MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN :

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bilangan Bulat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAMAL

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

E-journal Prodi Edisi 1

Joyful Learning Journal

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI MTS

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No. 5 Tahun 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. muncul dalam proses belajar mengajar di kelas pada saat penerapan model

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION PADA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES

METODE PENELITIAN. kriteria ketuntasan hasil belajar di MTs Plus Raden Paku Trenggalek.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Binti Anisaul Khasanah 1, Siti Khoiriah 2

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

Abstrak. 1) 2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI BERWISATA PADA MATERI PERSEGIPANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

Akhmad Fauzi Program Studi S-2 Pendidikan Sains, PPs Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231)

Unnes Physics Education Journal

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL- ELICITING ACTIVITIES (MEAs) PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LAMONGAN Gheovani Puspa Adila Akhmad Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Email: ghe_nhiezz@yahoo.co.id Dr. Masriyah, M.Pd. Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Email: masriyah_djalil@yahoo.com Abstrak Model-Eliciting Activities (MEAs) merupakan pendekatan pembelajaran yang memfokuskan aktivitas siswa untuk mendatangkan, mendapatkan, atau memperoleh penyelesaian dari masalah nyata yang diberikan melalui proses mengaplikasikan prosedur matematis untuk membentuk sebuah model matematika. Pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) dapat membantu siswa mengeksplorasi kreativitas dalam membuat model matematika dari sebuah masalah nyata dan mendorong siswa berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII SMP Negeri 1 Lamongan yang ditinjau dari 4 indikator, yaitu: kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs, aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs, ketuntasan belajar siswa, dan respons siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan Model- Eliciting Activities (MEAs) pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan adalah efektif. Setiap aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs yang diamati memenuhi kriteria efektivitas dengan kategori baik atau sangat baik. Aktivitas siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs memenuhi kriteria efektivitas dengan persentase aktivitas siswa yang relevan dengan KBM mencapai 97,66% dan termasuk dalam kategori sangat aktif. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan MEAs tuntas secara klasikal, sebanyak 28 (82,35%) siswa mencapai nilai 2,66 atau lebih. Respons siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan MEAs pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel memenuhi kriteria efektivitas dengan 90% respons siswa mencapai kategori positif atau sangat positif. Kata Kunci: Model-Eliciting Activities (MEAs), efektivitas pembelajaran. Abstract Model-Eliciting Activities (MEAs) is a learning approach which focused on student s activities for getting solution of given real-world problem by applying mathematics procedure to build models. A teaching and learning process which is use Model-Eliciting Activities (MEAs) encourage students to explore their creativity in build mathematics model from real-world problem and provide students active learning situation. This research was quantitative descriptive research that aims to know the effectiveness of mathematics teaching and learning process by using Model-Eliciting Activities (MEAs) approach on Linear Equation and Inequality with One Variable on VII-A Grade of SMP Negeri 1 Lamongan. Indicators of effectiveness in this research were teacher s ability in managing teaching and learning process by using MEAs, students activities during teaching and learning process by using MEAs, students learning achievement, and students response after following teaching and learning process by using MEAs. Based on the data analysis, it can be concluded that mathematics teaching and learning process by using Model- Eliciting Activities (MEAs) approach on Linear Equation and Inequality with One Variable on VII-A Grade of SMP Negeri 1 Lamongan was effective. Every aspect on teacher s ability in managing the teaching and learning process by using MEAs which observed, satisfied the criteria of effectiveness with belonging in good and very good category. Students of VII-A SMP Negeri 1 Lamongan activities during the teaching and learning process by using MEAs satisfied the criteria of effectiveness, with percentage of activities which relevant with teaching and learning process was 97,66% and belonging in very active category. Students learning score after following teaching and learning process by using MEAs achieved minimum standard score, 28 students (82,35%) got 2,66 score or more. Students of VII-A SMP Negeri 1 Lamongan response after teaching and learning process by using MEAs satisfied the criteria of effectiveness with 90% students response belonging in positive or very positive category. Keywords: Model-Eliciting Activities (MEAs), effectiveness of mathematics teaching and learning process. 97

