikat. Salah satu program fasilitasi di Kelurahan Loji yaitu sertifikasi UMK yang ditujukan bagi Pengusaha Mikro dan Kecil (PMK). Kegiatan perekonomian di Loji cukup berkembang terlihat dari
24 banyaknya warung dan kioskios. Dari total 114 unit yang bergerak di sektor perdagangan atau jasa, sebanyak 19 unit (16.66%) telah bersertifikat melalui program sertifikasi UMK ini. Struktur Demografi dan Daya Dukung Berdasarkan laporan profil kelurahan, jumlah penduduk Kelurahan Loji sampai dengan Bulan Desember 2011 berjumlah 13 061 jiwa, dengan rincian berdasarkan jenis kelamin yaitu 6 525 orang lakilaki dan 6 536 orang perempuan. Sementara itu, jumlah kepala keluarga di kelurahan ini tercatat sebanyak 3 590 KK. Status kewarganegaraan penduduk Loji dominan Warga Negara Indonesia (WNI) sebanyak 13 059 jiwa (99.98%), dan sisanya sebanyak 2 orang (0.02%) merupakan Warga Negara Asing (WNA). Mayoritas penduduk Loji beragama Islam, yaitu 11 816 jiwa (90.47%). Selain itu, terdapat juga penduduk yang menganut Kristen sebanyak 54 jiwa (0.41%), Katholik sebanyak 372 jiwa (2.85%), Hindu sebanyak 133 jiwa (1.02%), dan Budha sebanyak 6 jiwa (0.04%). Sejalan dengan hal ini, sarana peribadatan yang ada meliputi mesjid sebanyak 12 unit dan mushola 13 unit. Tidak semua masyarakat Loji beragama Islam, namun kerukunan antar umat beragama tetap dapat terjalin. Adanya penduduk yang bukan beragama Islam di lingkungan Loji dapat diterima dengan baik. Selengkapnya, komposisi penduduk Loji menurut kelompok umur pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Sebaran penduduk Kelurahan Loji berdasarkan kategori umur No Kategori umur (tahun) Jumlah (jiwa) 1 0004 1 287 2 0509 1 433 3 1014 1 198 4 1519 2 175 5 2024 1 298 6 2529 1 178 7 3034 1 163 8 3539 1 124 9 4044 1 079 10 4549 1 032 11 5054 1 025 12 5559 963 13 60 887 Total 13 061 Sumber : Profil Desa Kelurahan Loji 2011 Berdasarkan Tabel 2, sebagian besar penduduk Loji berada pada kategori usia produktif yang berkisar antara 15 tahun hingga 60 tahun, yaitu sebanyak 84.5%. Penduduk usia nonproduktif dari total jumlah penduduk yakni sebesar 15.5%, merupakan orang yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa beban tanggungan usia produktif terhadap non produktif relatif tidak terlalu berat. Maka, dapat dikatakan sebagian besar
penduduk Loji memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan seharihari dimana persentase penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan persentase usia nonproduktif. Usia masyarakat yang produktif dan tidak produktif tersebut adalah kategori usia yang telah ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS), dan telah umum digunakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Mata pencaharian usia produktif beraneka ragam yaitu karyawan, wiraswasta/pedagang, buruh tani, pensiunan, dan jasa. Rincian mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Sebaran penduduk Kelurahan Loji berdasarkan jenis mata pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) 1 Karyawan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI Polri Swasta/BUMN/BUMD 199 32 25 808 2 Wiraswasta/pedagang 86 3 Tani 4 Buruh Tani 22 5 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 28 6 Jasa/lainlain 153 Total 1 353 Sumber : Profil Desa Kelurahan Loji 2011 Tabel 3 menunjukkan bahwa sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk Loji bekerja sebagai karyawan perusahaan baik swasta, BUMN, maupun BUMD, yaitu sebesar 59.71%. Urutan selanjutnya sebanyak 11.31% bekerja di bidang jasa dan 6.36% bekerja sebagai wiraswasta atau pedagang. Namun, tampak bahwa hanya 10.36% dari total jumlah penduduk yang tercatat memiliki mata pencaharian. Sebagian sisanya mungkin masih berada dalam usia sekolah atau belum terdata dengan baik. Tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran penduduk Kelurahan Loji berdasarkan tingkat pendidikan No Uraian Jumlah (orang) 1 Lulusan Pendidikan Umum SD/MI SMP/SLTP/MTS SMA/SLTA/Aliyah Akademi/D1D3 Sarjana (S1S3) 2 Lulusan Pendidikan Khusus Sekolah Luar Biasa Home Schoolling 983 883 713 260 133 Lainlain Total 3 061 Sumber : Profil Desa Kelurahan Loji 2011 89 25
