BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, diperlukan perjuangan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lembaga Negara. Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak dan mampu menjadi bangsa yang bermartabat. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal.3, disebutkan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dianggap sebagai alternative yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternative yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat 1

2 mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah dan karakter bangsa. Memang dialami bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak di masyarakat. Kurikulum pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa menjadi salah satu program unggulan pemerintah paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang. Program unggulan pemerintah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Nilai-nilai karakter pendidikan budaya dan karakter diimplementasikan dalam silabus setiap mata pelajaran disekolah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal penting dalam sistem Pendidikan Nasional. Sejalan dengan hal ini, termasuk penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disatuan-satuan pendidikan, pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan dengan membuat beberapa program dengan sekala prioritas tertentu. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian dari penguatan metodologi dan kurikulum dalam prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010. Upaya ini berupa penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa (Rusman, 2011 : 17).

3 Dalam penerapan KTSP, pembelajaran diharapkan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian. Pembelajaran tersebut disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Pada sisi lain, proses pembelajaran pendidikan diharapkan dapat memberikan keteladanan bagi peserta didiknya. Hal ini merupakan tuntutan sebagaimana termasuk dalam pasal 19 ayat (1) dan (2) mengenai standar proses dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Rusman, 2011 : 442). Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dalam struktur KTSP. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Melalui Inpres Nomor I tahun 2010, pemerintah mengeluarkan prioritas Pembangunan Nasional yaitu Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Matematika memfasilitasi proses belajar siswa untuk menguasai kompetensi matematis. Tujuan pembelajaran Matematika agar peserta didik

4 memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan nilai-nilai luhur Matematika dalam mewujudkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Hal ini memberi pengertian bahwa pembelajaran Matematika dapat turut membangun budaya dan karakter bangsa. Pembelajaran Matematika memuat materi yang tingkat kesukarannya berbeda-beda, sehingga siswa juga mengalami kesulitan dalam belajar. Selama ini Matematika hanya untuk memperoleh nilai dalam aspek kognitif saja. Makna dari pembelajaran Matematika yang melibatkan guru, siswa, serta sumber belajar belum maksimal. Kesederhanaan bahasa dan penyajian Matematika dalam menggunakan lambang merupakan ciri kedisiplinan. Nilai kederhanaan Matematika dapat mempengaruhi siswa dalam bersikap, bertingkahlaku, dan berbicara. Penyelesaian soal-soal dalam Matematika membutuhkan ketepatan dan kecermatan jawaban sehingga kejujuran dalam proses pembelajaran Matematika dapat dikembangkan dengan baik. Pengelolaan pembelajaran matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa terutama di Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis Manajemen sangat penting. Pemerintah sangat memperhatikan tingkat pengangguran

5 di Indonesia. Oleh karena kebijakan pengembangan SMK merupakan solusi dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Pembelajaran merupakan proses memberdayakan siswa untuk dapat mengimplementasikan Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai karakter yang termuat dalam pembelajaran Matematika adalah kemandirian. Dalam hal ini kemandirian merupakan dampak dari pembelajaran Matematika yang membiasakan siswa untuk mengerjakan soal - soal dengan mandiri. Pengelolaan pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk membekali siswa dalam dunia kerja agar dapat berkompetensi di era global ini. Persaingan bebas didunia perdagangan dan perekonomian menuntut kesanggupan lulusan SMK untuk dapat lebih kompeten dalam bidang keahliannya. Dalam SMK Bisnis Manajemen, Pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dapat mengembangkan siswa dalam berpikir, bertingkah laku, dan berwirausaha. SMK Negeri 1 Jogonalan adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai bidang keahlian Bisnis Manajemen. Siswa diharapkan mempunyai jiwa percaya diri, ulet, mandiri, dan jujur serta berkompenten sesuai dengan program keahliannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai budaya dan nilai-nilai luhur yaitu komunikasi yang disajikan sangat padat, kilat, dan tidak mendua arti (Gawatri, 2004 :20).

