BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. perempuan single parent terhadap anak. Sebelumnya penulis menguraikan terlebih

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis.

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

Contoh Format Gugatan / Permohonan. Diketik rangkap 7. {tab=cerai Gugat} Muntok, Hal : Cerai Gugat. Kepada. Yth. Ketua Pengadilan Agama Mentok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia terdapat berbagai macam profesi yang digeluti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai orang tua yang memiliki anak, tugas utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Tuhan, khususnya manusia. Dalam prosesnya manusia membutuhkan

P U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2010/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN. Desa Paku merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Simpang Empat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Desa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

Salinan P U T U S A N NOMOR.../Pdt.G/2010/PA.Pso

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka kelak. Salah satu bentuk hubungan yang paling kuat tingkat. cinta, kasih sayang, dan saling menghormati (Kertamuda, 2009).

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja mengalami peralihan dari masa anak-anak dan menuju masa dewasa. Dalam

TRILOGI NOVEL MARITO

Transkripsi:

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan membahas temuan hasil penelitian tentang peran perempuan single parent terhadap anak. Sebelumnya penulis menguraikan terlebih dahulu gambaran umum tingkat perceraian di kota Ambon, serta lokasi penelitian GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania. 3.1 Gambaran Umum Tingkat Perceraian Di Kota Ambon Secara umum penulis menemukan tingkat perceraian di kota Ambon semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam hasil penelitian penulis menemukan bahwa pada lima tahun terakhir jumlah perkara gugatan cerai di Pengadilan Negeri Ambon adalah sebagai berikut : 1 Tahun 2011 :119 perkara Tahun 2012 : 123 perkara tahun 2013 : 116 perkara Tahun 2014 : 156 perkara Tahun 2015 (01 januari-29 mei) : 40 perkara Berdasarkan data tersebut maka menurut penulis realita fenomena single parent merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari dari dalam masyarakat. 1 Data Pengadilan Negeri Ambon 29 Mei 2015

3.2 Lokasi Penelitian Dan Identitas Responden Penelitian ini dilakukan di GPM Jemaat Rehoboth Sektor bethania yang berada pada kecamatan nusaniwe. Secara geografis, wilayah pelayanan GPM jemaat Rehoboth terbentang dari pesisir tanah lapang kecil menuju daerah perbukitan gunung nona dengan luas lebih kurang 1,45km 2, dan terbagi dalam 18 sektor dengan membawahi 66 unit pelayanan. Masyarakat yang berdiam di wilayah GPM Jemaat Rehoboth terdiri dari berbagai suku-suku yang ada di Maluku maupun luar Maluku. Jumlah anggota jemaat tercatat sebanyak 9.059 jiwa, dengan mata pencaharian yang bervariatif yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS/Guru/Dosen/Dokter dan lain-lain) yakni sebesar 9,68 %, selanjutnya profesi sebagai pengusaha 5,66 %, karyawan perusahaan 4,41%, pension 3,23%, buruh 2,43%, TNI/Polri 1,20%. tingkat pendidikan juga bervariasi yakni S3 sebanyak 15 orang, S2 sebanyak 78 orang, S1 sebanyak 1,033 orang, diploma sebanyak 521 orang, SMU/SMK sebanyak 4,298 orang, SLTP sebanyak 1,301 orang, dan SD sederajat sebanyak 1,056 orang. Sektor Bethania Merupakan salah satu wilayah pelayanan GPM Jemaat Rehoboth yang terdiri dari 3 unit pelayanan dengan jumlah kepala keluarga 144. Dengan jumlah single parent perempuan 15kk dan single parent laki-laki sebanyak 7kk. Fenomena single parent merupakan salah satu permasalahan utama dalam sektor ini. Sampling yang relevan dengan penelitian ini hanya terdiri atas empat keluarga yang berstatus single parent. Berikut ini profil dari kempat responden dalam status single parent.