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil studi dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2009 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara peserta PISA dengan skor rata-rata Indonesia jauh di bawah skor rata-rata Internasional. Selanjutnya, dari hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS), Indonesia menempati peringkat 35 dari 49 negara peserta TIMMS. Berkaitan dengan hasil penelitian dari TIMMS, Noor (Nurfuadah, 2013) memaparkan bahwa lemahnya kurikulum di Indonesia, kurang terlatihnya guru-guru Indonesia, dan kurangnya dukungan dari lingkungan dan sekolah menjadi penyebab utama peringkat kemampuan matematika siswa Indonesia di urutan bawah. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ialah dengan mengembangkan kurikulum. Mulai tahun ajaran 2013/2014 diterapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Dalam Peraturan Menteri nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan peraturan menteri tersebut, tersirat bahwa peran guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran sangat dibutuhkan. Guru dituntut untuk mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan, menantang, mengeksplorasi kreativitas, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel merupakan salah satu materi dalam matematika yang berkaitan erat dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah dengan cara memodelkan masalah menjadi model matematika. Bagi beberapa siswa, mereka sering mengalami kesulitan dalam memodelkan masalah. Sehingga perlu ditanamkan pemahaman terhadap pemodelan dengan baik. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh guru agar pembelajaran menjadi efektif ialah menerapkan pendekatan yang sesuai. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat model matematika dari sebuah masalah dan mengeksplorasi kreativitas, serta mendorong siswa berpartisipasi aktif ialah pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs). Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) merupakan pendekatan pembelajaran yang memfokuskan aktivitas siswa untuk mendapatkan atau memperoleh penyelesaian dari masalah nyata yang diberikan melalui proses mengaplikasikan prosedur matematis untuk membentuk sebuah model matematika. Menurut Chamberlin dan Moon (2008:4), tujuan utama dari pendekatan ini adalah siswa dapat mengaplikasikan prosedur matematis untuk membentuk sebuah model matematika. Masalah yang realistis merupakan ciri khas dari MEAs. Dalam pembelajaran MEAs, siswa dihadapkan dengan permasalahan yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan prinsip realitas ini, pembelajaran MEAs melatih kemampuan siswa dalam menganalisis situasi secara kritis sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, tidak hanya dalam matematika namun juga dalam kehidupan seharihari. Pertanyaan siap-siaga yang merupakan komponen dari pembelajaran dengan pendekatan MEAs membantu siswa untuk menetapkan fokus masalah, sehingga siswa lebih mudah mengidentifikasi unsurunsur yang diperlukan dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dengan prinsip konstruksi dokumentasi, MEAs menuntut siswa untuk mampu mengungkapkan dan mendokumentasikan proses berpikir mereka dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Sehingga prinsip konstruksi dokumentasi tidak hanya berguna bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Dengan prinsip ini guru dapat memahami proses berpikir siswa sehingga dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Sehingga dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs), pembelajaran akan menjadi lebih efektif. Sejalan dengan pernyataan tersebut, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2010) tentang penerapan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Model- Eliciting Activities (MEAs) efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Berkaitan dengan efektivitas, efektivitas pembelajaran ialah suatu ukuran untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Sehingga perlu ditetapkan indikator-indikator untuk mengukur efektivitas suatu pembelajaran. Diamond (Mudhoffir, 1990:164) mengukur efektivitas pembelajaran dari segi siswa. Salah satu kriteria efektivitas menurut Diamond ialah minat siswa terhadap pembelajaran. Minat siswa tersebut akan mempengaruhi aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Siswa yang tidak berminat dalam mengikuti suatu pembelajaran cenderung tidak terlibat aktif dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (Suryosubroto, 1997: 9), efektivitas pembelajaran dapat ditinjau dari dua 98