26 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 32.11% penduduk Loji telah lulus SD dan 28.84% telah lulus SMP. Jumlah penduduk yang telah menyelesaikan SMA sebanyak 23.29%, dan penduduk yang telah menyelesaikan akademi sebanyak 8.49%. Sementara lulusan pada jenjang sarjana dan Sekolah Luar Biasa memiliki jumlah masingmasing 4.34% dan 2.9%. Data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan di Loji sudah cukup baik yakni dilihat dari banyaknya warga yang mengikuti pendidikan umum ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan pada Sekolah Luar Biasa sekalipun mereka tetap berusaha mengenyam pendidikan. Berdasarkan monografi kelurahan, didapatkan bahwa tidak ada penduduk Loji yang berusia 756 tahun yang tidak pernah sekolah. Hal ini berarti tingkat pendidikan di Kelurahan Loji sudah tinggi. Tingginya tingkat pendidikan terjadi karena kesadaran masyarakat untuk mendorong anggota keluarganya agar melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi sudah baik, serta tersedianya dukungan fasilitas pendidikan di kelurahan tersebut. Sarana pendidikan yang dimiliki meliputi 2 unit Play Group, 5 unit TK, 6 unit SD, 4 unit SMP, 2 unit SMA, dan 1 unit SLB. Sarana pendidikan formal di Kelurahan Loji cukup lengkap mulai dari pendidikan prasekolah hingga tingka SMA. Keberadaan sarana pendidikan tersebut turut berperan serta dalam peningkatan pendidikan masyarakat Loji. Selain sarana pendidikan, sarana penerangan listrik pun telah menjangkau seluruh wilayah Kelurahan Loji yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sarana telekomunikasi seperti jaringan telepon dan jaringan internet juga sudah menjangkau daerah ini dengan sinyal yang baik, terlihat dari banyaknya penjual pulsa telepon di setiap wilayahnya. Terdapat pula sarana kesehatan yakni 2 unit rumah bersalin, 1 unit poliklinik, 2 unit apotek, 2 unit praktek bidan, 1 unit Balai Pengobatan, 2 unit Pos/Klinik KB, 1 unit posyandu, dan 6 unit praktek dokter. Peluang Jasa dan Ekonomi Lokal Kegiatan perekonomian di Kelurahan Loji relatif berkembang, terlihat dari sarana perekonomian yaitu keberadaan berbagai industri kecil, warungwarung, bengkel, tempat fotocopy, dan lainlain. Warungwarung yang ada tersebar di sepanjang jalan Loji, baik warung yang menjual kebutuhan seharihari (sembako) ataupun warung makan. Berkembangnya sektor perekonomian karena Kelurahan Loji berada di jalur protokol yang menghubungkan antara wilayah Kota Bogor dengan daerah kabupaten dan sekitarnya Berdasarkan monografi kelurahan, terdapat keberadaan industri kecil dan menengah di Kelurahan Loji diantaranya terdapat 5 unit industri makanan, 3 unit industri material bahan bangunan, 24 unit industri kerajinan, dan 2 unit rumah makan dan restoran. Terdapat pula 2 unit swalayan, 57 unit toko kelontong, 8 usaha angkutan perkotaan, dan 1 unit industri cat mobil. Datadata tersebut menunjukkan bahwa sektor perekonomian di Kelurahan Loji sudah cukup berkembang dengan adanya berbagai industri kecil dan menengah baik di bidang jasa maupun perdagangan. Sektor perekonomian khususnya sektor perdagangan dan jasa telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, yang ditunjukkan dalam penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Loji sebanyak 17.66%.