Tabel 1. Profil Responden 2 Profil Responden I Responden II Responden III Responden IV Nama (disamarkan) Ane Ani Nyora Ati Lulusan Terakhir SMP SD SD Umur 37 48 39 40 Jumlah anak 1 laki 2 laki 1 laki 1 perempuan Pekerjaan Penjaga Pembantu Bidan Penjual nasi toko dan rumah kuning Penjual bensin tangga Lama status SP 14 tahun 17 tahun 15 14 3.3 Deskripsi Hasil Penelitian Sebagaimana yang ditemukan dalam hasil wawancara mendalam (in-depth interview), maka penulis memaparkan empat cara responden memahami diri pada tataran idel dalam menjalankan peran sebagai sebagai single parent. Pertama adalah peran single parent sebagai pencari nafkah. Hal ini merupakan salah satu peran seorang perempuan yang kemudian bergumul dalam kehidupannya sebagai seorang yang memainkan peran sebagai sumber finasial (financial resource) demi penghidupan (livelihood) keluarga. Kedua, peran single parent sebagai seorang mentor melalui wadah pendidikan informal dalam lingkup keluarga. Ketiga, single parent memainkan peran seorang advocator sebagai seorang yang melakukan advokasi dalam kehidupan anak. Keempat, tiga peran diatas hendak mengarahakan seorang single 2 Bagian ini menguraikan data yang diperoleh penulis melalui hasil RENSTRA 2015. Diperoleh lewat Majelis Jemaat, pada tanggal 30 mei 2015

parent sebagai tokoh inspirasional bagi kehidupan anak atau dengan kata lain sebagai seorang teladan bagi anak. 3 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terdapat kesenjangan antara pandangan ideal yang dimiliki single parent dengan realita yang terjadi dalam kehidupan mereka. Pasalnya, peran ini berupa gagasan yang diharapkan namun secara realisasi tidak terjadi dalam hidup dan kehidupan sebenarnya. Permasalahan ekonomi kerap melalaikan utilitas seorang ibu dalam mendidik dan mengasuh anak, karena perekonomian merupakan sebuah sentrum yang memainkan peran signifikan dalam keluarga. Hal ini acap kali menjadikan kesenjangan moral anak karena perekonomian menjadi sesuatu yang paradoksal dengan kesatuan makna keluarga single parent. Di satu sisi, single parent adalah seorang perempuan yang berperan dalam hal sumber daya finansial, namun di sisi lain pendidikan informal anak harus teroptimalisasikan. Berdasarkan interpretasi responden diatas terkait perannya sebagai perempuan single parent sesuai hasil wawancara mendalam dan observasi, maka Secara teoritis penulis hanya menemukan ada tiga ranah masalah yang dikemukakan oleh Mary Astuti, tetapi hasil penelitian ada lima ranah masalah yang akan dideskripsikan sebagai berikut : 3.2.1 Permasalahan Produktif Dalam penelitian masalah produktif single parent, penulis lakukan pada tiga responden. diketahui ketiga responden tidak memiliki pekerjaan tetap. Berikut ini data 3 Wawancara dengan keempat responden

reponden yang penulis dapati ialah. Ibu Ane (37), adalah single parent yang memiliki satu anak tanpa status pernikahan. Responden merantau ke kota dan menetap walaupun tidak memiliki rumah dan hanya menyewa rumah. Permasalahan ekonomi membuatnya harus keberja ekstra untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan anaknya. Responden memiliki dua pekerjaan yakni pada pagi sampai sore ia bekerja sebagai penjaga toko, dan malam hari ia bekerja sebagai penjual bensin eceran dipinggir jalan. 4 Ibu Ani (48), adalah single parent yang ditinggal pergi oleh suaminya. Dulu kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh suaminya namun setelah suaminya pergi meninggalkannya bersama kedua anaknya ia terpaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan anak pertamanya diberhentikan sekolahnya untuk membantunya bekerja, demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. 5 Ibu Ati (40) adalah single parent ditinggal mati suaminya, akibat over dosis obat-obatan terlarang (narkoba). Ia bekerja sebagai penjual nasi kuning dimalam hari untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Berdasarkan hasil wawancara ketiga responden diatas tidak memiliki tempat tinggal. Mereka diketahui hanya tinggal di kos-kosan, rumah kontrakan, dan menempati rumah-rumah bekas kerusuhan yang tidak ditinggal oleh pemiliknya. Lulusan terakhir yang penulis dapati dari hasil wawancara dengan ketiga responden Ibu Ani dan Ati lulusan SD, sedangkan Ibu Ane lulusan SMP. 3.2.2 Permasalahan Reproduktif 4 wawancara dengan Ibu Ane, 19 mei 2015 5 wawancara dengan Ibu ani, 20 mei 2015