6 Jiwa Enterpreneurship guru dan siswa harus dikembangkan dalam kegiatan sekolah di SMK Negeri 1 Jogonalan. Nilai-nilai kemandirian, kejujuran, bertanggung jawab, cerdas, sehat dan bersih, serta peduli dan kreatif merupakan pilar-pilar sekolah yang harus selalu dikembangkan secara terus menerus (Rusman, 2011: 442). Pengembangan kemandirian siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan mendapatkan fasilitas yang sangat memadai dalam kegiatan door to door, Koperasi siswa, Kantin, Toko, Bank Mini. Dukungan secara aktif dari guru di SMK Negeri 1 Jogonalan sangat memotivasi siswa dalam berwirausaha. Pembelajaran Matematika yang mengajarkan ketepatan dan kedisiplinan dalam penyelesaian soal memberikan dampak pada kepribadian siswa. Kepribadian siswa ini adalah pengembangan kemandirian dan kejujuran yang merupakan modal dalam berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten. Guru harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Kompetensi kepribadian guru Matematika dalam mengembangkan kemandirian dan kejujuran siswa di Sekolah Menengah Kejuruan sangat signifikan. Hal ini dapat berpengaruh pada kebermaknaan komitmen yang selalu konsisten dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus dapat mempertanggung jawabkan komitmen yang disepakati dengan siswa. Guru adalah pendidik yang harus dapat menumbuhkan, mengembangkan dan memotivasi kepribadian siswa supaya lebih bermakna dalam kehidupan. Guru Matematika harus mampu

7 mengkombinasi dan mensinergikan nilai - nilai agama, budaya dan nilai - nilai karakter yang termuat dalam pelajaran Matematika. Hal ini disebabkan bahwa kualitas diri seseorang ditentukan bukan semata pada pengetahuan atau ketrampilan yang dimilikinya, melainkan juga karakternya (Hawari, 2012 : 202) Kompetensi lain yang harus dimiliki guru adalah kompetensi Pelagogik. Guru Matematika harus mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Guru harus menguasai kelas, siswa, dan materi pelajaran dengan hati nurani. Penyampaian materi Matematika harus mempertimbangkan kondisi kelas dan siswa. Keunikan individu siswa yang berbeda beda harus dimengerti dan dipahami oleh guru. Dalam hal ini dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang maksimal. Guru harus dapat Ajor Ajer dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar Matematika dikelas. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru harus dapat bermakna dan bernilai dalam pengembangan kepribadian siswa. Nilai nilai budaya dan nilai nilai luhur Matematika harus dikembangkan guru dengan seimbang, sehingga akan berpengaruh pada kepribadian siswa. B. Fokus Penelitian Matematika merupakan ilmu deduktif yang mempunyai nilai-nilai budaya dan nilai-nilai luhur yang senantiasa harus dikembangkan dalam

8 kegiatan pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana Pengelolaan Pembelajaran Matematika berbasis Kemandirian dan Kejujuran Siswa di SMK N 1 Jogonalan Klaten. Fokus penelitian tersebut dirinci menjadi tiga sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimana Karakteristik Pengelolaan pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa di SMK N 1 Jogonalan Klaten. 2. Bagaimana Karakteristik kegiatan guru dalam pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa di SMK N 1 Jogonalan. 3. Bagaimana Karakteristik kegiatan siswa dalam pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa di SMK N 1 Jogonalan. C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini berdasarkan Fokus Penelitian yaitu : 1. Mendiskripsikan karakteristik Pengelolaan pembelajaran Matematika berbasis kemanddirian dan kejujuran siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten. 2. Mendiskripsikan karakteristik kegiatan guru dalam pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.

9 3. Mendiskripsikan kegiatan siswa dalam pembelajaran Matematika berbasis kemanddirian dan kejujuran siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi yang berharga bagi lembaga pendidikan untuk berpartisipasi dalam pengembangan pembangunan Nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang menjunjung tinggi dan bertingkah laku sesuai dengan budaya dan karakter bangsa. Selain itu para guru dapat terinspirasi untuk mengembangkan nilai-nilai yang termuat dalam setiap mata pelajaran baik itu mata pelajaran normatif, adaptif, maupun produktif di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten khususnya serta SMK / SMA pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi kepada kepala sekolah untuk mengembangkan kemandirian dan kejujuran di lingkungan SMK Negeri 1 Jogonalan.

10 b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi para guru agar dapat mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam mengelola pembelajaran Matematika di SMK. c. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sikap kemandirian dan kejujuran siswa SMK sehingga dapat berkompetisi dalam dalam kehidupan dunia usaha dan dunia industri serta dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Selain itu siswa SMK akan beerkualitas dalam berwirausaha ditingkat nasional maupun internasional. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam kegiatan belajar Matematika yang membuat perubahan perilaku bagi siswa dalam memperoleh kecakapan, ketrampilan, dan sikap.

11 3. Basics atau basis adalah segenap kegiatan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk mampu menjalankan kehidupan (Preparing Children For Life). 4. Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas tugas. 5. Kejujuran adalah sikap dan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.