Keberadaan sektor tersebut berperan dalam mengurangi angka pengangguran di wilayahnya. Namun, dari total 114 usaha jasa dan perdagangan, hanya sekitar 16.66% tempat usaha yang telah bersertifikat. Data usaha yang telah bersertifikat merupakan data yang diperoleh peneliti ketika melakukan survey kepada responden penerima program sertifikasi UMK di Kelurahan Loji, sedangkan mayoritas kepemilikan tanah yang bersertifikat sudah mencapai 60%. Adanya sertifikat dapat pula menunjang perkembangan usaha khususnya dalam peluang terhadap modal. 27 Kondisi Ekologi Profil Kelurahan Situ Gede Kelurahan Situ Gede terdiri dari 34 RT dan 10 RW yang secara administrasi sama seperti Kelurahan Loji yakni di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Situ Gede memiliki luas 232.47 Ha dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: a. utara berbatasan dengan Kali Cisadane, b. selatan berbatasan dengan Kali Sindang Barang, c. barat berbatasan dengan Desa Cikarawang, dan d. timur berbatasan dengan Kelurahan Bubulak. Kelurahan Situ Gede berjarak 3 Km dari pusat pemerintahan kecamatan, 5 Km dari pemerintahan Kota Bogor, 160 Km dari ibukota Provinsi Jawa Barat, dan 100 Km dari ibukota negara. Keadaan jalan di Kelurahan Situ Gede sudah cukup baik dimana jalanjalan yang menghubungkan kelurahan dengan wilayah sekitar sudah beraspal ataupun bersemen. Akses transportasi menuju kelurahan ini mudah, karena letaknya yang tidak begitu jauh dari Kampus IPB dan merupakan jalur alternatif antara kelurahan Situ Gede dengan daerah di sekitarnya. Akses menuju Situ Gede dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Fasilitas kendaraan umum sudah memadai dan beroperasi setiap hari, walaupun tidak beroperasi hampir selama 24 jam seperti di Kelurahan Loji. Kendaraan umum yang tersedia berupa angkutan kota (angkot) dan kendaraan sepeda motor (ojeg). Penggunaan wilayah di Situ Gede diperuntukkan untuk sawah, jalan, ladang, bangunan umum, empang, dan pemukiman. Secara topografi daerah ini didominasi oleh dataran dengan ketinggian 250 m dpl. Kondisi lahan yang tergolong subur dan hampir tidak ada erosi pada lahan mendukung kegiatan persawahan di kelurahan ini. Curah hujan ratarata yaitu 3 2194 671 mm per tahun, sedangkan suhu ratarata 24.925.8 C. Status pertanahan di Kelurahan Situ Gede mayoritas masih berupa girik ataupun akta jual beli. Jumlah Sertifikat Hak Milik (SHM) di kelurahan ini sebanyak 340 buah atau 29 Ha, sedangkan tanah yang belum bersertifikat berjumlah 128 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi tanah yang belum bersertifikat lebih besar daripada tanah yang telah bersertifikat. Salah satu program pemerintah yang membantu fasilitasi pembuatan sertifikat di Situ Gede yaitu program sertifikasi UMK yang dikhususkan bagi Pengusaha Mikro dan Kecil (PMK). Keberadaan kegiatan perekonomian di Situ Gede memang sudah
28 cukup berkembang dilihat dari banyaknya warung dan kioskios. Dari total 75 unit yang bergerak di sektor perdagangan atau jasa, sebanyak 24 unit (32%) telah bersertifikat melalui program sertifikasi UMK. Struktur Demografi dan Daya Dukung Berdasarkan laporan profil kelurahan, jumlah penduduk Kelurahan Situ Gede sampai dengan Bulan Desember 2011 adalah 7 941 jiwa, dan jumlah kepala keluarga tercatat sebanyak 2 228 KK. Status kewarganegaraan seluruh penduduk Situ Gede adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dengan rincian berdasarkan jenis kelamin yaitu 4 048 orang lakilaki dan 3 893 orang perempuan. Mayoritas penduduk Situ Gede beragama Islam, yaitu 7 923 jiwa (99.77%), Kristen sebanyak 9 jiwa (0.11%), dan 8 jiwa (0.12%) menganut agama Kristen Katholik. Sejalan dengan hal ini, sarana peribadatan yang ada meliputi mesjid sebanyak 9 unit dan mushola 8 unit. Tidak semua masyarakat Situ Gede beragama Islam, namun kerukunan antar umat beragama tetap dapat terjalin. Selengkapnya, komposisi penduduk Situ Gede menurut kelompok umur pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Sebaran penduduk Kelurahan Situ Gede berdasarkan kategori umur No Kategori umur (tahun) Jumlah (jiwa) 1 0004 425 2 0509 808 3 1014 895 4 1519 757 5 2024 1 716 6 3034 545 7 3539 324 8 4044 155 9 4549 414 10 5054 191 11 60 33 Total 7 941 Sumber : Profil Desa Kelurahan Situ Gede 2011 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Situ Gede berada pada kategori usia produktif yang berkisar antara 15 tahun hingga 60 tahun, yaitu sebanyak 73.2%. Penduduk terbanyak berada pada usia 2024 tahun yakni 1 716 jiwa (21.6%). Penduduk usia nonproduktif dari total jumlah penduduk sebesar 26.8%, yang merupakan orang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa beban tanggungan usia produktif terhadap non produktif relatif tidak terlalu berat. Maka, dapat dikatakan sebagian besar penduduk Situ Gede memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan seharihari dimana persentase penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan persentase usia nonproduktif.