Permasalahan reproduktif memang dirasakan oleh ke empat responden yang memilih untuk tidak mau menikah lagi. Namun, permasalahan ini lebih menonjol dirasakan oleh responden ibu Nyora. Perempuan ini memiliki pekerjaan sebagai Bidan di salah satu rumah sakit di kota ambon. Perempuan ini dipandang cukup baik dalam masyarakat karena ia juga membantu persalinan bukan saja di rumah sakit tempatnya bekerja, namun di seputar daerah tempat tinggalnya (persalinan di rumah). Responden mengakui bahwa sering didesak orang tuanya untuk menikah lagi, sebab menurut mereka perempuan tidak baik hidup sendiri, dan perempuan membutuhkan suami (laki-laki) untuk melengkapi hidupnya. Namun, responden sering menolak sebab ia takut jika suaminya yang baru nanti tidak akan menerima statusnya sebagai single parent beranak satu, dan ketakutannya akan kebahagiaan anaknya kelak nanti tidak didapatkan jika ia menikah lagi. Hal ini yang menekan single parent dan membuat single parent merasa bahwa ia mampu menjalankan perannya sebagai single parent tanpa bantuan patner (suami). 6 3.2.3 Permasalahan Sosial Masalah yang menonjol pada single parent dalam kehidupan sosial adalah pada aspek kemampuan berkomunikasi, bertingkah-laku dan berhubungan dengan orang lain. Masalah yang muncul pada aspek ini adalah tidak ingin mengikuti kegiatan sosial bersama ibu-ibu di lingkungan. Seperti yang dirasakan oleh responden Ibu Ani : 7 6 Wawancara dengan Ibu Nyora 22 mei 2015 7 Wawancara dengan Ibu ani 26 mei 2015

saya sering digosipkan memiliki hubungan dengan suami dari majikan saya tempat saya bekerja, karena status saya sebagai janda,sampai-sampai jika saya pulang larut malam dari rumah majikan saya, saya sering digosipkan dan jika suami istri yang adalah majikan saya bertengkar masyarakat sering mengkaitkan dengan saya Hal tersebut membuat responden tidak mau terlibat dalam kegiatan sosial dalam masyarakat karena ia merasa bahwa masyarakat memandangnya rendah karena statusnya sebagai single parent yang ditinggal pergi oleh suaminya. Ibu Ani adalah perempuan single parent yang ditinggal pergi suaminya dengan alasan untuk bekerja namun bertahun tahun tidak kembali. Akibatnya ia menjalani hidupnya sendiri untuk membiayai kedua anaknya. Ibu Ani jarang terlibat dalam kegiatan sosial dalam masyarakat karena ia mengaku sulit dalam membagi waktu dalam menjalankan perannya sebagai orang tua tunggal. Di samping itu ia juga merasa malu karena status yang disandangnnya perempuan yang ditinggal pergi suaminya. Aspek sosial secara eksternal berlaku pada masyarakat dalam lingkungan sekitar yang menggunakan single parent sebagai bahan intimidasi. Ironisnya, masyarakat tidak memikirkan bahwa masalah psikologi anak kerap diterpa oleh kabar yang tidak tahu dari mana asal-usulnya (hoax). Eksistensi single parent seakan menjadi kutukan bagi masyarakat dalam suatu domain tertentu karena oleh logika dominasi single parent identik dengan wanita rendahan. Bukan dari dalam masyarakat saja, Aspek sosial-internal oleh penulis di temukan dalam hasil penelitian yakni faktor dari dalam keluarga single parent itu

sendiri, bukan dalam artian keluarga single parent beserta anak tetapi lebih kepada mata rumah (keluarga besar). Pengakuan keluarga merupakan kerinduan single parent sebagai salah satu bagian mata rumah. Hal ini dirasakan oleh ketiga responden yang hidup dikota dan tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga untuk membantunya dalam menjalannkan peran. Responden Ibu Ani yang dari awal merantau di kota karena mengikuti suaminya. Pernikahannya di tentang oleh orang tuanya akhirnya orang tuanya tidak mau mengakuinya sebagai anak. Hingga saat ia ditinggal suaminya. Ia enggan menghubungi keluarganya sebab ia malu dengan kondisi yang dihadapi. Akhirnya ia tinggal sendirimembesarkan anaknya tanpa ada bantuan atau dukungan dari keluarganya. 3.2.4 Permasalahan Psikologis Perempuan Idealnya seorang anak memiliki sosok ayah dan ibu, namun karena menjadi single parent perannya menjadi ganda yakni seorang ibu yang juga berperan sebagai sosok ayah dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Dari hasil wawancara keempat responden mengakui stress dan cemas yang dialami karena beban kerja dalam menjalankan peran ganda dalam keluarga. Stress dan kecemasan yang dialami dari beberapa aspek yakni : 8 1. Diri Sendiri Stress dan kecemasan yang timbul dari dalam diri single parent disebabkan karena bukan karena mereka merasa tidak mampu menjalankan peran mereka, namun berasal karena kemampuan yang berlebihan, yang dirasakan oleh single 8 Wawancara dengan keempat responden

