BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KUBU RAYA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KUBU RAYA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KUBU RAYA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI ROKAN HULU TAHUN 2011 NO NOMOR PERBUP TENTANG HAL 1 1 TAHUN 2011 PENGELUARAN KAS MENDAHULUI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI JAWA TENGAH RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 183, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904)

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 6 TAHUN 2008

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

D A F T A R I S I Halaman

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun KEDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

A. Gambaran Umum Daerah

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka mencapai semua itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemeritahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN. Disisi lain Reformasi Birokrasi yang mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 perlu di tindak lanjuti dan di implementasikan dalam penyelenggaraan tata pemerintahan untuk mewujudkan penguatan birokrasi pemerintah dalam rangka reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Akuntabilitas dimaksud sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan misi pemerintah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara priodik. Sebagai wujud implementasi pertanggungjawaban Pemerintah telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk kegiatan/kinerja tahun 2013 dan dilaporkan pada tahun 2014. Halaman 1

Sebagai landasan hukum penyusunan LAKIP antara lain : a. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. b. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 48 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan provinsi Kalimantan Barat. d. Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 26 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. e. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor : 14 tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja 2014 f. Surat Gubernur Kalimantan Barat Nomor 065/0048/OR-B tanggal 8 Januari 2014 hal Penyusunan LAKIP 2013 dan Penetapan Kinerja (TAPKIN) 2014. LAKIP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 ini disusun dalam Empat Bab, terdiri dari Bab I berisikan Pendahuluan, Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Bab III Akuntabilitas Kinerja serta Bab IV Penutup. Adapun materi yang dibahas pada laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) ini adalah tentang keberhasilan, kegagalan program tingkat kinerja Pemerintah selama satu tahun 2013 yang berkesinambungan dengan Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 yang Halaman 2

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009. Laporan ini di dasarkan atas dokumen perencanaan strategis dan pengukuran kinerjanya di dasarkan atas data dan kenyataan dari berbagai program serta sektor yang dihasilkan oleh instansi pemerintah dilingkungan Pemerintah Daerah tahun 2013. 1. Kewenangan Sebagai implementasi Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah yaitu : a. Kewenangan Urusan Wajib meliputi; - Bidang Pendidikan; - Bidang Kesehatan; - Bidang Lingkungan Hidup; - Bidang Pekerjaan Umum; - Bidang Tata Ruang; - Bidang Perencanaan Pembangunan; - Bidang Perumahan; - Bidang Kepemudaan dan Olahraga; - Bidang Penanaman Modal; - Bidang Koperasi dan UKM; - Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil; - Bidang Ketenagakerjaan; - Bidang Ketahanan Pangan; - Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; - Bidang Keluarga Berencanan dan Kesejahteraan Sosial; Halaman 3

- Bidang Perhubungan; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) - Bidang Komunikasi dan Informatika; - Bidang Pertanahan; - Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik; - Bidang Otonomi Daerah; - Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; - Bidang Sosial; - Bidang Kebudayaan; - Bidang Statistik; - Bidang Kearsipan dan; - Bidang Perpustakaan. b. Kewenangan Urusan Pilihan meliputi: - Bidang Kelautan dan Perikanan; - Bidang Pertanian; - Bidang Kehutanan; - Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; - Bidang Pariwisata; - Bidang Industri; - Bidang Perdagangan dan; - Bidang Ketransmigrasian. 2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Pertumbuhan Ekonomi yang merupakan salah satu indikator ekonomi adalah perubahan antara PDRB konstan dari tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya, terdapat sembilan sektor ekonomi yang di nilai yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri manufaktur, Halaman 4

perdagangan, hotel, restoran, bangunan, listrik, gas, air bersih, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan sektor-sektor jasa. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,69% sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 6,51%, dan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 6,23% atau tahun 2009 yang hanya mencapai 5,87%. Sektor yang paling besar pertumbuhan ekonomi tahun 2012 adalah pertumbuhan sektor industri pengolahan sebesar 44,29%, dan sektor pertanian yang mencapai 18,00%. PDRB perkapita tahun 2012 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 21.548.099,94 dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terdapat peningkatan 9,94%, peningkatan PDRB ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di semakin baik. A. Gambaran Umum 1. Kedudukan merupakan kabupaten termuda yang berada dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah mencapai 6.985,24 Km² dengan 9 Kecamatan, kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Pontianak. Metode pemekarannya mencerminkan pola demokrasi yang bottom up dimana pihak-pihak yang mengusulkan pemekaran adalah forum desa dan bukan elit politik. Pemerintah dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah, yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Pontianak, yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, mempercepat proses pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Halaman 5