Mata pencaharian penduduk usia produktif beraneka ragam yaitu karyawan, wiraswasta/pedagang, tani, pertukangan, buruh tani, pensiunan, dan jasa. Rincian mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Sebaran penduduk Kelurahan Situ Gede berdasarkan jenis mata pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) 1 Karyawan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI Polri Swasta/BUMN/BUMD 93 15 10 195 2 Wiraswasta/pedagang 378 3 Tani 455 4 Pertukangan 22 5 Buruh Tani 53 6 Pensiunan 71 7 Jasa/lainlain 686 Total 1 978 Sumber : Profil Desa Kelurahan Situ Gede 2011 Tabel 6 menunjukkan bahwa sumber penghasilan penduduk persentase terbesarnya bergerak di bidang jasa, yaitu sebanyak 34.68%. Urutan selanjutnya sebanyak 23% bekerja sebagai tani dan 19.11% sebagai wiraswasta atau pedagang. Sektor perdagangan dan jasa terlihat dari banyaknya warungwarung atau usahausaha lainnya di sepanjang jalur Situ Gede. Namun, tampak bahwa hanya 24.91% dari total jumlah penduduk yang tercatat memiliki mata pencaharian. Sebagian sisanya mungkin masih menempuh pendidikan karena berada dalam usia sekolah atau belum tercatat dengan baik. Tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Sebaran penduduk Situ Gede berdasarkan tingkat pendidikan No Uraian Jumlah (orang) 1 Lulusan Pendidikan Umum Taman KanakKanak SD/MI SMP/SLTP/MTS SMA/SLTA/Aliyah Akademi/D1D3 Sarjana (S1S3) 2 Lulusan Pendidikan Khusus Sekolah Luar Biasa Home Schoolling 66 119 244 153 44 39 Lainlain Total 665 Sumber : Profil Desa Kelurahan Situ Gede 2011 29
30 Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase terbesar tingkat pendidikan penduduk di Situ Gede berada pada tingkat SMP, yakni sebesar 33.68% telah menyelesaikan jenjang ini. Jumlah penduduk yang telah menyelesaikan SD sebanyak 17.89%, dan penduduk yang telah menyelesaikan SMA sebanyak 23%. Sementara lulusan pada jenjang akademi dan sarjana memiliki jumlah yang sedikit yaitu 12.48% penduduk telah menyelesaikan perguruan tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan di Situ Gede masih rendah yaitu berkisar antara lulusan SD dan SMP. Banyaknya warga yang mengikuti pendidikan umum di kelurahan ini hanya sebesar 665 orang. Hal ini masih tergolong sedikit dibandingkan dengan jumlah keseluruhan warga yang ada di Kelurahan Situ Gede, yakni hanya 8.37%. Minimnya tingkat pendidikan terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendorong anggota keluarganya agar melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi serta kurang tersedianya fasilitas pendidikan di kelurahan tersebut. Fasilitas pendidikan yang dimiliki meliputi 2 unit PAUD, 5 unit SD, 1 unit MI, 1 unit SMP, dan 2 unit MTS. Sarana pendidikan yang ada hanya setingkat SMP, sehingga dibutuhkan jarak tempuh yang cukup jauh bila ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Adanya sarana pendidikan mempengaruhi pula tingkat pendidikan di Kelurahan Situ Gede. Sama halnya dengan Kelurahan Loji, sarana penerangan listrik pun telah menjangkau hampir seluruh wilayah Kelurahan Situ Gede yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sarana telekomunikasi seperti jaringan telepon dan jaringan internet juga sudah menjangkau daerah ini dengan sinyal yang baik, terlihat dari banyaknya penjual pulsa telepon di setiap wilayahnya. Terdapat pula sarana kesehatan seperti 1 unit balai pengobatan, 2 unit rumah bersalin, 2 unit praktek bidan, dan 1 unit poliklinik/balai Pelayanan Masyarakat. Peluang Jasa dan Ekonomi Lokal Kegiatan perekonomian di kelurahan ini relatif berkembang, terlihat dari sarana perekonomian yaitu warungwarung, bengkel, tempat fotocopy, dan lainlain. Warungwarung yang ada tersebar di sepanjang jalan Situ Gede, baik warung yang menjual kebutuhan seharihari (sembako) ataupun warung makan. Jumlah warung atau usaha di kelurahan ini mencapai 75 unit. Berkembangnya sektor perdagangan dan jasa didukung oleh keberadaan objek wisata Situ Gede, dan seringnya lalu lintas di wilayah ini yang merupakan jalur alternatif antara kelurahan dengan daerah sekitarnya. Sektor perekonomian khususnya sektor perdagangan dan jasa telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, yang ditunjukkan dalam penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Situ Gede sebanyak 53.79%. Keberadaan sektor tersebut berperan dalam mengurangi angka pengangguran di wilayahnya. Namun, hanya sekitar 32% tempat usaha yang telah bersertifikat, sedangkan mayoritas kepemilikan tanah di Situ Gede masih berupa girik. Adanya sertifikat dapat pula menunjang perkembangan usaha khususnya dalam peluang terhadap modal.