parent sehingga berdampak pada cara mereka mendidik anak. single parent cenderung melampiaskan emosi terhadap anak jika mengalami stress ditempat kerja (Keempat Responden). 2. Keluarga Stress juga dialami single parent dalam keluarga, salah satu responden yang diusir dari rumahnya karena hamil diluar nikah, yang merantau kekota membesarkan anak sendiri, dan harus menanggung segala beban hidup sendirian. (Ibu Ati) 3. Lingkungan Stress yang dialami single parent karena stereotype masyarakat yang memandang single parent sebagai status yang rendah, sehingga single parent menjadi bahan intimidasi dan diskriminasi masyarakat, hal ini membatasi ruang gerak single parent untuk menjalankan perannya tersebut. salah satu responden yang menjadi bahan perbincangan masyarakat dan sering dipandang sebagai perusak rumah tangga orang. (ibu ani) 3.2.5 Permasalahan Psikologis Anak Permasalahan psikologis anak berhubungan dengan pola pengasuhan yang digunakan single parent dalam mendidik anak. Ditemukan ada bersifat permisif dan otoriter. Permisif single parent ditandai dengan cara perempuan dalam mendidik anak secara bebas. Kebebasan diberikan dengan batasan batasan yang sedikit. Dalam hal ini orang tua cenderung memanjakan anak, membenarkan setiap perbuatan anak, dan

jarang memberikan hukuman kepada anak. Kenyataan tersebut ditonjolkan dalam keluarga Ibu Nyora, anaknya diberikan kebebasan dalam menentukan apa yang dilakukannya, Kebebasan diberikan dengan batasan-batasan yang sangat sedikit. Dengan kata lain, kontrol orang tua terhadap perilaku anak sangat sedikit. Menurutnya: 9 saya bekerja untuk anak saya, untuk itu segala kebutuhan dan kemauan anak saya harus saya penuhi, saya tidak mau anak saya merasa kekurangan akibat tidak memiliki ayah Ibu nyora adalah single parent yang memiliki anak tanpa status pernikahan, ia bekerja sebagai Bidan disalah satu rumah sakit di Ambon. Ia mengaku sangat menyayangi anaknya sebab itu hasil buah cintanya bersama pria yang sangat ia cintai, yang sudah meninggal dua hari sebelum pernikahan. Hal tersebut membuatnya memberikan perhatian terhadap anaknya secara berlebihan, dalam hal memanjakan anak, memenuhi segala kemauan, dan membenarkan setiap perbuatan anaknya. Hal tersebut berdampak pada kepribadian anaknya, anak tumbuh menjadi anak yang susah diatur, dan sering terlibat tauran karena peran permisif yang diterapkan single parent terhadap anak. Otoriter single parent terhadap anak di tandai dengan aturan-aturan yang ketat, dan memaksakan kehendak agar anak mengikuti kemauan orang tua, kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi oleh single parent dan lebih banyak 9 Wawancara dengan Ibu Nyora

menggunakan hukuman jika anak berbuat salah. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ati (40 tahun) : 10 Dulu jika anak berbuat salah akan saya marahi, bahkan bila perlu akan saya jewer, dan jika saya rasa kenakalannya sudah keterlaluan saya tidak segansegan memukulnya. Pendidikan yang demikian membuat anak sangat takut kepada orang tuanya, jika tidak melaksanakan tugas yang diberikan atau melakukan kesalahan maka orang tuanya akan memarahi dan tidak segan-segan melakukan kekerasan fisik. Akibat peran otoriter yang diterapkan maka berdampak kepribadian anak. Sehingga mengakibatkan anak tumbuh menjadi anak berperilaku menyimpang. Seperti yang dikatakan Ibu Ati, bahwa akibat responden mengasuh anaknya dari kecil hingga remaja seperti itu, maka sekarang anaknya tumbuh menjadi anak yang suka membantah, jarang dirumah, terlibat tauran, dan suka berjudi dan mabuk-mabukkan. Ibu Ati adalah single parent yang memiliki dua anak, responden ditinggal mati suaminya akibat narkoba. Hal tersebut membuatnya keras dalam mendidik anak sebab ia takut anaknya berperilaku sama dengan suaminya dan terjerumus ke hal-hal yang negatif. Namun, saat anaknya tumbuh dewasa karena peran otoriter terhadap anak maka hal tersebut berdampak pada perilaku anaknya yang menyimpang. Anaknya yang perempuan cenderung pendiam dan jarang bergaul sedangkan anak laki-lakinya berperilaku menyimpang, yakni sering terlibat tauran, mabuk-mabukan serta suka berjudi. 10 wawancara dengan ibu ati 30 mei 2015