Pemerintah dikepalai oleh Bupati dan dibantu oleh Wakil Bupati. Sebagai daerah otonom, Kabupaten Kubu Raya mendapat pelimpahan kewenangan yang meliputi kewenangan wajib dan kewenangan lainnya yang mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan, Peradilan, Moneter dan Fiskal, serta Agama. Kewenangan wajib, sebagaimana di maksud diatas meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja, serta bidang pembangunan lainnya. Berdasarkan kewenangan yang dimiliki sebagaimana tersebut di atas, Pemerintah mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat yang madani, sejahtera lahir dan bathin berlandaskan Iman dan Taqwa. Secara geografis, merupakan salah satu dari Kabupaten yang terletak di bagian Barat Provinsi Kalimantan Barat, adalah Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Pontianak dengan Ibukota di Sungai Raya. Secara geografis berada di antara garis 108 35 109 58 BT 0 44 LU 1 01 LS dengan luas wilayah 6.985,20 Km² (luasnya meliputi kurang lebih 80% dari Kabupaten Induk). Wilayah administratif meliputi 9 (sembilan) Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Kuala Mandor B, Kecamatan Sungai Ambawang, Kecamatan Terentang, Kecamatan Batu Ampar, Kecamaan Kubu, Kecamatan Rasau Jaya, Kecamatan Teluk Pakedai, dan Kecamaan Sungai Kakap. 117 Desa dan 416 Dusun, dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : Halaman 6

1) Sebelah Utara dengan Kota Pontianak, Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak, Kecamatan Sebangki dan Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. 2) Sebelah Selatan dengan Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. 3) Sebelah Barat dengan Laut Natuna. 4) Sebelah Timur dengan Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau. Tabel 1 Luas wilayah kecamatan di No. Kecamatan Luas (Km²) Prosentase 1 Batu Ampar 2.002,7 28,67 2 Kubu 786,40 11,26 3 Sungai Raya 929,30 13,30 4 Terentang 786,40 11,26 5 Sungai Ambawang 726,10 10.39 6 Kuala Mandor B 473,17 6,77 7 Sungai Kakap 453,17 6,49 8 Teluk Pakedai 291,90 4,18 9 Rasau Jaya 111,07 1,59 Jumlah 6.985,24 100 Moda transportasi di ada dua jenis yaitu darat dan air, kecamatan yang terhubung melalui transportasi darat ada 5 yaitu Sungai Raya, Sungai Kakap, Sungai Ambawang, Rasau Jaya dan Kuala Mandor B sedangkan 4 kecamatan Halaman 7

terhubung melalui transportasi air yaitu Batu Ampar, Terentang, Kubu dan Teluk Pakedai. Wilayah Kubu Raya tersusun dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Kapuas pada bagian hilir, sehingga banyak hasil-hasil alam dari wilayah hulu Sungai Kapuas yang bermuara di wilayah kabupaten Kubu Raya. memiliki pulau-pulau kecil di wilayah pesisir kelautan. Jumlah Pulau kecil di mencapai 39 pulau. Pulau pulau tersebut rata-rata dihuni oleh penduduk yang berprofesi sebagai nelayan. Topografi merupakan daerah dataran yang relatif datar dengan kemiringan lahan 0-3% seluas 792.320 Ha, daerah lereng 3 15% seluas 7.205 Ha dan kelerengan diatas 40% seluas 850 Ha. Luas wilayah lautannya seluas 2.197 Km² dari keseluruhan luas wilayah kabupaten, yaitu 6.985,24 Km². Iklim di secara umum rata-rata curah hujan berkisar 256,8 mm, sedangkan rata-rata hari hujan Kabupaten Kubu Raya adalah 18 hari per bulan. Kelembaban nisbi rata-rata per bulan tercatat sekitar 83%, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Kecepatan angin tercatat sebesar 2 knot dan kecepatan maksimum terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 45 knot. 2. Penyebaran Penduduk Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sampai dengan bulan Desember 2013, jumlah penduduk sebanyak 592.795 orang, yang terdiri dari 305.278 laki-laki dan 287.517 perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 6.985,24 kilometer persegi yang didiami oleh 592.795 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebanyak 85 orang perkilometer persegi. Halaman 8

3. Tugas Pokok dan Fungsi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Adapun Tugas Pokok Pemerintah yaitu melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat agar terwujud masyarakat yang madani, sejahtera lahir bathin berdasarkan Iman dan Taqwa dalam Ridho Allah SWT. 4. Susunan Organisasi Perangkat Daerah Organisasi Perangkat Daerah sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, dan Pemerintah dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah telah membentuk Susunan Organisasi Perangkat Daerah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009. Adapun Susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah berdasarkan Perda Nomor 14 Tahun 2009 adalah sebagai berikut : a. Sekretariat Daerah Dibawah Sekretaris Daerah terdapat 3 (tiga) Asisten, yaitu : 1. Asisten Pemerintahan (Asisten I) yang membawahi 3 Bagian, terdiri dari Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan HAM, dan Bagian Pertanahan; 2. Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial (Asisten II) membawahi 3 Bagian yang terdiri dari Bagian Ekonomi dan Pembangunan, Bagian Kesejahteraan Sosial, dan Bagian Ketahanan Pangan; Halaman 9

3. Asisten Administrasi (Asisten III) membawahi 4 Bagian yang terdiri dari Bagian Organisasi dan Bagian Humas Bagian Administrasi, dan Bagian Umum. b. Sekretariat DPRD. c. Dinas Daerah, terdiri dari : 1. Dinas Pendidikan. 2. Dinas Kesehatan. 3. Dinas Bina Marga dan Pengairan. 4. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan. 5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 8. Dinas Perhubungan. 9. Dinas Komunikasi dan Informatika. 10. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 12. Dinas Pertanian dan Peternakan. 13. Dinas Perkebunan, Kehutanan dan Pertambangan. 14. Dinas Perikanan dan Kelautan. 15. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. d. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari : 1. Inspektorat Daerah. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 3. Badan Kepegawaian Daerah. 4. Badan Lingkungan Hidup. Halaman 10

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 6. Badan Perberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. 7. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 8. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu. 9. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. 10. Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah. 11. Rumah Sakit Umum Daerah. e. Satuan Polisi Pamong Praja. f. Badan Penanggulangan Bencana. g. Staf Ahli. h. Kecamatan Terdapat 9 (sembilan) Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Sungai Raya, Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, Batu Ampar, Kakap, Teluk Pakedai, Kubu, Rasau Jaya dan Kecamatan Terentang dan 117 Desa. i. Kelurahan. 5. Sumber Daya Manusia Aparatur Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Pemerintah harus didukung oleh Sumber Daya Manusia atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional dan mampu dalam mengemban amanah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, untuk saat ini jumlah PNS di per 31 Desember 2013 sebanyak 5.647 orang. PNS seluruhnya berjumlah 5.647 pegawai terdiri dari Golongan IV sebanyak 2.305 orang atau (41%), Golongan III sebanyak 2.450 orang atau (43%), Golongan II sebanyak Halaman 11

852 orang atau (15%) dan untuk Golongan I sebanyak 40 orang atau (1%). Untuk saat ini tenaga Struktural yang ada di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 597 orang (10,57%) Tenaga Guru sebanyak 3568 orang (63,18%), Tenaga Kesehatan sebanyak 381 orang (6,75%) dan Tenaga Teknis sebanyak 1101 orang (19,50%). 6. Distribusi APBD 2013 Komposisi APBD sebesar Rp. 1.009.194.949.379,70 untuk belanja publik sebesar Rp 510.939.529.812,00 atau (50,63%) sedangkan untuk belanja aparatur sebesar Rp 498.255.419.567,70 atau (49,37%), jadi belanja aparatur masih dibawah 50% dibanding belanja publik. B. Maksud dan Tujuan LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 48 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat, yang selanjutnya kami tindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 26 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) yang kami susun memiliki dua Halaman 12

fungsi utama yaitu : Pertama, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan Masyarakat). Kedua, Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud penyampaian LAKIP oleh setiap instansi Pemerintah. dan tujuan penyusunan dan Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 2013 Akuntabilitas Kinerja Manajemen Kinerja LAKIP Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas Kesehatan Kab. Kubu Raya mencakup hal hal berikut ini : Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah atas capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana sasaran strategis yang telah dicapai selama tahun 2013. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Pemerintah bagi upaya upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang di temukan, akan merumuskan strategi pemecahan Halaman 13

masalah agar capaian kinerja Pemerintah dapat di tingkatkan secara berkelanjutan. C. Sistematika LAKIP 2013 Dalam Laporan akuntabilitas kinerja ini disajikan data kegiatan maupun sumber pembiayaan yang bersifat strategis, yaitu data kegiatan pembangunan sebagaimana tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2013 dan program/kegiatan yang dilakukan satuan kerja/instansi di lingkungan Pemerintah yang sumber dananya berasal dari APBN tahun 2013. Sejalan dengan Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tahun 2013 dapat diilustrasikan sebagai berikut: - Kata Pengantar - Ikhtisar Eksekutif - Daftar Isi - BAB I Pendahuluan - BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja - BAB III Akuntabilitas Kinerja - BAB IV Penutup - Lampiran Formulir Pengukuran Kinerja. Halaman 14