BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian INDAH KOMALA SARI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu pepatah Membaca adalah Jendela Dunia sudah sangat sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang baik akan terlaksana jika pembelajaran mengacu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB 1 PENDAHULUAN. kesulitan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Bisa karena terbiasa. terkungkung dalam keterbelakangan dan kebodohan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1991: 3 dalam Sobariah, 2008: 2). Hal ini bisa disebabkan oleh kekeliruan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat gemar membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru yang akan meningkatkan kecerdasannya. Namun, saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih rendah (Supadilah, 2012). Sejauh ini rendahnya minat baca anak Indonesia terjadi karena tidak ada integrasi yang nyata, jelas, dan tegas antara mata pelajaran yang diberikan dan kewajiban siswa untuk membaca. Satu contoh sederhana, sekolah tidak memiliki standar minimal tentang bacaan wajib buku yang harus dibaca siswa di tiap jenjang pendidikan. Selain itu, siswa juga cenderung lebih menyukai hal-hal di luar membaca seperti menonton televisi, bermain game online, dan membuka sosial media facebook atau pun twitter. Dalam konteks ini, Noer (2010: 39-40) mengatakan sebagai berikut. Banyak orang membaca tapi tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan yang dibaca. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat Anda membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang Anda baca. Salah satu penyebab rendahnya motivasi karena tidak tau apa yang ingin diperoleh dari bahan bacaan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah seperti seorang pengendara yang terus berjalan tapi tidak tau hendak kemana tujuan yang mau dicapai. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, salah satu jembatan yang dapat dibangun oleh guru ialah menanamkan minat baca sedini mungkin. Tujuan pembinaan minat baca sejak dini adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan dimulai dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Salah satu upaya 1

2 meningkatkan minat baca adalah dengan cara pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib ada di setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang sekolah dasar, sekolah menengah, bahkan hingga perguruan tinggi. Ada empat aspek keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008: 1). Semua aspek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan siswa baik secara lisan maupun tulisan. Masyarakat Indonesia tentunya tidak ingin melihat generasi muda bangsa menjadi orang-orang yang bodoh ataupun miskin. Oleh karena itu, kegiatan membaca harus sudah menjadi kebiasaan setiap orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa termasuk para siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah pertama khususnya di kelas VII, terdapat standar kompetensi mengenai wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Untuk memahami isi dari buku cerita anak diperlukan telaah isi secara mendalam. Menelaah isi suatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan (Tarigan, 2008: 40). Salah satu yang termasuk ke dalam membaca telaah isi ialah membaca pemahaman. Dalam membaca cerita anak, pembaca akan memeroleh informasi mengenai alur cerita, waktu dan tempat kejadian serta tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, dalam pembelajaran memahami sebuah cerita anak diperlukan adanya membaca pemahaman. Agar membaca menjadi kegiatan yang menarik di sekolah, guru harus memiliki model, media, metode, atau teknik supaya siswa dapat termotivasi dan terarahkan minat serta kemampuannya dalam proses pembelajaran khususnya untuk keterampilan membaca. Metode pembelajaran membaca yang dapat dipilih

3 seorang guru sangatlah banyak, seperti PQRST, SQ3R, PORPE, Shared Reading, dan sebagainya. Pada pembelajaran membaca kali ini penulis akan menggunakan metode shared reading. Metode shared reading dibentuk dengan berbasiskan pembelajaran kooperatif. Dalam konteks ini siswa memiliki hubungan ketergantungan yang positif antara pemahaman siswa dan keterlibatan siswa dalam memahami bacaan. Dengan demikian, pemahaman menyeluruh isi bacaan akan bergantung pada peran aktif siswa. Metode shared reading dalam pembelajaran membaca dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam memahami sebuah bacaan serta meningkatkan minat baca siswa. Melalui metode ini pembelajaran membaca diharapkan dapat lebih menyenangkan dan jauh dari rasa membosankan. Ada beberapa penelitian terdahulu yang pernah melakukan kajian tentang pembelajaran membaca. Kusumaningtyas (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pembacaan Bersama (Shared Reading) Terhadap Domain Inside-Out dalam Literasi Emergen. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa shared reading merupakan kegiatan membaca bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak di bidang literasi. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa pembacaan bersama (shared reading) yang dilaksanakan selama dua minggu tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan domain insideout literasi emergen pada anak usia prasekolah. Namun, berbeda dengan penelitian selanjutnya yaitu oleh Safitri (2012) yang berjudul Shared Reading Strategy Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Reading Compherension di Sekolah Dasar. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa penggunaan shared reading strategy berbasis multimedia telah berhasil meningkatkan proses pembelajaran reading compherension siswa di kelas V SDN Ujung Berung 1. Selain itu, shared reading strategy juga berhasil menciptakan suasana belajar yang awalnya monoton menjadi lebih menyenangkan.