segi, yaitu dari segi guru dan siswa. Efektivitas dari segi guru berkaitan dengan pengelolaan guru dalam pembelajaran, yaitu ukuran keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan efektivitas dari segi siswa berkaitan dengan sejauh mana tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tentang ukuran dan indikator efektivitas suatu pembelajaran, untuk mengukur efektivitas pembelajaran dengan pendekatan MEAs dalam penelitian ini ditetapkan empat indikator, yaitu: kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, ketuntasan belajar siswa, dan respons siswa. Efektivitas pembelajaran dengan pendekatan MEAs dapat tercapai jika memenuhi 3 dari 4 indikator tersebut, dengan syarat indikator ketuntasan belajar siswa terpenuhi. Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti memandang perlu untuk mengkaji efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan MEAs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan Model- Eliciting Activities (MEAs) pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII SMP Negeri 1 Lamongan yang ditinjau dari kemampuan guru selama mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs, aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs, ketuntasan belajar siswa, dan respons siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan data hasil observasi kemampuan guru selama mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs, aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs, ketuntasan belajar siswa, dan respons siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs. Pengambilan data dilaksanakan saat semester genap di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Januari 2014. Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs. Sedangkan untuk observasi, dipilih 4 orang siswa untuk diamati aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar validasi lembar tes ketuntasan belajar, lembar tes ketuntasan belajar, dan lembar angket respons siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode angket. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs. Data tentang tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs diperoleh dengan cara memberikan tanda ( ) pada lembar observasi yang telah disediakan. Sedangkan data tentang aktivitas siswa diperoleh dengan cara mengisi kolom tabel pengamatan dengan nomor aktivitas yang dominan setiap lima menit sekali selama pembelajaran berlangsung. Metode tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa terhadap materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Metode angket digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat atau respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan MEAs. Lembar angket diisi oleh siswa dengan memberikan tanda ( ) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis hasil observasi kemampuan guru Data hasil observasi terhadap kemampuan guru selama proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs dianalisis dengan cara menghitung rata-rata skor yang diperoleh guru dari setiap aspek yang diamati pada saat pembelajaran. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikonversikan dengan kriteria yang diadopsi dari Azis (2012) sebagai berikut. Tabel 1 Kategori Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Kemampuan Guru (G) Kategori 3,50 G 4,00 Sangat baik 2,50 G < 3,50 Baik 1,50 G < 2,50 Cukup baik 1,00 G < 1,50 Kurang baik Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memenuhi kriteria efektivitas apabila mencapai kategori baik atau sangat baik. 2. Analisis hasil observasi aktivitas siswa Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs dianalisis dengan cara menghitung persentase frekuensi aktivitas siswa pada saat pengamatan. Selanjutnya, persentase tersebut dikonversikan dengan kriteria yang diadopsi dari Khabibah (2006) sebagai berikut. Tabel 2 Kategori Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa (A) Kategori 95% A 100% Sangat aktif 80% A < 95% Aktif 65% A < 80% Kurang aktif 0 % A < 65% Tidak aktif Pada lembar pengamatan aktivitas siswa terdapat sembilan kategori aktivitas siswa yang relevan dengan KBM dan satu aktivitas yang tidak relevan dengan KBM. Aktivitas siswa memenuhi kriteria efektivitas jika total rata-rata persentase aktivitas siswa selama dua kali pertemuan yang relevan dengan KBM mencapai kategori aktif atau sangat aktif. 3. Analisis hasil validasi tes ketuntasan belajar 99

data hasil validasi tes ketuntasan belajar oleh dua orang validator dianalisis dengan cara menghitung rata-rata skor dari tiap aspek. Kemudian menentukan kategori kevalidan dengan mencocokkan rata-rata total dengan kategori kevalidan sebagai berikut. Tabel 3 Kategori Kevalidan Skor Kategori 3,25 Va LP 4,00 sangat valid 2,50 Va LP < 3,25 valid 1,75 Va LP < 2,50 kurang valid 1,00 Va LP < 1,75 tidak valid 4. Analisis data tes ketuntasan belajar Data tes ketuntasan belajar siswa dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal. Untuk menentukan ketuntasan siswa secara individu, digunakan standar ketuntasan minimal sesuai dengan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Seorang siswa dikatakan tuntas (ketuntasan individual) pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan apabila telah memperoleh skor 2,66. Dalam penelitian ini, suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar (ketuntasan klasikal) apabila di kelas tersebut terdapat 75% siswa telah tuntas secara individu pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan. 5. Analisis data respons siswa Data respons siswa dianalisis dengan menghitung persentase respons siswa terhadap masing-masing pernyataan. Persentase dari setiap respons siswa dianalisis dengan rumus: Persentase respons siswa Selanjutnya, persentase tersebut dikonversikan dengan kategori yang diadopsi dari Khabibah (2006) sebagai berikut. Tabel 4 Kategori Respons Siswa Persentase Respon Siswa (R) Kategori 85% R 100% Sangat positif 70% R < 85% Positif 50% R < 70% Kurang positif 0% R < 50% Tidak positif Respons siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan MEAs memenuhi kriteria efektivitas apabila 80% atau lebih dari total respons siswa mencapai kategori positif atau sangat positif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut. 1. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada tiap pertemuan, pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat. Berdasarkan hasil rekapitulasi data ratarata skor hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru pada setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran selama dua kali pertemuan termasuk dalam kategori baik atau sangat baik. Sehingga kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan memenuhi kriteria efektivitas. 2. Aktivitas Siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh satu orang pengamat terhadap satu kelompok beranggota empat siswa yang dipilih secara acak. Pengamatan dimulai ketika guru menyampaikan apersepsi dan diakhiri ketika guru selesai mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Aktivitas siswa yang diamati ialah aktivitas yang relevan dengan kegiatan belajarmengajar dan disesuaikan dengan ciri-ciri pendekatan MEAs, meliputi: (1) mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, (2) membaca artikel, (3) menjawab pertanyaan siap-siaga, (4) membaca fokus masalah, (5) berkumpul dengan kelompok belajar untuk berdiskusi, (6) memecahkan/mendiskusikan masalah pada LKS, (7) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (8) memperhatikan presentasi dari kelompok lain, (9) membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari, serta aktivitas yang tidak relevan dengan kegiatan belajar-mengajar. Berdasarkan analisis data, persentase aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan belajar-mengajar mencapai 97,66% dan aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan belajar-mengajar sebesar 2,35%. Persentase aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan belajar-mengajar tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel memenuhi kriteria efektivitas. 3. Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum lembar tes ketuntasan belajar diberikan kepada siswa, dilakukan validasi terhadap lembar tes oleh dua orang validator. Berdasarkan penilaian validator, rata-rata total validitas lembar tes ketuntasan belajar ialah 3,58 dan secara umum lembar tes ketuntasan belajar dapat digunakan dengan revisi kecil. Hasil tes ketuntasan belajar ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 5 Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa Kode No. Skor Predikat T/TT Siswa 1 Siswa 1 2,88 B T 2 Siswa 2 3,36 A- T 3 Siswa 3 3,2 B+ T 4 Siswa 4 4 A T 5 Siswa 5 1,6 D+ TT 6 Siswa 6 3,28 B+ T 100

No. Kode Siswa Skor Predikat T/TT 7 Siswa 7 4 A T 8 Siswa 8 1,72 C- TT 9 Siswa 9 3,28 B+ T 10 Siswa 10 3,2 B+ T 11 Siswa 11 3,2 B+ T 12 Siswa 12 3,2 B+ T 13 Siswa 13 3,12 B+ T 14 Siswa 14 3,48 A- T 15 Siswa 15 2,88 B T 16 Siswa 16 3,04 B+ T 17 Siswa 17 2,8 B T 18 Siswa 18 1,2 D TT 19 Siswa 19 1,4 D+ TT 20 Siswa 20 3,28 B+ T 21 Siswa 21 3,6 A- T 22 Siswa 22 3,2 B+ T 23 Siswa 23 3,36 A- T 24 Siswa 24 2,08 C+ TT 25 Siswa 25 3,2 B+ T 26 Siswa 26 3,4 A- T 27 Siswa 27 3,68 A T 28 Siswa 28 3,52 A- T 29 Siswa 29 3,2 B+ T 30 Siswa 30 2,4 C+ TT 31 Siswa 31 3,88 A T 32 Siswa 32 3,2 B+ T 33 Siswa 33 2,74 B T 34 Siswa 34 4 A T Keterangan T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tes ketuntasan belajar diperoleh bahwa siswa yang mendapat nilai 2,66 atau lebih (mencapai ketuntasan individual) sebanyak 28 siswa (82,35%), sedangkan 6 siswa lainnya mendapat nilai di bawah 2,66. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel tuntas secara klasikal dengan persentase ketuntasan sebesar 82,35%. 4. Respons Siswa Setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan MEAs, siswa diminta mengisi angket respons siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Pada angket respons siswa tersebut, terdapat 6 poin pernyataan positif (favorable) dan 4 poin pernyataan negatif (unfavorable). Dari 10 pernyataan, terdapat 9 respons siswa yang termasuk dalam kategori positif dan sangat positif, serta 1 respons siswa termasuk dalam kategori kurang positif. Sehingga sebanyak 90% respons siswa mencapai kategori positif atau sangat positif. Maka dapat disimpulkan bahwa respons siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan MEAs pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel memenuhi kriteria efektivitas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan Model- Eliciting Activities (MEAs) pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan adalah efektif, Diskusi Setelah penelitian dilaksanakan terdapat beberapa hal yang perlu didiskusikan, yaitu: 1. Beberapa siswa masih belum memahami dengan baik tentang cara menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, sehingga peran guru dalam membimbing kelompok lebih dominan tentang menyelesaikan model matematika dari persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. 2. Pelaksanaan presentasi hasil diskusi kelompok kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh waktu yang kurang terkelola dengan baik. Sehingga presentasi diskusi kelompok siswa pada pertemuan pertama hanya sebatas membaca kesimpulan dan surat yang telah dibuat oleh kelompok siswa. 3. Penggunaan bahasa pada LKS di pertemuan kedua kurang mudah dipahami siswa, sehingga banyak siswa sulit memahami cara menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS. 4. Sebelum pengambilan data dilaksanakan, tidak dilakukan validasi keterbacaan LKS. Sehingga ketika LKS diberikan kepada siswa, siswa sulit memahami apa yang diminta dari masalah pada LKS. PENUTUP Simpulan Pembelajaran matematika dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan adalah efektif, yang memenuhi aspek: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan MEAs memenuhi kriteria efektivitas dengan setiap aspek kemampuan guru yang diamati mencapai kategori baik atau sangat baik. 2. Aktivitas siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan MEAs memenuhi kriteria efektivitas dengan persentase aktivitas siswa yang relevan dengan KBM mencapai 97,66% dan aktivitas siswa yang tidak relevan dengan KBM sebesar 2,35% dan termasuk dalam kategori sangat aktif. 3. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan MEAs tuntas secara klasikal, sebanyak 28 (82,35%) siswa mencapai nilai 2,66 atau lebih, sedangkan 6 siswa lainnya mendapat nilai di bawah 2,66. 4. Respons siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Lamongan terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan MEAs pada materi persamaan dan 101

pertidaksamaan linear satu variabel memenuhi kriteria efektivitas dengan 90% respons siswa mencapai kategori positif atau sangat positif. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian, maka disarankan untuk: 1. Guru sebaiknya menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) sebagai alternatif pembelajaran dengan memperhatikan alokasi waktu dan penggunaan bahasa dalam LKS. 2. Bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) sebaiknya membatasi penelitian terhadap submateri pokok tertentu, seperti hanya persamaan linear satu variabel atau hanya pertidaksamaan linear satu variabel sehingga hasil penilitian lebih terfokus. 3. Sebaiknya melakukan validasi keterbacaan LKS sebelum LKS diberikan kepada siswa agar penggunaan bahasa dalam LKS sesuai dengan tingkat pemahaman siswa sehingga siswa tidak kesulitan memahami LKS. Mudhoffir. 1990. Teknologi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. 2013. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wulan, Eka D. 2012. Penerapan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: UPI. DAFTAR PUSTAKA Azis, Nur. 2012. Keefektifan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP Negeri 1 Lamongan. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Unesa. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud. 2011. Survei Internasional PISA. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/index.php/penilaian-pendidikan/survei-internasionaltimss/12-puspendik/110-survei-internasionalpisa, diakses 4 Maret 2014). Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud. 2011. Survei Internasional TIMMS. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/index.php/penilaian-pendidikan/survei-internasionaltimss/12-puspendik/109-survei-internasionaltimss, diakses 4 Maret 2014). Chamberlin, S. A. dan Moon, S. M. 2008. How Does the Problem Based Learning Approach Compare to the Model-Eliciting Activities Approach in Mathematics?. (Online), (http:// www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/chamberlin.p df, diakses 11 Pebruari 2013). Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak dipublikasikan. Surabaya: PPs Unesa. 102