4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri dikatakan bahwa metode Shared Reading berhasil digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Membaca pemahaman termasuk ke dalam kompetensi dasar mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia SMP/MTs kelas VII semester 2, yaitu memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Pembelajaran membaca buku cerita merupakan salah satu keterampilan membaca siswa yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan menerapkan metode shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak di tingkat sekolah menengah pertama. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, penulis melakukan identifikasi masalah sebagai berikut. 1) Rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perpustakaan yang tidak menyediakan buku-buku menarik. Selain itu, Siswa menganggap pembelajaran membaca itu suatu hal yang membosankan. 2) Siswa lebih menyukai hal-hal atau kegiatan di luar membaca seperti menonton televisi, bermain game online, dan membuka sosial media facebook atau pun twitter. 3) Metode pembelajaran membaca kurang menarik. Oleh karena itu, diperlukan model, strategi, metode, teknik, atau media yang baik agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. 1.3 Batasan masalah Penulis hanya memfokuskan masalah pada pembelajaran membaca pemahaman buku cerita dengan menggunakan metode shared reading di SMP Negeri 3 Lembang kelas VII tahun ajaran 2012/2013.

5 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading? 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol? 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif metode pembelajaran membaca yang sesuai dengan tuntutan materi standar dalam kurikulum. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) proses pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading; 2) perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1.6 Manfaat Penelitian (d) pembaca. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi (a) penulis, (b) guru, (c) siswa, dan 1) Bagi penulis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik karena memberikan pengetahuan serta pengalaman ketika penulis melakukan pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk melatih penulis menemukan terobosan baru yang inovatif dan kreatif dalam menentukan metode pembelajaran di kelas.

6 2) Bagi guru Penelitian ini diharapakan dapat menambah referensi bagi guru dalam penggunaan metode untuk pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman buku cerita. Salah satunya dengan menggunakan metode shared reading dalam pembelajaran yang menarik dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. 3) Bagi siswa Siswa memeroleh pengalaman belajar yang baru sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca. 4) Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai salah satu metode dalam keterampilan membaca, yaitu metode shared reading. 1.7 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Membaca merupakan proses pemerolehan pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. 2) Sesuai dengan kurikulum dan silabus yang berlaku bahwa membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VII. 3) Metode shared reading merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca teks cerita anak. 1.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

7 1) H 1 : terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam membaca buku cerita pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2) H 0 : tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam membaca buku cerita pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1.9 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen kuasi atau eksperimen semu termasuk ke dalam pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menemukan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja peneliti timbulkan. Kedua faktor tersebut adalah penerapan metode shared reading (sebagai faktor penyebab) dan membaca teks cerita anak (sebagai faktor akibat). Menurut Sukardi (2003) dalam Syamsudin dan Damayanti (2011) jenis penelitian ini dapat digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Desain penelitian pada kuasi eksperimen ini, menggunakan desain pretest-postest kontrol group design. 1.10 Definisi Operasional Pada penelitian ini diuraikan definisi operasional sebagai berikut. 1) Metode Shared Reading dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak Pembelajaran membaca teks cerita anak merupakan salah satu Standar Kompetensi yaitu memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak untuk siswa kelas VII pada semester 1. Dalam pembelajaran membaca teks cerita anak memerlukan metode pembelajaran yang kreatif sehingga metode shared reading cocok digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerita anak. Metode shared reading merupakan metode membaca pemahaman buku cerita anak yang berdasarkan

8 pembelajaran kooperatif sehingga setiap siswa memiliki peran yang sangat penting bagi terwujudnya pemahaman wacana secara utuh bagi temannya. 2) Kemampuan Membaca Teks Cerita Anak Kemampuan membaca teks cerita anak adalah suatu kemampuan membaca yang bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur cerita anak dan realitas kehidupan yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari.